Jiah My Id

The Power of Anak Kampung

Powered by Blogger.

Lampu Bohlam #9 - Perempuan


Apa kabar semuanya? Bosen lihatin updaten gejeku ya? :uhuk . Kali ini aku mau posting lagi tentang perempuan. Aku kan perempuan, wanita, gadis single, wajar dong yah kalau nulis-nulis hal yang berbau perempuan banget. Oke, langsung saja kita ke topik perempuan.


Aku, adalah anak perempuan terakhir orang tuaku. Menjadi anak perempuan bontot itu, sesuatu. Dua orang kakak perempuanku menikah muda. Sekarang tinggal aku anak perempuannya. Ada sih dua saudara laki-laki. Satu Kakak yang satu adik masih kelas X MAN.


Aku, mau tidak mau karena punya perbandingan jelas saja dibandingkan. Namanya orang desa itu, nikah muda adalah hal yang sangat wajar. Kebanyakan sih, setelah lulus SMA, kalau tidak kuliah ya nikah. Begitu juga yang terjadi dengan kedua kakak perempuanku. Mereka menikah diangka 20-an. Apakah dijodohkan? Tentu saja tidak. Sudah ada yang melamar saja, jadi kenapa harus ditunda? Bagaimana denganku? 


Aku sudah melewati angka 20 :smile. Aku kuliyah? Belum. Aku kerja, dari pada ngganggur kan ya. Dulu sih pernah pengen nikah muda. Tapi ternyata, jalannya beda. Sudah 21, tapi entahlah. Aku masih punya cita-cita menggantung diangkasa, aku ingin meraihnya. Nikah? Siapa juga yang tidak mau. Aku pun ingin menyempurnakan separuh agamaku. Tapi kan menikah bukan hanya karena tuntutan usia. Aku juga ingin punya suami high quality. Satu visi dan misi dalam menjalankan rumah tangga. Maka dari itu, aku masih mempersiapkan diriku untuk menjadi perempuan yang high quality. Semuakan harus seimbang, bukan begitu?


Dulu pernah sama teman kamar debat masalah perempuan. Katanya gini, “Mbak, kalau perempuan yang keluar dari Ponpes tidak langsung menikah, katanya jodohnya bakalan susah ya?” Aku nyengir dan menjawab, “Itu cuma sugesti, Allah sudah mengatur jodoh kita.” Aku sih hanya positif thinking. Sampai segitunya rasa takut tidak kebagian jodoh :uhuk .


Intinya sih, aku mau mengahapus sugesti Mbahku yang bilang, buat apa sekolah tinggi-tinggi, toh pada akhirnya perempuan itu akan jadi ibu rumah tangga yang ngurusi anak, dapur dan kasur :uhuk . Hai Mbah, aku satu-satunya cucu perempuanmu yang melalang buana di dunia maya lho :smile .

Lampu Bohlam #9 - Perempuan

14 comments

Unknown said...

Perempuan sekolah tinggi meski ujung2nya k dapur, tp dia akan jd istri dan ibu yg lebih cerdas insya Allah.. jodoh g kemana kan ya..asal tak menunda untuk hal yg malah dzalim :-)

sari widiarti said...

akhirnyaaaaa bisa BW :-D
meskipun nantinya jadi ibu rumah tangga, tapi ibu rumah tangga yang cerdas ^_^

Susi Susindra said...

Dulu mencibir mendengar statement setinggi2-nya perempuan sekolah, akhirnya kembali jadi IRT, ngurus anak & suami. Ternyata BENER!
Ga rela banget meninggalkan mereka kerja karena tipe-ku yang selalu all out jika mengerjakan sesuatu. Akhirnya kupilih jadi IRT daripada prestasi kerja. Tapi aku mengerjakannya dengan BANGGA.
Anak berkualitas didapat dari ortu berkualitas, kan?
AYO SEMANGAT BELAJAR DAN DINIATIN DEMI KELUARGA YANG AKAN KAMU BANGUN NANTI.

SoleildeLamer said...

perempuan memang akhirnya balik ke dapur tapi perempuan masa kini ga cuma ke dapur aja, dia bisa melakukan banyak hal dalam hidupnya. semangaaattt

Social Bookmarking Indonesia said...

Hei Mbah..aku salah satu cucu perempuan Mbah yang melanglangbuana di dunia maya loh...

kata Mbah: ngomong opo kuwi? dimana dunia maya, ajak mbah kesana cu :D

SoleildeLamer said...

sudah ada lnjutannyaaa lalalala

Latree said...

semangat jiah! bahkan jika sekolah tinggi dan "hanya" jadi ibu rumah tangga, dia akan jadi ibu rumah tangga dengan nilai +++. dia punya kelebihan untuk mengurus rumah dan mendidik anak. :)

SoleildeLamer said...

sudah ada lanjutannyaaaa :D

evi said...

Jadi istri dan ibu emang kodratnya perempuan. Tapi yang disebut perempuan kan bukan hanya karena kodrat, tapi juga pilihan dalam bagaimana mengisi hidup. Setuju kan Mbak? :)

SoleildeLamer said...

perasaan aku ke sini ngasih tahu kalau ada lanjutannya terus yah? -__-
habis ga ada posting baru

R10 said...

jangan kecil hati gitu, berpikir perempuan ujung-ujungnya cuma ngurus RT

kan walau jadi RT tetap bisa produktif, tinggal menerapkan ilmu yang tepat saja

Uswah said...

bener jiah.. aku abis dr pesantren masih kuliah sampai s2 nyambi kerja.. gak keburu nikah dulu.. tapi toh akhirnya ketemu jodoh waktu kuliah s2, itupun temen pas kuliah s1 dulu.. percaya aja sama takdir jodoh.. yg penting berdoa terus biar dpt yg terbaik ^_^

The Last Malay Girl said...

"aku masih mempersiapkan diriku untuk menjadi perempuan yang high quality"

kakak juga nih Jiah.....
dah lama g blogging, jdnya dah lm g mampir di sini.
sukses selalu!

Ayu said...

jadi IRT kan juga harus pinter biar bisa didik dan bimbing anaknya kelak..

aku malah bercita-cita jadi IRT mbak Jiah, heheh. biar bisa total ngurus anak. tapi IRT yang gaoolll :))))