Jiah My Id

The Power of Anak Kampung

Powered by Blogger.

Mimpi Yang [Tak] Sempurna


My Dream
Hidup berawal dari mimpi
Kamu adalah mimpiku, dan aku
akan membawamu masuk ke dunia nyataku
~catatan diary

Dulu jaman kecil saat orang bertanya, kamu ingin jadi apa? Dengan polos kujawab, "Aku ingin jadi dokter."


Menurutku, menjadi dokter itu sangat mulia. Kita bisa mengobati orang yang sakit. Kita bisa mensosialisasikan tentang kesehatan. Aku pikir, jadi dokter akan sangat menyenangkan. Sampai lulus MTsN pun cita-cita dokterku masih belum tergeser dengan yang lain. Difikir, jadi dokter itu gampang :smile .


Sampai akhirnya aku masuk MAN, aku ingin merealisasikan cita-citaku itu. Yah, nilai pelajaran IPAku tidak terlalu buruk. Bukankah itu bisa menjadi modal awal? Aku ingin masuk PMR sebagai batu loncatan untuk belajar tentang pengobatan. 


Setelah melihat kondisi dan budged yang harus dikeluarkan, mendadak nyaliku ciut. Biaya untuk ikut kegiatan PMR lumayan menguras kantong dan aku tidak mempunyai uang untuk itu. Aku bukan berasal dari keluarga kaya. Aku juga bukan anak yang dengan mudah minta uang untuk ini itu. Aku sering berpura-pura mengatakan uang sakuku masih padahal uangku menipis. Akhirnya aku memilih untuk mengikuti ekskul Teater. Kenapa teater? Entahlah, aku juga tidak tahu. Yang jelas, saat aku disana aku merasa menemukan duniaku. Dunia yang kucari.


Menjadi dokter memang tidak mudah. Banyak hal yang harus kulakukan dan jelas biaya yang dikeluarkan tidak sedikit. Saat kutahu realita yang nyata terjadi, keinginan untuk menjadi dokter mulai terkikis. Aku tetap masuk IPA tapi nilai IPAku standar dan lagi-lagi uang menjadi kendala. Tak usah dibicarakan betapa sulitnya aku menerima, memacu diri untuk berfikir positif.


Sebenarnya, ada juga sedikit keinginanku untuk menjadi seorang guru. Alasannya karena guru itu bisa mengamalkan ilmu pada orang lain. Tapi pada prakteknya saat aku menjadi guru ngaji atau memberikan les untuk anak SD, mereka bilang aku ini galak :uhuk #BerasaJadiMakLampir.


Ah sudahlah. Sepertinya cita-cita yang kuinginkan dulu belum bisa terealisasi dengan baik :smile .


Beberapa waktu yang lalu, bosku pernah menyuruhku untuk menuliskan 100 mimpi yang ingin kucapai. Apa aku menuliskannya? Yah, aku menulisnya walaupun saat ini masih menginjak diangka 20-an. Memang mimpi yang [tak] sempurna. Tapi aku yakin, apa yang kutulis akan menemukan jalannya jika aku mau berusaha. 


Ini sebagian mimpiku :

Menikah sebelum usia 23 tahun
Memiliki usaha sendiri
Membuatkan usaha orang tua
Membantu dan mencarikan donatur Perpustakaan desaku
Menyelesaikan beberapa draft tulisan dan membukukannya
dan masih banyak hal yang mungkin nanti akan terekan di blog ini.


Mungkin 100 keinginan yang kuimpikan terkesan terlalu naif. Tapi tidak ada salahnyakan jika aku bermimpi? Bukankah bermimpi itu gratis dan tidak perlu membayar? Yah, aku akan mewujudkan apa yang aku mau. Bisa saja satu tahun yang akan datang aku menuliskan rincian mimpi-mimpiku di blog ini saat semuanya bisa terealisasi. Semoga saja, sebelum akhirnya aku mati.


Saat ini, walaupun bukan dokter, aku masih bisa mengobati tangan temanku yang luka. Aku masih browsing tentang penyakit-penyakit yang sering terjadi dimasyarakat. Kadang aku juga ikut mengajar les membaca anak kecil. Yah, tanpa predikat sarjana, aku bisa melakukan apapun yang aku mau. Aku bisa berjualan, aku bisa mengurus anak kecil, aku bisa menulis, aku bisa melakukan banyak hal untuk mewujudkan mimpiku, keinginanku.


Aku kan menghilang
Dalam pekat malam
Lepas ku melayang
Biarlah ku bertanya
Pada bintang-bintang
Tentang arti kita
Dalam mimpi yang sempurna
~Peterpan


Hanya Tuhan Yang Maha Sempurna. Tak ada yang sempurna di dunia ini termasuk mimpi. Mungkin bukan hari ini mimpi kita terealisasi, mungkin nanti saat kita berulang kali terjatuh dan kembali berdiri dengan percaya diri. Mungkin bukan di dunia, tapi percayalah mungkin saja doamu sudah menanti diakhirat sana.


“Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu.”
(Ghafir: 60)


kamu memang bukan yang sempurna, aku pun begitu
Aku kamu masing-masing punya kekurangan
Kita punya cita-cita sendiri dan berhak untuk mewujudkannya
Kamu punya mimpi aku juga
Dalam keterbatasan, kelemahan dan kekuatan kita bersatu
Untuk mimpi kita
Mimpi yang sempurna
Karena kekuatan cinta


"Tulisan ini diikutsertakan pada Giveaway Tuppy, Buku dan Bipang di www.argalitha.blogspot.com"

Prompt #18: Ada Apa dengan Lissa?

Aku terbangun. Lissa yang tidur di sampingku, meronta-ronta dan menjerit. Aku berlari keluar dari kamar. Aku bersembunyi di kolong meja dapur berharap Lissa tidak akan menemukanku.

"Mama! Maskerku rusak! Kutekku juga! Gimana ini? Aku ngga mau terlihat jelek diacara prom nanti. Mama! Tinggal satu jam!"

Mama Lissa hanya berdiri memaku di depan pintu melihat Lissa. Selalu saja begitu. Setahun bersama Lissa, dia ternyata tidak juga berubah.

"Frans! Kemana kau? Ini pasti kerjaanmu kan? Sudah aku bilang, jangan lagi tidur denganku!" omel Lissa.

Aku tak mengidahkan omelannya. Aku hafal betul saat Lissa mulai marah. Aku pasti mati dihajarnya.

"Frans! Dimana kau?"
"Lissa. Sudahlah. Jangan mencari kambing hitam atas posisi tidurmu yang sering jungkir balik. Bukannya dulu kamu yang menginginkan Frans?"
"Iya Ma. Dulu Lissa memang menginginkannya sebelum Lissa tahu kalau Frans sering mencakar tangan Lissa."


Bukannya dulu kamu sangat menyukainya? Aku masih ingat betul, Lissa selalu bilang cakaranku itu nikmat seperti saat bibir saling bertemu. Semua gara-gara lelaki itu. Yah, lelaki yang kini menjadi pacarmu, yang selalu menuntutmu tampil sempurna.


"Frans! Dimana kau?"

Aku semakin mendelik mendengar suara Lissa tepat di depan meja.

"Meong!"

Mati aku! Lissa menginjak ekorku.


MFF

Diam

Aku melewatimu. Berusaha tetap diam menjaga fikiran untuk terus berfikir positif. Tapi yang ada, ternyata waktu membuktikan semua kebenarannya. Sebagai wanita yang bukan apa-apamu, aku sendiri malu. Entah karena apa aku tidak tahu. Mungkin karena gender kita yang memang sama. Kau yang katanya bisa berperilaku lebih baik, ternyata….


Apa itu salahmu? Aku tidak tahu. Tapi yang kuyakini adalah sifatmu jelas tumbuh dari sifat orang tuamu, dari kebiasaanmu. Aku tahu kamu cantik, kamu punya sesuatu untuk memikat lawan jenismu. Tapi perlu kamu tahu, cantik di dunia hanya untuk perhiasan dunia kalau kamu tidak bisa menjaganya.


Kamu ingin punya suami mapan, kaya lalu bagaimana denganmu? Sudahkah kamu layak untuk mereka? Dari sekian banyak artikel yang pernah kubaca, pria mapan-kaya itu butuh seseorang yang pintar bukan cantik. Pintar, bagaimana kamu bisa saling berdiskusi dengan mereka. Cantik bagi mereka adalah bonus.


Anggap saja aku ini Kakak perempuanmu. Aku memang bukan orang baik. Tapi setidaknya sebagai peremuan aku berusaha untuk menjaga diriku, menjaga rasa maluku. Lalu, bagaimana aku menghadapimu?

Abimanyu Blora

Abimanyu Blora dibuat pada 2 April 2012 dengan postingan pertama berjudul ‘Jangan Salahkan Guru’. Anehnya, pada postingan 22 April 2012 malah baru ‘diselameti’ dengan Bismillah. Yah, Abimanyu Blora ini merupakan rumah maya Mas Fauzul Andim.


Secara tulisan, saya sendiri tidak ada apa-apanya dibandingkan beliau. Why? Bukannya blog saya sendiri lebih senior dan postingannya lebih banyak? Postingan banyak pun sebenarnya tidak menjamin daripada kualitas isinya. Tapi peru diingat, tidak sedikit yang banyak menulis dan tetap berkualitas.


Bagi saya sendiri, blog Abimanyu Blora itu komplit pakai telur. Banyak hal yang bisa saya temukan disini. Misalnya, curhatan pribadi Mas Fauzul sendiri sebagai seorang suami, ayah, pekerja dan pendidik di sebuah SLB di Semarang.


Artikel-artikel yang beliau tulis sendiri kebanyakan berupa opini yang update sesuai berita yang popular saat ini. Misalnya kemarin saat perhelatan akbar IMB yang akhirnya memenangkan gadis cilik yang pandai menari bernama Sandrina Az Zahra. Ada juga opini beliau tentang soal UN yang terlambat kedatangannya sehingga UN di Kota tersebut mundur satu sampai dua hari. Opini yang menurutku paling geli adalah berita tentang kegantengan seseorang sehingga mengakibatkan pria itu dideportasi. Yang paling baru sendiri adalah tentang demo kenaikan BBM yang selalu membuat heboh masyarakat Indonesia.


Bagi saya sendiri yang merupakan seseorang yang kurang berpendidikan tinggi, saya sangat suka dengan artikel-artikel beliau tentang pendidikan. Bagi Mas Fauzul, pendidikan merupakan hal yang sangat penting dan saya setuju dengan hal itu. Lewat artikel beliau, saya bisa merasakan betapa sulitnya menjadi seorang pendidik apalagi untuk anak dengan kebutuhan lebih. Seperti yang Mas Fauzul tulis dalam ‘Pengawas Ujian, Malah Jadi Peserta’. Dalam artikel tersebut, Mas Fauzul menjadi seorang pengawas untuk anak istimewa bernama Ibnu. Percakapan antara beliau dan Ibnu membuat saya sedikit tergelitik dan mengacungi jempol tentang kesabaran beliau. Saya sendiri dengan anak biasa saja sering senewen, lha ini dengan anak istimewa. Saya rasa, marah-marah dihadapan anak seperti mereka pun tidak akan ada gunanya. Saya pun salut dengan orang-orang seperti Mas Fauzul sendiri.


Hei, dari tadi bicara artikel, tidak tahu wujud blognya seperti apa? Ya, saya memang kurang melihat bagaimana template blog Abimanyu Blora karena seringnya BeWe dengan HP.



Setelah saya perhatikan, template yang Mas Fauzul gunakan merupakan template bawaaan blogspot. Tidak ada pernak-pernik istimewa yang menarik karena hanya berisi satu banner. Kelihatan sekali Mas Fauzul ini bukanlah pemburu Giveaway ecek-ecek seperti saya.


Di headernya sendiri ada sebuah lambang club sepak bola yaitu MU. Saya yakin benar, Mas Fauzul adalah fans dari club ini sama seperti saya :smile . Dari beberapa artikelnya juga membuktikan bahwa Mas Fauzul itu hobi sekali dengan si kulit bundar.


Untuk kerapian, kalau boleh saya memilih alangkah lebih baik kalau searchnya di taruh dibagian paling atas. Popular pos dan label sebaiknya pilih salah satu untuk dipasang karena dua-duanya membuat blog terkesan banyak isi.


Untuk Page rank blog ini memang masih di angka satu. Tapi saya yakin, andai Mas Fauzul mau belajar sedikit tentang SEO, banyak orang akan tertarik untuk mengunjungi blog ini karena artikel pendidikannya oke punya.


Dari blog Abimanyu Blora saya belajar tentang kesederhanaan. Hal ini terbukti dengan kesederhanaan template blognya tapi artikel di dalamnya oke punya. Kita sebagai blogger tentu saja berhak memilih, mau seperti apa rumah maya kita ini. Banyak pernak-pernik tidak penting hingga terkesan cantik tapi artikel nol atau template biasa tapi artikelnya luar biasa. Hayuk, jangan lupa berkunjung ke blog Abimanyu Blora :smile

.
Artikel  ini diikutsertakan pada Kontes Unggulan Blog Review~Saling Berhadapan

Belajar Tersenyum

Aku masih ingat betul dulu saat bosku berkata bahwa mukaku itu’Kecut’, asam tidak enak dipandang karena tidak pernah tersenyum. Aku mengakui itu. Ya, dalam dunia real, aku memang susah sekali untuk bergurau yang tidak penting. Aku akan tersenyum kalau aku mau, kalau hatiku merasa bahagia. Aku tidak bisa berpura-pura tersenyum saat hatiku sakit atau tidak ada sesuatu yang lucu menurut versiku.


Yang kuyakini adalah, setiap orang punya versi sendiri untuk mengatakan itu lucu. Bagiku, yang telah berlalu, ucapan dan gurauan bosku itu garing. Jujur, aku sendiri tidak gampang untuk akrab dengan orang baru, termasuk bos baruku itu. Aku harus memahami bagaimana sifatnya, karakternya yang pasti sangat bertolak belakang denganku.


Waktu pun berlalu. Setelah beberapa bulan, aku semakin mengerti siapa bosku. Ditambah lagi, diakhir 2012 aku bisa menulis, bangun dari hiatus. Aku bisa bergaul lagi dengan teman dunia mayaku sehingga tidak merasa tertekan seperti beberapa bulan yang lalu ketika sama sekali tidak ada teman beradu argument.


Aku berusaha tersenyum, bukan karena bosku tapi terlebih karena aku sendiri, keluargaku dan teman-teman dunia mayaku. Yah, aku, mereka berusaha menyemai cinta walau pun tidak pernah bertatap muka. Kita saling berdiskusi, berbagi apa-apa yang bisa dibagi.


Hai, bagaimana dengan bosku?
Aku tetap tersenyum padanya. Sampai hari ini, bosku sering bilang, “Ji, setahun yang lalu kamu susah sekali tersenyum, sekarang Alhamdulillah sudah bisa.” Aku pikir tak ada salahnya aku tersenyum meskipun karena hal lain bukan karena bosku. Dengan tersenyum, paling tidak aku bisa melegakan hati bosku yang setres berat gara-gara seniorku – karyawan lain - yang selalu membuatnya pusing.


Harapanku, semoga dengan senyumku itu bukan hanya bosku yang bisa lega hatinya tapi seniorku juga. Walaupun usia mereka dibawahku, mereka bisa jauh lebih sopan, tidak banyak tingkah sehingga tidak membuatku berkata dengan nada tinggi.


Aku tersenyum dari hati dan aku yakin apa yang aku sampaikan lewat senyum itu sampai juga di hati mereka. Sampai hari ini aku masih belajar tentang menyemai cinta bukan hanya dengan keluargaku tapi dengan orang lain. Aku hidup bukan hanya dengan diriku dan keluargaku, tapi dengan orang lain juga. Aku tidak berharap timbal balik atas semua yang kulakukan. Selama aku bisa melakukan hal baik, aku akan tetap melakukannya.


Tersenyumlah karena dengan senyumanmu itu tidak hanya melegakan hatimu tapi hati orang lain disekitarmu. Dan ingatlah, jangan terlalu banyak tertawa di dunia karena bisa jadi saat diakhirat nanti kamu akan menangis. Lakukan apa pun yang baik menurut-Nya. Lakukan sekarang, karena kita hidup cuma sekali. Esok tak akan terulang lagi.



Tulisan ini diikutsertakan untuk GA dalam rangka launching blog My Give Away Niken Kusumowardhani

Lari Darimu

Kulirik pertigaan dekat RS. Sultan Hadlirin yang dulu saat sore hari selalu ada polisi. Ah maksudku operasi kelengkapan berkendara, ya helm, spion, STNK maupun SIM. Dulu sih aku sering terkaget-kaget kalau ada operasi. Mendadak badan panas dingin. Padahal aku cuma bonceng, yang jadi supir si Kakak yang sudah punya SIM. Gila? Iya. Tapi untung, beberapa kali saat helmku ketinggalan di showroom, tidak ada operasi :uhuk .


Sudah setahun lebih aku resign dari showroom dan bekerja di tempat lain. Sering kali aku wira-wiri keluar dan menggunakan motor. Kadang ke kantor pos, ke pasar, ke kecamatan, ke kota, ke ATM. Parahnya, aku tidak punya SIM. PeDe? Wajib.


Kali ini aku mendapat tugas mengirim air galon ke kota gara-gara tukang antarnya pulang kampung. Setelah perjalanan panjang yang cukup membuat jedag-jedug, sampai di pertigaan yang kumaksud ternyata tidak ada polisi, aman sejahtera. Kulanjutkan perjalanan lagi karena bosku yang juga ikut mengirim air galon sudah jauh di depan.


Akhirnya, lima ratusan meter sebelum terminal bayangan ada operasi. Aku juga melihat ada polisi melaju ke arahku. Langsung saja aku berbelok masuk ke sebuah SD untuk bersembunyi. Hadeh, benar-benar tidak patut dicontoh.


Kata Kakakku, kalau ada operasi semacam itu kita kudu PeDe tingkat dewa. Kita tidak boleh panik, selama masih menggunakan helm, spion lengkap dan lampu yang menyala meskipun tidak punya SIM :smile . Aku sering menghayal, “Pak polisi ganteng, tilang aku dong!” Kenyataannya, nyaliku ciut tetap saja menggunakan jurus ‘Ngumpet’.


Setelah aman dari operasi, rasanya aku tidak kapok untuk bersembunyi lagi. Semoga setelah ini aku punya motor dan budget untuk membuat SIM. Antara penting dan tidak, alasan utama aku belum buat SIM itu karena tidak punya motor sendiri. Klise banget kan? Kelakuanku di atas harap jangan ditiru. Kalau nyali kalian ciut untuk kejar-kejaran dengan Pak polisi maka buatlah SIM. Okey? :smile


Tulisan ini diikutsertakan pada Kinzihana's GA

Prompt #16: Kisah dari Balik Jendela

Source
"Mak, kalau Hana keluar, Hana bisa ambil bintang?" tanya seorang anak perempuan pada Emaknya. Si Emak mengangguk mengiyakan.


Si anak kembali menatap dan merapat ke jendela kaca rumahnya.


"Hana juga bisa main bola, ketemu Messi, Hana juga bisa naik pesawat kaya Pak Habibi, iya kan Mak?" tanyanya lagi.


"Iya sayang. Kamu bisa melakukan apa saja yang kamu mau. Tapi tidak sekarang. Pertama kamu harus membuka jendela terbesar sebelum membuka jendela rumah kita."


"Iya Mak, Hana janji akan semangat! Hana mau pergi ke sungai Nil dulu Mak."


Si anak berlari mengambil buku ceritanya tentang Sungai Nil.



MFF


Kesandung Cinta

Aku tersentak saat membaca SMS dari Kapten Bhirawa yang mengabarkan bahwa beliau telah sampai di kota Surabaya dan sedang perjalanan menuju rumah. Firasatku sedikit tidak enak dengan kedatangan beliau yang sangat mendadak. Inspeksi dadakan ini seolah menyudutkanku. Apa mungkin ini ada hubungannya dengan pekerjaanku yang tidak beres selama dua tahun menjaga Kinar anak semata wayangnya? Semoga semua baik-baik saja. Toh aku masih bisa mengendalikan perasaanku sendiri.


Kuambil agenda harianku sebagai catatan kegiatan yang Kinar lakukan. Kubaca sekilas, memastikan tidak ada bagian dari kegiatan kuliah Kinar yang terlewatkan. Bel rumah berbunyi, sepertinya Kapten Bhirawa telah datang.


“Selamat pagi Kapten.” sapaku
“Pagi. Kinar dimana?”
“Masih di kamarnya Kapten. Hari ini tidak ada kuliyah.”
“Bawa agendamu, aku tunggu di ruang kerja!”
“Siap Kapten!”

***

Kapten Bhirawa membaca catatanku dengan serius sambil memilin kumis tebalnya. Aku hanya berdiri tegak di depannya menunggu penilaian terhadap pekerjaanku.

“Mencintaimu itu seperti mencintai bintang. Tampak dekat tapi jauh.”

Aku tersentak mendengar ucapan Kapten Bhirawa.

“Aryo? Apa-apaan ini?” bentak Kapten Bhirawa dengan menyodorkan sebuah kertas merah jambu.
“Itu…,” kataku terputus. Aku tak tahu dari mana kertas itu.
“Apa kamu punya pacar?”
“Siap tidak punya!”
“Lalu kenapa surat cinta ini ada di agendamu ha? Apa kamu mencintai seseorang?”
“Siap iya!”
“Nikahi dia!”
“Siap iya! Tapi…,”
“Tapi kenapa? Ketika mencintai seorang gadis, kamu harus bertanggung jawab untuk segera menikahinya. Pernikahan itu untuk menyempurnakan agama, kenapa harus ditunda? Jadi kapan kamu mendatangi orang tuanya?”
“Siap! Minggu depan saya sampaikan proposal pernikahan saya kepada ayahnya!”
“Bagus! Kamu kupecat jadi pengawal Kinar!”
“Siap iya! Lho? Kapten? Kenapa saya dipecat?” ucapku bingung.
“Dan janganlah kamu mendekati perbuatan zina!” kata Kapten Bhirawa.


Beliau melempar agendaku ke meja kemudian bangkit dari kursinya. Aku berbalik mengikuti arah Kapten Bhirawa pergi. Ada Kinar disana tersenyum begitu manis. Sebelum Kapten Bhirawa menarik tangan Kinar, aku sempat mendengar ucapan lirih Kinar,

“Kerja bagus Mas Aryo!”

 Cerita  ini diikutsertakan pada Flash Fiction Writing Contest: Senandung Cinta

Berani Cerita #14: Bayangan Hitam

Aku baru saja selesai memotong kuku saat suara salam dari masjid itu mengalun. Rasanya kaget saja mendengar  Bu Puspa warga yang baru dua minggu di kampungku telah berpulang. Seisi kampung berkumpul tepat di depan rumahku dan aku pun ikut bergegas melihat kondisi jenazah Bu Puspa.


Kondisi jenazah baik-baik saja, berbaring di  balai bambu reotnya. Hanya saja ada yang aneh, rumah yang dia tempati kosong tanpa perabot. Padahal aku yakin betul, kemarin saat aku mengirimkan makanan kenduri, masih ada meja kursi disana. Hanya ada seekor kucing hitam di samping jenazahnya.

***

Malam ini malam ketujuh kepergian Bu Puspa. Tak ada acara tahlilan seperti pada umumnya karena Bu Puspa tinggal sendiri. Banyak sekali pertanyaan yang muncul, siapa Bu Puspa? Yang jelas, aku pun semakin tidak bisa tidur karena sering melihat bayangan hitam di rumah peninggalannya. Kuberanikan diri untuk bertandang ke rumahnya memastikan bahwa tidak ada apa-apa dan semua baik-baik saja.


Kubuka pintu perlahan, gelap. Kuhidupkan senter yang sejak dari tadi kupegang. Aku melonjak kaget melihat darah bercecer di depan pintu. Kemarin kondisinya bersih, kenapa sekarang begini? Bulu kudukku terasa berdiri. Ya Allah, ada apa ini?

Bruak!!! Aku menyenggol sesuatu.

“Suttt, diam!” kata seseorang lalu menarikku berjongkok.
“Hei, ada apa?”
“Diam Ton, jangan teriak!”
“Roni? “
“Ikan hiasku setiap hari hilang!”
“Lalu ngapain disini?”
“Aku yakin pencurinya ada disini.”
“Bu Puspa?”
“Mungkin. Bisa jadi dia hidup lagi gara-gara kucingnya.”
“Ngayal.”

Meong. Si kucing hitam itu keluar dengan ikan dimulutnya membuatku mengelus dada. Kasihan, mungkin dia kelaparan sejak ditinggal pemiliknya.

Notes:
Susahnya buat cerita kucing gara-gara ngga terlalu suka kucing :uhuk . Puspa sendiri adalah tokoh utama novel Sang Mucikari.

Prompt #14: Desa Berselimut Salju



Di suatu desa yang damai, hiduplah sepasang suami istri yang bertahun-tahun menikah tapi belum dikaruniai anak. Mereka selalu minta pada Dewa agar mereka dianugerahi anak-anak untuk menemani mereka di usia senja. 


Di usia pernikahan mereka yang keempat puluh, akhirnya Dewa mengabulkan permintaan mereka dengan menganugerahi empat anak kembar dengan syarat bahwa setelah dewasa nanti salah satu dari anak mereka harus dipulangkan ke langit. Mereka setuju dan lahirlah keempat anak yang dijanjikan itu. Keempat anak mereka bernama Haru, Natsu, Aki dan Fuyu. Mereka hidup bahagia, damai sejahtera. 


Setelah mereka beranjak dewasa, desa yang mereka tinggali dilanda paceklik panjang. Orang desa kelaparan dan banyak yang meninggal. Menurut tetua desa, Dewa sedang murka karena ada manusia yang tidak menepati janjinya.


“Ibu, biar aku saja yang pulang ke langit.” kata Haru anak pertama mereka.
“Jangan Kak, biar aku saja.” sambung Natsu.
“Kakak berdua ini apa-apaan sih. Biar aku saja.” kata Aki.
“Sudahlah Kak, biar aku saja. Aku adik bungsu kalian, Dewa pasti sangat menginginkanku.” ucap Fuyu.


Mereka berempat tetap bersikukuh dengan pendapat masing-masing. Dalam hati mereka berdoa, mengamini setiap saudara mereka yang mau kembali ke langit.


“Kamu yakin mau kembali ke langit?” tanya Natsu pada Fuyu di sebuah tempat dekat jurang.
“Tentu saja tidak. Aku belum menyatakan cinta dengan Himawari. Tak mungkin aku pergi meninggalkannya.”
“Lalu siapa yang harus pergi?”
“Kenapa tidak Kakak saja?”
“Aku? Tidak. Kamu saja!”
“Kenapa?” tanya Fuyu sambil mencengkeram erat tangan Natsu.
“Lepaskan!”
Fuyu tak sengaja mendorong badan Natsu hingga berada di tepian jurang.
“Kak, pegang tanganku.” kata Fuyu.
Keduanya saling berpegangan tangan. Natsu berhasil naik lagi ke atas. Sedetik kemudian Natsu mendorong badan Fuyu dan …,
“Kak….”
Suara Fuyu terdengar menggema.
“Aku juga mencintainya.”


Sehari kemudian, butiran putih turun dari langit. Dalam hitungan jam, desa yang mereka tempati tertutup oleh salju. 

***

Notes :
Haru : Musim semi
Natsu : Musim panas
Aki : Musim gugur
Fuyu : Musim dingin

MFF

#8MingguNgeblog 8 : Komunitas Fans Club

Tulisan ini diikutkan pada 8 Minggu Ngeblog bersama Anging Mammiri, minggu kedelapan


Fans club, termasuk komunitaskah? Mungkin iya.

Gimana tidak jadi komunitas wong mereka para anggotanya pasti menyukai sesuatu yang sama, misalnya suka artis. Aku suka beberapa artis, aku juga tahu nama-nama fans clubnya seperti Smashblast penggemar Smash, Afganisme pecinta Afgan Syahreza, Vidies penggemar Vidi Aldiano, BCLicious penggemarnya BCL, dan masih banyak lagi fans club artis yang tidak bisa disebut satu persatu.


Nah, itu aja yang di Indonesia  belum sampai Negara lain. Sekarang yang masih menjamur itu bintang Hallyu Koreanisme hihihi :uhuk . E.L.F alias Everlasting Friendnya SUJU (Super Junior), Hottest penggemar 2PM, ada Sone penggemar SNSD, lalu Big Bang dengan VIPnya , huaaa :hiks mumet :mabok .


Beda Negara, beda personality para fansnya. Kalau di Indonesia sendiri menurutku fans-fans artis ini tidak terlalu gila seperti fans artis di Korea. Di Indonesia lebih sering menjodohkan artis A dengan artis B. tapi kalau di Korea, para fans biasanya menganggap bahwa artis itu milik mereka. Tak heran jika banyak artis yang merasa tidak pede karena pendapat fans-fansnya yang kadang mematikan pamor.


Bagaimana denganku? Ya, aku juga suka artis atau band, boyband, gilrband dan kawanannya. Tapi bagiku, suka ya suka tidak sampai bela-belain beli ini itu segala perlengkapan yang dimiliki artis idola. Aku mah biasa-biasa aja, tidak mau fanatik dengan ini itu.


Apa artinya menera adalah sejenis komunitas yang ideal? 
Kata ideal sendiri menurutku itu subyektif tergantung siapa yang menilai. Ada kalanya fans club ini memberikan dampak positif dalam kehidupan mereka. Misalnya karena ngefans ustad ini, si ini jadi sering pergi ke pengajian. Bukankah itu sebuah kebaikan?


Bagiku, ngefans ya biarin aja deh. Toh untuk membeli ini itu pakai uang mereka sendiri. Eh tapi yang belum bisa cari duit pasti minta uang sama orang tuanya ya? Wah, kalau berduit sih oke-oke aja, tapi kalau tidak? Resiko sendiri deh.


Siapa pun yang kita idolakan, setidaknya kita tetap memegang prinsip-prinsip yang berlaku. Dimana kita bisa menghargai idola kita. Kita bisa mengambil hal-hal positif yang mereka lakukan bukan malah mendukung tindakan mereka yang sudah keluar jalur.


Sebagai komunitas dan fans club, baiknya untuk mengisi hari-hari kita gunakan untuk kegiatan positif, menggalam amal misalnya. Kita mengundang idola kita untuk ikut berpartisipasi membangun negeri yang lebih baik. Aku percaya, mereka akan mau melakukannya, kecuali yang mata duitan :uhuk .


No body perfec dan setiap sesuatu pasti punya kekurangan. Seidaknya dengan komunitas kita bisa saling berbagi, saling menghargai, saling memahami tentang visi da misi yang sama-sama kita miliki. 


Idola adalah panutan kita. Pilihlah idola yang baik, yang bisa mengajak kita pada kebaikan. Ikutilah komutas yang mengarah pada kegiatan positif. Apa pun bakat atau kesukaan yang kamu miliki, kembangkanlah, jangan ragu, pasti ada yang mendukungmu untuk hal-hal positif.


Setiap komunitas punya caranya sendiri untuk menarik perhatian anggotanya. Setiap komunitas punya cara sendiri untuk mebantu orang lain. Mereka terkadang terlihat ekstrim, tapi jauh dilubuk hati yang paling dalam, mereka sama baiknya dengan kita. 


Komunitas, mereka juga butuh orang lain. Tinggal bagaimana cara mereka membuat para anggotanya nyaman dan merasa inilah komunitasku, ini komunitas pilihanku, ideal menurutku bukan menurut orang lain. Jadi, apa komunitasmu? Fans club apa?

Sayang Ya Sayang

Punya benda kesayangan? Hey, tentu saja aku punya. Tapi kalau difikir, semua benda yang kumiliki harusnya semua kusayang, bukankah begitu? :uhuk


Aku sayang buku-bukuku dan terbilang sangat over protective terhadap mereka. Sebisa mungkin kurawat mereka dan pastinya tidak meminjamkan pada orang lain. Terlalu? Iya, sangat. Aku hanya meminjamkan mereka pada orang-orang tertentu yang aku yakini tidak akan membuat mereka rusak. Apa mereka akan aman? Aku harap begitu.


Tapi seberapapun sayangku pada buku-bukuku, aku lebih sayang HPku yang sekarang. Bukan HP baru melainkan HP second milik Kakakku. Ya, aku penerima second. Dulu pas punya uang mau sih beli HP, tapi sama Bu e dilarang. Katanya buat apa HP banyak-banyak? Yawes, manut aja terima barang second.


Meskipun second, HP Cina yang kupakai ini ada fitur javanya, jadi bisa dipakai buat operamini-an :uhuk . Aku lupa pegangnya kapan, dipertengahan 2012 sepertinya, tapi HP ini benar-benar berarti buatku. HP ini menemaniku saat pertama kali buat e-book dan berhasil membukanya di HP. Lewat HP ini, aku juga bisa pakai operamini untuk internetan. Dengan HP ini, aku juga bisa bewe, belajar untuk twitteran, FBan tanpa henti kecuali pas batere habis dan dengan HP ini, aku semakin geje buat memotret sesuatu. Bagiku, so amazinglah.


Namanya juga second, HP ini pun hamil dan dengan rela aku pun bertanggung jawab atas keadaan dirinya. Banyak hal yang telah kulewati dengan HP ini. Ada kalanya menelfon keluarga dirumah, ditelfon mas JNE, Tiki atau mas-mas pengirim barang. Ngebangunin dengan alarm gejenya, dengerin musik sampai kerusakan memori telah kutanggung.


Jujur, Hp ini sangat bermanfaat buatku. Tapi, maafkan aku HPku sayang karena aku beberapa kali menjatuhkanmu sampai LCD mu soak. Aku juga sering overdosis menggunakanmu saat masih posisi di charger. Maafkan aku :hwa .


Terimakasih buat HPku, karenamu aku masih bisa internetan, tidak gaptek dan tentunya masih bisa ikut kuis :uhuk .


Aku pernah mendengar di suatu pengajian bahwa jika ingin memberi sesuatu kepada orang lain, maka berilah sesuatu yang paling kamu sayangi. Jika itu terjadi pada HPku, hem gimana ya? Insya Allah akan kuberikan HPku itu. Tapi alangkah lebih baik jika aku memberikan yang lebih baik dari HPku. Jika pun suatu saat dia hilang entah karena keteledoranku atau apa pun itu. Aku percaya, jika dia masih milikku, Allah akan mengembalikannya untukku. Jika memang bukan milikku lagi, tandanya Allah akan menggantinya dengan yang lebih baik.


Sayang ya sayang. Aku percaya, jika barang yang sangat kita sayangi diminta oleh orang lain, berarti dia benar-benar menginginkannya. Aku yakin, dia akan menjaganya lebih sungguh-sungguh daripada saat kita menjaganya dulu. Tak ada yang perlu dikhawatirkan tentang kehilangan benda kesayangan. Ada saatnya bertemu dan akhirnya akan berpisah. Jika pun masih berjodoh, dia tak akan kemana.


"Tulisan ini diikutsertakan pada Event Giveaway Wedges Kaos dan Buku di www.argalitha.blogspot.com"