Jiah My Id

The Power of Anak Kampung

Powered by Blogger.

Tentang #8MingguNgeblog

Aku menulis ini bukan untuk pembelaan atas apapun. Sebenarnya tidak penting apa yang kulakukan didunia nyata terkait keikutsertaanku dalam #8MingguNgeblog yang digelar oleh Angingmammiri beberapa bulan yang lalu. Mau aku jungkir balik, dunia tak perlu tahu. Aku bukan seleb. Aku hanya aku gadis dari desa kecil di daerah Jepara. Mungkin ada yang bertanya, bagaimana mungkin aku yang hanya aku bisa melewati #8MingguNgeblog? Apa yang telah kulakukan selama 8 minggu itu?


Ini jawabanku :


Aku tahu #8MingguNgeblog itu sebelum minggu pertama. Aku lupa darimana, kemungkinan dari Mbak Mugniar saat di FB atau di twitter WB. Aku merasa tertantang dengan itu. Apa aku bisa melewati 8 minggu dengan menulis sementara banyak sekali keterbatan dalam hidupku.


Aku bekerja dari pagi sampai malam. Aku sering menuliskan bahwa sudah setahun lebih aku bekerja di sebuah desa kecil yang dikelilingi hutan jati. Akses internet sedikit sulit. Dulu sering kali aku pergi ke warnet malam hari yang lumayan jauh, melewati hutan, kuburan seorang diri. Bukankah dalam dunia maya, hal itu sangat tidak penting untuk diketahui?


Beberapa kali aku bertanya pada panitia bagaimana cara mengikutinya. Apa mungkin aku yang bukan orang Makassar dan sama sekali belum pernah ke Makassar bisa menjadi peserta? Ternyata jawabannya bisa dan syarat-syarat keikutan sebagai peserta kupenuhi.


Aku mencatat semua tanggal deadline setiap minggunya. Dengan modal HP bututku, aku browsing setiap senin pagi untuk mengetahui tema yang diberikan. Ya, aku hanya punya HP butut. Aku tidak punya Android, BB, atau apapun itu.


Tentang hadiah, munafik kalau aku tidak menginginkan hadiah. Aku hanya berfikir, mungkin menyenangkan jika bisa buku Lakon Fragmentarisnya Mbak Mugniar atau pulsa ratusan ribu yang bisa membuatku berongkang ria tanpa memikirkan pulsa internet yang harus kubayar.


Diminggu pertama sampai minggu kelima setiap minggunya aku mengerjakan satu tema dengan satu post.  Aku sama sekali tidak tahu tentang jumlah post yang ternyata bisa menambah poin. Mulai minggu keenam, aku berusaha membuat postingan lebih untuk satu tema. Bukan untuk apa-apa, hanya saja aku mau jadi salah satu juara untuk mendapatkan buku itu.


Sering kali Mbak Noorma bertanya, minggu ini temanya apa? Sudah buat apa belum? Kalau pun aku mau menang sendiri, tentu aku tidak akan memberi tahu tema itu. Tapi aku tidak sejahat itu.


Sampai diminggu ketujuh, aku sama sekali tidak menyentuh komputer dan jelas itu membuatku frustasi. Di minggu itu, dua hari full aku mengikuti seminar training Matematika. Ditambah lagi telfon dari paket ini itu yang juga mengantarkan buku dari Hibah buku yang harus kusumbangkan terkait kemenanganku dalam sebuah kuis.


Akhirnya, sabtu diminggu ketujuh aku bisa pulang karena di pagi hari ada PILGUB JATENG. Aku bisa libur dua hari, minggu dan senin sehingga aku bisa menuliskan poin-poin yang sudah kurancang untuk tema minggu ketujuh.


Aku sampai di rumah pada sabtu sore dan langsung mengecek buku-buku dari Hibah buku. Aku mencatat semua buku yang jumlahnya banyak itu. Ba'da isya', aku langsung pergi ke Jepara Kota untuk membeli bahan review tulisanku. Sekitar jam sembilan malam aku baru pulang dengan kondisi kedinginan karena di Jepara Kota hujan begitu deras.


Sekitar jam setengah sebelas malam aku mulai mengetik semua yang telah kutulis dan bukuku. Aku berhenti di jam setengah tiga pagi karena bagaimanapun aku harus tidur. Orang tuaku sendiri tidak akan rela melihat aku mengetik untuk mengejar sesuatu yang semu.


Pagi hari aku beraktivitas seperti biasa, ngebabu kalau di rumah. Bu e yang benar-benar baik membiarkan aku tidur lagi karena tahu aku tidak tahan begadang. Setengah sepuluh aku mulai beraktivitas lagi dan tentu saja aku pergi ke tempat pemungutan suara.


Mulai  jam satu siang aku mulai mengetik lagi entah yang keberapa. Kenapa jam satu? Aku punya keponakan kecil yang harus kuajak bermain sementara ibunya masak. Akhirnya di sore hari aku menyelesaikan semuanyanya. Sekitar dua belas tulisan. Delapan untuk #8MingguNgeblog dan sisanya untuk review lain.


Ba'da isyak, aku sudah bersiap untuk ke warnet yang jaraknya lumayan jauh dari rumah. Sebelumnya, aku mampir ke rumah Pak Lurah untuk minta janjian bertemu besok hari senin perihal buku hibah itu.


Aku melewatkan dua jam di warnet untuk memposting dan menjadwalkan semua yang kutulis. Jam setengah sepuluh malam aku sampai di rumah dengan kondisi rumah sepi. Aku terpaksa naik jendela rumah yang lebih tinggi dariku untuk masuk rumah yang kupikir ada Bapak Bu e yang tidak mendengar panggilanku.


Ternyata aku keliru, rumah sepi karena semua orang pergi ta'ziyah ke rumah buyutku yang letaknya sekitar 500 meter dari rumah. Aku pun segera bertandang ke sana untuk ikut ta'ziyah. Semua berakhir, pemberangkatan jenazah pada jam 12 malam.


Pagi hari, setelah mengetahui tema apa untuk minggu terakhir membuatku sedikit frustasi lagi. Komunitas ideal, apa itu? Bagaimanapun sulitnya, aku harus segera memenuhi janji yang telah kubuat dengan Pak Lurah.


Aku menuntaskan semua misi tentang hibah buku itu. Ini tentang bagaimana aku ingin membantu desaku untuk mencintai membaca, mencintai buku. Apa tidak ada misi lanjutan? Tentu saja ada. Sampai hari ini aku masih mencari donatur yang mau suka rela membantu desaku.


Aku memang bukan siapa-siapa di desaku. Aku sama sekali tidak mengikuti komunitas apa pun di desa karena kondisiku yang memang tidak  di rumah. Saat di rumah pun aku lebih memilih membantu jualan pop ice kakakku ketimbang nongkrong atau berkumpul dengan anak muda di desaku.  Bukankah aku memang egois? Dan Pak Lurah sebenarnya sama sekali tidak mempermasahkan itu. Siapa juga yang peduli?


Senin ba'da dzuhur aku mengetik lagi semampuku. Badanku yang mulai kaku karena terlalu lelah dan ya, aku masih punya pekerjaan lain, membantu Bu e, misalnya.  Sore hari aku menyelesaikan empat tulisan untuk minggu kedelapan. Aku fikir, ini usaha terakhirku mengikuti tantangan ini. Apapun hasilnya, ini yang telah kukerjakan, tanpa mengurangi atau menambahi apapun.


Jam delapan malam aku kembali pergi ke warnet. Sayangnya, tepat saat itu lampu mati. Aku masih bersikeras berkendara motor sendiri dalam kegelapan untuk mencari warnet yang siapa tahu punya genset sehingga hidup dan aku bisa memposting tulisanku.


Mungkin akan ada pertanyaan kenapa aku sampai seperti itu? Karena pada hari selasa aku kembali bekerja dan tidak tahu apa mungkin masih bisa memposting tulisanku itu. Pada jam sembilan lebih, lampu hidup dan aku memutuskan untuk ke warnet lagi. Semua harus clear tidak boleh ditunda lagi.


Aku berhasil melewati #8MingguNgeblog dengan sukses paling tidak untukku sendiri. Memang tulisan yang kubuat tidak sebanyak peserta lain yang bahkan bisa menulis 44 post. Aku menang melawan diriku sendiri, bukankah itu menyenangkan?


Soal EYD atau pun kualitas tulisan yang kubuat, aku tidak terlalu peduli. Aku bukan lulusan Bahasa karena saat MAN aku memilih IPA meskipun aku suka sekali sastra. Aku juga belum kuliah karena aku bekerja. Tulisan yang kubuat, ya hanya itu. Apa yang kufikir, apa yang datang dari hatiku.


Penolakan, jelas aku sudah sering mengalaminya. Aku bukan orang kaya. Aku juga bekerja keras untuk mendapatkan apa yang kumau. Tapi, aku ingat Kiaiku pernah berkata, "Usaha tanpa doa itu sombong, berdoa tanpa usaha itu bohong."


Ketika seorang teman bertanya tentang hadiah traveling yang dijanjikan dalam #8MingguNgeblog, aku sama sekali tidak tahu menahu. Aku hanya menulis, "Sugestikan apa yang kamu mau, berjuang dan berusaha keras dan jangan lupa berdoa. Aku yakin, jika kamu sungguh-sungguh, Allah akan mengabulkan."


Inilah delapan minggu yang kulalui. Maaf telah mengecewakan sebagian orang disana. Orang lain, dunia pun bisa menilai, mana yang lebih dibanding yang lain. Dan Dia, tentu saja maha tahu apa yang kita lakukan.

12 comments

Honey said...

dan tentu saja tidak ada penjelasan bahwa kamu meminta maaf untuk kejadian yang jelas-jelas kamu tahu tidak ada diperaturan awal, semua orang boleh ambil hadiahnya silakan, tapi aku yang menulis terbanyak dan itu tidak ada yang mau jujur mengakuinya dan berbahagia di atas penderitaan orang

Artha Amalia said...

kok Mbak Hani komennya begitu?

Titis Ayuningsih said...

Hmm di sini aku hanya ingin komentarin perjuanganmu, wuih salut ! Dengan perjuanganmu yang keras, keinginanu yang menggebu" dan pada akhirnya bisa konsistensi #8MingguNgeblog dan banyak sekali ya postinganmu ! Aku aja cuma ikut beberapa kali aja hehe.

Leyla Hana said...

Salut untuk Jiah. Dalam kondisi keterbatasan, tetap berusaha menulis Banyak yg berkelimpahan fasilitas, tapi enggan menulis. Gadis ya g kuat. Semua [eserta kompetisi pasti telah berjuang dg caranya masing-masing dan juga berdoa. Tetapi di dalam kompetisi apa pun, ada yg menang dan kalah. Hasil akhirnya pasti ada campur tangan Tuhan, karena Dia yang melihat semuanya. Walau secara mata lahir, mungkin ada yg lebih baik dari Jiah, Tuhan lebih tau siapa yg berhak menang. Pada akhirnya, setiap kitaa akan berkompetisi, harus menyiapkan mental menghadapi kemenangan dan kekalahan. Menjadi pemenang pun bukan tak lepas dari uji mental spt yg Jiah alami sekarang. Tetap semangat!

Susi Susindra said...

Jiah.... kamu hebat......
Jika ada yg tak melihat ini ya tak apa. Karena menang melawan diri sendiri jauh lebih amazing dari apapun. Kebanggaan yg sejati.

Penulis Galau said...

ada apapun dibalik tulisan ini saya hanya ingin mengucapkan... TETEP SEMANGAT JUAAAH.... perjuangan pasti akan memetik kemerdekaan jika kita bersungguh2 dan berusaha sekuat tenaga untuk meraihnya,,,, SEMANGAAT

Ayu said...

Aku komentar sebagai orang yang gak ikut kompetisi itu.

aku sempat bikin satu tulisan di minggu pertama, tapi karena aku ngeblognya hanya dari kantor dan ada beberapa situs yang diblock termasuk kolom pendaftaran kontes ini, maka aku putuskan untuk gak ikut sama sekali. karena memang gak ada akses untuk membobol sistem dari kantor.

Aku baru tau ada permasalahan ini dari twit yang wara wiri di twitterku. karena ada peraturan yang berubah. Dan menurutku peraturan yang berubah itu memang agak aneh dan ajaib dengan adanya kata "inisiatif". mungkin itulah minusnya kontes ini. tapi karena aku gak ikut ya uda komenku gitu aja, inisiatifnya aneh.

Dan untuk jiah, aku salut sama perjuanganmu buat nulis. dan aku baru tau kalo kamu yang menang soale aku gak bisa akses webnya angingmamiri. aku aja yang cuma gak bisa akses wes mutung gak ikut karena gak mau repot dengan hal seperti ini, soale ya mending kerja atau nonton drama korea :P

Dan aku bilang, Tangan Tuhan selalu bekerja, Jiah. Mata Tuhan melihat apa yang manusia tak bisa lihat. Syukuri keterbatasan itu. Rejeki tak pernah jatuh ke tangan yang salah, bener kan?

Honey said...

iya kamu memang lebih dari aku, kamu cukup nulis lebih sedikit bisa menang dan aku nulis banyak nggak dianggap berusaha, kamu nggak perlu dunia tahu kok jungkir baliknya kamu, makanya kamu menuliskannya di sini kan

Honey said...

“There is only one sin. and that is theft... when you tell a lie, you steal someones right to the truth.”
― Khaled Hosseini

Mugniar said...

Selamat ya Jiah. Saya yakin, dari semua poin penilaian (antara lain berkomentar di tulisan peserta lain, dll), Jiah bisa meraihnya.

Komitmen JIah dari minggu pertama dengan usaha keras membuahkan hasil. Salut. Pasti ada campur tangan Allah. Rezeki tak kan ke mana. Rezeki tak kan bertukar. Keep positive blogging

hima-rain said...

semangat dan selamat ya jiah, saya selalu suka semangat dalam tulisan-tulisan jiah yang jujur dan apa adanya, itu poin positif yang kamu punya. setuju sama kak mugniar, rezeki takkan lari ke mana, insya Allah semua ada yang mengatur. keep fighting and keep writing...

Anonymous said...

Luar biasa perjuangannya, Terlepas dari konflik yang terjadi selepas kontes ini.. Saya sendiri hanya bisa menulis 8 postingan.. Salam hangat dari Makassar..