Jiah My Id

The Power of Anak Kampung

Powered by Blogger.

Cinta Bolang

Ini Cinta Bolang yang kumaksud kemarin. Semoga Mas Bolang ngga baca :uhuk

***

Aku baru saja  selesai merapikan rambutku saat mendengar suara mesin motor berhenti tepat di depan rumah. Hatiku meloncat, berdentam-dentam bagai genderang perang. Tepat setengah tujuh malam, suara salam terdengar. Pasti dia, lelaki yang membuatku berbunga. Mas Bolang, mau siapa lagi?


Aku berlari menuju depan pintu. Mas Bolang berdiri di sana dengan senyuman yang menggetarkan dada. Badannya tinggi tegap, dadanya yang bidang dan senyumannya yang membuat melayang. Ya Tuhan! Aku jujur, aku harus jujur bahwa aku jatuh cinta padanya.


Mataku menerawang ke matanya. Dia satu-satunya laki-laki yang hampir setiap hari ke rumahku. Dia yang diterima seluruh keluargaku. Dia yang tidak pernah canggung dengan orang lain. Dia yang dulu mengayuh sepeda dan kini naik motor. Dia yang melihat segala diriku dari dulu hingga sekarang. Mulai dari aku yang masih berseragam abu-abu hingga lulus sekolah. Aku yang berpakaian rapi saat pulang kerja. Aku yang memakai daster di rumah dan aku yang pernah menghampirinya saat ada masker madu di wajahku. Dia tak pernah mengeluh, tak pernah protes.


Melihat laki-laki itu di depanku, ingin rasanya aku mengucap, “Nikahi aku Mas!”. Semua teman laki-lakiku hanya datang sekali dan tidak kembali. Apa aku salah jika ada setitik harapan berbunga di hati?

“Baru pulang ya?” tanyanya.

“Iya Mas.” jawabku malu-malu.

“Kerjanya di mana sih?

“Di desa Mojoagung.”

“Lumayan jauh ya?”

“Iya. Mas sendiri gak pulang ke Bandung?”

“Nanti, mau nyari saku dulu. Duitnya kurang.” jawabnya.

“Ibu bayar berapa?”

“Ah iya. Ini bayar dua Mas.” kuulurkan uang yang sejak tadi membisu di tanganku.

“Ya udah, assalamu’alaikum.”

“Wa’alikumsalam. Makasih ya Mas.”

Dia berbalik meninggalkan senyumnya yang membuncah di hatiku.

“Ning, Bolang sudah pulang?” tanya Bu e.

“Udah Bu. Kenapa?”

“Itu, mau pesen sepatu buat adekmu. Kredit gak papa sih toh barangnya
bagus.”

“Besok lagi kalau ke sini.”

Mas Bolang. Hanya satu pertanyaanku, “Sudahkah kamu punya istri?”

3 comments

Annur Shah said...

wah ehhehe... mas sudah punya istri belum?
bagussss...
apakabar say? baik2 disana?
smile..

Idah Ceris said...

Nah, udah cocok, kan?

Nikah aja langsung. . wkwkwkw
Selamat yaaaaaaak, Jeng. . .

ESSIP said...

Durung.. aku durung duwe bojo..

gelem tah rabi karo aku?