Jiah My Id

The Power of Anak Kampung

Powered by Blogger.

Novel Berbahaya, Jangan Dibaca!!!

Bismillaahirrahmaanirrahiim....

Warning!!!
Peringatan Keras!!!

Dari jaman aku ngerti soal baca novel sampai sekarang, baru kali kemarin aku baca cerita kemudian gagal move on sama cerita itu. Parah!!! Pernah nggak sih kamu baca cerita kemudian nangis guling-guling, ngambek sama penulisnya, nggak bisa tidur terngiang-ngiang tuh cerita seperti dihantui, pernah kah?


Itulah yang terjadi denganku gara-gara baca sebuah kisah cinta. Sekitar bulan Juli-Agustus 2013 lalu cerita itu mengkontaminasi otak, hati dan jiwaku #Bahasanya!!! Dan entah karena jampian entah apa atau dukunnya yang mantap punya, cerita itu kini telah terbit jadi novel. Novel ini sangat berbahaya, aku harap kalian nggak baca, ciyus!


Aku ini orang baik, aku nggak mau kalian jadi orang-orang yang gagal move on gara-gara novel ini. Contoh yang terparah twit dari temanku ini.




Dan kalau kalian baca novel ini, aku nggak akan nanggung akibat kalau-kalau kalian jadi gila kaya aku. Nulis twit panjang lebar tentang novel ini, bahas novel ini sampai berulang-ulang dari X, Say Goodbye to X, Gagal Move On hingga Coming Soon: X.
Mungkin kah ku juga ada di hatimu
Mungkin kah kau menangis mengingatku
Mungkin kah kau pun memendam perih
Dan tenggelam dalam kerinduan

S4 - Mungkin
(Soundtrack Novel X versiku :uhuk)


Ah sudahlah. Kalau bahas novel ini, kapan aku move onnya??? Sekali lagi ini serius. Novel ini berbahaya, jangan dibaca!!!

Prompt #38 : Kejar

Bismillaahirrahmaanirrahiim....

***

Aku terengah-engah mengejar Rina adikku. Tinggal melewati dua orang lagi, aku akan berhasil mendapat kepalanya yang akan langsung aku jitak. Bisa-bisanya dia ikut lomba lari dan memakai sepatuku. Oh Tuhan! Sepatu baruku melambai padaku! Dia sudah ijin memang, tapi kenapa sepatu itu?

Credit

"Rina!" teriakku. Dua orang sudah terlewati dan kini aku tepat di belakang Rina yang berjarak kurang lebih lima meter.

"Rina!" teriakku lagi dan dia menoleh.

"Rino! Kenapa di sini?" katanya masih dengan lari.

"Kenapa katamu? Itu sepatuku, lepasin!"

"Aku bilang pinjam, katamu boleh. Lagian ini sepatu cewek. Pasti buat aku!"

"Aku nggak mau tau! Pokoknya lepasin sekarang!"

"Kamu gila? Kita sedang lomba lari dan kamu suruh aku lepasin? No! Finish di depan mata!"

Rina semakin kencang berlari dan aku terus mengejarnya. Rina mendekati garis finish dan dia melompat saat garis itu mengenai badannya. Dia terengah-engah dan aku menyusul di belakangnya.

"Lepasin sepatunya!" bentakku.

"Ya ampun! Sepatu gini doang!"

Aku mengambil sepatuku lalu menjitak kepala Rina.

"Gara-gara kamu aku nggak jadi ke rumah Sandra, padahal aku udah janji mau ngasih sepatu ini. Kamu seneng ya kalau kakakmu ini gagal dapat pacar?" kataku frustasi.

"Sok tua kamu Rin. Kita beda lima menit doang. Sandra pasti maklum."

"Maklum dari Hongkong? Sepatuku!"

Aku mengelus sepatuku sementara Rina cekikikan di belakangku.

"Rino! Selamat ya!" seorang menepuk bahuku. Pasti Rina.

"Jangan bercanda Rin! Selamat atas apa? Gara-gara kamu Sandra pasti kecewa." kataku sedih.

"Aku kecewa? Kenapa?"

Aku berbalik.

"Sandra! Kamu di sini?"

"Iya. Aku kaget waktu kamu lewatin aku pas lari tadi. Kamu juara dua. Kamu hebat!"

Aku menggaruk kepalaku dan tersenyum. Sandra bilang aku hebat.

"Nah! Bener kan apa yang aku bilang? Sandra pasti maklum!" kata Rina cekikikan merangkul pundakku.


MFF