Jiah My Id

The Power of Anak Kampung

Powered by Blogger.

Nasi Goreng Juga Bisa Haram

Bismillaahirrahmaanirrahiim....
Beberapa bulan lalu banyak yang heboh gara-gara ada pisang goreng yang dicap haram. Kenapa haram? Bahkan seorang teman ada yang bertanya tentang donat sebuah merk terkenal yang dikabarkan haram. Kok bisa? Bisa saja dong! Jangankan pisang goreng, kripik pisang goreng, nasi goreng juga bisa haram lho!
Ji, kamu kurang ajar ngatain nasi goreng haram. Kalau pisang goreng itu karena minyak yang katanya dari babi. Kalau nasi goreng, apa pakai minyak babi juga? Nemu di mana kamu nasi goreng haram?

Sumber
Terus terang, nemu secara langsung sih belum, hehehe. Tapi, tahukah kamu kriteria halal dan haram dari sebuah makanan? Dulu waktu saya sekolah pernah dapat pelajaran fikih tentang halal dan haramnya suatu makanan. Kriteria haram yang saya maksud ada tiga:
  • Haram Zatnya

Zat yang dimaksud bukan zat cair, zat padat atau gas. Karena saya muslim, ya saya ikut apa yang ada di dalam Al-Qur’an. Yang diharamkan dalam Al-Qur’an antara lain: minuman keras, darah, daging babi, dll.
  • Haram Pengolahannya

Kalau yang ini asal muasal barang halal bisa jadi haram karena pengolahannya termasuk cara menyembelihnya. Sesuai dengan ketentuan atau main potong saja. Contohnya ayam. Asal zatnya halal, tapi motongnya tidak sesuai syariat maka bisa jadi haram. Makanan apa pun kalau cara mengolahnya tidak benar dan bahkan ketika dimakan menimbulkan madhorot, bahaya untuk tubuh, sebaiknya dijauhi.
  • Haram Cara Mendapatkannya

Zat halal, mengolahnya juga benar, tapi cara mendapatkannya bukan dengan jalan halal, ya jadinya haram juga. Contohnya: makanan dari hasil mencuri, merampok, korupsi, ya semacam itu lah.
Mau makan kok susah amat sih, Ji?
Namanya makan itu untuk kebutuhan tubuh. Semua harus kita jaga. Zatnya, cara mengolahnya, dan juga cara mendapatkannya. Kalau kita makan makanan yang nggak bener, imbasnya bakal balik ke tubuh kita sendiri. Saya percaya, apa yang kita makan jelas akan mempengaruhi kinerja otak kita.
Bagi yang sudah berkeluarga, jangan lupa kasih makan anak istrinya dengan rejeki yang halal. Dan istri, jangan terus nuntut suami untuk menghasilkan sesuatu yang wah. Kepepet keinginan, kadang bisa menghalalkan segala cara. Karena iming-iming berlimpahnya pundi-pundi uang yang dihasilkan, orang bisa gelap mata.
Ji, kita nggak tahu itu haram tapi terlanjur makan, gimana dong?
Namanya orang nggak tahu, mau gimana lagi? Muntahin makanannya? Ngiris nadi biar darah dari nutrisi haram keluar? Kan nggak mungkin! Allah maha pengampun, toh pada saat itu kita tidak tahu. Dan sekarang kalau sudah tahu ini itu haram, ya jangan diulang.

Kalau begini, sudah tahu kan kriteria halal dan haram? Menurut saya, kita harus belajar pintar. Jangan gampang tertipu dengan isu-isu yang kurang jelas kebenarannya. Jangan mudah terusik dengan sesuatu yang ‘katanya’. Selidiki dulu sebelum mengecap sesuatu dengan label haram/halal. Kalau kita ragu, maka tinggalkan saja dulu. Tapi saat ragu bercampur mantap, ya mantapin saja.
Sampai jumpa! Happy Blogging!!!


“Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi, dan binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah. Tetapi barangsiapa dalam keadaan terpaksa (memakannya) sedang dia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” QS. Al-Baqarah 173

20 comments

Kanianingsih said...

walau tinggal di negeri mayoritas muslim, masih aja kita harus hati2 ya :(

Heru Prayogo said...

kalo di luar negeri yg minoritas muslim malah susah banget, kita udah tau diwarungnya ada jual babi, tapi ga ada pilihan lain, ya pesen disitu juga, tapi non babi

HM Zwan said...

betul banget...tapi g hanya nasi goreng aja ya,tapi nasi nasi yang lain juga bisa hehehe..makasih mbak sudah diingatkan^^

Turis Cantik said...

Nah itu dia bener2 harus bertanya apalagi kl ke luar negeri. Makasih sharingnya :)

windah said...

Nah,ini kadang yang aku takutkan kalo beli makan diluar. Bahan makanan pun harus selektif, kaya ayam potong itu, kan gatau nyembelihnya gimana

Ade anita said...

Mending kayak di Malaysia deh, dikasi tau krn ada label Haram

yasinta astuti said...

aku pernah banget mbak hampir beli lauknya di warung gitu karena sambil pulang, eh ternyata itu jual daging B1-B2 dan masakan lainnya pun banyak. Jadi kasian yang beli kesitu kalau pas pengolahan atau masak nya ga dipisah..
untung ga jadi beliii

momtraveler said...

Aku sekarang lagi mencobs lebih hati2 lagi sama urusan halal haram ni mak. Susahnya di indonesia yg muslimnya mayoritas tu masih banyak resto yg ga ada label halalnya dan sedihnya banyak dari kita yg ga care sama hal ni. Haram tu babi..udah gtu aja.padahal masih banyak yg harus jd pertimbangan kan
Tfs ya mak..makasih audah diingatkan

Blogs of Hariyanto said...

Nach yang ini…yang sering diabaikan oleh banyak orang…yaitu Haram cara mendapatkannya…,
Pantesan banyak orang yang jadi korup..karena nggak peduli lagi apakah haram atau halal yang mereka makan…..
Keep happy blogging always,,,salam dari Makassar – Banjarbaru :-)

Ririe Khayan said...

berarti penjual nasi goreng perlu di kasih sertifikat halal MUI juga neh:)

Enny Law said...

Justru di negri yang mayoritas muslim ini kadang halal harm makanan itu agak bias. Bukan masalah haram seperti babi atau khamar yah itu sih sudah pada ngerti. Tapi sapi dan ayam bisa haram karena cara menyembelih yang salah. Ini nih yang kadang bikin was-was.

Iskael said...

Di negri yang mayoritas muslim kadang halal haramnya gak jelas.

Leyla Hana said...

Setuju sekalii... Haram itu banyak definisinya ya..

Ratna Dewi said...

Intinya mah semua makanan bisa aja jadi haram walopun kalo diliat dari zat/bahan kandungannya halal ya mbak

fanny fristhika nila said...

ngerti bgt sih soal ini..tapi rada susah dipraktekin kalo pas traveling ke negara2 yg bukan muslim mayoritas.. berhubung aku rutin traveling, jdnya kalo udh jln ke negara2 non muslim, ya seringnya aku ma suami pake prinsip, yg penting bukan babi :D.. pas ke serbia kita prnh makan steak sapi, tp temen kita yg org sana makan steak pork. gmn lagi, walo mungkin pas dimasak ini babi dan sapi sebelah2an, tapi ya sudahlah -__-.

cuma kalo lg di negara2 muslim, aku pantang masuk restoran yg menjual babi. jd bnr2 cari yg halal :)

Astin Astanti said...

Setujuuuu, kaatanya kalau ragu, tinggalkan. Nah, kalau baru pertama menemukan suatu merek makanan, saya googling dulu...banyak testimoni, jangan langsung percaya...cari info lagi.... Bulikku ngajarin, kalau mau masak, juga kudu bismillah jugaaa.

Asep Haryono said...

Ini merupakan pembelajaran juga buat kita semuanya untuk kembali belajar dasar apa batasan daripada kriteria halal dan haram. Perlu pembuktian dulu sebelum memberi "gelar" kepada sesuatu dengan sebutan label haram atau halal.

Kunjungan perdana di hari ini. Salam kenal dan persahabatan selalu dari Bumi Lintasan Khatulistiwa, Pontianakk. Kalimantan Barat.

Hairi Yanti said...

Semoga kita selalu makan makanan yang halal dan thoyib ya. Kalau gabung di komunitas myhalalkitchen saya salut dengan teman2 di sana yang sangat memerhatikan kehalalal makanan. Bahkan bakar2an juga diperhatikan kuas yang dipakai.

Lidya Fitrian said...

betul banget, sedikit saja masuk zat haram pada tubuh gak berkah ya

Anisa AE said...

Semoga kita semua dijauhkan dari yang namanya barang haram. :) Teliti dalam membeli, memilih, dan memilah. :)