Jiah My Id

The Power of Anak Kampung

Powered by Blogger.

Utang yang Diutangkan

Bismillaahirrahmaanirrahiim....

Kebanyakan orang bilang bahwa senin adalah hari yang sibuk. Sekarang bagi saya, hari sibuk itu jatuh pada hari Kamis dan Jum'at. Kenapa? Soalnya hari itu saatnya nagih dan bayar utang. Bukan utang sendiri sih, tapi urusan konter. Saya harus buat list siapa-siapa yang belum bayar, SMS mereka lalu ngecek saat mereka bayar.

Bicara utang, sekarang ini orang yang punya utang jauh lebih serem ketimbang yang utangin. Inget nggak kasus di mana orang nagih utang malah dianiaya bahkan dibunuh? Hiii atut!!!


Apa sih yang salah?

Entah deh. Saya nggak berani jawab. Bisa jadi semua kaya sinetron di mana utang berbunga-bunga. Kalau bunga mawar mah romantis, lha ini bunga utang. Nyesek deh ah.

Sumber: lazyflowerismedotwordpressdotcom
Di kampung saya banyak sekali yang menawarkan utangan. Dari yang nilainya ratusan ribu sampai jutaan. Koperasi kecil biasanya keliling kampung. Ada yang disarankan nabung tapi banyak yang utangin duit. Kalau bank besar biasanya liat orangnya. Jika bayarnya tepat waktu, kemungkinan saat ambil utang lagi akan dipermudah.

Mungkin karena banyak yang utangin, kadang ada lho yang nyepelehin. Namanya orang utang kan butuh. Harusnya sih baik-baikin biar dibantu. Tapi sekarang orang berutang banyak yang maksa. Kalau nggak diutangin mereka ngancam. Hadeh! Dan saya merasakan itu!

Namanya utangin tapi bukan uang sendiri itu beban mental. Saat janjian hari H harus bayar, mereka banyak alasan. Mereka yang ngutang eh sayanya yang dimarahi. Parahnya lagi mereka utang lalu diutangin lagi ke orang. Orangnya belum mau bayar utang. Terus saya harus nunggu orang ketiga bayar utang? Modalnya nggak bisa muter dong!

Di mana-mana namanya utang emang nggak ada seneng-senengnya. Waktu pegang duit sih seneng, tapi waktu bayar mumet.

Saya sendiri berusaha buat nggak ngutang. Dompet tipis uang dikit nggak masalah yang penting nggak punya utang. Kalau punya duit juga diem-diem aja. Mau pinjam untuk nyambung hidup okelah, tanpa bunga juga. Toh saya masih sendiri belum mikir biaya anak sekolah.

Dalam hidup memang ada naik turunnya. Kadang utang memang jadi solusi. Tapi saat kita mampu, lebih baik katakan tidak pada utang. Untuk yang sudah punya pasangan, kalau mau utang baiknya didiskusikan dengan suami atau istri. Jangan sampai ada pertengkaran gara2 utang yang kadang malah buat foya-foya.

Dan saat kamu utang lalu mengutangkan lagi, kamu harus berani modal buat membayarkan dulu. Jangan komplein kalau ada yang nunggak atau telat bayar. Saling ngerti lah wong namanya orang butuh.

Hutang uang bisa dibayar, hutang janji jangan dibawa mati. Nanti ditagih di akhirat lho!

Selamat bersibuk ria! Sampai jumpa! Happy Blogging!

5 comments

Leyla Hana said...

Kalau sudah terbiasa berutang biasanya susah dihilangkan kebiasaan tsb.

dian nafi said...

bener bangets tuh, jadi kepengen nagih hutang

Khoirur Rohmah said...

hhheee hutang kalo ditumpuk terus menerus bisa keenakan dan bisa jadi ga bisa ngembaliin uangnya ya mbak.. hhee

Idah Ceris said...

Aku ngga punya janji sama kamu kan ya, Jiah? Hahaa

Christanty Putri Arty said...

saya juga takut mba...punya hutang segudang beluum kelar juga. Semoga Gusti Allah membantu memberikan keringanan hehehe