Jiah My Id

The Power of Anak Kampung

Powered by Blogger.

Tiga Hal yang Saya Pikir Tentang Sosok Evrina

Bismillaahirrahmaanirrahiim....

Apa yang kamu pikirkan tentang sosok bernama Evrina. Kenapa nggak Evi? Kenapa Evri? Atau Avril? Entah. Yang jelas Mbak Evrina Budiastuti ini boleh dipanggil Evrina atau Rina asal jangan Budi. Ya elah, masa nggak move on dari Ibu Budi sih.


Saya sendiri (sok) kenal Mbak Ev ketika dapat buku Nasruddin Hodja. Tolong jangan tanya itu hadiah apa. Saking seringnya jadi pemburu hadiah, saya sampai lupa, hahaha.


1. Bercocok Tanam
Mbak Ev ini sarjana pertanian lulus dari IPB tahun 2006 dan sedang bertugas sebagai PPL atau Penyuluh Pendamping Lapangan. Kalau sampai nggak bisa bercocok tanam, lha aneh toh ya.


Enaknya perempuan yang bisa bercocok tanam itu bisa hemat apalagi kalau yang ditanam sayur-sayuran, apotek hidup. Kata Mbak Ev, sayuran dan kawanannya itu sangat berguna saat tanggal tua untuk ngisi kulkas, hahaha.

Jahe saya yang mulai tumbuh
Saya? Tangan saya ini bisa nanam bunga dan berkembang itu sudah syukur. Tanam jahe lalu ada tunasnya juga bikin guling-guling. Kalau sampai berhasil nanem macem-macem, bisa dijadiin mantu sama Mamakmu, hihihi.

2. Langganan Menang Lomba Blog
Tugas jadi penyuluh itu berat bok. Ya ke sawah, ke tempat ini itu, sibuk banget deh. Tapi ibu satu anak ini sempetin diri buat ngeblog. Kalau ikut lomba, sering pula menangnya.

Kok bisa?

Bisa aja kalau kita mau usaha. Yang sesibuk Mbak Evrina aja bisa nulis sesuatu, bermanfaat lagi. Jadi kamu-kamu yang ngaku sibuk sampai nggak bisa ngerjain tugas blog, noh liat ibu cantik itu #NgacaDiHPSendiri.

3. Gunung
Selalu ngiler tiap kali baca ceritanya Mbak Ev setelah mendaki. Katanya naik gunung adalah cita-cita masa lalu yang tertunda. Jadi ketika masih gadis, Mba Ev nggak boleh naik gunung sama Bapaknya. Jangankan ke gunung, PKL ke luar kota saja butuh perjuangan.

Foto kiriman Evrina Budiastuti (@evrinasp) pada

Mbak Ev ini orangnya kurang bisa diam, jadi bisa dibilang beruntung karena menikah dengan lelaki yang suka naik gunung juga. Saat mendaki bisa gandengan mesra? Mendaki ya sendiri-sendiri toh. Kalau gandengan ke pelaminan, boleh lah berdua-duaan #SalimSamaManten.

Sumpah ya, liat orang habis naik gunung itu jadi baper. Setelah Berdamai dengan Orangtua, saya suka mbolang. Salah satu impian terbaru saya ya naik gunung itu. Ya kalau nikahnya sama orang yang suka daki, lha kalau dapatnya yang suka memanjakan diri bak putri? Maunya sih sebelum nikah yang entah kapan, saya minimal sekali naik gunung. Daripada ingin naik gunung pas hamil? Kan berabe.

Ini tips persiapan naik gunung bagi pemula ala Mbak Evrina:

1. Pilih gunung dengan ketinggian kurang lebih 2400 mdpl


Alhamdulillah didoain, asek. Nggak usah kepo itu tulisan siapa. Nanti nggak bisa tidur
Dari sini kita belajar ngukur stamina dan kondisi fisik kita, mampu atau nggak.

2. Perlengkapan mendaki itu wajib

Alat pendakian emang mahal cuy, jadi ya nyicil dulu. Belum punya bukan berarti nggak bisa mendaki. Ada sih yang nyewain. Kalau saya mah nyicil punya kaos tangan dan kaki, hihihi. Dan bahan pangan juga wajib ya terutama air. Kita bisa ninggal tas, tapi air nggak bisa ditinggal. Minimal 2 liter. Ngangkat galon 19 liter aja bisa, masa 2 liter saya nggak kuat? #GarukGarukTembok.

3. Olahraga sebelum mendaki

Saya suka jalan kaki, kadang nyusuri sawah. Kemarin-kemarin sudah jalan buat ke Air Terjun Sumenep dan Banyu Anjlok. Not too bad kan ya.

4. Baca informasi gunung tujuan

Pedekate dulu lah sebelum mendaki hatimu #eh dirimu, Gunung.

Foto kiriman Evrina Budiastuti (@evrinasp) pada


5. Pilih tim yang satu visi

Emang nikah doang yang butuh satu visi misi, naik gunung juga. Mau nyampe puncak itu kudu ada kerjasama, jangan sombong dan saling tolong menolong.

"Puncak dan pemandangan adalah bonus. Namun perjuangan bersama teman-teman untuk mencapai keduanya adalah hal yang paling berarti," by Evrina

Semoga impian saya yang satu ini bisa terwujud segera, amin....

Masih penasaran dengan Mbak Evrina? Silakan ubek-ubek sendiri di:
Twitter/IG: @evrinasp

Sudah dulu ya. Sampai jumpa! Happy blogging!

12 comments

Ade Anita said...

Ada gak ya penyuluh pertanian tapi takut cacing jadi gak begitu suka bercocok tanam? (*kurang kerjaan banget aku nanya ini)

evrinasp said...

bahahaha gak lulus lah mbak ade, langsung disetrap itu sih

evrinasp said...

haha mbak jiah lucu banget reviewnya, itu buku dari GA ku yang tentang what movie deh, ayo daki gunung, habis nikah dan punya anak bisa kok, aku aja masih pengen kembali daki gunung

Santi Dewi said...

evrina yg doyan naik gunung, staminanya pasti oke :)

Rosalina Susanti said...

Irii kalo liat foto2 di puncak gunung, tapi ga yakin kuat :D

Witri Prasetyo Aji said...

3 hal itu memang sudah melekat banget di diri Mbak Ev...

Irawati Hamid said...

jujur ajah, kalo naik gunung sepertinya saya menyerah deh, kayaknya gak akan sanggup *ini kok pesimis banget yah, huhuhu :(
biarlah saya menjadi penonton ajah, hihihi :D

Jiah Al Jafara said...

Mau bangetttt

Jiah Al Jafara said...

Sangat strong

Tukang Jalan Jajan said...

yang ke dua itu seru banget yak. langganan lomba menang bog. pengen euy!

Anisa AE said...

Aaaaah aku pingin mendaki juga. Belum keturutan sampai saat ini. :(

Hidayah Sulistyowati said...

Ayo Jiah nyari calon suami yang hobi jalan ke gunung. Kayaknya seru deh kalo lihat pasangan suami istri sama2 penyuka naik gunung :)