Jiah My Id

The Power of Anak Kampung

Powered by Blogger.
Showing posts with label Baca. Show all posts
Showing posts with label Baca. Show all posts

Taman Baca Wono Lestari

Bismillaahirrahmaanirrahiim....

Punya timbunan buku tapi nggak sempat baca? Sumbangin aja!!!
Taman Baca Masyarakat Wono Lestari terletak di desa Wonorejo RT 01 Jepara, Jateng. Didirikan oleh Mbak Hannak sekitar tiga tahun lalu. Sayangnya, saya yang kelewat katrok, nggak gaul, baru tahu Taman Baca ini sebulan belakangan. Letak  RT 01 ini memang tidak di depan jalan raya. Saya sendiri hanya lewat saat ke apotek. Saya yang warga RT 10 kalau tidak tahu ya wajar #BelaDiri.
Awal Taman Baca ini dibuat sebenarnya hanya iseng, menyediakan bacaan untuk Ibu-Ibu yang anaknya bersekolah di PAUDnya Mbak Hannak. Setelah beberapa lama, akhirnya ada anak yang berkunjung untuk membaca. Rata-rata yang datang usia SD. Di desa saya, pagi sampai siang sekolah SD. Siang sampai sore, biasanya sekolah TPQ atau Diniyah. Jadi, kalau hari sekolah, jarang yang datang, paling sore hari. Taman Baca akan ramai saat liburan sekolah.
Saya akui, Taman Baca ini tidak ada apa-apanya dibanding dengan taman baca lain yang pernah saya lihat jejaknya di internet. Di sana hanya ada satu almari besar dengan beberapa rak yang tidak penuh. Ruangannya juga seadanya, tanpa meja atau kursi. Mbak Hannak bercerita bahwa beliau masih sedikit susah dalam memanagement Taman Bacanya. Beliau hanya ibu rumah tangga sekaligus guru PAUD yang kadang juga punya kesibukan lain. Misalnya sekolah di hari Minggu. Taman baca ini hanya beliau yang merawat. Jika beliau tidak di rumah dan ada anak yang baca, kadang mereka belum bisa merawat buku tersebut. Banyak yang berserak di lantai atau malah hilang halamannya. Jujur, ketakutan seperti ini yang menjadi salah satu hambatan saya saat ingin mendirikan Taman Baca.
Saya belum bisa memanagement banyak hal, terutama keikhlasan. Saya masih sayang, eman, kalau ada yang meminjam buku milik saya. Saya bertanya-tanya, bisakah mereka merawatnya? Bisakah mereka tidak meminjamkannya pada orang lain atau menghilangkannya?
Tapi Mbak Hannak lain. Dia hanya ingin berbagi. Dia ingin banyak orang suka membaca, berilmu. Dia ingin membantu masyarakat terutama desa kami untuk menjadi orang yang lebih baik.
Sebelum ini, saya ingin sekali membuat perpustakaan pribadi. Tapi kini, saya ingin mendirikan Taman Baca. Bukan untuk saya, tapi untuk orang-orang disekitar saya. Kapan terealisasi? Entahlah! Untuk saat ini, saya hanya mampu memberikan buku yang saya punya. Ketika ada teman yang ingin berbagi buku lewat saya, saya pun bersedia membantu menyalurkannya.
Banyak hal yang ingin Mbak Hannak lakukan untuk meramaikan Taman Baca ini. Tapi untuk sekarang, beliau ingin punya almari kaca yang bisa di taruh di depan rumah dan tidak terkena hujan. Jadi, buku-bukunya bisa diletakkan di sana sehingga mereka tidak sungkan membaca karena raknya tidak di dalam rumah. Beliau juga ingin menyediakan meja dan kursi untuk membaca. Semoga, setelah ini keinginan beliau tercapai. Dan saya, hanya bisa membantu lewat doa.
Saya percaya, seberapa kecil pun kebaikan yang kita lakukan, mereka akan kembali pada diri kita. Mungkin saat ini Taman Baca ini belum berarti apa-apa. Tapi saya yakin, dari sini kelak akan ada pemimpin bangsa.




Jadi, sudahkah kalian rajin membaca? Karena dengan membaca, kita akan menjelajah isi dunia.

Tulisan ini diikutsertakan pada: Monilando's Giveaway : Spread The Good Story

Jendela Rumah Jiah Pindah Alamat

Bismillaahirrahmaanirrahiim....
Judulnya kok nggak banget ya? Ho iya, kepanjangan, hehehe. Pernah lihat Jendela Rumah Jiah yang lama? Susah komen? Template pasaran? Itu dulu. Sekarang mah cantik, kaya yang punya, hehehe.
Jadi, blog buku saya sekarang pindah ke blogspot. Dulu di Mywapblog dan yang di sana sudah saya non aktifkan. Kenapa pindah? Alasannya supaya yang mau komen gampang dan saya sendiri tidak keteteran kalau mau blog walking. Saya baru sadar, punya blog banyak, beda tempat pembuatan itu makan hati. Lari ke blogspot lah, Wordpress, Mywapblog, cantik guling-guling. Sekarang mah enak. Walaupun ngereview masih jarang, tapi kan dikenal orang, ehehe.

Dari kecil, saya memang sudah suka buku. Punya buku sendiri? Nggak juga. Bapak nggak pernah beliin buku cerita. Seringnya dulu pinjam di Perpustakaan sekolah. Jujur, paling suka buku cerita daripada buku pelajaran. Pinjam pun kalau betulan kepepet karena ada tugas, hahahay.
Waktu MTsN, saya mulai rajin ke Perpus itu kelas VIII. Secara letaknya di depan kelas. Bacanya? Tetep buku cerita. Waktu itu yang paling banyak sastra lama, model Siti Nurbaya, seangkatan HAMKA gitu deh. Novel terbaru? Nggak ada!!! Itu novel sastra saja kalau kovernya masih bagus, baru, disimpan di Multimedia. Padahal, nongkrong di Multimedia itu harom. Kita hanya bisa ke sana kalau pelajaran. Alhamdulillah selama MTsN, saya berhasil menghabiskan beberapa kartu perpus dan dikenal penjaga perpus. Bangga? Tidak!!! Wong sayanya lupa buku apa yang pernah dibaca.
Masuk MAN, saya masih doyan nongkrong di perpus. Bacanya? Waktu itu agak meningkat. Saya sudah mau baca nonfiksi, buku motivasi gitu. Baca ceritanya? Tetep masih jadi prioritas, haha. Kalau lagi bosan dengerin pelajaran, ya diem-diem baca novel yang ditaruh di laci. Ketahuan? Alhamdulillah sekarang ini baru saya bongkar #SungkemPakBuGuru. Walaupun perpustakaan lumayan jauh dari kelas, saya rela jalan ke sana. Enaknya kalau telat masuk, nggak dapat omelan karena di tangan ada buku pinjaman. Selama di MAN ini, dua kali penghargaan diadakan, dua kali juga saya menyabet sebagai salah satu peminjam terbanyak. Hapat hadiah? Ho oh, buku juga.
Setelah lulus, saya kerja. Karena punya buku cuma 1-2 biji, sayanya jarang sekali baca. Sampai akhirnya saya ngeblog, ikutan GA dan dapat hadiah buku. Seneng? Banget!!! Waktu itu tahun 2011. Pertama kali ikut GA, kenal orang, pertama kali nerima paketan, hahaha. Yang ngasih namanya Mas Amri, blognya Man and The Moon. Sayang beliaunya hiatus lamaaaa.
Gara-gara ngeblog inilah buku saya jadi banyak. Hasil mengais dari GA tentunya. Bukunya macem-macem. Novel, fiksi, nonfiksi, cerita anak, motivasi, komik, banyak lah jenisnya. Mau nggak mau saya jadi tergerak untuk membaca lagi. Sayangnya, sampai hari ini belum kelar-kelar habisin semua buku. Gilanya, kalau ada pameran buku, diskonan, saya kepincut, beli satu dua biji. Untuk e-book, kadang saya baca juga. Tapi porsinya sangat sedikit. Saya lebih nyaman baca buku di tangan sih. Natap layar untuk baca itu kadang cape.
Dulu waktu saya masih suka ke perpus daerah, saya juga pinjam buku di sana. Kadang suka kalap mau pinjam banyak. Sayang, pinjaman dibatasi 2 picis untuk dua minggu. Sekarang karena kerja, saya tidak bisa ke sana. Padahal kartu anggotanya baru diperbarui beberapa bulan yang lalu.
Ji, ngapain kamu koar-koar di sini? Kenapa nggak langsung di Jendela Rumah Jiah?
Jendela Rumah Jiah tuh khusus bahas buku. Kalau curhat kaya gini, bisa kena semprit saya. Tuuu di pojokan blog saya anggota apa, BBI!!! #Gaya. Jadi, kalau mau tahu buku apa saja yang saya baca, silakan tengok ke sana. Syukur-syukur ninggalin komentar. Kalau mau, follow blognya, hihihi.
Baca buku itu habisin waktu. Nggak ada kerjaan yang lain, Ji?
Baca emang habisin banyak waktu sih. Halah! Situ baca status facebook, twitter, kan juga habisin waktu. Lha kok tiap saat masih dilakuin? Manfaatnya apa coba?
Kalau saya baca dan review karena nambah pengetahuan. Wujud terima kasih karena dikasih buku sama orang. Pengingat karya orang. Dan yang terakhir untuk catatan pribadi saat saya punya perpustakaan nanti.
Waktu dulu saya nulis Jendela Rumah Jiah lama, saya bilang ingin punya perpustakaan pribadi. Dan di tulisan ini, Jendela Rumah Jiah PindahAlamat, saya ingin punya Taman Baca, bukan untuk saya, tapi untuk orang lain. Mau tahu latar belakang dari cita-cita saya punya Taman Baca? Tunggu di post saya selanjutnya.

Sampai jumpa!!!


SanWa Comeback Giveaway