Jiah My Id

The Power of Anak Kampung

Powered by Blogger.
Showing posts with label Flashfiction. Show all posts
Showing posts with label Flashfiction. Show all posts

Prompt #100: Rumah Lama

Bismillaahirrahmaanirrahiim....

***


"Kamu pinjam HPku ya! Semua aplikasinya hilang!"

"Bukan aku! Ngapain juga pake HP kamu!"

"Mama! Andre jahat!"

"Dasar tukang ngadu! Kamu itu apa-apa bilang Mama!"

"Andre, Indri! Kalian bisa tenang tidak?" Mama mereka menghampiri kedua anak kembarnya.

"Lihat, Ma! Semua aplikasi di HP aku ilang. Pasti Andre ini yang usil buang semuanya."

"Salah siapa Indri naruh HP sembarangan. Bukan salah Andre, Ma kalau mainin HPnya."

Mama mereka memijit pelipisnya. Dulu keduanya akur. Tapi kenapa sekarang jadi seperti ini?

"Mbok, Yam! Minta minum!" teriak Andre.

"Ma! Papa kenapa nggak pulang? Sudah seminggu ini!"

Mama mereka menunduk, tiba-tiba teringat rumah mereka yang lama. Rumah kecil mereka di kampung sana ketika belum punya apa-apa.

***

Prompt #100: Rayakan Seratus!

Prompt #99 - Rise to the Sky

Bismillaahirrahmaanirrahiim....

***


"Aku tak bisa hidup seperti ini! Aku punya banyak mimpi! Dari awal kamu tahu. Kenapa sekarang kamu mengekangku?"

Aku tersadar dari lamunanku ketika suara tangis memekakkan telinga di tengah panas dan kemacetan jalan raya. Seorang anak merengek karena balon di tangannya lepas dan terbang ke langit.

Kulihat balon itu melayang jauh, meninggalkan pemiliknya. Aku bertanya-tanya, di mana akhirnya balon itu berhenti? Kehabisan karbit kah atau menabrak burung hingga akhirnya pecah di udara? Apakah ketika lepas dari pemiliknya dia sedih atau justru bahagia?

"Aku tak mengekangmu, tapi bukankah kita punya mimpi yang sama? Membangun rumahtangga bahagia?"

"Kita akan bahagia kalau punya uang. Kalau aku berhasil, aku bisa membelikanmu apa saja. Apa kamu tidak ingin punya baju, perhiasan yang layak?"

Kamu menunduk saat aku mengangkat ransel dan menyampirkannya di pundak.

"Kembalilah! Kumohon! Mimpiku hanya ingin bersamamu!"

Air mataku menetes. Klakson dari belakang berbunyi nyaring. Para penumpang mengumpat memintaku segera melajukan bus.

Samar kudengar suara nyanyianmu di DVD. Kamu tengah naik daun. Kamu tak perlu tahu. Aku meninggalkanmu bukan untuk meraih citaku, tapi agar kau melanjutkan impianmu.

***

Prompt #99 - Rise to the Sky

#FFRabu: Lidah Mertua

Bismillaahirrahmaanirrahiim....

***



"Hatchin!!!"

"Walah, cucu nenek pilek. Ini pasti gara-gara kamu ngasih makanan nggak bener! Kasih yang banyak vitaminnya! Baru punya anak satu aja nggak bisa ngurus. Gimana kalo anaknya banyak?"

Aku memijit pelipisku yang mendadak pening. Ibu mertuaku kalau datang ke rumah memang seperti itu.

"Kamu itu diajak ngomong mbok jawab. Sudah dibilang jangan dibeliin es masih saja dibeliin," omelnya lagi.

Aku melengos, pergi ke dapur untuk membuat teh kesukaan Ibu. Saat aku kembali ke ruang tamu anakku menangis.

"Cup-cup sayang. Mau beli apa? Oh itu es? Hayo-hayo kita beli!"

"Tapi, Bu,"

"Nggak papa lah biar nggak nangis."

***

Notes:
Nenek/Kakek kalau cucunya kenapa-kenapa yang disalahin ya orangtuanya. Ibu Bapakku biasanya sih gitu hahay :uhuk. Btw saya baru tahu daun itu namanya Lidah Mertua. Setahu saya namanya Ilat Boyo. Hambuhlah :hepi.

#FFRabu @MondayFF #Mertua

Sumber Gambar:
http://sutarni.pustakasekolah.com/manfaat-bunga-lidah-mertua.html

Prompt #87: Lara Hati

Bismillaahirrahmaanirrahiim....

***



"Bisakah kau berhenti?" pinta Mulut.

Tangan tak peduli. Dia tetap memainkan nada-nada menyayat hati.

"Hai, Kaki! Bisakah kau mengantarku pergi? Aku sudah jenuh di sini!" perintah Mulut penuh emosi.

Kaki masih diam di tempatnya, melipat tanpa daya.

"Dan kau Mata! Kenapa kau melihatku seperti itu?"

"Aku tak melihatmu. Aku memandang Gitar. Dia yang menemani hari-hari kita. Kini kita menua bersamanya."

Gitar dan Tangan beradu, berduet memainkan lagu rindu.

"Kalian memuakkan! Aku akan minta bantuan Otak. Lihat saja, kalian akan dapat pelajaran!"

"Bahkan Otak telah mati atas ucapanmu, Mulut!" teriak Telinga.

"Pedang yang kau tancapkan benar-benar menusuk Hati. Kini dia telah mati!"

Mulut membisu. Senar Gitar beradu. Lagu lara kini menyesakkan dada.

***

Notes:
Saya norak pakai judul itu, hwa :hwa. Fiksi surealis itu nggak mudah #Ngik. Setidaknya saya mencoba :smile.

Prompt #87: The Old Guitarist | Monday FlashFiction

#FFRabu: Bukan Ular Berbisa

Bismillaahirrahmaanirrahiim....

***

"Jangan berbalik dan diam!" teriakku lagi.

Frustasi, aku kehilangan kata untuk mengingatkan Johan. Bahaya mengancam di belakangnya, tapi dia terlihat tenang-tenang saja. Harusnya aku menolak ajakannya menjelajah hutan. Sekarang pengandaian itu tak berguna.

"Bukan ular berbisa kan?"

Aku mengangguk sementara keringat dingin mengalir di sekujur tubuhku.

"Tapi,"

"Kalau begitu apa yang perlu ditakutkan? Apa aku perlu bergoyang ala India? Ah ya! Kita butuh suling untuk itu."

Bibirku bergetar, sementara Johan asik bergoyang meliuk-liukkan tubuhnya seperti gerakan ular. Dengan langkah hati-hati aku menarik tangan Johan. Sialnya aku kalah cepat. Kakiku terlilit, ular itu menguasai tubuhku, meremukkan tulang-tulangku.

***

#FFRabu @MondayFF

Notes:
Terus terang saya kurang puas dengan FF ini. Ya nggak papa lah buat pemanasan nulis fiksi. Eh dulu saya pas ketemu ular nyaris joget-joget saking takutnya. Kadang saya diam tapi sering lari sih. Sayanya lari eh ularnya ikut lari. Yang bener kita harus gimana kalau ketemu ular?

Prompt Quiz #8: Tahu Apa Kesalahan Anda?

Bismillaahirrahmaanirrahiim....

***

"Tahu apa kesalahan Anda?" tanyanya lagi sambil melotot karena aku tidak merespon pertanyaannya.

Dejavu, ini seperti kejadian tujuh tahun lalu saat pertama kali aku kena tilang. Badanku panas dingin dengan detak jantung yang berlompatan. Tapi sekarang tidak. Aku balas mendelik sementara dia kini menyeringai.

"Harusnya Anda tahu, memakai helm itu untuk keselamatan, bukan karena takut ditilang Polisi!" jelasnya.

"Setelah ini, saya akan selalu memakai helm untuk keselamatan, bukan karena takut POLISI," ucapku sambil menekan kata Polisi.

"Nah, gitu dong! Anda pulang dulu ambil helm. Saya jagain motornya deh, Pak Polisi!"

***

Notes:
Saya mah gitu orangnya. Selalu deg-degan kalau lihat Pak Polisi. Padahal ya beliau itu gak nilang saya. Persepsi orang-orang yang susah hilang itu, pakai helm karena takut Polisi, bukan untuk melindungi diri. Hayo, siapa yang punya pikiran seperti itu juga???

Prompt Quiz #8: Ceritakan Kisahmu

Surat (Pengingat) Kematian

Bismillaahirrahmaanirrahiim....





Marcella memungut botol kaca di depannya dengan was-was. Sudah dua hari dia menyepi di pulau dan memutuskan semua kontak orang-orang yang mengenalnya. Sedikit waspada, dia mulai mengambil surat yang ada di dalamnya.


KAMU AKAN MATI!!!


Marcella melempar kertas itu. Tubuhnya gemetaran. Perlahan dia menjauhi pantai sementara surat dan botolnya terbawa ombak. Seseorang telah mengancamnya, itu yang ada di pikirannya.

Marcella buru-buru lari ke kamarnya. Menutup pintu lalu menguncinya. Jangan-jangan ada orang yang mengetahui persembunyiannya. Jangan-jangan...,

Semua pikiran buruk terlintas di otaknya. Kematian orangtuanya karena kecelakaan, adiknya yang overdosis karena memakai obat-obatan, perusahaan ayahnya yang beralih tangan, lantas sekarang dia menerima surat ancaman. Tak bisakah hidupnya tenang setelah semua masalah yang menimpanya?

Marcella duduk, menekuk kaki, menyembunyikan wajah dilututnya. Sampai kapan dia harus ketakutan seperti ini? Menangis, tak tahu lagi apa yang harus ia lakukan.

Innalillaahi wa inna ilaihi rooji'un....!

Marcella berjengit. Televisi tua di kamarnya tiba-tiba hidup karena tadi mati lampu. Acara kultum di salah satu stasiun televisi sebelum magrib.
"Sesungguhnya kita ini milik Allah dan kepada-Nya lah kita kembali. Makhluk mati itu biasa, justru kalau hidup terus, itu yang bahaya!" kata Ustad di dalam tausiahnya.

***
Note: Setiap makhluk pasti mati. Ramadhan akan segera pergi. Yuk ibadah lagi. Semoga kita istiqomah sampai nanti, amin.

http://www.kampungfiksi.com/2015/07/ceritera-juli-11-pesan-dalam-botol.html

Kotak Rahasia Pandora

Bismillaahirrahmaanirrahiim....





Cepat kemari. Aku menemukan sebuah kotak. Ada tulisan RAHASIA di atasnya. Bantu aku membukanya.


Aku membaca lagi SMS dari Pandora lima menit yang lalu. Apa aku harus ke sana menemuinya? Sudah malam, sedangkan besok mulai UTS. Dengan IQ yang pas-pasan, bagaimana aku menghadapi ujian tanpa belajar? Tapi, apa isi kotak itu? Aku menjadi sangat penasaran.

Posisi?

Terkirim

Aku menyalakan senter di HPku. Sambil mengendap-endap, aku melangkah hati-hati. Anak-anak di asrama pasti sedang belajar di kamar. Guru penjaga, ya itu yang aku tidak tahu. Aku menuju tempat sesuai petunjuk Pandora.

"Ike!" lirih, kudengar Pandora memanggilku.

"Gimana ceritanya kamu bisa sampai di sini?"

"Itu nggak penting! Sini bantu aku buka kotak ini. Penasaran banget deh!"

"Kita balik deh! Perasaanku nggak enak,"

"Ya udah balik sana!"

Pandora cemberut, masih terus berusaha membuka kotak rahasia itu. Mau tak mau aku membantunya.

Klik!

Kunci kotak rahasia terbuka. Pandora membukanya perlahan. Kami menatap isi kotak itu dalam diam. Pandora menutupnya, tapi aku menahan.

***

Kupandangi nilai-nilai UTS ditanganku. Nilainya nyaris sempurna. Untuk pertama kalinya, aku bisa menyaingi Pandora. Kini semua anak tak akan memandangku sebelah mata. Tak ada lagi Ike yang menempel si pintar Pandora. Ah bahagianya!

Besok UTS terakhir. Kuambil kertas dari bawah kasurku. Kertas kunci jawaban dari kotak rahasia yang ditemukan Pandora.

***

CeriteraJuli #10 Kotak Pandora @KampungFiksi

Notes:
Kaya kurang greget. Aaa padahal cerita ini tak patut ditiru. Gara-gara Pandora!

Prompt #83 - Di Dalam Pesawat



Bismillaahirrahmaanirrahiim....

***

Kruuukkk....

Kutoleh tempat duduk di sampingku. Laki-laki itu tersenyum. Aku meringis memegang perutku yang lapar.

Pesawat baru lepas landas selama 15 menit. Tapi, perut yang lapar ini tidak bisa kompromi. Andai aku menyempatkan makan sebelum naik pesawat. Andai pesawat yang kutumpangi memberi snack secara gratis.

Kualihkan perhatian untuk melupakan rasa lapar. Kupandang gumpalan awan di langit. Awannya seperti membentuk wajah calon istriku.

Kruuuk....

Jangan lagi!

Kulihat laki-laki di sampingku berdiri. Menengok ke depan dan belakang seperti memastikan sesuatu. Dia mengambil tasnya.

Tiba-tiba pikiran buruk terlintas di otakku. Apa dia akan menyabotase pesawat? Ya Tuhan! Apa ini akan menjadi pengalaman pertama dan terakhirku naik pesawat?

"Sttt..., jangan berisik!" ucapnya lirih.

Aku merapal doa. Tuhan tolong aku!

Dia mengeluarkan sesuatu dari tasnya.

"Ada lemper, tahu bakso, gorengan, air minum juga ada. Dua puluh lima ribu saja!"

***

Terinspirasi dari cerita Mas Huda di sini. Pengalaman pertama terbang ketemu calon istri. Awas lebaran ini ke Jepara e, sama istrinya. Kita kopdar hihi :uhuk.

Prompt #83 - Di Dalam Pesawat

Sumber gambar: http://www.cbc.ca/m/touch/

#FFRabu: Ingat Kamu

Bismillaahirrahmaanirrahiim....

***

Sambil mengumpat aku membuka pintu kamarku. Ingin rasanya membabat makhluk yang sudah berani mengganggu acara tidur siangku.

"Sia..., eh Nay. Tumben kemari. Ade angin ape?"

Amarahku merosot seketika melihat wajah cantik Nay, anak Ibu Kontrakan.

"Nay inget Abang mulu," katanya malu-malu.

Aku meringis. Ini mah pucuk dicinta ulam pun tiba. Jarang-jarang Nay bisa lugu begini. Biasanya galak setengah mati.

"Abang jadi malu, Nay. Segitu kangennya ya?"

"Nay sebenernye mau bobok siang, eh keinget Abang. Langsung aja Nay ke sini."

"Terharu Abang jadinya. Diinget mulu sama Nay,"

"Iya Nay inget Abang belum bayar kontrakan 3 bulan. Buruan gih bayarnya!"

***

#FFRabu @MondayFF

Euroworld


Bismillaahirrahmaanirrahiim....

***

Aku melihat pemandangan di depanku dengan suka cita. Setelah bertriliun abad entah berapa lama melewati penantian dan siksaan, akhirnya ini yang kudapatkan. Euroworld, dunia baru. Dunia dengan keindahan berkali-kali lipat dari bumi.

Aku melihat sungai dengan air susu segar yang mengalir. Bau semerbak kasturi dan wanita-wanita cantik yang bersenda gurau dengan para pria. Aku menundukkan kepala. Apa benar tempatku di sini? Terakhir di bumi usiaku 90 tahun. Mungkihkah aku masuk pada kamar yang salah?

"Hai! Mau ke mana?" aku menghentikan langkah ketika seseorang mencekal tanganku.

"Tempatku bukan di sini," ujarku pelan. Aku menunduk, rasanya pipiku bersemu. Pemuda di depanku mirip sekali dengan mendiang suamiku di bumi.

"Tempatmu di sini, bersamaku. Terima kasih telah menjaga martabatmu, ibadahmu, imanmu dan kesetianmu untukku," katanya.

Aku mendongak mendapati sinar mata yang sama dengan mata suamiku.

"Kamu siapa? Aku ini hanya nenek tua. Tidak kah kau ingin seperti mereka? Berdua bercumbu dengan bidadari cantik?"

Dia tersenyum lalu menarikku ke tepian sungai yang begitu jernih. Dia memanduku duduk di sebuah batu.

"Aku suamimu dan kau istriku."

Pandanganku jatuh pada bayangan di dalam sungai. Seorang pemuda dengan gadis cantik bukan nenek tua di sampingnya.



***

Usia 40 Tahun Tak Perlu Makan, menurut saya ini gila. Bukannya tidak perlu, mungkin mengurangi. Tapi, makan yang ada di buku tersebut makan apa coba? Jangan-jangan tak perlu makan hati, hehe :smile. Jelas saat memasuki usia 40 adalah masa perubahan besar dari segi fisik maupun mental. Mungkin ada tips hebat dari buku Usia 40 Tahun Tidak Perlu Makan.

Oh iya, FF saya di atas mengambil tema MFF Prompt 79 - Welcome to Euroworld, Dunia Baru dan #Cermat @PenerbitMizan - Hari Tua, Hari Bahagia. Saya ingat ada sebuah cerita bahwa di surga nanti hanya ada anak muda. Orang tua tidak ada. Sampai-sampai ada nenek-nenek yang nangis gara-gara Nabi Muhammad bilang bahwa nenek-nenek tidak ada di surga. Bisa baca ceritanya di sini. Semoga kelak kita jadi penghuni surga, amin :smile