Jiah My Id

The Power of Anak Kampung

Powered by Blogger.
Showing posts with label Keluargaku. Show all posts
Showing posts with label Keluargaku. Show all posts

Akhirnya Piknik Juga

Bismillaahirrahmaanirrahiim....
Masih cerita di tanggal 1 Januari 2016, Akhirnya Piknik Juga. Sebenarnya saya nggak ada rencana untuk keluar. Ponakan saya yang kecil kan di rumah jadi masih bisa main. Tapi rumah sepi dan ternyata, tiga biji keponakan yang lain diangkut sama Bu e dan Bapak buat ke laut. Mau dibuang? Enak aja! Main air lah!
Pantai Pungkruk yang jadi pilihan. Akhirnya saya nyusul ke sana. Awalnya sama si Mas. Eh si Azzam nangisi bapaknya. Jadinya Mas, Azzam sama Mbak Ita satu motor dan saya naik motor sendiri.
Pantai Pungkruk terletak di Desa Mororejo Jepara. Jepara pinggiran, agak utara. Dulunya pantai ini terkenal dengan pekerja seks komersialnya. Padahal waktu kecil saya sering ke sana karena adem dan banyak Pandan laut. Nggak tahu kok bisa jadi gitu. Tapi tenang! Sekarang semua bangunan tak berijin diblongkar. Pekerjanya? Entahlah! Mungkin taubat, semoga.

Akhirnya Terbongkar Juga

Bismillaahirrahmaanirrahiim....

Apa sih yang kerbongkar? Saya mantannya Dude? Hello!!! Sudah 2016 ini! Masa masih ngomongin Dude? Udah nggak jaman keles!!!

Tahu pelaku Nikah Siri Bikin Hepi? Lalu siapa yang mau dipedekatein?? Itu Mbak saya, sulung bernama Nur Aprilia Dwi Sasanti.

Seperti yang saya pertanyakan di Flashfiction Pedekate, Mbak saya ini lahir bulan Agustus bukan April. Anak pertama bukan kedua. Lalu kenapa ada April dan Dwi?

Menepati Janji di Awal Januari

Bismillaahirrahmaanirrahiim....
Masih ingin liburan??? Saya juga!!! #ButuhPiknik
Januari sudah berapa hari nih? Rasanya nggak afdhol kalau tak ada cerita liburan. Walalupun cuma sehari, alhamdulillah saya sempat piknik juga, hahaha.
Pagi-pagi 1 Januari bangun pagi seperti biasa. Malam tahun baru kerja cuy, jadi pulang kerja bobok cantik saja. Setelah solat subuh saya ke pasar yang ada di dekat rumah lalu pulang dan nyuci. Bagian masak ada Bu e sih. Hari itu menunya Ayam Bakar, yok sedap!!!

Masih Bu e, Belum Ada yang Lain

Bismillaahirrahmaanirrahiim....
Selamat Hari Ibu Bagi semua Ibu dan Calon Ibu!!!
Sekarang ini saya hanya punya satu Ibu, entah tahun depan #Eh. Masih Bue, Belum Ada yang Lain, hehe. Saya memanggilnya Bu e. Kayanya sih sudah beberapa post ngomongin Bu e di sini. Ada Bu e, Bu e oh Bu e, Perempuan Tambal Ban, Deman Korea dan kemarin Anak Motor.
Bu e merupakan anak ketiga dari lima bersaudara yang kesemuanya perempuan. Katanya sih Pendawi Lima. Hah! Ada-ada saja. Eh tapi, kalau nomor tiga berarti Bu e Arjuna dong! Walah!!! Dibanding saudara yang lain, Bu e emang paling cantik sih, hihihi #AnakSholihahMujiIbunya. Badan Bu e tinggi, saya aja kalah. Gemuk? Nggak juga.
Bu e punya lima anak hidup dan satu kali keguguran. Adik saya paling bontot yang lebih dahulu menghadap Tuhan. Semua anak Bu e lahir dengan normal. Rata-rata semua lahir sendiri tanpa bantuan bidan. Kaya Kakak laki-laki saya yang lahir di dekat pohon pisang. Saya sendiri katanya lahir setelah solat subuh. Kalau si adik, saya malah sempet denger dia nangis waktu Bu e sudah rebahan di kamar. Alhamdulillah semua kelahirannya dipermudah. Seumur-umur Bu e juga nggak pernah KB. Sampai hari ini saya belum dapat adik lagi sih, hihihi.
Dulu saat saya di Ponpes ada yang belum pernah ketemu Bu e. Sekalinya datang, masa Bu e dikira kakak perempuan saya? Ini saya yang bermuka boros atau Bu e yang awet muda? Sampai sekarang, Bu e memang terlihat muda sendiri. Padahal, cucunya saja sudah empat.
Kata Mbak saya, masakan Bu e itu ngangenin. Jadi kalau Mbak yang domisili Pati pulang ke Jepara, dia akan makan banyak. Makanan yang Bu e buat sebenarnya ala kadarnya, tapi ya enak. Kalau jauh dari rumah itu, selalu ada yang di kangenin.
Pagi tadi saya mengucapkan selamat hari ibu pada Bu e. Bu e lagi masak dan saya nyodorin tangan buat salim. Cipika-cipiki? Saya nggak biasa gitu sih. Kado? Alhamdulillah sebelum hari ibu saya sudah memberi Bu e sandal hasil harbolnas kemarin. Waktu itu saya memang bilang ini untuk kado hari ibu. Jujur saya memang jarang banget ngasih sesuatu ke Bu e. Jadi pas sandal itu diterima, Bu e kaya berkaca-kaca gitu.
Sumber
Semoga Bu e selalu sehat, rajin ibadah dan diberi panjang umur untuk melihat anak cucu buyutnya. Untuk Bapak pun sama. Saya tahu, saya belum bisa membahagiakan Bu e dan Bapak. Tapi, saya tetap berusaha untuk menjadi anak yang baik. Bahagialah selalu, Bu.... Saya hanya punya doa untukmu.
Selamat hari Ibu!!!

Anak Motor

Bismillaahirrahmaanirrahiim....
“Greng-ngreng!!!”

http://si-ucha.blogspot.co.id/
Tiap kali dengar suara motor otak-atikan, rasanya sebel!!!. Polusi suara banget, sakit di kuping. Heran deh! Sebenarnya mereka mau pamerin apa?
Dan entah karena hujan dan jamur mulai tumbuh, sinetron tema motor-motoran bermunculan. Adegannya balapan, geng-gengan, ngangkatin ban motor, ujungnya rebutan pacar. Ngomong-ngomong, kalian juga suka sinetron gituan?
Jujur, saya nonton tapi nggak suka. Sebelum saya balik kerja, kadang Bu e nonton sinetron Anak Jalanan. Mau nggak mau saya lihat. Herannya, Bapak saya juga ikutan nonton. Kadang mereka ketawa ketiwi berdua. Kalau saya minta ganti chanel, alamat kena semprot!
Kadang Bapak bilang gini, “Ibumu ngelindur, siapa yang dipanggil? Boy... Boy... Boy!!! Aku suaminya nggak dianggap!”
Betulan Ibumu ngelindurin si Boy?
Hayah! Itu cuma karangan si Bapak aja. Buat lucu-lucuan biar nggak bosen.
Sebenarnya buat saya, dunia otomotif memang nggak asing. Bapak dari dulu naiknya motor, sampai sekarang punyanya motor juga. Dandanin motor? Jangan ditanya, Bapak bisa. Memang sih sekarang ini Bapak jarang betulin motor, paling motor anak-anaknya. Yang masih itu tambal ban motornya.
Saya curiga, mungkin saat Bapak nonton sinetron Anak Jalanan, beliau ini bayangin saat masih muda. Hobi motor, otak-atik motor. Hah! Jangan-jangan pernah balapan juga! Eh tapi Mbak dulu pernah cerita, waktu muda Bapak sering banget ikut pawai saat ada pemilihan. Kalau diingat-ingat, saat saya balita pernah ikut pawai naik motor sama Bapak, hehehe.
Jadi anak tukang bengkel, tahu banyak tentang motor dong, Ji??!!
Kata siapa? Saya mana ngerti mesin motor? Pernah bawa motor dan mogok aja nelfon Bapak. Kalau tempatnya jauh, minta tolong sama orang. Bensin habis saja saya bingung, hihihi. Rantai motor copot, gugup nggak bisa jalan. Pokoknya saya ini nggak banget deh kalau urusan motor.
Kalau mesin motor nggak tahu, nambal ban motor bisa, Ji?
Saya? Nggak bisa, hehe. Kalau para lelaki di rumah sih bisa, cuma yang perempuannya Bu e seorang. Jadi kalau beberapa waktu lalu ada tukang tambal ban cantik nongol di TV, ya tentu dia kalah sama Bu e. Beliau nambal dari saya balita, lho! Kalau sekarang, biasanya anak lanang yang pada nambal. Kalau terpaksa karena nggak ada yang nambal, baru deh Bu e mau. Namanya rejeki, sayang kan kalau ditolak.
Ji, masa kamu kalah sama Ibumu?
Ini bukan pertandingan ya. Sayanya ngetik aja dari pada nyukil ban. Kalau cuma mompa ban, saya bisa. Iyelah tinggal hidupin kompresor, masukin ke ban. Beres!!!

Bagi saya, kamu mau naik motor, jungkir balik nggak masalah asal tidak mengganggu pengendara lain. Tertib berlalu lintas itu perlu. Jangan sok-soan saat di jalan raya. Kesalahan berkendaramu bisa mengakibatkan hilangnya nyawa yang tak berdosa. Jadi, sudahkah kamu berkedara dengan baik dan benar?

Hari yang Berbeda

Bismillaahirrahmaanirrahiim....

Bagaimana hari kalian?

Semoga walaupun sibuk bekerja atau repot mengurus rumah, kita tidak lupa ibadah, amin.

Beberapa waktu lalu, saya akhirnya punya keponakan kembar. Bukan keponakan kandung sih wong yang ngelahirin adiknya Kakak Ipar. Tapi, ya tetep seneng juga, wekeke. Sepupu, keponakan, teman, adik kelas yang kembar aku punya. Yang belum punya  ya anak kembarnya, hihih.

Hari itu, 15 November si kembar lahir normal di Puskesmas Mayong Jepara. Tidak ada yang serius, cuma berat badan mereka kurang. Mereka lahir di usia 7 bulan dengan berat bayi pertama 1,7 Ons dan bayi kedua 1,3 Ons. Akhirnya mereka dibawa ke RSU Kartini untuk mendapat perawatan. Waktu saya lihat mereka di IGD, pada bobok. Mereka disinar. Lucu, kecil, pengen peluk.



Namanya IGD, ada saja pasien datang. Dari yang melahirkan, sakit dalam, sampai yang betulan parah, berdarah. Berhubung saya nongkrong di IGD lumayan lama, akhirnya saya melihat banyak hal dan itu benar-benar membuat saya merinding. Memang waktu itu tidak seheboh seperti drakor Emergency Couple. Tapi, tetap saya sebagai manusia biasa, saya merasa takut.




  • IGD itu mendahulukan pasien yang perlu bukan berdasarkan urutan. Budaya antri tak berlaku di sini.

Maaf!
Pelayanan IGD bukan berdasarkan urutan kedatangannya, tetapi berdasarkan kegawatdaruratannya


  • Siapin mental. Ini bagi keluarga pasien maupun yang merawat pasien IGD. Setiap petugas medis akan melakukan yang terbaik untuk menyelamatkan nyawa pasiennya. Dan drama sinetron bagi orang yang tidak mampu belum bisa dilayani, alhamdulillahnya tidak ada. Urusan administrasi belakang, yang penting usaha untuk menolong pasien terlebih dahulu.


Dan di IGD ini saya benar-benar mengalami hari yang berbeda. Ada kelahiran dan ada juga kematian. Di depan saya mobil berhenti. Seseorang berdarah dari hidung dan telinga. Kabarnya ketika di kebun, dia kejatuhan dahan kelapa. Selang beberapa waktu, setelah istri dan anaknya datang, dia pun berpulang.

Ada yang datang, ada pula yang pergi. Ada kebahagiaan, lalu kedukaan. Begitulah Allah menyeimbangkan dunia ini. Mereka dibuat berpasangan. Saya belajar tentang arti bersyukur atas hidup. Walau tak mewah dan biasa saja, ternyata saya masih sehat, tak perlu dirawat apalagi obat.

Dan, nikmat Tuhan mana yang kamu dustakan?

Hari ini
Bayi-bayi mungil lahir ke bumi
Tapi hari ini juga
Ada seseorang yang pergi
Innalillaahi wa inna ilaihi rooji'un

Nikah Siri Bikin Hepi

Bismillaahirrahmaanirrahiim....



Kenapa judulnya provokatif banget ya? Apakah saya korban nikah siri dari pejabat kaya raya? Oh tidak! Saya belum nikah, masih ting-ting lho! #Promosi.

Jadi begini, nikah itu akad menghalalkan seorang perempuan untuk dimiki. Nah, untuk nikah siri adalah nikah yang sembunyi-sembunyi. Sembunyi di kolong meja? Yaelah, nggak gitu juga kali! Maksudnya sembunyi dari khalayak ramai. Nikah siri ini sah menurut agama. Jadi kalau mau iya-iya, hayuk ah! Hahahay.

Rukun nikah:
1. Dua mempelai
2. Wali
3. Dua orang saksi
4. Akad Ijab qobul

Jadi kalau mau nikah siri, empat orang yang hadir saja udah menuhi syarat lho! Gimana? Asik kan nikah siri itu?

Kok empat, dua mempelai nggak dihitung?

Mempelai perempuan itu nggak wajib hadir dalam akad dan mempelai laki-laki juga boleh diwakilkan jika ada halangan. Gimana? Nikah ini enak banget rukunnya, lha kok pada kumpul sapi!!!

Eh itu, maharnya nggak wajib kelihatan?

Nggak juga. Dicicil juga boleh, asal si mempelai perempuan ridho.

Lho Ji, penghulunya mana?

Penghulu mah kalau situ nikah secara resmi, negara. Kalau nikah siri, ijab qobul antara wali dan mempelai pria/wakilnya, sudah sah. Asik banget nggak sih?

Masih ada pertanyaan? Helo? Saya nggak lagi ngajar ilmu fiqih. Tanya Pak/Bu ustad sono!

Bicara nikah siri, tahun 2003 Mbak pertama saya, Mbak Santi jadi korban nikah siri. Sampai hari ini, dia masih hepi tuh pernah nikah siri. Berhubung waktu itu saya masih SD, jadi urusan orang dewasa macam itu saya tidak dikasih tahu, apalagi tempe. Saya tahunya setelah beberapa tahun Mbak saya nikah.

Mbakmu dinikahi laki-laki beristri, Ji?

Heh! Sembarangan! Dia nikah sama guru ngajinya di pesantren, masih single. Padahal, katanya kakak ipar saya ini kalau ngajar nyeremin, ahahah!!!

Menurut almarhum Kyai kami, KH. M. Dalhar, foto berdua sebelum nikah itu nggak boleh. Waktu itu jadwal akad nikah negara pagi sedang acara lamarannya sore di hari sebelumnya.

Kok nggak sekalian, Ji?

Nggak tahu juga sayanya. Saya kan waktu itu masih kecil #Alasan.

Acara lamaran itu bersamaan acara Gawe, ngundang banyak orang, tetangga, sodara, banyaklah. Resepsi kalau orang kota. Di acara ini, Mbak saya juga dirias, jadi pengantin gitu. Kalau sudah nyewa Padi-padi atau perias kan ada foto-fotonya. Nah disinilah maksud daripada larangan foto sebelum sah jadi suami istri.

Terus acara nikah sirinya gimana?

Kata Mbak saya, Mbak bersama Bapak pergi ke ponpes. Nah mereka nikahnya di sana. Maharnya sepuluh ribu perak. Nggak sabar dong nunggu malam pertama?!!!

Jadi setelah sah, Mbak saya salim sama suaminya. Setelah ituuuu...., tulit-tulit, pulang ke rumah masing-masing!!! Asik kan??? Ahahaha!!!

Mereka akhirnya bertemu pas lamaran seserahan. Foto-foto lalu keluarga dan kakak ipar pulang. Pagi hari datang lagi untuk akad resmi negara. Acaranya lebih panjang, lebih khusu’ dan pastinya terang-terangan karena banyak yang menyaksikan. Nikah dua kali bok. Gimana nggak asik?

Meskipun begitu, para perempuan jangan mau diajak nikah siri. Kalau nikah sirinya kaya Mbak saya mah silakan, toh akhirnya nikah resmi juga. Tapi kalau asal-asalan nikah siri, say big no!!! Bagaimana pun, nikah siri itu merugikan perempuan. Statusnya kurang jelas. Habis nikah, enak-enakan terus ditinggal, situnya jadi gadis bukan, janda bukan. Mau nikah lagi tapi secara agama istri orang. Harus ada ucapan talak dulu. Jadi ribet deh urusannya.

Nikah ya nikah saja. Nggak punya uang? Sabar, puasa sambil usaha. Mau nikah tapi uang pas-pasan? Ya ke KUA. Kalau punya uang lebih ya resepsi, atau sederhananya walimatul ursy. Mau buat kenangan, foto kamera, nyewa Foto Wedding Bandung, atau kamera HP juga bisa. Gaya dikit karena uang lebih bisa ngasih Souvenir Photobooth atau apalah buat rame-rame. Nggak pun nggak masalah. Mau hubungan halal itu nggak susah kok. Sudah cukup hubungan nggak jelas dan bikin dosa. Mending nikah #KasihKode.

Ya sekian dulu pelajaran Fiqih kita #Eh. Habis ini saya mau cerita pernikahan Mbak kedua saya, hahaha. Ada yang mau tahu??? Nati saja lah! Hahahay! 
Sampai jumpa!!

Diikutkan dalam Giveaway Pernikahan dan Souvenir Pernikahan



Hadiah, foto pernikahan yang burem dan dua anak mereka yang unyu pas kecil :D





Cerita Idul Fitri

Bismillaahirrahmaanirrahiim....

Saya tahu ini telat, tapi ya namanya mau cerita hehe. Idul fitri tahun ini agak beda dari yang lalu. Banyak yang tak terduga. Kita punya rencana ini itu, tapi rencanya-Nya lah yang terjadi.

Hari Pertama
Seperti biasa kami sekeluarga solat Id. Pulang ke rumah, sungkeman. Lucu-lucuan kita foto, cuma memang tidak sekeluarga full. Setelah itu kita mudik ke rumah Mbah dari pihak Bu e di desa Demeling. Selesai jum'atan kita mudik ke rumah Mbah Kakung dari pihak Bapak. Kalau boleh dibilang untung, soalnya akhir ramadhan Mbah Kakung dirawat di RS Kartini.

Hari kedua
Saya stay di rumah wong tiba-tiba nggak enak badan :hiks.

Hari ketiga
Di rumah juga. Bedanya Mbak yang stay di Pati sudah sampai Jepara. Hari itu juga saya sama si Bu e muter-muter di pasar nyari kerudung buat krucil Lala sama Sinta.

Hari keempat
Rencanya mau halal bihalal ke rumah guru. Tapi, SMS dan telfon adek di pagi hari merubah rencana-rencana. Mbah Kakung saya berpulang. Kami sekeluarga ribut sendiri karena semua orang belum mandi, batita, balita dan anak-anak ricuh. Dengan persiapan seadanya kami ke rumah Mbah yang ada di desa Batukali, Kalinyamatan Jepara. Kami berkumpul, anak cucu buyut nungguin sampai pemakaman. Sampai hari-hari berikutnya, kami tetap pulang pergi ke rumah simbah untuk ngaji.

Semua rencana-rencana berubah, sedikit berbeda. Memang kita bisa apa karena semua yang terjadi atas kehendak-Nya.

Karena sayanya masih pemanasan nulis, ceritanya sampai di sini dulu. Kapan-kapan di sambung lagi, hehe :smile.

Bye :hai

Namanya, Azzam

Bismillaahirrahmaanirrahiim....

Namanya Azzam, lahir di Pati, 15 November 2014. Dia keponakan baru saya :uhuk. Ganteng? Iya dong! Kan cowok :smile.

Waktu dia 8 bulan dalam kandungan, saya sempat beberapa hari menemani dia, Mbak saya sebenarnya :uhuk. Ketika sore sekitar jam lima, sejam dari kelahirannya, Mbak nelfon memberi kabar. Magrib di Jepara kita otw ke Pati.

Bayi Azzam merah, kecil kelihatannya, tapi beratnya 3,6 Kg. Azzam lahir di Puskesmas Batangan, Pati tepat sehari sebelum ultah Mbak Ita, ibunya.

Selama dua minggu saya stay di Pati, menemani Mbak Ita. Seneng, soalnya bisa bantu ngemong Azzam dan Zahro' aka Lala, kakaknya.

Azzam sendiri adalah nama usulan saya :uhuk. Tahu KCB kan? Nah! Saya suka sosok Azzam. Muhammad Azzam Al Aufa, lengkapnya. Al Aufa itu sumbangan dari Omnya, Ali.

Maret tanggal 14 lalu, untuk pertama kalinya Azzam ke Jepara. Dari foto perkembangan, dia berubah. Dari merah, hitam dan sekarang kulitnya agak putih.

Azzam juga punya lesung pipit kecil di dekat bibir, persis seperti Ibunya. Nanti kalau sudah besar, saya yakin pasti banyak cewek yang suka :luph.

Kangen Azzam.... Ya sudahlah :hai.



Quiz Monday FlashFiction Prompt #4: Ayunan Si Kunyit

Credit
Bismillaahirrahmaanirrahiim....
  ***

Kutendang kerikil yang berada di tengah jalan agar jauh ke pinggir rerumputan. Hari pertama masuk sekolah membuatku sedikit lelah. Aku terlambat bangun pagi sehingga gagal mendapat bangku paling depan. 


Kuhentakkan kaki sebal sementara rok merahku sedikit diterbangkan angin. Kulihat si Kunyit Mimi dengan rambut singanya melamun sedih di ayunan favoritnya di bawah pohon sawo. Liburan sekolahku berakhir membuat Mimi sedih. Tak ada yang mengajaknya bermain lagi.


"Kunyit! Bengong mulu! Nanti dimakan hantu pohon sawo lho!" godaku sambil mengayun-ayunkan Mimi.

"Hore! Kak Dea udah pulang! Bisa main ayunan lagi. Dorong keras Kak!" kata Mimi kegirangan.


Kuayunkan Mimi tinggi, lebih tinggi dan dia menjerit.


"Nyit, mainnya di dalam aja yuk! Pohon sawonya kan banyak ulet. Nanti kamu gatel-gatel."

"Gak mau Kakak!"


Mimi cemberut, aku tak akan tega melihatnya begini.


"Ayunkan yang tinggi, Kakak!"


Kudorong ayunan Kunyit lebih jauh, lebih tinggi. Dia menjerit lagi.


Kunyit melepaskan pegangan dari ayunan. Dia menggaruk-garuk tubuhnya. Ayunan masih melambung tinggi. Kunyit hilang kendali dan jatuh tersungkur. Kepalanya berdarah.


Seminggu berlalu sejak insiden Kunyit jatuh dari ayunan. Aku menatap bekas pohon sawo yang ada di depan rumah. Dulu kunyit selalu bernyanyi riang di sana. Setiap pulang sekolah dia selalu di sana, tapi kini tak ada.


Aku melangkah gontai menuju pintu. Di pojok teras ayunan Kunyit teronggok. Tak ada lagi ayunan si Kunyit di pohon sawo.


"Hore Kakak Pulang! Kak ayo main!"

"Mau main apa, Nyit? Gak ada ayunan lagi. Emang kamu udah sembuh?"

"Udah dong! Alergi gatel gara-gara uletnya ilang, pohon sawonya juga. Sekarang kita masak-masakan aja!"


Mimi menyodorkan kaleng bekas susu dan tanah liat di dalamnya. Aku tertawa mengelus rambut berkuncir kudanya.


"Untuk QUIZ MONDAY FLASHFICTION #4 - Sketch Prompt"


Notes:
Mari Curhat!!! :uhuk
Aku pernah main ayunan sama kedua Mbakku. Ayunannya tinggi digantung di pohon sawo. Aku dan Mbakku jarang main bareng soalnya mereka dari pagi sampai sore sekolah. Kalau bisa main bareng itu namanya amazing :uhuk . Tapi aku nggak pernah jatuh dari ayunan :uhuk . Seingatku, dulu aku nggak pernah main masak-masakan sama Mbakku. Kalau sama Kakak sih pernah :uhuk . Kalau pun aku ngayal buat masak-masakan tanah liat, itu nggak akan jadi kenyataan :smile . Nyatanya aku pernah masak beneran masak makanan yang enak di makan, huahhahah :uhuk . Oh iya, Kunyit itu nama panggilan yang dikasih Mbakku. Kenapa Kunyit? Halah wong aku juga nggak tau, hihihi :wek .

Sehari Tanpa Gadget : Tetep Keren

Gadget, apa sih? Intinya ya sejenis HP, Ipad, Ipod, ngepot *Bukan termasuk, pokoknya yang model gituan deh. Kalau buat aku sendiri, yang paling sering dan tercanggih yang aku punya ya HP. Kemana aja bawa HP, ke kamar mandi sekalipun *Terlalu.


Buat aku sendiri, karena sekarang jadi blogger, suka update status geje, ngetwit acakadut, HP itu seolah menjadi kebutuhan. HPku sendiri sengaja tak beliin paket internet biar bisa pinter, belajar lebih canggih via Universitas Dunia Maya. Maklumlah, aku ini orang desa, lebih-lebih sudah satu setengah tahun tinggal di hutan.


Kerennya lagi, ditempat kerja, TV nggak ada. Jarang main ke rumah tetangga, nggak ada anak-anak unyu yang bisa di cubit. Nggak ada hiburan, melongo jadi tarzan *Hadeh. Jadilah, HP ini satu-satunya hiburan buat ajang gombalin orang :uhuk .


"Ji, lu kan udah lengket banget tuh sama HP, gimana kalau sehari aja kagak pegang HP?"


Wa~ Itu sih nggak masalah selama aku liburan di rumah :uhuk . Ya, kadang dua minggu sekali atau sebulan sekali aku pulang ke rumah. Meski di desa, tapi rumah Bapakku agak kota :uhuk . Akses internet, TV, de el el masih bisa kejangkaulah.


Herannya, justru saat di rumah aku jarang sekali pegang HP. Paling cuma ngecek SMS atau apalah, nggak terlalu heboh kalau pas nginep di tempat kerja. Intinya, sehari tanpa HP pun tak ada masalah :smile . Tetep aja akunya keren gila :smile .


"Lha terus kamu ngapain?"


Kalau posisi di rumah, aku biasanya ngemong Sinta keponakanku yang unyu-unyu kaya penyu.












Gimana nggak gemesss sama dia??? :uhuk
Poto2 itu aku ambil sebelum balik kerja dan sampe nulis ini aku belum pulang :hwa

Habis momong biasanya nge-babu, kalau mau sih :uhuk . Biasa, pagi ke pasar, bantu masak Bu e kalau mau, pokoknya aktifitas nge-babulah :uhuk .


Selain itu aku juga nyempetin habisin buku hadiah-hadiah dari hasil nge-blog yang masih setumpuk *hadew . Habis gimana ya, nggak mungkin aku bawa semua ke tempat kerja. Paling 3-4 biji doang. Jadi ya sebisa mungkin waktu di rumah kudu baca buku. Habis itu ya, gemukin badan dengan tidur :uhuk .


Sore hari, kalau Bapaknya Sinta ada job, kadang ikut bantuin juga sih. Ngapain coba? Jualan es :uhuk . Kaya pas aku nulis Lebaran Ketupat Lagi :smile . Tapi ya jualannya nggak di pantai juga :uhuk .


Intinya, sehari tanpa HP aku bakal mati karena sesungguhnya kematian itu pasti :smile. Lha dulu jaman sekolah kan malah nggak bawa HP. Pernah bawa aja paling buat ngasih tahu orang rumah atau minta di jemput, wes gitu aja :smile .


Tanpa gadget, banyak hal kok yang masih bisa kita kerjakan. Dunia maya ya perlu, tapi kita kan juga hidup di dunia nyata. Manfaatin waktu dengan bersosial ria bersama keluarga. Tanpa HP pun aku masih keren kok, ciyus deh :smile . Kalau nggak percaya, tanya aja tetanggaku :wek


“Tulisan ini ikutan GA keren Sehari Tanpa Gadget di blog Keajaiban Senyuman lhooooo”

Me and Family


Mbak Santi, Sinta, Aku, Lala, Mbak Ita

Foto ini diambil tanggal 14 April 2013 kemarin saat Mbak Ita akan pulang ke Pati. Foto bertiga ini adalah foto pertama yang diambil selama aku hidup :uhuk . Dulu waktu kecil, saudaraku yang empat itu pernah foto bersama minus aku karena aku sedang sakit. Aku sama sekali tidak punya foto keluarga besar, if you know. Why? Anggota keluargaku bukanlah orang-orang yang narsis. Orang desa, apa sih pentingnya? Waktu nikahnya kedua kakakku ini, sebenarnya setiap angggota keluarga dapat giliran foto. Tapi ya itu, ngga sama-sama. 

Setelah kedua Mbakku nikah, mau ambil foto mereka susahhhh banget. Katanya malu, udah emak-emak, ngga mau narsis. Foto ini benar-benar membuatku terharu :hwa . Tumben bener kedua Mbakku mau diajak foto begini. Yah meskipun Mbakku yang satu itu kejepretnya pas merem :smile . Intinya sih, akhirnya aku punya foto pose bertiga... horeee!!! :uhuk . Bisa liatin ke teman-teman bahwa aku memang punya dua kakak perempuan :wek :smile .


Postingan ini diikutsertakan dalam CAPek-Ma Berbagi  dengan Tema “Me and Family”