Jiah My Id

The Power of Anak Kampung

Powered by Blogger.
Showing posts with label Opini. Show all posts
Showing posts with label Opini. Show all posts

#365HariJokowiJKGagal

Bismillaahirrahmaanirrahiim....



Hari ini sudah satu tahun Pak Jokowi dan Pak JK memimpin kita. Sebagi wujud kecintaan rakyat terhadap Presidennya, dan betapa bebasnya berpendapat, maka rakyat membuat peringatan dengan #365HariJokowiJKGagal. Sudah satu tahun lho, dan gagal!!! Bayangkan!!!

Mana janjimu dulu? Katanya BBM turun. Katanya nggak banyak pengangguran. Katanya rupiah naik. Katanya asap bisa hilang cepat? Mana??? Satu tahun saja gagal, apalagi yang tinggal empat tahun kepemimpinan???

***

Itu sih kata mereka, bukan saya, heheh. Tahu nggak sih? Satu dari lima tahun itu harusnya baru, bukan sudah. Empat tahun bukan tinggal, tapi masih. Begitulah seharusnya kata yang kita pakai. Sudah cukup Balonku yang mengatakan empat itu tinggal!!! Jaman sudah maju, kita harus berpikir ke depan dan luas!!! #Merdeka!!!

Beda kepala, beda cara memimpin dan berpikir. Kita tidak bisa menyamakan Presiden satu dengan yang lain. Dan setiap sesuatu itu butuh proses, penyesuaian, adaptasi. Presiden itu bukan Tuhan yang berkata, “Jadilah, maka jadi.”. Presiden itu manusia biasa, sama seperti kita.

Kecewa itu lumrah, menuntut janji itu wajar. Tapi, sudahkah kita bercermin?

Kita ini bisanya cuma jadi penonton. Ngamuk-ngamuk, komentar sok pintar, sok tahu segalanya. Suka nuntut ini itu. Tapi, apa yang sudah kita lakukan untuk bangsa kita tercinta ini? Sudahkah kita melakukan hal kecil seperti buang sampah pada tempatnya? Sudahkah kita mengajarkan hal baik pada anak-anak, remaja pemimpin masa depan kita? Sudahkah kita jadi kreatif bukannya konsumtif?

Perubahan itu dimulai dari kita sendiri. Kita tidak bisa hanya menuntut tanpa melakukan sesuatu yang berguna, yang nyata.

Saya yang tidak berpendidikan ini berusaha berpikir logis, obyektif bukan memihak. Waktu 365 hari yang sudah lewat tidak bisa dijadikan tolak ukur gagalnya kepemimpinan. Jika sudah empat tahun dan bangsa kita masih terpuruk, mungkin saya akan berkata ini gagal. Revolusi Mental, harusnya kita memang melakukannya. Selain memperbaiki akhlak, kita juga harus memperbaiki mental dan pemikiran kita. Berpikirlah positif, maka akan positif.

Presiden Cuma satu dan kita tidak bisa menarik beliau untuk menyelesaikan semua masalah yang mungkin kita sendiri yang menyebabkannya. Mari bantu beliau mewujudkan harapan-harapan kita bersama bukan keinginan segelintir orang. Beliau itu bisa, kalau kita percaya. Dan apakah kamu percaya bahwa yang akhir itu lebih baik dari permulaan?


Saya (Tak) Peduli

Bismillaahirrahmaanirrahiim....

Kemarin, FF yang saya buat dengan judul Di Dalam Pesawat ternyata terpilih menjadi FF terpilih di Monday Flashfiction. Selain itu, dalam voting, ternyata saya dapat banyak dukungan dan membawa pulang banner.



Fiksi ini mengingatkan fiksi saya yang lain yang juga pernah menjadi FF terpilih. Judulnya Bloating of Boat yang diubah menjadi Mencari Dibah.

Ketika membuat dua FF ini, saya berpikir sederhana. Padahal keduanya dibuat beberapa waktu setelah terjadi kecelakaan. Mencari Dibah setelah peristiwa perahu terbalik di Jepara pada 2013, sementara Di Dalam Pesawat setelah Pesawat Herkules jatuh.

Kesannya, dengan menulis FF itu, saya ini tidak peduli dengan penderitaan orang lain ya?!

Saya hanya mencoba berada diposisi orang-orang yang tidak menjadi korban yang tiba-tiba merasa takut kecelakaan. Siapa sih yang mau celaka? Tidak ada!

Ketakutan itu sebenarnya tidak berdasar. Rasa takut itu kita sendiri yang memupuknya sehingga berkembang menjadi praduga yang belum tentu terjadi. Padahal, apa yang kita prasangkakan, itu lah yang terjadi. Maka dari itu, sangat penting bagi kita untuk berpikir positif.

Cara terbaik menghilangkan rasa takut dengan melawannya. Dan saya sedang menjalani itu. Desember 2014 saya sempat kecelakaan motor. Setelah sebulan bahkan sampai saat ini, saya selalu deg-degan kalau ada yang menyalip atau mepet motor yang saya tumpangi. Tapi toh saya tetap naik motor, untuk terapi tentunya.

Saya peduli dengan kedua kecelakaan tersebut. Bagaimanapun ada warga Jepara yang menjadi korban di sana. Seperti note saya di FF Mencari Dibah, bahwa rasa itu menular. Saya tidak ingin menampilkan kesedihan di sini.

Dan percaya atau tidak, ketika sebagian orang berduka, mungkin di dekat kita ada yang merasakan kebahagiaan atas kedukaan itu. Begitulah hidup, saling berpasangan dan melengkapi. Dan apakah itu artinya saya atau mereka tak peduli?

Beda Standar

Bismillaahirrahmaanrrahiim....


Kemarin aku bengong, iseng ngayal. Aku duduk  di bus sambil baca novel. Teman sebelah kepo tapi gak mau tanya langsung. Nah kemudian dia browsing novel yang aku baca di google. Karena hayalan itulah, aku kepo juga buat browsing tuh novel di google karena kebetulan aku juga review tuh novel. Eh aku dapat sesuatu yang lucu dari pereview lain :uhuk . Saking lucunya, aku ngirim e-mail ke penulis novel tersebut.


Jadi, aku nangkapnya gini. Menurut tulisan itu, novel Y terlalu banyak narasi. Kalau aku nangkapnya, banyak deskripsi kali ya, paragraf bla bla bla. Katanya suruh banyakin show dari pada tellingnya. Errr ini nulis novel apa FF ya?


Dari situ, akhirnya aku menganalogkan. Suaraku ini rada ngedangdut tapi aku malah daftar audisi Indonesian Idol di mana juri mencari suara yang bukan ngedangdut. Kemungkinan diterima ada tapi penolakannya jauh lebih besar. Kenapa? Standar juri berbeda, selera juri juga beda. Apalagi kalau ikut American Idol? Lha Bahasa Inggris aja aku tiarap tingkat dewa :smile .


Analog lain. Satu tanganku ini bisa menghasilkan berbagai macam tulisan tangan tergantung standar pensil, pena, buku, mood, apapun bisa jadi faktor X. Bisa ditengok di diary aku yang tiap nulis hampir past beda. Intinya memang beda standar dan itu sesuatu yang lumrah nggak perlu diambil pusing.


Aku aja sukanya romantic komedi nggak terlalu suka fantasi. Kalau aku bilang sama pecinta fantasi dan fantasi itu jelek, digampar aku. Tapi kalau Secret  Gargen aku suka :uhuk . Selera kan ya? Kataku sambal Padang itu nggak enak, enakan sambal trasi buatanku. Terserah aku dong ya mau ngomel apa :wek .


Maafkan aku membuatmu tak suka
Karena aku tlah denganmu
Bukan maksudku membuatmu berfikir
Apakah aku pelarianmu saja
~Ariel Tatum Ft Ari Lasso - Karena Aku Tlah Denganmu

*Dobel Ari :uhuk >>> Adakah teori tentang Larangan Memakai Nama yang Sama untuk Duet? :smile


Intinya dari tulisan ini itu apa?


Intinya, aku harus move on dari Dude Harlino. Yah, mungkin standar istri buat Dude itu Alyssa bukan aku. Standarku sekarang naik lebih dari Dude huahaha :uhuk .

Fenomena Pengemis Kaya

Bismillaahirrahmaanirrahiim….


Kita pasti tahu dong fenomena pengemis kaya yang menghebohkan itu? Yap, pengemis yang punya uang puluhan juta. Keren! Aku pikir sih fenomena itu cuma ada di TV, kota besar. Tapi ternyata, di desa tempatku tinggal sekarang juga ada :uhuk .


Beberapa kali dalam seminggu, biasanya aku pergi ke pasar. Nah di pasar ini beberapa kali aku nemuin Bapak-bapak yang minta-minta. Badannya tinggi, kalau dilihat mah dia nggak kurang sesuatu apapun. Kalau toh dia mau kerja lain, aku yakin pasti bisa. Terus aku ngasih dia uang gitu? Nggak :uhuk . Aku bawa uang belanja aja, nggak bawa uang pribadi. Nanti kalau kurang kan nggak enak :smile .


Beberapa waktu kemudian, penghuni pasar pada ngobrol-ngobrol. Kebetulan sebagian penjualnya aku kenal dan sudah akrab. Aku tanya deh, ada apa kok pada ribet gitu? Ternyata mereka lagi ngomel tentang si Bapak pengemis. Dia minta-minta tapi pulangnya bawa motor bagus banget. Hadeuh! Fenomena banget kan ya? :uhuk .


Setelah kopdar awal tahun 2014, aku sempat mampir ke Showroom tempat kerjaku dulu. Setelah ngobrol temu kangen sama temanku yang ternyata masih kerja di sana, tiba-tiba ada panggilan dari pintu depan. Aku hafal banget tuh suara. Suara Ibu-ibu yang minta-minta yang wajahnya kaya orang India.


Aku sudah hampir dua tahun nggak kerja di Showroom, tapi kok ya yang minta-minta masih sama, orang itu lagi. Dulu hampir tiap hari Ibu itu datang sama anaknya. Kalau secara matematis, Sentra Patung itu rumahnya lebih dari 100. Dimisalkan aja Ibu itu berjalan dari ujung barat Sentra Patung sampai ujung timur. Jika tiap rumah ngasih uang minimal 500 rupiah, berarti hasil uang minta-mintanya 100 x 500 = 50.000. Woaaa~ Amazing!!! :omg .


Terus, kita harus bagaimana?


Sering kali, jujur aku juga bingung menghadapi mereka yang minta-minta. Tapi kalau ngaca, kita ini juga tukang minta, minta sama Tuhan. Aku sih lebih suka orang ngamen atau nari tari daerah untuk nyari uang dari pada minta-minta gitu. Kalau di Jakarta, orang yang ngasih uang peminta-minta itu kena denda. Kalau di Jepara, nggak tahulah. Mungkin ya kita perlu ngasih pencerahan dan pelatihan ketrampilan supaya mereka bisa mandiri dengan membuat karya. Semoga saja :smile .

Maia, Bukan Ibu Pelit

Bismillahirrahmaanirrahiim....


Masih ingat kasus Al yang katanya diteriaki Maia, ibunya agar Al membayar hutang? Miris ya? Miris Maia-nya atau Al-nya? Kalau aku sih gregetan sama si Al.


Ini bukan karena aku ngebelain Maia karena kasus bla-bla-bla dengan mantannya yang bagusnya pas MFF Idol kemarin aku nggak dapat kasus ini :uhuk . Aku miris karena dalam berita yang aku baca, Al bilang bahwa minta uang sama Papanya lebih gampang daripada sama Maia.


Nah! Aku nih setuju sama Maia yang nggak gampang ngasih uang ke anak-anaknya. Okelah sayang itu boleh, tapi kalau ngegampangin ngasih uang atau apa-apa semau dia, si anak ini jadi susah belajar betapa untuk mendapat sesuatu itu nggak gampang. Ada kerja keras, ada usaha yang jatuh bangun untuk mencapai sebuah keberhasilan. 


Maia, bukan ibu pelit kok. Mungkin Maia mau agar anak-anaknya belajar dan menikmati semua proses. Bukankah ini termasuk pendidikan keren? Dan kamu, bagaimana mendidik anak-anakmu nanti?

Belajar dari YKS

Hujan kian deras, jamur-jamur bermunculan. Aku suka jamur, dulu juga sering banget sengaja cari jamur di kebun buat dipepes. Rasanya enak puol deh :uhuk .


Ngomongin jamur, Indonesia ini ternyata juga hobi sama jamur. Tapi jamur yang ini bukan makanan melainkan jamur hiburan. Kalau stasiun TV A buat acara X dan sukses dengan rating tinggi, maka stasiun TV B buat acara yang sejenis dengan X untuk meraih rating. Sama halnya seperti kasus boyband dan girlband. Bahkan aku sendiri juga terbius dengan pesona girlband dan juga boyband.


Ngomongin acara TV, pasti banyak dong yang tahu tentang acara YKS. Itu Yuk Keep Smile :uhuk . Dan ya, aku nulis ini karena kena jamur juga sama acara itu :uhuk . Apalagi noh lagi heboh petisi hentikan penayangan YKS.


Awalnya aku tahu acara Yuk Kita Sahur itu pas akhir ramadhan kemarin. Semenjak hidup di hutan, aku jarang nonton TV. Berhubung pas sahur Bapak hidupin TV, aku amazing aja lihat orang-orang kok bisa joged seragaman gitu kaya senam SKJ. Dan ya dari situlah Yuk Keep Smile lahir.


Dulu YKS itu tayang seminggu dua kali. Awalnya aku sendiri merasa terhibur dan balik deh aku ke hutan. Sebulan kemudian, kaget ternyata YKS jadi striping. Aku tuh paling bosen kalau model tiap hari gitu. Sinetron juga bosen banget. Apalagi ya host YKS itu-itu mulu, orangnya sama aja dengan host stasiun sebelah, mual :mabok .


Kalau dari segi kekompakannya sih oke. Keren kan bisa ngumpulin masa buat melakukan hal yang sama. Coba masa yang banyak itu melakukan kekompakan dalam pertolongan pada korban banjir atau melawan korupsi, pasti keren deh :smile .


Dari segi lagu, aku akui lagu dangdutnya itu bisa dinikmati oleh semua kalangan baik bawah maupun atas. Aku toh suka juga lagu dangdut, tapi ya lagu-lagu tertentu kaya lagunya Mbak Ike Nurjanah yang memangdangmu, walau selalu :smile . Tapi, lirik lagu yang di YKS itu kurang bagus buat telinga anak-anak. Keponakanku yang kecil aja hafal liriknya. Aku sempat bilang sama dia, bagusan hafalin pelajaran daripada hafalin lirik lagu gitu. 


Hostnya, banyak yang lebay dan orang itu lagi-itu lagi :jiah . Bawain acara nggak usah pakai humor lebay, biasa aja bok. Dan ya durasinya juga kok panjang banget. Masa tanyangan berita yang banyak itu cuma setengah jam tapi hiburan sampai berjam-jam?

Credit

Belajar dari YKS, baiknya orang-orang yang bekerja di stasiun TV lebih cerdas lagi untuk membuat acara yang cerdas, mendidik untuk semua orang. Banyak juga acara serupa YKS yang kudu diperbaiki. Hiburan nggak salah, orang kan juga butuh refresing. Hanya saja mbok ya porsinya itu yang sesuai, jangan terlalu banyak, jangan berlebihan. Yang sedang-sedang saja gitu lho. Jujur kalau aku jadi orang tua dan ngebiarin anak-anak nonton acara sejenis YKS, geleng-geleng kepala deh. Mending aku ajarin ngeblog aja :uhuk .


Intinya sih, tinggal kitanya belajar untuk menyeimbangkan porsi. Porsi untuk bekerja, istirahat, hiburan dan porsi yang lain, jangan berlebihan. Semoga dari sini kita sama-sama belajar bahwa berlebihan itu nggak baik :smile .


Dari yang aku tulis di atas, aku pun ikut tanda tangan di sini. Kalau kamu?


Tulisan ini diikutsertakan dalam Giveaway Kolonialisasi Media Televisi! Yuk ikut mengkritisi program televisi~”

Perempuan Pintar

Kenapa perempuan seperti Laila Lopes yang hitam memenangkan Miss Universe 2011?

Karena cantik, jelas. Toh cantik itu tidak memiliki standar tertentu seperti kulit harus putih, tinggi harus di atas 160 centi meter. Cantik tidak seperti itu. Cantik itu relatif, tinggal siapa yang mendefinisikannya. Apa dia menang hanya karena cantik? Tentu saja tidak. Leila Lopes itu pintar, makanya dia bisa dianugerahi gelas Miss Universe :smile .


Perempuan itu makhluk yang luar biasa. Perempuan bisa jadi apa saja walau bukan bidangnya. Bukan bidangku, tapi mereka tetap luar biasa saat menjadi Wonder Woman untuk keluarga.


Perempuan itu tidak melulu soal bagaimana dia mendapat nilai matematika sempurna, bahasa yang luar biasa, ilmu pengetahuan yang tidak ada matinya. Adakalanya mereka harus bisa mengaji, mengajari anak-anaknya.


Perempuan itu, paling tidak dia bisa membedakan mana merica mana ketumbar. Mana kunci mana kencur. Mana tepung beras mana tepung terigu. 


Perempuan smart itu ketika dia bisa menempatkan dirinya di mana saja seperti air. Nggak punya kepribadian dong? Kepribadian tetap ada, hanya saja dia bisa gampang beradaptasi di mana saja.


Kenapa aku merasa smart? Diusiaku yang 21 tahun lebih ini aku belajar banyak hal yang mungkin teman-teman sekolahku dulu tidak pernah merasakannya.


Dulu aku pikir, aku adalah makhluk teraneh di dunia. Ketika temanku asyik bereksperimen, aku harus mengaji. Ketika temanku mempunyai uang saku lebih bahkan mereka tidak sungkan untuk terus meminta, aku berpikir seribu kali untuk SMS rumah bahwa aku butuh uang. Aku harus rela tidak jajan demi menyisihkan uang untuk fotocopy materi pelajaran atau pergi ke warnet mencari bahan-bahan tugas makalah. Aku sekertaris kelas yang dianaktirikan wali kelas karena tidak punya HP :hwa . Maka dari itu tidak pernah malu kalau nilainya di bawah standar dan harus remidi :uhuk .


Aku merasa smart meskipun tidak menjadi ranking satu di kelas, tapi aku mampu melewati semua itu sampai mendapatkan kelulusan MAN. Aku bisa fotocopy dan menyelesaikan tugas dengan modal uang jajanku sendiri. Setidaknya walaupun saat itu aku belum punya FB seperti temanku, aku bisa belajar dengan tenang, damai sentausa tanpa gangguang status yang tidak jelas.


Aku smart karena walaupun belum kuliah seperti temanku, aku sudah pernah ikut kelas kuliah :uhuk . Karena belum kuliah, aku belajar banyak tentang kehidupan, tentang dunia kerja yang ternyata kejamnya luar biasa.


Aku belajar bagaimana tidak mudahnya mendapat rupiah sehingga harus hemat dan tidak membelanjakan uang yang aku dapat untuk hal-hal yang tidak terlalu penting, yang bukan kebutuhan mendesak. Ini bukan karena aku pelit, tapi dari sini aku harus belajar menanage keuangan untuk pelajaran saat aku sudah berumah tangga nanti.


Dari tempat kerja, aku bisa memposisikan diriku sebagai apa saja. Aku bisa angkat junjung galon, aku bisa mencuci, mengisi bahkan mengirimkan galon. Kejam? Tentu saja tidak. Selain untuk olah raga, dari sini lagi-lagi belajar untuk mandiri. Tidak semua pekerjaan berat itu urusan laki-laki. Jika suatu saat nanti aku berumahtangga dan suamiku tidak di rumah ketika air minum habis, bukankah aku tetap harus membeli air untuk kebutuhan minum? Aku tidak perlu menunggu sampai mati dengan dalih egoism bahwa pekerjaan berat itu tugas lelaki.


Dari banyak hal aku belajar untuk menjadi perempuan yang smart, tidak hanya pintar dalam teori pelajaran, tapi harus pintar juga dalam banyak hal yang menyangkut kehidupan. Termasuk pintar berakting *Eh :uhuk .


Yah, aku bisa ngaji dan mengajari anak-anakku untuk mengaji. Aku bisa membedakan bumbu-bumbu dapur, jenis tepung dan aku juga sedikit bisa memasak.


Aku berusaha menempatkan diriku di mana saja. Aku sedang belajar untuk jadi anak, istri, ibu, teman dan sahabat yang baik. Tidak mudah memang beradaptasi dalam banyak hal, banyak bidang yang mungkin sama sekali belum pernah kita lakukan. Bukankah perempuan pintar tidak pernah mengeluh untuk selalu belajar dan belajar?


Dunia butuh orang pintar dalam ilmu pengetahuan, tapi jangan lupa, dunia juga butuh orang pintar dalam memanage segala hal. Apa artinya kamu pintar dalam matematika tapi tidak pintar bergaul dalam masyarakat? Apa artinya kamu pintar berbahasa asing tapi tidak bisa menjaga apa-apa yang keluar dari lidahmu?


Menjadi pintar itu mudah. Kuncinya adalah belajar banyak hal. Kita bisa belajar dari kesalahan misalnya. Dari kesalahan kita belajar bagaimana meminta maaf dan berterimakasih.


Ah iya. Aku juga membaca dalam beberapa artikel bahwa pengusaha itu memperistri perempuan yang tidak hanya bermodal kecantikan, tapi juga kepintaran dalam banyak hal.


Mantra hebat untuk diri sendiri :

Jadilah perempuan yang pintar, maka dunia akan takluk kepadamu :uhuk



Dibanding perempuan lain, aku tak sehebat perempuan itu, yang bisa apa saja tanpa mengeluh. Paling tidak aku berusaha menjadi perempuan yang baik, perempuan yang pintar yang bisa dibanggakan. Bukan untuk orang lain, tapi untuk diriku sendiri.


“Wanita itu tiang Negara, bila dia (wanita) baik, maka baiklah negara itu. Tetapi bila wanita itu rusak maka rusaklah negara itu.”


Blogpost ini diikutsertakan dalam Lomba Ultah Blog Emak Gaoel

Kamu Berjuang Dengan Apa?

Ini twitku ketika ada pertanyaan :

Wahyu Media Bandung ‏@WayReadersBDG 21 Ags
7. KodeSoal AGS01 Jika dulu pahlawan berjuang dgn bambu runcing, sebagai pahlawan masakini Anda berjuang dgn apa?,beri alasannya #kuisagustus

Mulut : Kita bisa menasihati diri sendiri & orang lain untuk menjadi lebih baik agar bisa berguna bagi bangsa.

Pensil/pena : Kita bisa menggambarkan Indonesia kita agar dikenal diseluruh dunia.

Alat olahraga, ex : bola, raket, catur : Kita bisa mengharumkan nama bangsa saat kita bisa bersaing dengan sportif diajang olahraga tertentu.

Tangan : Untuk menulis hal-hal positif, menuangkan pikiran untuk kemajuan bangsa.

Masakan khas : Dengan masakan kita dapat mengenalkan cita rasa masakan Indonesia yang terkenal dengan rempah-rempahnya.

Tenaga : Misal kita jadi TKI, kita bisa menyumbangkan sebagian pengahasilan untuk devisa negara sekaligus berinteraksi & mengenalkan Indonesia kepada negara lain.

Pohon : Kita bisa menanam pohon untuk memperjuangkan go green. I care to be green.

Material : Dengan uang kita bisa membantu mendirikan sekolah untuk belajar anak-anak kita, meningkatkan SDM.

Batik, reog, wayang : Dengan mempelajari itu, kita bisa melestarikan kebudayaan bangsa Indonesia agar tidak diklaim bangsa lain.

Tari tradisional : Belajar tari agar budaya tetap lestari dan tidak terkikis oleh jaman.

Jam : Berjuang untuk on time, tidak jam karet sehingga lebih produktif dalam berkarya.

Kejujuran, tata karma & sopan santun : Indonesia terkenal dengan orang-orangnya yang ramah. Kita harus tetap memperjuangkan tradisi itu.

Kamera : Untuk mendokumentasikan hal-hal penting yang terjadi di Indonesia.

Alat komunikasi ex : HP, internet, tablet, dll berjuang untuk saling bertukar informasi dengan orang lain untuk kemajuan bangsa.

Hemat sumber daya : Agar kita tidak jadi bangsa yang konsumtif tapi bangsa yang produktif.

Tidak melakukan sex bebas/sex pranikah : Kita bukan orang yang baik tapi kita berusaha menjadi baik & menghasilkan keturunan yang baik. Agama melarang itu & tentu saja kita tahu bahwa akan banyak penyakit yang timbul jika kita melakukan hal itu. Berjuang agar tidak tertular HIV.

Widih! banyak bener :uhuk
Kalau kamu berjuang dengan apa?
Jangan lupa ikut GA @WayReadersBDG :smile

Perubahan

Ngikik Ingat FF Nay yang kutulis kemarin. Geje gila bayangin fase perubahan hidupku dari anak-anak ke remaja trus sekarang kayanya agak dewasa dan akhirnya nanti menikah. Kapan? Nanti :smile #DoaKenceng


Setelah menikah, jelas kita kudu berubah menjadi lebih baik. Perubahan dari gadis single, jadi istri, jadi ibu, jadi nenek :omg ngga bisa bayangin.


Apalagi saat mantengin foto keponakan yang memakai baju sama saat tahun 2011 dan sekarang tahun 2013 diusianya yang sudah lima tahun.





Bisa lihat perubahannya? Lala dengan rambut tipis berubah menjadi Lala dengan rambut agak kribonya hihihi :uhuk . Yang jelas, dia masih aku semprong buat Demam Korea chibi-chibi tapi tetap face pribumi Indonesia.

Kita sekarang adalah kita di lima tahun yang lalu

Perubahan ada fasenya begitu pula denganku. Awalnya ngga percaya, bahwa aku sekarang adalah aku lima tahun yang lalu. Tapi setelah beberapa hal yang kulalui seperti dejavu.


Lima tahun lalu, aku kelas XI MAN. Aku ingat betul, dalam periode ini aku menjadi pembangkang. Sering pergi malam karena ikut pementasan teater [Anak belakang panggung]. Aku sering dihukum di depan kelas karena belum hafal beberapa materi pelajaran. Aku yang mulai pacaran dan melakukan hal-hal bodoh. Aku yang sering telat masuk sekolah. Yah, nilai sekolah terjun payung.


Aku lima tahun yang lalu adalah seorang yang tidak ingin dikekang, bebas semauku sendiri. Aku yang egois, aku yang menggebu dengan apa yang kumau.


Kenyataannya sekarang tidak jauh beda. Ternyata apa yang kulakukan lima tahun lalu 11-12 dengan sekarang ini. Aku yang menggebu dengan keinginanku. Berusaha percaya diri untuk mendapatkan apa yang aku mau.


Bedanya, aku bukan pelajar lagi harus lebih dewasa menghadapi berbagai kendala hidup. Bedanya, aku tidak punya niat untuk pacaran lagi. Bedanya, usia sudah kepala dua. Bedanya.... 


Intinya sih, kita harus berubah menjadi lebih baik. Jaman aja berubah dari lampu teplok jadi philip. Perubahan tidak serta merta terlihat buruk. Tinggal kita, bagaimana memandang perubahan itu. Kamu masih ngotot ngga mau berubah?


Ingat lho! Apa yang kita lakukan hari ini membawa dampak besar pada kehidupan kita di masa yang akan datang :smile

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang mengubah apa apa yang pada diri mereka ” QS 13:11

Takut dirajam Pembaca

Duh ileh, judulnya serem bener ya :uhuk . Seperti melakukan dosa besar saja sampai-sampai dirajam segala :smile .


Sekali lagi aku minta maaf karena sampai hari masih belum bisa BeWe, masih belum ikut GA, masih belum buat fiksi sama sekali. Tidak penting apa yang kukerjakan saat ini. Tapi jujur, mendapat tantangan untuk membuat ending dari cerita orang lain itu bikin kepala bergemuruh.


Seperti melihat pertandingan sepak bola membaca pun begitu. Kita sering komentar sak enak udel sendiri menurut sudut pandang yang kita tangkap. Kita sering memaki-maki penulis karena memberikan ending yang tidak sesuai dengan apa yang kita mau.


Kemarin, mungkin Mbak Hanny si penulis geregetan sama aku dan mbak Nessya sebagai pembaca cerbungnya sampai-sampai Mbak Hanny minta kami buat nulis ending versi masing-masing. Gila? Banget! :omg . Ini cerita orang dan aku menulis ending versiku sendiri. Duh ileh. 


Banyak hal yang harus kupahami. Bagaimana ceritanya, apa tujuan dari cerita itu, setting, EYD, dan yang terpenting adalah logika dari cerita tersebut. Masuk akal tidak, nyambung tidak dengan episode yang sudah lewat. Pokonya gitu deh.


Yang bikin deg-degan ya itu, pembaca. Mereka suka versi yang mana versi penulis asli atau versi pembaca kaya aku :uhuk . Semoga sih habis ini tidak ada yang mention mencaci maki hehehe :uhuk . Kalau kamu suka ending yang mana? :smile

Kulminasi (Ending Versi Honeylizious)
Kulminasi (Ending Versi Jiah)
Kulminasi (Ending Versi Anessya)