Jiah My Id

The Power of Anak Kampung

Powered by Blogger.
Showing posts with label Perempuan. Show all posts
Showing posts with label Perempuan. Show all posts

Cewek Baper Terjebak Friendzone

Bismillaahirrahmaanirrahiim....

Sering saya bertanya-tanya, kenapa perempuan diciptakan dengan kepekaan pada perasaan lebih banyak dibanding pria? Kenapa banyak persahabatan antara pria dan wanita sering kali ada cinta di dalamnya. Kenapa cowoknya malah cinta sama cewek lain? Kenapa Cewek Baper Terjebak Friendzone? Kenapa?

Rahasia Wanita

Bismillaahirrahmaanirrahiim....

Sentuhlah Dia Tepat Di Hatinya
Dia Kan Jadi Milikmu Selamanya
Sentuh Dengan Setulus Cinta
Buat Hatinya Terbang Melayang
By: Ari L
Perempuan selalu punya rahasia. Hayo ngaku! Diam-diam kita pastilah punya yang namanya rahasia. Namanya juga rahasia, jadi stttt!!! Jangan bilang siapa-siapa ya!
Kata orang, dalamnya laut bisa diukur, tapi dalamnya hati wanita, siapa yang tahu? Seringnya senyum, tapi coba korek hatinya. Mungkin mereka nangis darah. Tahan bertahan, kadang dunia emang kejam!!!
Sumber: wwwdotvemaledotcom
Terus apa sih rahasia wanita biar tetap kuat?

Masih Bu e, Belum Ada yang Lain

Bismillaahirrahmaanirrahiim....
Selamat Hari Ibu Bagi semua Ibu dan Calon Ibu!!!
Sekarang ini saya hanya punya satu Ibu, entah tahun depan #Eh. Masih Bue, Belum Ada yang Lain, hehe. Saya memanggilnya Bu e. Kayanya sih sudah beberapa post ngomongin Bu e di sini. Ada Bu e, Bu e oh Bu e, Perempuan Tambal Ban, Deman Korea dan kemarin Anak Motor.
Bu e merupakan anak ketiga dari lima bersaudara yang kesemuanya perempuan. Katanya sih Pendawi Lima. Hah! Ada-ada saja. Eh tapi, kalau nomor tiga berarti Bu e Arjuna dong! Walah!!! Dibanding saudara yang lain, Bu e emang paling cantik sih, hihihi #AnakSholihahMujiIbunya. Badan Bu e tinggi, saya aja kalah. Gemuk? Nggak juga.
Bu e punya lima anak hidup dan satu kali keguguran. Adik saya paling bontot yang lebih dahulu menghadap Tuhan. Semua anak Bu e lahir dengan normal. Rata-rata semua lahir sendiri tanpa bantuan bidan. Kaya Kakak laki-laki saya yang lahir di dekat pohon pisang. Saya sendiri katanya lahir setelah solat subuh. Kalau si adik, saya malah sempet denger dia nangis waktu Bu e sudah rebahan di kamar. Alhamdulillah semua kelahirannya dipermudah. Seumur-umur Bu e juga nggak pernah KB. Sampai hari ini saya belum dapat adik lagi sih, hihihi.
Dulu saat saya di Ponpes ada yang belum pernah ketemu Bu e. Sekalinya datang, masa Bu e dikira kakak perempuan saya? Ini saya yang bermuka boros atau Bu e yang awet muda? Sampai sekarang, Bu e memang terlihat muda sendiri. Padahal, cucunya saja sudah empat.
Kata Mbak saya, masakan Bu e itu ngangenin. Jadi kalau Mbak yang domisili Pati pulang ke Jepara, dia akan makan banyak. Makanan yang Bu e buat sebenarnya ala kadarnya, tapi ya enak. Kalau jauh dari rumah itu, selalu ada yang di kangenin.
Pagi tadi saya mengucapkan selamat hari ibu pada Bu e. Bu e lagi masak dan saya nyodorin tangan buat salim. Cipika-cipiki? Saya nggak biasa gitu sih. Kado? Alhamdulillah sebelum hari ibu saya sudah memberi Bu e sandal hasil harbolnas kemarin. Waktu itu saya memang bilang ini untuk kado hari ibu. Jujur saya memang jarang banget ngasih sesuatu ke Bu e. Jadi pas sandal itu diterima, Bu e kaya berkaca-kaca gitu.
Sumber
Semoga Bu e selalu sehat, rajin ibadah dan diberi panjang umur untuk melihat anak cucu buyutnya. Untuk Bapak pun sama. Saya tahu, saya belum bisa membahagiakan Bu e dan Bapak. Tapi, saya tetap berusaha untuk menjadi anak yang baik. Bahagialah selalu, Bu.... Saya hanya punya doa untukmu.
Selamat hari Ibu!!!

Kacamata

Bismillaahirrahmaanirrahiim....

Saya bukan pengguna kacamata, tapi saya suka orang berkacamata. Saya masih menganggap bahwa mereka yang pakai kacamata itu terlihat pintar. Saya ingin sekali berkacamata, tapi mata saya alhamdulillah normal. Kalau saya pakai kacamata, hidung saya yang mancung ke dalam ini nggak kelihatan. Soalnya muka saya mini banget.

Ngomongin kacamata, saya punya cerita absurd dengan teman sekamar jaman sekolah. Mereka cerita tentang kacamata yang berharga murah. Asyik banget pokoknya. Sayanya yang baru datang kepo dong dengan rumpian mereka. Sok tahu saya nyambungin bahwa Kakak laki-laki saya baru beli kacamata. Kacamata plastik, tanpa lensa yang murah.

Mereka kemudian syok. Nanyain betulan si Kakak beli kacamata?

Saya angguk-angguk betulin. Mereka ketawa. Sayanya bego sendiri. Ternyata kacamata yang mereka bicarakan itu kacamata buat dada wanita. Yaelah. Sesama wanita saja bicara pake kode. Eh, apa waktu itu sayanya yang terlalu serius ya? Entahlah!

Kemarin juga ada tetangga yang nyari si Bos. Dia pakai kacamata dan nanya apa saya ini istrinya si Bos? Saya nanya balik dia, "Kamu nggak tahu saya, Mbak?" Bukan sok, tapi dia itu Kakak kelas saya. Sampai pulang, dia masih pakai bahasa halus sama saya. Saya sedih. Punya mata, tapi kenapa tak melihat?

Padahal, ada lho downline jualan pulsa di konter yang tunanetra. Sepasang suami istri tunanetra jualan pulsa, pakai HP biasa. Serius, saya nggak bohong!!! Kalau pagi-sore mereka jalan sendiri, tidak pakai tongkat. Nyebrang jalan saja sendiri. Saya sampai bengong lihat mereka. Mereka usaha sendiri, tanpa meminta pada orang lain. Terus kita yang punya segalanya, kenapa masih saja meminta?

Saya kurang tahu bagaimana mereka bisa melayani pembeli tanpa melihat. Dan itulah kuasa Tuhan. Memberi kekurangan dan ditutup dengan kelebihan yang lain. Oh ya, mereka punya anak yang semuanya normal. Si anak gadis yang sering bantu jalan ke konter kalau malam.

Harusnya saya lebih bersyukur karena punya mata normal, bisa melihat. Harusnya saya menjaganya, bukan mendukung untuk melihat hal-hal yang tidak pantas. Tapi, sayanya masih susah ninggalin baca sambil tiduran. Ini berat!!!

Ya sudahlah! Happy Blogging!!!

Perempuan Pintar

Kenapa perempuan seperti Laila Lopes yang hitam memenangkan Miss Universe 2011?

Karena cantik, jelas. Toh cantik itu tidak memiliki standar tertentu seperti kulit harus putih, tinggi harus di atas 160 centi meter. Cantik tidak seperti itu. Cantik itu relatif, tinggal siapa yang mendefinisikannya. Apa dia menang hanya karena cantik? Tentu saja tidak. Leila Lopes itu pintar, makanya dia bisa dianugerahi gelas Miss Universe :smile .


Perempuan itu makhluk yang luar biasa. Perempuan bisa jadi apa saja walau bukan bidangnya. Bukan bidangku, tapi mereka tetap luar biasa saat menjadi Wonder Woman untuk keluarga.


Perempuan itu tidak melulu soal bagaimana dia mendapat nilai matematika sempurna, bahasa yang luar biasa, ilmu pengetahuan yang tidak ada matinya. Adakalanya mereka harus bisa mengaji, mengajari anak-anaknya.


Perempuan itu, paling tidak dia bisa membedakan mana merica mana ketumbar. Mana kunci mana kencur. Mana tepung beras mana tepung terigu. 


Perempuan smart itu ketika dia bisa menempatkan dirinya di mana saja seperti air. Nggak punya kepribadian dong? Kepribadian tetap ada, hanya saja dia bisa gampang beradaptasi di mana saja.


Kenapa aku merasa smart? Diusiaku yang 21 tahun lebih ini aku belajar banyak hal yang mungkin teman-teman sekolahku dulu tidak pernah merasakannya.


Dulu aku pikir, aku adalah makhluk teraneh di dunia. Ketika temanku asyik bereksperimen, aku harus mengaji. Ketika temanku mempunyai uang saku lebih bahkan mereka tidak sungkan untuk terus meminta, aku berpikir seribu kali untuk SMS rumah bahwa aku butuh uang. Aku harus rela tidak jajan demi menyisihkan uang untuk fotocopy materi pelajaran atau pergi ke warnet mencari bahan-bahan tugas makalah. Aku sekertaris kelas yang dianaktirikan wali kelas karena tidak punya HP :hwa . Maka dari itu tidak pernah malu kalau nilainya di bawah standar dan harus remidi :uhuk .


Aku merasa smart meskipun tidak menjadi ranking satu di kelas, tapi aku mampu melewati semua itu sampai mendapatkan kelulusan MAN. Aku bisa fotocopy dan menyelesaikan tugas dengan modal uang jajanku sendiri. Setidaknya walaupun saat itu aku belum punya FB seperti temanku, aku bisa belajar dengan tenang, damai sentausa tanpa gangguang status yang tidak jelas.


Aku smart karena walaupun belum kuliah seperti temanku, aku sudah pernah ikut kelas kuliah :uhuk . Karena belum kuliah, aku belajar banyak tentang kehidupan, tentang dunia kerja yang ternyata kejamnya luar biasa.


Aku belajar bagaimana tidak mudahnya mendapat rupiah sehingga harus hemat dan tidak membelanjakan uang yang aku dapat untuk hal-hal yang tidak terlalu penting, yang bukan kebutuhan mendesak. Ini bukan karena aku pelit, tapi dari sini aku harus belajar menanage keuangan untuk pelajaran saat aku sudah berumah tangga nanti.


Dari tempat kerja, aku bisa memposisikan diriku sebagai apa saja. Aku bisa angkat junjung galon, aku bisa mencuci, mengisi bahkan mengirimkan galon. Kejam? Tentu saja tidak. Selain untuk olah raga, dari sini lagi-lagi belajar untuk mandiri. Tidak semua pekerjaan berat itu urusan laki-laki. Jika suatu saat nanti aku berumahtangga dan suamiku tidak di rumah ketika air minum habis, bukankah aku tetap harus membeli air untuk kebutuhan minum? Aku tidak perlu menunggu sampai mati dengan dalih egoism bahwa pekerjaan berat itu tugas lelaki.


Dari banyak hal aku belajar untuk menjadi perempuan yang smart, tidak hanya pintar dalam teori pelajaran, tapi harus pintar juga dalam banyak hal yang menyangkut kehidupan. Termasuk pintar berakting *Eh :uhuk .


Yah, aku bisa ngaji dan mengajari anak-anakku untuk mengaji. Aku bisa membedakan bumbu-bumbu dapur, jenis tepung dan aku juga sedikit bisa memasak.


Aku berusaha menempatkan diriku di mana saja. Aku sedang belajar untuk jadi anak, istri, ibu, teman dan sahabat yang baik. Tidak mudah memang beradaptasi dalam banyak hal, banyak bidang yang mungkin sama sekali belum pernah kita lakukan. Bukankah perempuan pintar tidak pernah mengeluh untuk selalu belajar dan belajar?


Dunia butuh orang pintar dalam ilmu pengetahuan, tapi jangan lupa, dunia juga butuh orang pintar dalam memanage segala hal. Apa artinya kamu pintar dalam matematika tapi tidak pintar bergaul dalam masyarakat? Apa artinya kamu pintar berbahasa asing tapi tidak bisa menjaga apa-apa yang keluar dari lidahmu?


Menjadi pintar itu mudah. Kuncinya adalah belajar banyak hal. Kita bisa belajar dari kesalahan misalnya. Dari kesalahan kita belajar bagaimana meminta maaf dan berterimakasih.


Ah iya. Aku juga membaca dalam beberapa artikel bahwa pengusaha itu memperistri perempuan yang tidak hanya bermodal kecantikan, tapi juga kepintaran dalam banyak hal.


Mantra hebat untuk diri sendiri :

Jadilah perempuan yang pintar, maka dunia akan takluk kepadamu :uhuk



Dibanding perempuan lain, aku tak sehebat perempuan itu, yang bisa apa saja tanpa mengeluh. Paling tidak aku berusaha menjadi perempuan yang baik, perempuan yang pintar yang bisa dibanggakan. Bukan untuk orang lain, tapi untuk diriku sendiri.


“Wanita itu tiang Negara, bila dia (wanita) baik, maka baiklah negara itu. Tetapi bila wanita itu rusak maka rusaklah negara itu.”


Blogpost ini diikutsertakan dalam Lomba Ultah Blog Emak Gaoel

Diam

Aku melewatimu. Berusaha tetap diam menjaga fikiran untuk terus berfikir positif. Tapi yang ada, ternyata waktu membuktikan semua kebenarannya. Sebagai wanita yang bukan apa-apamu, aku sendiri malu. Entah karena apa aku tidak tahu. Mungkin karena gender kita yang memang sama. Kau yang katanya bisa berperilaku lebih baik, ternyata….


Apa itu salahmu? Aku tidak tahu. Tapi yang kuyakini adalah sifatmu jelas tumbuh dari sifat orang tuamu, dari kebiasaanmu. Aku tahu kamu cantik, kamu punya sesuatu untuk memikat lawan jenismu. Tapi perlu kamu tahu, cantik di dunia hanya untuk perhiasan dunia kalau kamu tidak bisa menjaganya.


Kamu ingin punya suami mapan, kaya lalu bagaimana denganmu? Sudahkah kamu layak untuk mereka? Dari sekian banyak artikel yang pernah kubaca, pria mapan-kaya itu butuh seseorang yang pintar bukan cantik. Pintar, bagaimana kamu bisa saling berdiskusi dengan mereka. Cantik bagi mereka adalah bonus.


Anggap saja aku ini Kakak perempuanmu. Aku memang bukan orang baik. Tapi setidaknya sebagai peremuan aku berusaha untuk menjaga diriku, menjaga rasa maluku. Lalu, bagaimana aku menghadapimu?

Senjata Srikandi

Source
Srikandi Modern dan Senjatanya itu seperti aku? Mungkin iya :smile . Dibilang modern banget ngga juga ya, tapi aku berusaha untuk menjadi Srikandi yang berarti. Entah senjata apa yang akan kugunakan, yang jelas bukan panah karena aku ngga punya :uhuk .



Aku sadar, menjadi sosok Srikandi bukan hal yang mudah. Sebagai Srikandi modern, ngga lucukan kalau setiap kita pergi selalu menenteng busur dan panah? Bisa-bisa dibilang freak, atau yang lebih parah malah dikira pencuri ‘Gaman’ di musium :uhuk .


Aku setuju dengan tulisan Mbak Evi yang mengatakan bahwa senjata busur dan panah Srikandi melambangkan kegagahan dalam gemulai kefeminiman. Saat melepaskan anak panah, Srikandi terlihat gagah tapi tetap ayu gemulai. Sosok perempuan kuat yang patut diacungi jempol. Sejago-jagonya kita memanah, bukankah yang kita gunakan adalah ilmu perkiraan? Kita ngga tahu pasti apakah anak panah yang kita lepaskan tepat mengenai sasaran atau ngga. Yang jelas, saat anak panah kita menancap, disitulah takdir kita. Kita memanah sama saja kita memutuskan satu langkah besar.


Takdir besar? Tentu saja. Setiap apa yang kita panah, kita harus bertanggung jawab di dalamnya. Bagaimana jika panah itu melesat ke jantung sang Arjuna? Bisa saja kan sang Arjuna meminta kita menjadi istrinya? Nah lho, kamu mau ngomong apa coba? Nah, maka dari itu kita butuh yang namanya kebijaksanaan dalam menggunakan senjata Srikandi.


Sebenarnya sih, kebijaksanaan bukan hanya digunakan pada senjata, tapi apa pun yang kita miliki selayakna digunakan dengan bijaksana. Seperti ilmu, jika kita pergunakan dengan baik dan bijak, maka manfaat yang kita dapat dan meminimkan madhorotnya.


Sebagai seorang wanita, aku sendiri memang ngga punya senjata ampuh seperti keris atau pistol. Aku hanya punya rasa malu pada Tuhanku dan pada orang lain. Rasa maluku menjadi senjata yang paling ampuh untuk tetap di jalan-Nya. Malu pun harus digunakan secara bijak. Ada kalanya kita dituntut untuk menjadi seseorang yang ngga malu-maluin dengan menampilkan pribadi yang baik. Bukan berarti dalam keadaan terjepit dan tertekan kita harus malu. Pergunakan apa pun yang kita miliki untuk melindungi diri dari mara bahaya.


Senjata yang lain, hem sebagai perempuan aku juga belajar bela diri. Yah yang simple aja sih ngga sampai sabuk hitam :uhuk . Kalau saranku, biar pun kalian para perempuan ngga bisa bela diri mending bawa kapak :uhuk . Ngga ding, bawa benda yang simple aja misalnya obeng, gergaji, cangkul #eh :wek . Kalian bisa bawa cutter, gunting kecil atau alat pemotong kuku. Itu semua benda kecil nan tajam yang ada di dalam tasku. Kalian mau ikutan juga? Sok monggo :smile . Percaya deh, untuk jadi Srikandi ngga perlu bawa senjata busur panah. Tapi ya itu, jangan lupa jaga rasa malumu ya :hepi .


Tulisan ini diikutsertakan pada First Give Away : Jurnal Evi Indrawanto



Lampu Bohlam #9 - Perempuan


Apa kabar semuanya? Bosen lihatin updaten gejeku ya? :uhuk . Kali ini aku mau posting lagi tentang perempuan. Aku kan perempuan, wanita, gadis single, wajar dong yah kalau nulis-nulis hal yang berbau perempuan banget. Oke, langsung saja kita ke topik perempuan.


Aku, adalah anak perempuan terakhir orang tuaku. Menjadi anak perempuan bontot itu, sesuatu. Dua orang kakak perempuanku menikah muda. Sekarang tinggal aku anak perempuannya. Ada sih dua saudara laki-laki. Satu Kakak yang satu adik masih kelas X MAN.


Aku, mau tidak mau karena punya perbandingan jelas saja dibandingkan. Namanya orang desa itu, nikah muda adalah hal yang sangat wajar. Kebanyakan sih, setelah lulus SMA, kalau tidak kuliah ya nikah. Begitu juga yang terjadi dengan kedua kakak perempuanku. Mereka menikah diangka 20-an. Apakah dijodohkan? Tentu saja tidak. Sudah ada yang melamar saja, jadi kenapa harus ditunda? Bagaimana denganku? 


Aku sudah melewati angka 20 :smile. Aku kuliyah? Belum. Aku kerja, dari pada ngganggur kan ya. Dulu sih pernah pengen nikah muda. Tapi ternyata, jalannya beda. Sudah 21, tapi entahlah. Aku masih punya cita-cita menggantung diangkasa, aku ingin meraihnya. Nikah? Siapa juga yang tidak mau. Aku pun ingin menyempurnakan separuh agamaku. Tapi kan menikah bukan hanya karena tuntutan usia. Aku juga ingin punya suami high quality. Satu visi dan misi dalam menjalankan rumah tangga. Maka dari itu, aku masih mempersiapkan diriku untuk menjadi perempuan yang high quality. Semuakan harus seimbang, bukan begitu?


Dulu pernah sama teman kamar debat masalah perempuan. Katanya gini, “Mbak, kalau perempuan yang keluar dari Ponpes tidak langsung menikah, katanya jodohnya bakalan susah ya?” Aku nyengir dan menjawab, “Itu cuma sugesti, Allah sudah mengatur jodoh kita.” Aku sih hanya positif thinking. Sampai segitunya rasa takut tidak kebagian jodoh :uhuk .


Intinya sih, aku mau mengahapus sugesti Mbahku yang bilang, buat apa sekolah tinggi-tinggi, toh pada akhirnya perempuan itu akan jadi ibu rumah tangga yang ngurusi anak, dapur dan kasur :uhuk . Hai Mbah, aku satu-satunya cucu perempuanmu yang melalang buana di dunia maya lho :smile .

Lampu Bohlam #9 - Perempuan

#8MingguNgeblog 3 : Tak Pandang Usia

Tulisan ini diikutkan pada 8 Minggu Ngeblog bersama Anging Mammiri, minggu ketiga


Hei, hari ini masih bertema wanita, perempuan, gadis, girl ya ya ya. Jangan bosan ya :smile . Inspirasi nomor satuku Bu e, tidak perlu meragukan itu. Wanita memang unik, jadi yah tidak kaget kalau banyak orang yang menuliskan tentang sesosok wanita sebagai inspirasi kehidupannya.


Bu e memang sosok yang keren. Aku sudah sering menuliskan beliau disini, di Demam Korea misalnya. Tapi kan, aku tidak hidup dengan Bu e seorang. Disekelilingku masih banyak wanita-wanita super inspiratif yang patut diacungi jempol. Thanks buat kalian semua. Kalian semua istimewa, kalianlah the next Kartini.


Pertengahan Juli 2012 saat ada pameran buku di Gedung Wanita Jepara aku mendapat tugas untuk menjual sebuah produk disana. Meskipun namanya pameran buku, tapi disana bukan hanya buku yang dijual. Aku menawarkan ke semua orang. Dari anak sekolah, mahasiswa/siswi, bapak-bapak, ibu-ibu, kakek-nenek semua aku tawari. Kebetulan produk yang aku jual memang bisa dikonsumsi segala usia, jadi aman.


Dalam suasana yang ramai, kebetulan stand yang ku tempati itu disamping pintu masuk, posisi yang pas. Biasanya jika yang datang usia sepuh [Tua], beliau-beliau itu datang bersama keluarga. Rombongan besar begitu. Tapi, hari itu aku melihat sesosok nenek, tidak tinggi, berjilbab, berlajan santai dengan seorang anak laki-laki. Kemungkinan besar itu adalah cucunya. Nenek itu pun tak luput dari penawaranku. Setelah mengobrol sebentar, kata Beliau anaknya itu sudah jadi agen produkku. Yah wes, tak perlu waktu lama aku pun mempersilakan Beliau masuk ke arena pameran.


Selang beberapa waktu, Beliau keluar menuju sekretariat untuk menukarkan kertas undian. Sejenak aku terpesona dengan beliau. Usia beliau mungkin setara dengan Mbahku. Mbahku sendiri kalau mau pergi pasti aku atau kakak yang antar. Lha ini? Seorang nenek diantar cucunya yang masih usia SD. Ah, mungkin saja rumahnya dekat. Jadi, apa yang perlu ditakutkan?


Waktu pun berlalu, 16 Juli 2012 hari terakhir pameran. Hari terakhir aku bertugas. Semua tentu saja masih sibuk dengan aktifitasnya. Yang jelas, beberapa hari yang telah berlalu meninggalkan kenangan-kenangan manis diantara kami para penjaga Stand. Tapi , hei! Aku melihat nenek itu lagi masih dengan cucu laki-lakinya yang seumuran SD. Aku tersenyum padanya. 


Ingatanku menghayalkan tentang beliau. Siapa dia? Dimana rumahnya? Kemana anak-anaknya? Kenapa Beliau hanya dengan cucunya? Pertanyaan-pertanyaan itu membombardir pikiranku. Aku harus menyelesaikannya, titik. Tidak ada waktu lagi. hari semakin sore dan mungkin ini kesempatan terakhirku untuk bertemu beliau.


Dengan hati yang mantap, aku menghampiri beliau yang sudah keluar dari arena pameran buku. beliau duduk manis di depan Stand Perpustakaan Jepara. Sekedar dudukkah?


Aku memulai aksiku. Basa-basi aku berkenalan dan bertanya nama beliau. Taslinah, alamat Lebuawu Pecangaan. Hei, Pecangaan itu jauh dari pusat kota Jepara. Untuk kesana, harus naik Bus dan jika sudah sore, penumpang mungkin saja penuh. Sedangkan Beliau hanya bersama cucu kecilnya, tanpa sepeda motor atau pun mobil. Apa yang beliau tunggu? Hari sudah sore, kenapa tidak pulang? Itu yang keluar dari bibirku. 


Aku, sedikit tercengang dengan jawaban beliau. Katanya, Beliau akan menunggu pengundian hadiah. Ya Rabb, bukankah itu ba'da isya'? Dan saat itu baru ashar. Lalu bagaimana dengan kepulangan Beliau nanti? Beliau pun memberitahukan bahwa Beliau punya saudara di dekat Gedung Wanita Jepara. Alhamdulillah, tenang hatiku.


Pertanyaan lain muncul, kenapa beliau duduk di stand Perpustakaan? Hanya sekedar duduk? Ternyata aku salah. Beliau akan mendaftar untuk mendadapatkan kartu anggota agar bisa meminjam buku di Perpus. Jleb! Skakmat untukku. Aku yang sudah sejak MAN ingin punya kartu itu sama sekali belum mengurusnya. Lalu beliau yang sudah sepuh ini? Ya Allah, aku malu.


Betapa terkejutnya aku waktu beliau ngengeluarkan hampir semua persyaratannya. Ada fotocopy KTP, pas foto warna, semua sudah Beliau persiapkan. Makin malu saja aku ini. Beliau juga menuliskan namanya. Ya Allah, tulisan tangan beliau bagus. Dengan usianya yang tidak muda, Beliau berhasil membuatku meraba dada, malu. Beliau suka sekali dengan buku. Beliau masih membaca tak pandang usia. Sungguh aku malu. 


Dalam keluargaku sendiri, hanya aku yang punya banyak buku. Bapak, ada beberapa yang masih Beliau baca. Mbahku, Beliau buta huruf. Lalu dia, Bu Taslinah semangatnya itu sungguh luar biasa. Secara personal memang aku sama sekali tidak mengenalnya. Tapi dari pertemuanku yang singkat itu, beliau menyisakan kenangan manis. Aku merinding, jika tua nanti, masihkah aku seperti Beliau? Mencintai buku, mencintai baca. Masihkah mataku setajam Beliau, membaca tanpa kacamata? Lalu, tulisan tanganku, masih bisakah aku produktif, menginspirasi orang lain? Saat posisi kami di desa, tak banyak toko buku mewah, bisakah?


Semua berkecamuk dalam dada. Yang pasti, aku berterimakasih kepada-Nya yang telah mempertemukanku dengan sosok hebat seperti Bu Taslinah. Aku belajar untuk mencintai buku, tak pandang usia. Setelah itu sampai hari ini, aku tidak lagi bertemu Beliau. Semoga beliau senantiasa diberikan kesehatan oleh-Nya. Lalu jika Beliau sudah tidak ada, semoga Beliau mendapat tempat terbaik disisi-Nya.


Yah, Beliau adalah Perempuan Hebat. Perempuan Inspiratifku. Bukan lewat tulisan, bukan lewat kata. Tapi semangat dan cintanya terus mengakar di dada.





Foto dokumen pribadi. Aku memotret Beliau tanpa sepengetahuannya. Saat itu aku malu untuk meminta foto bersama :smile

Kalian The Next Kartini

Wanita adalah tiang negara. Bila wanita itu rusak, maka rusaklah negara itu.

Hari ini, sepertinya banyak sekali aksi menulis inspirasi, apresiasi untuk kaum wanita. Setidaknya, hari ini aku juga ikut berbangga karena aku wanita, calon istri dan Insya Allah calon ibu.


Wanita dulu dibanding sekarang jelas sudah sangat berbeda. Dulu wanita tidak diakui, dibuang, dibunuh. Tapi kini jendela sudah terbuka. Semua bebas sesuai aturannya.


Wanita diciptakan dengan segala keunikannya. Aku masih ingat saat guru matematikaku yang juga seorang wanita mengatakan bahwa wanita itu diciptakan dengan 1% otak dan 99% perasaan. Dengan kekuatan otak yang 1% itu, wanita mampu mengubah ladang tandus menjadi padang rumput nan mempesona. Yah, semua itu karena perasaannya, karena ketulusannya.


Numero uno for me, Bu e. Bukan hanya Bu e  tapi kalianlah wanita paling menginspirasi dalam kehidupanku. Bu e yang selalu bangun lebih pagi, menyiapkan sarapan untuk kami. Bu e  wanita yang tidak berpendidikan tinggi tapi memberikan segala arti tentang hidup. Bu e, love you forever.


Menjadi wanita dengan segala peranannya bukanlah hal yang mudah. Ketika menjadi istri, menyiapkan segala kepeluan suami. Lalu berubah menjadi ibu, mengurus anak, mendidik mereka. Tidak lupa mengatur membersihkan istana mungil yang menjadi surga untuk keluarganya. Lalu wanita, tidak lepas dengan peranannya di masyarakat, sosial. Wanita seolah berubah wujud menjadi gurita dengan tangan-tangannya mengerjakan dan menyelesaikan semua tugas-tugasnya. Yah, seperti itulah sosok Kalian. Kalian wanita-wanita hebat yang ada disekelilingku.


Kalian itu Ibuku, Kakakku, Sahabatku, teman-temanku, guruku yang menginspirasi sepanjang hidupku. Aku hidup bukan hanya dengan keluargaku. Aku juga hidup dengan kalian. Lewat suara kalian, tulisan tentang kehidupan kalian, semuanya membuatku belajar bagaimana hidup ini. Aku hanya sebagian kecil wanita yang terhipnotis segala sifat positif kalian.


Pernahkah kalian bertanya, kenapa Kartini? Kartini terkenal karena suratnya, Habis Gelap Terbitlah Terang. Wanita lain juga berhak mendapatkan posisi yang sama. Ada Hadijah istri Nabi Muhammad, Cut Nyak Dien, Cut Meutia bahkan Ratu Shima. Mereka punya peranan masing-masing yang mengispiratif dalam hidup kita.


Hai Wanita, kalian semua motivasiku untuk menjadi lebih baik. Aku ingin seperti kalian, Mama Gurita. Aku ingin menjadi wanita yang dirindukan dia, dan wanita yang dicemburui bidadari surga serta wanita yang menginspirasi orang lain.


Kalian, The Next Kartini yang menginsirasi semua orang. Kalianlah sumber segala kehebatan. Wanita, karena kalian istimewa.


Lomba Blog ZALORA Wanita Terinspiratif

Wanita Terinspiratifku diikutkan pada ZALORA Indonesia dan Blog ZALORA Indonesia