Jiah My Id

The Power of Anak Kampung

Powered by Blogger.

Cinta Mati - Agnes Monica Feat Ahmad Dhani







Bagaimana caranya untuk agar kau mengerti bahwa aku rindu? 




Bagaimana caranya untuk agar kau mengerti bahwa aku cinta? 


Masihkah mungkin hatimu berkenan menerima hatiku untukmu... 






Cintaku sedalam samudra 


Setinggi langit di angkasa 


Kepadamu 






Cintaku sebesar dunia 


Seluas jagad raya ini 


Kepadamu oh 


Kepadamu 






Bagaimana caranya untuk agar kau mengerti bahwa aku rindu? 


Bagaimana caranya untuk agar kau mengerti bahwa aku cinta? 






Masihkah mungkin hatimu berkenan menerima hatiku untukmu 






Cintaku sedalam samudra 


Setinggi langit di angkasa 


Kepadamu 






Cintaku sebesar dunia 


Seluas jagad raya ini 


Kepadamu oh 


Kepadamu 






Bagaimana caranya agar kau mengerti 


Bahwa aku mencintaimu selamanya Oh... 


Bagaimana caranya agar kau mengerti 


Bahwa aku merindukanmu selamanya 






Cintaku sedalam samudra 


Setinggi langit di angkasa 


Kepadamu 






Cintaku sebesar dunia 


Seluas jagad raya ini 


Kepadamu oh 


Kepadamu 






Cintaku sedalam samudra 


Setinggi langit di angkasa 


Kepadamu 






Cintaku sebesar dunia 


Seluas jagad raya ini 


Kepadamu oh 


Kepadamu

Ujian Oh Ujian

Ujian Nasional memang sebentar lagi, aku lemes bukan kepalang. Materi belum sepenuhnya aku kuasai. Nah lho, jadi selama ini ngapain aja?

Dunia MAN memang jauh berbeda dari MTs atau SMP. Tanggal 22-26 Maret 2010 aku ujian menentukan nasib dilima hari. Rasanya melihat tanggal ujian yang makin maju, hem pengen kabur. Tapi aku sadar, ini bukan masalah yang sulit. Bukankah setiap orang pasti akan menghadapi ujian?

2. Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi?
3. dan Sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, Maka Sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan Sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta. (Al-'Ankabut 2-3)

Setiap orang pasti akan mengalami ujian, baik berupa ujian dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dari sinilah kita diajarkan untuk bersabar, karena Allah akan memberi balasan yang baik untuk kita.

Dengan 6 mata pelajaran yang harus dikerjakan, bukan hanya aku yang deg-degan tapi ibuku juga. Meskipun saat ujian tiba aku tidak dirumah dan lebih memilih tinggal ditempat orang biar lebih efisien, aku yakin Bu e' selalu mendoakan yang terbaik untuk anak-anaknya.

Bu e' dan Bapak memang tidak selalu menemani anak-anaknya belajar. Itu bukan lantaran mereka tidak sayang, tapi karena kita (anak-anaknya) tidak belajar di rumah.

Ujian Oh Ujian

Aku ingat betul saat MTs, di malam hari H ujian. Aku sengaja tidak belajar larut, hanya membuka-buka latihan soal untuk esok hari. Bu e' dengan senang hati menemaniku belajar. Saat sepertiga malam, Bu e' juga membangunkanku tak lupa aku juga sahur karena aku berniat puasa saat ujian.

Bu e' bukanlah orang yang berpendidikan tinggi. Ketika kehawatiran ujian datang, hanya doa darinya lah yang terucap, menyemangatiku setiap saat. 

Inilah hidup. Ujian itu biasa, setiap orang akan merasakannya. Bukankah Allah memberikan ujian karena Dia sayang pada kita? Bukankah ujian yang Allah berikan itu sesuai kadar kemampuan kita? Seberapa pun beratnya ujian, yakinlah bahwa kita akan mampu melewatinya sebagai pemenang.

7. dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih". (Ibrahim-7)

Alangkah lebih bijak jika kita sering bersyukur dan memaknai ujian itu sebagai tangga menuju esok yang lebih baik.


Tulisan ini diikutsertakan pada Giveaway Pertama Di Kisahku Bersama Kakakin

Bukan Blogger Semusim

Musim telah berganti, tapi hatiku tetap disini. Aku tidak pernah bercita-cita menjadi seorang penulis. Bagiku, menulis adalah sebuah wadah untukku meluapkan rasa yang ada dihati. Kenapa seperti itu? Yah karena aku memang sedikit sulit mengungkapkan rasa dengan berbicara.

Entah sejak kapan aku mulai mencoretkan tinta-tinta dibuku kecilku, aku sedikit lupa. Tapi setelah kelas tiga Mts, aku mulai sadar bahwa menulis itu mengasyikkan. Aku menulis apa-apa yang sedang kurasakan. Aku belajar merangkai kata demi kata dari setiap peristiwa yang ada.

Musim telah berlalu dan aku mulai masuk fase yang berbeda. Menulis tidak hanya di buku diary, tapi lebih. Dimana saat 2010 aku menemukan sesuatu yang sangat hebat. Yah, sebuah tempat dimana aku bisa menulis dan dibaca banyak orang. Menulis bukan hanya untuk diri sendiri tapi juga untuk orang lain. Menjadi blogger bagiku adalah sebuah anugrah. Aku tidak pernah tahu sebelumnya karena aku memang jarang bergaul dengan dunia maya.

Lalu kemana tulisanku ditahun 2010? Apakah aku hanya seorang blogger semusim? Bukan, aku bukan blogger semusim. Aku masih kaku saat itu, aku copas sana sini dan menggabungkannya menjadi satu. Sepi melanda, tulisan itu tak terjamah. Aku sadar, ini adalah kesalahan karena itu bukan tulisanku.

Aku belajar lagi ditahun 2011. Aku menuliskan kata dengan caraku. Meskipun sama, tak lupa aku mencantumkan link penulisnya. Saat itu rasanya lebih lega, jauh seperti yang dulu. Aku menulis dengan gayaku, dengan bahasaku sendiri.

Masihkah menjadi blogger semusim? Tentu saja tidak. Aku akan berusaha mengatakan bahwa aku bukan blogger semusim. Aku bukan blogger yang hanya ikut-ikutan agar terlihat keren. Aku bukan blogger yang hanya menulis saat ada tugas dari blogger lain. Aku blogger yang menulis karena aku memang ingin menulis. Aku bukan blogger semusim yang tumbuh subur saat hujan tiba. 

Belajarlah ikut menulis ketika kontes tiba. Dari situ kita akan banyak belajar dan bisa bergaul dengan blogger lain. Bukan sebuah kemenangan yang kita inginkan, tapi hal yang paling membanggakan adalah proses dimana kita belajar menjadi penulis yang baik.

Menulislah, karena menulis itu indah. Dengan menulis, kita akan mendapat nilai yang lebih. Kita akan tahu catatan kita dimasa lalu. Tulislah itu diblogmu, bukan untuk dirimu sendiri, tapi juga untuk orang lain. Menulislah dengan caramu, meskipun catatanmu kurang bagus. Tapi ingatlah setelah waktu berjalan, aku yakin tulisanmu akan lebih bernyawa karena kita telah terbiasa dan kita bukan blogger semusim.

Artikel ini diikutsertakan pada Kontes Tiga Kata Bukan Blogger Semusim di BlogCamp