Jiah My Id

The Power of Anak Kampung

Powered by Blogger.

#8MingguNgeblog 7 : Andai Aku Tidak Ngeblog 1

Tulisan ini diikutkan pada 8 Minggu Ngeblog bersama Anging Mammiri, minggu ketujuh


Huah, kalau aku ngga ngeblog, mungkin aku akan jadi gamer. Gamer? Yap! Sejak awal kenal internet, aku memang lebih banyak menghabiskan waktu untuk ngegame. Salah siapa? Yang jelas bukan salah Bu e mengandung. 


Jujur, aku memang suka ngegame, dulu. Teman sekolahku aja pernah bilang bahwa aku pasti diem dan tenang walau hanya disodorin HP. Buat SMS? Kagaklah, buat main game. Game yang Snake itu atau apa punlah yang ada di HP. Pokoknya berbagai jenis permainan di HP aku sering mencobanya :uhuk .


Bagiku sendiri, main game di HP memang cukup menghibur. Aku menganggap bahwa hidup pun seperti sebuah permainan dimana kita kudu berjuang. Hanya sampai berjuang? Ya tentu saja ngga. Kita kudu dan wajib menjadi seorang pemenang. Ibarat kata, happy ending gitu deh :hepi .


Sebelum bekerja, aku pikir permainan atau game di komputer itu sebatas zuma atau solitaire. Tapi, semenjak kerja dan tahu internet, aku baru tahu bahwa kita bisa main game online atau mendownload game lalu dimainkan offline. Wah, cukup menyenangkan bukan?


Poin kegemaran ngegame yang bertambah juga karena teman kerjaku juga seorang gamer. Dia suka sekali yang namanya game online Ayodance. Gamenya itu ada avatarnya yang bisa didandanin, dibeliin baju, tas atau aksesoris lain tergantung punya mi-cash atau ngga. Mi-cash sendiri belinya pakai duit dan lumanyun mahal…. Di Jepara sendiri katanya ngga ada. Kalau mau beli kudu ke Kudus atau Semarang.


Aku sendiri main? Kagak, cuma lihat doang. Riweh banyak yang dipencet. Sukanya sih karena ada lagu-lagu terbaru yang bisa didengerin. Dari situ juga aku mulai suka musik Korea, secara banyak banget gamernya yang Chinese.


Sebenernya, banyak juga model game online selain Ayodance. Aku sendiri lebih suka games.co.id sama Matchmove games. Seringnya aku main Pet Party. Sama juga dandanin tapi yang didandanin ini hewan piaraan. Untuk di Matchmove games, level Petku lumayan tinggi lho, udah nikah lagi. Coplenya orang Vietnam dan aku sama sekali ngga pernah ngobrol. Waktu ngajakin nikah aja pakai bahasa entah brantah, ngga mau pake English. Sumpah ribet. Yang lucu lagi, aku dapat kenalan dari sana, orang Indonesia juga. Parahnya, mereka ini ibu kantoran dan anaknya juga diajakin permainan yang sama, gilaaa. Saking gilanya ngegame, pernah aku tiga bulan full login tanpa putus demi dapat diamond yang harga persatuannya lumayan beuh. Yah, aku orangnya males kalo beli mi-cash di matchmove, hehehe :uhuk .

Kalau di games.co.id, aku juga main Pet Party dan coupleku anak SD :uhuk . Terakhir aku main, dua tahun yang lalu dia kelas dua SD. Oh iya, namanya Dilla. Dia juga main sama kakaknya yang juga masih anak-anak hihihi :smile .


Ya pokoknya begitulah kalau aku bukan seorang blogger yang ngeblog. Aku juga mikir, seandainya sampai hari ini masih ngegame, hem Pet ku udah punya anak kali ya hohohoy. Untungnya, Allah menyadarkanku untuk ngeblog dan ngga ngegame lagi. Kadang kala kangen juga sih buat acak-acak gameku yang dulu. Paling ngga, say hallo lah sama temen-temen balitaku :uhuk .


Game memang perlu, tapi ngga juga setiap hari full sampai lupa makan. Aku ngga sampai gila juga kaya orang-orang luar yang ngegame sampai kena serangan jantung. Game ya game buat hiburan, just it. Tapi ada kalanya kita juga bisa belajar dari game seperti game yang berbau pemecahan misteri.


Kalau kamu ngga ngeblog, kamu jadi apa?

Prompt #12: Laki-laki Tua

Gambar milik Mbak Orin
Laki-laki tua itu masih saja melihat ke arahku. Entah apa yang dia pikirkan tentangku yang setiap hari wira-wiri di depan warungnya. Kata orang, namanya Warung Cinta, dan memang penuh cinta di dalamnya. Aku selalu melihat istri, anak-anak serta cucunya berkumpul di sana. Masih sama, mereka selalu memandangku dengan tatapan yang tak kumengerti.


Aku sedikit kaget saat lelaki tua itu mendekatiku. Aku hanya menurut tak tahu harus berbuat apa. Dia memberiku banyak nasi dan aku melahapnya dengan cepat. Jujur, aku lapar karena seharian mondar-mandir menggendong anakku yang masih bayi.


“Risa, makan yang banyak. Bapak kasihan lihat anakmu itu. Dia juga lapar. Ibu juga ngga akan tega lihat kamu kelaparan.” kata lelaki tua itu.


Aku mengangguk sambil melihat bayiku yang masih tertidur. Bayi dengan baju dan topi pink, dia terlihat cantik ketika matanya terpejam seperti itu. 


Aku meneruskan makanku dengan lahap. Sedetik kemudian, jari-jari lelaki itu terasa hangat menyentuh kepalaku. Perlahan, sebuah kecupan terasa di keningku.


“Argh!!!” aku menjerit kencang. 


Bukannya lari, dia laki-laki tua itu malah memelukku semakin kencang. Aku berontak, kuhantamkan apa pun yang ada di depanku untuk melawannya. Kugigit tangan kurus yang sejak dari tadi menyentuh tubuhku. Dia kesakitan dan aku berlari ke luar warungnya.


“Orang gila, orang gila, orang gila!!!”

***

Notes :
Terinspirasi dari FTV Sulam tentang orang gila tapi waras. Kita tidak pernah tahu jalan pikiran mereka. Apa sama atau tidak dengan dunia kita. Tapi yang aku yakin, mereka punya dunia imajinasi sendiri yang tentu saja tidak kita mengerti. Siapa sih yang mau terlahir seperti itu? Bukankah artinya mereka jauh lebih suci dari kita yang berakal? Ya, mereka tak pernah dosa walau pun tidak sembahyang dan puasa. Jika kita kehilangan sedikit saja memori kita, tentu saja akan pusing tujuh keliling. Lalu, sudahkah kita bersyukur karena akal sehat kita masih bisa menyimpan bermiliar-miliar memori?

MFF Prompt #12: Bapak Pemilik Warung

BeraniCerita #12 : Sepatu Butut Kakak


Kucuci bersih satu-satunya sepatu milikku. Besok aku akan lomba matematika. Jadi sepatuku yang kumal harus bersih mengkilap.

"Adek...."

Aku menoleh saat mendengar suara Kakakku. Badannya bau dan basah dengan keringat karena seharian menjual koran.

"Korannya habis?” tanyaku.

"Alhamdulillah habis. Hari ini kita bisa makan enak Dek."

"Adek cuma mau susu Kak, biar besok pikirannya tenang saat lomba matematika."

"Gampang itu. Tapi belinya setelah Kakak main bola ya?"

"Tapi, Kakak mainnya gak usah pakai sepatu ya? Adek mau pinjam sepatu Kakak buat les. Sepatu Adek basah." ucapku sambil mengamati sepatu merah Kakakku yang sudah berlubang dimana-mana.

"Oke, siap bos!"

***

Aku mengendap masuk rumah. Kakak sudah terlelap dijam delapan malam ini. Ada satu kaleng susu di samping kardus tempat tidurnya. Kak, maafkan aku.... Aku berbalik menyimpan sepatu Kakak yang kehilangan pasangannya.

***

"Jon, kata Bu Guru, pemenang ketiga dapat sepatu." kata Rudi temanku.

"Benarkah?"

"Beneran? Kamu mau jadi juara berapa?"

Aku hanya tersenyum pada Rudi. Aku pasti bisa mendapatkannya.

***

Aku beringsut menghampiri Kakak yang sudah menugguku di rumah.

"Hai jagoan! Bagaimana lombanya?"

Aku memandang wajah Kakak. Cairan bening keluar dari mataku.

"Hua, maafkan aku Kak. Aku tidak bisa juara tiga." ucapku sambil menenteng sepatu Kakak tinggal sebelah.

"Jon, Pialanya kok ditinggal? Ini mas hadiah buat Jono." kata Bu Guru yang membuntutiku sambil memberikan amplop dan kardus besar pada Kakakku.


Notes :

Terinspirasi dari film Children Of Heaven cerita tentang sepatu juga. Gak pernah absen buat nangis kalau nonton nih film.