Jiah My Id

The Power of Anak Kampung

Powered by Blogger.

Kopdar Sebulan yang Lalu

Bismillaahirrahmaanirrahiim....


Hari ini adalah tepat 1 bulan aku kopdar lagi sama Mbak Rosa dan Mbak Susi plus tambahan baru teman Mbak Rosa yaitu Mbak Isti. Sebelumnya di awal tahun kami kopdar di Taman Baca Alun-Alun Jepara. Kali itu kopdar kita punya rute yang berbeda :uhuk .


Kenapa nulis kopdarnya baru sekarang, Ji? Ya aku sibuk #Alibi :uhuk .


Sebenarnya sih di awal Maret Mbak Rosa sudah ngajakin main ke rumah Mbak Susi. Tapi waktu itu aku nolak soalnya baru pulang pas ada pameran buku di Gedung Haji Jepara. Untungnya, Allah ngasih jalan kebaikan kehingga tanggal 28 Maret 2014 aku bisa pulang :smile . Jadinya tanggal 29 Maret kita kopdar :uhuk .


Rute pertama kopdar itu ke Musium Kartini. Aku udah beberapa kali ke sana, tapi ya pengen lagi :smile . Kita bertiga (Aku, Mbak Rosa dan Mbak Isti) muter-muter rada nggak jelas gitu di Musium :uhuk . Foto juga tapi pakai tabletnya Mbak Isti. HPku malah nggak ada fotonya #Payah. 


Setelah puas bergejean ria, kami pergi ke Perpustakaan Daerah Jepara. Tujuannya buat minta formulir untuk kartu perpus :uhuk . Aku sama Mbak Rosa niat pengen punya kartu, pengen aja :uhuk . 


Setelah beberapa waktu, hal yang ditunggu-tunggu yaitu ke rumah Mbak Susi. Aku bilang sama Mbak Rosa kita ke sananya diam-diam aja, surprise gitu :uhuk . Dan setelah sampai di sana, alhamdulillah Mbak Susi di rumah dan lumayan kaget orangnya huahaua :smile .


Kita main, ngobrol sambil belajar buat bunga-bungaan dari flanel. Kita? Mbak Rosa sama Mbak Isti ding wong aku buat sesuatu yang bukan bunga. Pokoknya yang rada absurd gitu :uhuk . Dari jam 09.00 pagi dan akunya pamit duluan di jam 15.00 sore.


Rasanya bisa kopdar itu menyenangkan :uhuk . Memang nggak jauh kita kopdarnya tapi ada aja yang bisa kita lakuin kalau ketemu. Untuk fotonya aku nggak punya :hwa . Tapi ini nih post Mbak Rosa tentang kopdar kami di 2 Hari Penuh Warna.


Thanks buat kalian yang mau kopdar geje sama aku. Next, aku mau ke.... Tunggu ceritaku selanjutnyaaaa. Happy Blogging :smile

Gandewa Asmara

Bismillaahirrahmaanirrahiim....

***

Diriku dan khayalan
dalam kenyataan
Kini kualami satu masa indah
dalam tidurku
Kita pun bermesraan
Saling mengikat janji
Seolah diriku dan kamu
bagai sepasang kekasih

Virzha mengerjap-ngerjapkan matanya. Sinar matahari dari balik jendela kamar membuatnya terbangun dari mimpi basahnya. Alisnya berkerut, berpikir keras mengingat-ingat kembali mimpinya. Tersadar, dia baru saja bangun dari mimpi basah dan itu gila.


Seulas senyum tersungging dari bibirnya antara aneh tapi kagum. Dia belum pernah mimpi seperti itu dengan seorang gadis apalagi gadis itu adalah Ellyane. Ellyane gadis yang selalu marah-marah padanya. Ellyane yang selalu menjadi musuh di kelasnya. 


Kenapa malah Ellyane, bukan Ratna gadis yang jelas-jelas diincarnya? Kenapa Virzha harus mimpi berlarian di tengah hujan untuk mengejar Ellyane? Kenapa Ellyane tersenyum padanya saat akhirya mereka berdiri di tengah hujan dengan pakaian yang basah? Kenapa mereka berpegangan tangan seperti sepasang kekasih? Pertanyaan itu terus bergelayut di kepala Virzha. Bagaimana bisa?  Virzha menepuk jidatnya tak percaya. Dia pasti sudah gila.

***

Ellyane menundukkan kepala dalam-dalam saat berpapasan dengan Virzha di kantin sekolah sementara Virzha sendiri tak hentinya menatap Ellyane dengan perasaan aneh. Ellyane tersenyum geli kemudian menutup wajah dengan kedua telapak tangannya. 


Semalam Ellyane mimpi berlarian di tengah hujan dengan Virzha. Virzha musuhnya, bukan Virzha yang lain karena memang tak ada laki-laki yang berani mengganggunya selain Virzha. Dalam mimpinya Virzha memegang tangannya erat seperti sebuah janji yang tak terucap. Mereka saling bertatapan, tersenyum, dan kemudian Virzha mendekatkan wajahnya pada Ellyane. Di tengah derasnya hujan dan ketidakmampuan Ellyane menahan dingin, Ellyane memejamkan mata, merasakan hawa panas seperti sengatan listrik yang menjalar ke tubuhnya akibat genggaman tangan Virzha. Hembusan napas Virzha begitu dekat dengan wajahnya hingga Ellyane menggigit bibirnya dan terbangun karena sakit di bibirnya. Sial!


Mungkinkah dirimu cinta kepadaku
Seperti mimpi-mimpi yang s'lalu datang dalam tidurku
Inikah kenyataan atau bunga
tidurku
Seolah diriku dan kamu bagai sepasang kekasih

Bagaimana bisa kau hadir di mimpiku
Padahal tak sedetik pun kurindu dirimu


Aku menatap Virzha kemudian Ellyane. Aku tersenyum geli melihat tingkah lucu mereka. Yang satu menunduk dalam dan tersenyum geli, sementara yang lain menatap dengan perasaan aneh dan bertanya-tanya. Bagaimana bisa mereka mimpi hal yang sama?


Dan kita berjumpa dalam mimpi
Kau pun merasakan itu
Mungkinkah ini takdirnya


Aku membolak-balikkan agenda di tanganku. Mereka sudah pantas mendapat perasaan lebih di usia mereka yang ketujuh belas. Sudah saatnya meleburkan kebencian yang mereka bangun dan menggantinya dengan benih indah yang lain. Benih yang membuat perasaan menjadi lebih hangat, lebih indah.


Kututup agenda tebalku dan berdiri. Kukepakkan kedua sayapku. Kuambil panah dan busurku. Saatnya memanahkan cinta.

Cupid vector
Credit

Giveaway Hujan Daun-daun

Thanks for:
The Groove - Khayalan

Quiz Monday FlashFiction Prompt #4: Ayunan Si Kunyit

Credit
Bismillaahirrahmaanirrahiim....
  ***

Kutendang kerikil yang berada di tengah jalan agar jauh ke pinggir rerumputan. Hari pertama masuk sekolah membuatku sedikit lelah. Aku terlambat bangun pagi sehingga gagal mendapat bangku paling depan. 


Kuhentakkan kaki sebal sementara rok merahku sedikit diterbangkan angin. Kulihat si Kunyit Mimi dengan rambut singanya melamun sedih di ayunan favoritnya di bawah pohon sawo. Liburan sekolahku berakhir membuat Mimi sedih. Tak ada yang mengajaknya bermain lagi.


"Kunyit! Bengong mulu! Nanti dimakan hantu pohon sawo lho!" godaku sambil mengayun-ayunkan Mimi.

"Hore! Kak Dea udah pulang! Bisa main ayunan lagi. Dorong keras Kak!" kata Mimi kegirangan.


Kuayunkan Mimi tinggi, lebih tinggi dan dia menjerit.


"Nyit, mainnya di dalam aja yuk! Pohon sawonya kan banyak ulet. Nanti kamu gatel-gatel."

"Gak mau Kakak!"


Mimi cemberut, aku tak akan tega melihatnya begini.


"Ayunkan yang tinggi, Kakak!"


Kudorong ayunan Kunyit lebih jauh, lebih tinggi. Dia menjerit lagi.


Kunyit melepaskan pegangan dari ayunan. Dia menggaruk-garuk tubuhnya. Ayunan masih melambung tinggi. Kunyit hilang kendali dan jatuh tersungkur. Kepalanya berdarah.


Seminggu berlalu sejak insiden Kunyit jatuh dari ayunan. Aku menatap bekas pohon sawo yang ada di depan rumah. Dulu kunyit selalu bernyanyi riang di sana. Setiap pulang sekolah dia selalu di sana, tapi kini tak ada.


Aku melangkah gontai menuju pintu. Di pojok teras ayunan Kunyit teronggok. Tak ada lagi ayunan si Kunyit di pohon sawo.


"Hore Kakak Pulang! Kak ayo main!"

"Mau main apa, Nyit? Gak ada ayunan lagi. Emang kamu udah sembuh?"

"Udah dong! Alergi gatel gara-gara uletnya ilang, pohon sawonya juga. Sekarang kita masak-masakan aja!"


Mimi menyodorkan kaleng bekas susu dan tanah liat di dalamnya. Aku tertawa mengelus rambut berkuncir kudanya.


"Untuk QUIZ MONDAY FLASHFICTION #4 - Sketch Prompt"


Notes:
Mari Curhat!!! :uhuk
Aku pernah main ayunan sama kedua Mbakku. Ayunannya tinggi digantung di pohon sawo. Aku dan Mbakku jarang main bareng soalnya mereka dari pagi sampai sore sekolah. Kalau bisa main bareng itu namanya amazing :uhuk . Tapi aku nggak pernah jatuh dari ayunan :uhuk . Seingatku, dulu aku nggak pernah main masak-masakan sama Mbakku. Kalau sama Kakak sih pernah :uhuk . Kalau pun aku ngayal buat masak-masakan tanah liat, itu nggak akan jadi kenyataan :smile . Nyatanya aku pernah masak beneran masak makanan yang enak di makan, huahhahah :uhuk . Oh iya, Kunyit itu nama panggilan yang dikasih Mbakku. Kenapa Kunyit? Halah wong aku juga nggak tau, hihihi :wek .

Diam itu [Bukan] Emas

Bismillaahirrahmaanirrahiim....


Pernah dengar apa itu Pesantren? Pernah
Pernah tinggal di sana? Pernah
Ada sesuatu yang tidak kamu lupakan saat di sana? Ada, banyak :smile .


Versi saya jaman sekolah itu, kalau tinggal di Pesantren kita akan mendapat dua hal. Satu bisa nggaji. Dua bisa sekolah. Jadi ngaji sambil sekolah, bukan sekolah sambil ngaji.


Saya pernah sekali pindah pesantren. Saya nakal? Tidak sih, cuma saya punya pemikiran yang rada absurd saja :uhuk .


Setelah Kyai Ponpes Roudhotul Muta'allimin Bawu Jepara (Ponpes pertama saya) wafat, Ponpes jadi berbeda. Terlebih di tahun terakhir saya duduk di MTs, hampir semua teman seangkatan Boyong aka pulang ke rumah. Kalau saya bertahan di sana, kemungkinan besar saya akan jadi senior dan saya tidak mau itu terjadi. Jadi, dengan alasan absurd atas nama tidak mau jadi senior, saya pindah ke Ponpes Roudhotul Hikmah (Masih di Bawu Jepara juga) di tahun ke dua saya duduk di bangku MAN.


Dan setelah di sana dengan segala perbedaan, ternyata saya yang junior malah menjadi senior dalam hal usia. Maunya menghindar ternyata ketiban juga. Harusnya saya meluruskan niat.


Di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung. Dengan segala perbedaan di ponpes pertama, saya harus beradaptasi dengan tiga orang santri lain. Dikit amat Ji? Iya, ponpes ke dua memang banyak santri putranya daripada santri putrinya. Dan beradaptasi dengan tiga biji orang saja ternyata lumayan susah. Bohong kalau selama saya di sana tidak pernah bertengkar dengan mereka. Bahkan dengan Inayah, teman sekamar, saya juga sering berselisih pendapat. Kadang saya pikir mereka sungkan karena usia saya yang lebih tua beberapa bulan dari mereka meskipun kami satu angkatan beda sekolah.


Awal tahun 2010 menjadi awal yang sedikit buruk bagi saya. Tahun itu kami akan menghadapi ujian akhir sekolah dan berpisah menuju jalan masing-masing. Saya benar-benar setres dengan ujian itu. Ada masalah dipemikiran dan lainnya membuat semuanya kacau. Saya berusaha fokus belajar, menjadi serius dan itu bukan saya.


Saya menjadi makhluk Tuhan yang pendiam, penyendiri, tidak mau diganggu, anti bising dan fokus belajar. Sedang teman saya yang lain mereka santai, tidak terlalu pusing dan mereka masih bisa tertawa. Sedikit keributan terkadang membuat saya marah pada mereka. Ini benar-benar bukan saya. Diam yang katanya emas ternyata tak berarti apa-apa. Saya merasa terasing, dikucilkan dan jujur saya setres lahir batin.


Di satu titik, saya seolah mengulang masa lalu. Di pesantren yang dulu saya pernah didiamkan teman sekamar tanpa tahu kesalahan apa yang saya perbuat. Saya minta maaf kepada mereka, tapi seolah mereka tak peduli. Dan pada saat itu juga saya langsung menemui teman-teman, meminta maaf kepada mereka. Ini murni kesalahan saya, keegoisan saya. Saya menangis, mereka juga. Dan yang jauh lebih penting dari semua adalah kelegaan hati saya. Saya merasa bebas, damai dengan hati, perasaan dan juga teman-teman saya.


Diam itu emas, tapi tidak selamanya. Kadang kala lebih baik kita diam dalam suatu masalah, tapi ada banyak masalah yang harus kita selesaikan dengan bicara. Di dunia ini kita tidak hidup sendiri, ada orang lain juga. Perbedaan dalam pertemanan itu biasa. Yah karena Tuhan pun menciptakan kita berbeda-beda tapi dalam satu titik kita bisa menjadi satu.


Dan pada saat perpisahan itu tiba, ada rasa manis yang pantas dikenang dan ada rasa pahit yang harus dilupakan.


Sampai saat ini saya masih berhubungan baik dengan Inayah meskipun jarang SMS/telfon seperti dulu. Saya sibuk dengan pekerjaan dan dia sibuk mengurus anak dan suaminya. Untuk teman lain, jujur saya kehilangan kontak karena rumah mereka cukup jauh dari jangkauan saya.


Saat Idul Fitri tiba, saya menyempatkan diri untuk datang ke ponpes-ponpes saya dulu. Rindu? Jelas. Rindu akan suasana ngaji dan kebersamaannya. Ilmu saya masih belum seberapa saya masih ingin belajar. Tapi toh hidup harus tetap berjalan kan? Masih banyak hal yang perlu saya lakukan dikehidupan nyata, realita dan tentunya bukan di pesantren saja.

logotrilogipesantren
Credit

“Tulisan ini diikutsertakan pada Trilogi Giveaway ‘Action for Pesantren’ bersama Ruang Sederhana”

Prompt #47: Toki Ni Kesareta

Bismillaahirrahmaanirrahiim....
***

Kereta berhenti, tapi Una Chan belum terlihat. Aku berjalan dengan frustasi. Mendengar dia pergi dengan Yuki Kun membuat kepalaku pusing. Apalagi Una Chan sengaja kabur sehingga aku sama sekali tidak tahu tempat mana yang akan dia kunjungi. Sial! Una Chan, di mana kau?


Tak pernah seperti ini sebelum Una Chan datang dalam hidupku. Dia, alasan kenapa aku harus bertahan, harus melindunginya. Aku memberikan apapun untuknya. Tak perlu balasan karena aku hanya ingin melihat senyumnya, kebahagiaannya. Itu saja.


Hujan turun digelapnya malam. Una Chan mungkin sudah pulang. Tapi bagaimana jika belum? Bagaimana jika sesuatu yang buruk terjadi padanya? Bagaimana jika....


"Usui Kun!!!"


Kutatap tubuh mungil yang berdiri beberapa meter dariku. Dia berlari, memeluk tubuhku sehingga payung merah yang dipegangnya terjatuh. Aku masih tak percaya, Una Chan baik-baik saja. Tapi dia menangis. Kenapa?


"Aku takut, kau tidak pulang-pulang." katanya.


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg8BTHMeVGKt-3PQ3M9ptvwohGmeA1ZeBmzixFXpYsj6vLsqO30F1_dZcnKrjDlPBaEADMhntAloznRHuZncym68GFBvApkb6cEuYxwUGjbyRmCKxf5w7WZOCc_EhYZGlPat-bPKayIyU4/s1600/th.jpg
Credit
"Gomen (Maaf). Aku harus menyelesaikan pekerjaan tadi. Kau tahu kan...,"

"Aku tahu." 

 
Kau tak pernah tahu, air matamu menyakitiku. Tapi memelukmu seperti ini membuat semuanya menjadi lebih baik. Seperti oksigen, aku begitu membutuhkanmu. Aku tak tahu bagaimana hidupku tanpa kamu, Una Chan.


Anata o aishiteru koto wa kami mo sude ni shitteiru
Toki ni kesareta
Shinde shimattemo
(Tuhan pun tahu, jikalau aku mencintai dirimu
Tak musnah oleh waktu
Hingga maut datang menjemputku)


"Usui Kun! Mari pulang!"

"Aku tidak suka panggilan itu. Ini bukan kantor."

"Oniichan!" (Kakak)

Kutetap menunggu kamu di lain waktu

Mungkin di kehidupan yang lain, aku bisa menjadi kekasihmu, Una Chan.


***

MFF

Notes:
Woaaa!!! Akhirnya bisa ikut nulis FF nan absurd ini :uhuk . Thanks buat Una Chan yang mau bersusah payah listening lagu Immortal Lovenya Mahadewa versi Yuka TamadaThanks buat Mbak Orin yang mau nerjemahin hasil listeningnya Mbak Una. Maksudnya ngecek artinya sih :uhuk . Aku lagi tergila-gila sama lagu ini :smile .

April Ini

Bismillaahirrahmaanirrahiim....


April ini, saya sudah menunggu bulan ini sejak dua tahun yang lalu :smile . Bulan ini dipastikan saya akan sibuk, sangat sibuk, mungkin :uhuk . Aha! Dari awal 2014 juga saya sudah mengalami paceklik, banyak yang harus dipikirkan :smile .


Kamu sibuk apa sih Ji, sampai nggak sempat Bewe?


Saya sibuk, Bewe juga tapi entah mengapa, HPnya nggak bisa buat komentar. Jadi saya cuma silent reader aja :smile .


Ada kecurigaan, jangan-jangan kamu ikut nyaleg? Atau jadi team sukses parpol?


Bisa jadi sih :uhuk . Tadinya saya mau ikut jadi pengurus PSHDD - Partai Sakit Hati Ditinggal Dude - :uhuk . Tapi, karena salah satu mimpi dari 100 mipiku telah terwujud, saya berjanji untuk Move On setelah pulang dari sana :uhuk .


Next time, insya Allah saya akan nulis di sini :smile . Dan pastinya saya selalu percaya, setelah malam pekat menakutkan, akan terbit fajar yang meghangatkan :smile .

Nama dalam Ijab Qobulmu

Bismillaahirrahmaanirrahiim....

Saya adalah makhluk Tuhan yang  jarang nyampah status karena kalau pun saya nyetatus, jarang yang komentar :uhuk . Tapi kali ini, saya mau ngorek sedikit tentang dua status yang saya buat di bulan Maret ini :smile .

"Dan stelah kmarin nyanyi lagu duetnya Ariel Tatum n Ari Lasso, baru keinget kalo ada legenda dg tokoh bernama Ken Arok n Ken Dedes. Kalo drakor Heartstring, ada Lee Shin n Lee Gyu Won. Jadi, adakah teori yang menyebutkan tentang larangan menggunakan nama depan yang sama dalam sebuah cerita?
15 Maret pukul 10:52"


Latar belakang dari status ini adalah ketika saya baca review sebuah novel dan menemukan sesuatu yang lucu. Si periview bilang, sebaiknya kalau buat nama tokoh jangan menggunakan huruf yang sama seperti Amela dan Arga. Katanya bikin bingung. Si penulis yang katanya editor ngasih teori aneh. Masa nama tokoh aja diributin? Saya sih fine-fine aja ya baca novel dengan nama tokoh yang hampir sama. Yang ingin saya tanyakan, mana sih teori yang disebutkan itu?



Toh pada kenyataannya, Ariel Tatun duet sama Ari Lasso. Ken Arok menikahi Ken Dedes. Anang nikah sama Ashanti. Lalu ada Arie Untung sama Venita Arie. Jadi apa sih yang salah dengan nama yang sama? Satu komentar teman saya,


"Devania Annesya Rennie Candradewi di atas adalah contoh status gagal move on


Maksudnya saya disuruh move on nutup kasus dan pembahasan review itu :uhuk . Iyah saya depresi bahas tuh review sampai nulis e-mail panjang kali lebar hihih :uhuk . Ya sudahlah :smile .

"Besok Dude nikah. Saya nyiapin tali, Jeng @mentionsari nyiapin apa?
@jiahjava on Twitter · 21 Maret pukul 20:08"


Ini status sedang naik daun :uhuk . Saya niat pakai banget mau move on ya dengan nggak nulis Dude dan pernikahannya. Tapi, ya lucu juga sih status ini. Status yang saya tulis merupakan kiriman dari twitter karena saya sedang memention @mentionsari yang -juga- patah hati? karena Dude.


Inti dari status ini adalah saya pengen move on dari Dude dan ternyata banyak yang komentar. Saya juga dapat kiriman "Yang tabah ya" di dinding FB maupun mentionan di twitter. Kenapa saya milih tali? Mau gantung diri? Yo enggak lah. Life is beautiful you know!!! Iseng biar kelihatan dramatis huahahha :uhuk .


Kenapa sih Dude milih Alyssa? Padahal usia saya dan dia jauh lebih muda saya :uhuk . Cantiknya ya cantikan Alyssa tapi saya ini anaknya Bu e yang paling cantik kalau di rumah. Err karena kedua kakak perempuan saya sudah punya rumah sendiri :wek :uhuk .


"Rosalina Susanti Saya yg gak suka2 amat sama Dude aja pengen nyakar2 tembok liat ekspresi mereka selepas akad "

Saya ngikik bener baca komentar Mbak Rosa. Dia sirik banget wekeke.


Jodoh, rejeki, mati itu Tuhan yang nentuin. Tapi toh kita kudu berusaha mencari yang terbaik bukan hanya menunggu. Dude tuh diusia 33 tahun akhirnya menemukan tambatan hati setelah berita bla bla bla itu. Habis ini poster Dude di buku diary, saya copot aja kali ya :uhuk . Move on!!!


Inti dari kenapa Dude menikah sama Alyssa ya karena kita memang beda standar. Dan yang paling mendasar adalah karena kita beda keyakinan, itu aja sih :smile .

Happy to marry for Dude and Allisha. I'm Happy for you :smile :hiks :hwa


Artikel ini diikutkan dalam Giveaway Blogger Dengan Dua Status di BlogCamp