Jiah My Id

The Power of Anak Kampung

Powered by Blogger.

Prompt #87: Lara Hati

Bismillaahirrahmaanirrahiim....

***



"Bisakah kau berhenti?" pinta Mulut.

Tangan tak peduli. Dia tetap memainkan nada-nada menyayat hati.

"Hai, Kaki! Bisakah kau mengantarku pergi? Aku sudah jenuh di sini!" perintah Mulut penuh emosi.

Kaki masih diam di tempatnya, melipat tanpa daya.

"Dan kau Mata! Kenapa kau melihatku seperti itu?"

"Aku tak melihatmu. Aku memandang Gitar. Dia yang menemani hari-hari kita. Kini kita menua bersamanya."

Gitar dan Tangan beradu, berduet memainkan lagu rindu.

"Kalian memuakkan! Aku akan minta bantuan Otak. Lihat saja, kalian akan dapat pelajaran!"

"Bahkan Otak telah mati atas ucapanmu, Mulut!" teriak Telinga.

"Pedang yang kau tancapkan benar-benar menusuk Hati. Kini dia telah mati!"

Mulut membisu. Senar Gitar beradu. Lagu lara kini menyesakkan dada.

***

Notes:
Saya norak pakai judul itu, hwa :hwa. Fiksi surealis itu nggak mudah #Ngik. Setidaknya saya mencoba :smile.

Prompt #87: The Old Guitarist | Monday FlashFiction

Senyum Sang Bidadari

Bismillaahirrahmaanirrahiim....

“Di dalam surga-surga itu ada bidadari-bidadari yang baik-baik (akhlaknya) lagi cantik-cantik parasnya.” (Ar-Rahman: 70)


Dan Bidadari pun cemburu
Aku ingin mengucapkan itu
Padamu teman hidupku
Tapi, apa aku mampu?

Aku tak seputih bidadari
Wajah wujudku
Hanya aku
Seseorang yang butuh bimbinganmu, mengingatkanmu


Bidadari yang digambar di Al-Qur'an memang luar biasa cantik dan indah ahlaknya. Saya pun ingin seperti itu. Tapi, saya lebih ingin Bidadari yang cemburu padaku.

Bidadari itu tak melulu cantik secara ragawi. Tapi saya percaya, ketika hati dan akhlak kita cantik, kita pun bisa jadi seorang bidadari.


#SenyumSangBidadari
Kumpulan Cerpen Religi Romantis
Judul: Senyum Sang Bidadari
Penulis: Nurie Amaya, Anggarani Ahliah Citra, Maya Madu, dkk.
Dimensi: 13x19cm;vi+111 halaman
Terbitan: LovRinz Publishing: Juni 2015
ISBN: 978-602-0849-10-2
Penyunting: Nurie Amaya, Anggarani Ahliah Citra
Penata letak: Anggarani Ahliah Citra
Harga buku: 39.000

Kenapa buku ini?

Karena saya ingin tahu, hal apa yang dilakukan wanita-wanita di dalam buku ini yang bisa menjunjung mereka menjadi seorang bidadari. Jadi, mugkin saya bisa belajar untuk menjadi pribadi yang lebih baik, lebih layak sehingga bisa menjadi bidadari bagi kekasih halal saya nanti.

Saya percaya, bukan hanya fisik mereka yang mungkin biasa, tapi hati mereka yang murnilah yang membawa mereka ke surga-Nya.

Bidadari itu bukan orang yang suci tanpa dosa. Tapi yang pernah melakukan dosa lalu memperbaikinya, bertaubat kepada-Nya.

#SenyumSangBidadari menanti. Kau bisa menjadi bidadari. Atau membawa bidadari, seorang yang halal kau nikahi. Menuju ridho Illahi.


Senyum Sang Bidadari Giveaway

#FFRabu: Bukan Ular Berbisa

Bismillaahirrahmaanirrahiim....

***

"Jangan berbalik dan diam!" teriakku lagi.

Frustasi, aku kehilangan kata untuk mengingatkan Johan. Bahaya mengancam di belakangnya, tapi dia terlihat tenang-tenang saja. Harusnya aku menolak ajakannya menjelajah hutan. Sekarang pengandaian itu tak berguna.

"Bukan ular berbisa kan?"

Aku mengangguk sementara keringat dingin mengalir di sekujur tubuhku.

"Tapi,"

"Kalau begitu apa yang perlu ditakutkan? Apa aku perlu bergoyang ala India? Ah ya! Kita butuh suling untuk itu."

Bibirku bergetar, sementara Johan asik bergoyang meliuk-liukkan tubuhnya seperti gerakan ular. Dengan langkah hati-hati aku menarik tangan Johan. Sialnya aku kalah cepat. Kakiku terlilit, ular itu menguasai tubuhku, meremukkan tulang-tulangku.

***

#FFRabu @MondayFF

Notes:
Terus terang saya kurang puas dengan FF ini. Ya nggak papa lah buat pemanasan nulis fiksi. Eh dulu saya pas ketemu ular nyaris joget-joget saking takutnya. Kadang saya diam tapi sering lari sih. Sayanya lari eh ularnya ikut lari. Yang bener kita harus gimana kalau ketemu ular?

#30HariKotakuBercerita

Bismillaahirrahmaanirrahiim....

Halooo!!! #SenyumMalu2 :shy

Ternyata sudah masuk bulan September :uhuk. Duh, Sisi Lain banyak debu, banyak kutu, banyak sarang laba-laba pula. Apa kabar semua? Insya Allah baik kan ya???

Kabar saya, baik, banget. Awal bulan, khususnya tadi pagi sampai isyak tadi saya ikut masak-masak cantik :hepi. Niatnya di blog saya yang lain ikut #30HariKotakuBercerita dan telat daftar linknya hihihi :uhuk gara-gara bantu masak. Tapi saya tetep nulis kok, jangan hawatir. Silakan lihat-lihat di https://jiahjava.wordpress.com/2015/09/01/jepara-bumi-kartini/.

Kenapa #30HariKotakuBercerita tidak ditulis di Sisi Lain, Ji?

Sisi Lain sudah pernah nulis Jepara di #8MingguNgeblog. Ya daripada blog Ala Jiah nganggur kaya yang punya, ya mending saya tulis di sana saja. Untuk Sisi Lain, mungkin akan lebih banyak cerita fiksi nantinya, mungkin hehehe.

Maunya mulai September ini saya rajin nulis lagi. Blog-blog saya tidak berkutu. Ala Jiah, Sisi Lain dan Blog Buku Jendela Rumah Jiah tetep rajin baca dan review. Dan saya tidak malas BeWe, amin.... Semoga juga keikutsertaan saya di #30HariKotakuBercerita bermanfaat juga, amin....

Kalau kalian punya harapan apa di bulan ini?

Bye :hai

Prompt Quiz #8: Tahu Apa Kesalahan Anda?

Bismillaahirrahmaanirrahiim....

***

"Tahu apa kesalahan Anda?" tanyanya lagi sambil melotot karena aku tidak merespon pertanyaannya.

Dejavu, ini seperti kejadian tujuh tahun lalu saat pertama kali aku kena tilang. Badanku panas dingin dengan detak jantung yang berlompatan. Tapi sekarang tidak. Aku balas mendelik sementara dia kini menyeringai.

"Harusnya Anda tahu, memakai helm itu untuk keselamatan, bukan karena takut ditilang Polisi!" jelasnya.

"Setelah ini, saya akan selalu memakai helm untuk keselamatan, bukan karena takut POLISI," ucapku sambil menekan kata Polisi.

"Nah, gitu dong! Anda pulang dulu ambil helm. Saya jagain motornya deh, Pak Polisi!"

***

Notes:
Saya mah gitu orangnya. Selalu deg-degan kalau lihat Pak Polisi. Padahal ya beliau itu gak nilang saya. Persepsi orang-orang yang susah hilang itu, pakai helm karena takut Polisi, bukan untuk melindungi diri. Hayo, siapa yang punya pikiran seperti itu juga???

Prompt Quiz #8: Ceritakan Kisahmu

Prompt #84 - Si Pembuat Boneka

Bismillaahirrahmaanirrahiim....

***



"Ayah, mereka mengejekku! Katanya kakiku jelek, tidak bisa menendang bola dengan benar," adu Pinokio.

Geppeto meninggalkan boneka kayu yang sedang dikerjakannya lalu menghampiri Pinokio. Ditatapnya anak laki-lakinya itu. Matanya memerah seperti menahan tangis.

"Apa mereka memukul hidungmu juga?" tanya Geppeto.

"Tentu saja iya,"

Seketika hidung Pinokio bertambah panjang satu senti.

"Lihat, Yah! Ini pasti terkena infeksi. Hidungku tidak semancung ini!"

Geppeto mengelus kepala Pinokio dengan sayang. Tak tega dengan diskriminasi dan bullying yang dialami anaknya itu.

"Besok ajak teman-temanmu ke rumah. Ayah akan buatkan kaki dan tangan yang bagus agar bisa bermain bola!"

Pinokio ingin bertanya, tapi urung karena Ayahnya kembali sibuk dengan boneka-boneka kayunya.

***

"Ayah, Pino mau main dulu sama teman-teman! Ayo Guys!"

Geppeto melambaikan tangan pada Pinokio dan teman-temannya. Suara langkah kaki mereka kini seirama. Setelah membuat boneka kayu, boneka manusia kayu sepertinya ide yang luar biasa. Pikir Geppeto sambil membersihkan gergaji dan tangan kaki yang berlumur darah.

***

Notes:
Saya buat dekontruksi dongeng lagi. Kadang, orangtua melakukan apa pun agar anaknya bahagia seperti menuruti segala hal yang diinginkan anak. Warning buat saya sendiri sih agar nanti menjadi orangtua yang bijak.

Prompt #84 - Si Pembuat Boneka

Sumber Gambar: http://dongengadalahcerita.blogspot.in/2015/06/dongeng-pinokio-pinocchio.html

Cerita Idul Fitri

Bismillaahirrahmaanirrahiim....

Saya tahu ini telat, tapi ya namanya mau cerita hehe. Idul fitri tahun ini agak beda dari yang lalu. Banyak yang tak terduga. Kita punya rencana ini itu, tapi rencanya-Nya lah yang terjadi.

Hari Pertama
Seperti biasa kami sekeluarga solat Id. Pulang ke rumah, sungkeman. Lucu-lucuan kita foto, cuma memang tidak sekeluarga full. Setelah itu kita mudik ke rumah Mbah dari pihak Bu e di desa Demeling. Selesai jum'atan kita mudik ke rumah Mbah Kakung dari pihak Bapak. Kalau boleh dibilang untung, soalnya akhir ramadhan Mbah Kakung dirawat di RS Kartini.

Hari kedua
Saya stay di rumah wong tiba-tiba nggak enak badan :hiks.

Hari ketiga
Di rumah juga. Bedanya Mbak yang stay di Pati sudah sampai Jepara. Hari itu juga saya sama si Bu e muter-muter di pasar nyari kerudung buat krucil Lala sama Sinta.

Hari keempat
Rencanya mau halal bihalal ke rumah guru. Tapi, SMS dan telfon adek di pagi hari merubah rencana-rencana. Mbah Kakung saya berpulang. Kami sekeluarga ribut sendiri karena semua orang belum mandi, batita, balita dan anak-anak ricuh. Dengan persiapan seadanya kami ke rumah Mbah yang ada di desa Batukali, Kalinyamatan Jepara. Kami berkumpul, anak cucu buyut nungguin sampai pemakaman. Sampai hari-hari berikutnya, kami tetap pulang pergi ke rumah simbah untuk ngaji.

Semua rencana-rencana berubah, sedikit berbeda. Memang kita bisa apa karena semua yang terjadi atas kehendak-Nya.

Karena sayanya masih pemanasan nulis, ceritanya sampai di sini dulu. Kapan-kapan di sambung lagi, hehe :smile.

Bye :hai