Jiah My Id

The Power of Anak Kampung

Powered by Blogger.

[Mungkin] Dia Itu Kamu

Beberapa waktu ini aku keranjingan ngintip foto teman :uhuk . Aku tak perlu menyebut dia itu siapa, yang jelas aku tertarik dengan kisahnya.

Pertama, aku menelisik tentang dia dan mantannya. Aku tak tahu kalau dia itu mantannya ini. Saat itu unsur ketidaksengajaan datang dan akhirnya membuka segalanya. Kau tahu apa yang ku ambil? 

Aku mengingat dulu, saat aku dimabuk cinta diusia belia. Aku menulis apa yang aku rasakan. Hampir disemua bukuku ada namanya. Setelah semua berakhir, semua nama yang tertulis ku hapus. Mungkin sebagian masih ada yang tersisa ditempat yang aku lupa menuliskannya. Ingin sekali aku merobek tulisanku waktu itu. Tapi akhirnya ku urungkan. Biarlah, toh itu semua sudah berlalu.

Yang kedua, tentang seseorang yang menjadi pasangan hidupnya. Lucu sekali, karena dia itu sahabatnya sendiri :smile

Ah, cinta memang aneh. Ketika kata putus keluar, semua terasa gelap [Kecuali cerpenku] . Tapi dia, sampai saat ini masih berhubungan baik dengan mantannya. Dan sahabatnya, tentu saja kini menjadi orang yang paling dicintainya :luph . Aku bukan Clarissya yang menikah dengan Awan sahabatnya sendiri. Aku hanya aku, aku yang masih dengan hatiku sendiri. 

Entahlah, dua hal yang saat ini belum bisa ku lakukan. Berbaikan dengan mantan dan menjadikan sahabat sebagai seorang kekasih.

Bukan aku membenci mantan. Hanya saja aku tak ingin membangkitkan kenangan pahit selama mengenalnya. Biarlah dia dengan dunianya. Aku hanya ingin aku dan duniaku. Lalu sahabat, kemana sahabatku? Mereka tentu saja sibuk dengan dunianya. Dunia yang tentu saja bertolak belakang dengan duniaku. Bagiku sahabat tetaplah sahabat. Dia tidak bisa naik level menjadi kekasih dan tidak bisa turun level menjadi seorang musuh.

Ya, ini hanya pemikiranku saat ini. Aku tak tahu entah sampai kapan pemikiranku yang ini akan berlanjut. Mungkin saja esok atau entah kapan ada seseorang yang membelokkan hatiku. Mungkin dia itu musuhku. Ah bukan, dia bukan musuh. Dia hanya seseorang yang selalu tak sependapat denganku.

Dia, mungkin dia seorang musuh yang selalu jujur mengungkapkan kelemahanku. Dia seseorang yang selalu mencari alasan untuk menggangguku. Mungkin baginya membuatku marah adalah hal yang sangat mengasyikkan. Dia akan selalu mencari celah. Bukankah berarti dia teramat sangat memperhatikanku? Dan mungkin, dia itu kamu :smile

Masihkah Kau Menyimpannya?

Masihkah ada rasa itu?
Rasa yang membuhcah dalam kalbu
Masihkah kau merasakan getaranku?
Masihkah
Dengan hati yang sama waktu dan tempat yang berbeda
Masihkah ada ruang kosong di lautan hatimu?
Tempat dimana aku bisa melayarkan cintaku

Masihkah, sebuah cerbung dari mb’ Annesya yang sudah hampir sebulan ini ku ikuti. Masihkah mengambil tema popular semacam disinetron atau drama Korea.  


Queen, gadis kaya raya dengan segala kemewahannya tiba-tiba dunianya menjadi gelap karena kasus yang menjerat Papanya. Hidupnya berubah 180 derajat berbalik arah. Semua berubah, teman se-kastanya menjauhinya. Disini, Queen bisanya menyebut bahwa teman-temannya memiliki kasta masing-masing. Kalau Queen jelas masuk kasta atas, tapi itu dulu.


Disaat dunia terasa kejam, justru sosok Ares yang selalu dipanggil si Begundal datang menawarkan pertolongan. Ares bukan se-kasta Queen, dia berbaur dengan semua kasta. Ares tidak pernah peduli jika teman-temannya menyebut dia tidak berkembang. Meskipun ayah tiri Ares kaya, dia tetap ke sekolah dengan sepeda kayuhnya dan pulang sekolah bekerja di kafe Tante Mariam.


It’s show time

Ares masuk ke kehidupan Queen. Ah bukan, Ares selalu mengikuti Queen di sekolah mana pun. Queen sangat tidak menyukai Ares karena Ares adalah anak kelas 6 SD yang mencuri celana dalamnya hanya untuk mencari perhatian (Ini menurut penulisnya yah. Tapi menurutku, Ares sepertinya mau jampi-jampi Queen hihih :uhuk #EfekBerdukun :wek ) 


Dari SD, SMP dan sampai SMA, Ares selalu mengikuti Queen. Pernah di waktu SMP Ares mengajak Queen sebagai pasangannya di pesta Prom. Queen menolaknya dan sejak saat itu Ares berhenti mengganggu hidupnya.


Bagiku, Queen bukan sosok yang cengeng. Meskipun semua kekayaan Papanya disita, dia dengan lapang mau bekerja untuk kelangsungan hidupnya. Bekerja di kafe Tante Mariam bersama Ares dan bekerja sebagai manager gedung olahraga di sekolahnya.


Ares, begundal itu.... Jangankan Queen, aku aja klepek-klepek macam ikan yang kehabisan oksigen :uhuk. Ares dibuat oleh penulis sebagai sosok yang renyah (Kaya krupuk aja :uhuk ) yang selalu menghadirkan tawa untuk Queen dan aku #Lho :wek


Sayangnya, ketika aku merasa mereka adalah pasangan yang klop, ternyata masing-masing sudah mempunyai pacar. Queen dengan Demian dan Ares dengan Zahara.


Jalan cinta itu berliku. Sekali lagi, orang yang mencintaimu itu mungkin saja mereka sangat dekat denganmu tapi tak pernah kau anggap. Dia, sosok yang menyemangatimu, membuatmu selalu tertawa dan melupakan kesusahan yang menerpa.  


Apa yang terpenting dalam hidup? Cinta? Uang? Ketenaran?
Mereka semua terangkum dalam satu unsur yang kita sebut… Kebahagiaan. Maka seharusnya manusia menentukan pilihan berdasarkan pertimbangan itu. Apakah ia bahagia atau tidak? Apakah ia menyiksa dirinya sendiri atau tidak? (Annesya)


Ya, setiap orang pasti ingin bahagia dan sering kali untuk mendapatkan kebahagian terkadang kita akan menjadi sosok yang egois. Bahagia itu sederhana, tidak perlu uang, tahta, mahkota. Dengan melihat dia tersenyum, tertawa tanpa beban, bukankah itu sangat membahagiakan?


“Aku ingin kau belajar satu hal…di dunia ini akan ada sesuatu yang kauinginkan namun tak bisa kaudapatkan.“ (Annesya)


Cinta, terlalu klasik dan klise bahwa dia akan terasa saat semuanya sudah tak ada. Tapi bagusnya, dengan semua yang terjadi kita dapat mengambil sisi baiknya. Belajar dari kesalahan yang telah lalu dan memperbaikinya untuk masa depan kita nanti.


Tadinya, aku masih tak mengerti maksud dari Masihkah. Hingga berjalan waktu, aku menyimpulkan dua hal, masihkah Kau menyimpannya? (Menyimpan ITU :uhuk ) dan masihkah kau mencintaiku? . Tapi toh ternyata Mb Annesya memiliki banyak pilihan. Masihkan kau mau memaafkanku, masih ingat aku? masihkah ah banyak lah termasuk kalimat Ares di ending,

“Tapi, Bodoh… walaupun aku seperti ini… kau MASIH akan tetap mencintaiku, kan?“ Gubrak :uhuk

Tentu saja Res, aku masih mencintaimu A' Asep, lewat deh :uhuk


Pertama kali baca cerbung ini, sosok begundal Ares mengingatkanku pada si Stalker Keren Usui Takumi. Suer, otakku menjelajah membayangkan Usui dan Misaki. Usui yang gila, Misaki yang bodoh persis banget sama Ares dan Queen. Tidak tahu ya, entah mungkin kebetulan atau sengaja cerita ini mirip. Sama-sama kerja di kafe, harus menutupi pekerjaan di kafe, ada cinta disana :uhuk . Bedanya sih si Misaki ini memang asli orang biasa, sementara Queen itu orang kaya :smile . Yang jelas, karakter keduanya sama saat cerita hampir ending. Ares - Usui bisa menjadi seorang yang serius dan Queen - Misaki awalnya agak kalem jadi beringas hihihi :uhuk

Ah~
Seperti harapan Mb' Annesya, semoga cerbung ini bisa tembus ke penerbit. Setelah seminggu nongkrong di blog, Masihkah akan masuk lagi ke draf. Buat Mb' Annesya, makasih atas diskusi e-mailnya. Beneran waktu itu aku keselek, kepingkal-pingkal bayangin, mengandai-andai apa yang ku e-mail tentang cerbung ini :uhuk . 


Terakhir, seperti pertanyaanku di e-mail, masihkah Ares menyimpannya? Masihkah kau menyimpannya? :uhuk


Yang kamu harus tahu adalah, bagaimanapun keadaannya. Meski ditempat waktu yang berbeda, cinta tak akan kemana.

cintakan membawamu kembali
(bersama jiwaku dirimu yang ku tunggu-tunggu)
kembali di sini (kembali di sini)
menuai rindu membasuh perih

bawa serta dirimu
(perihnya hatiku untuk melawan waktuku)
dirimu yang dulu (dirimu yang dulu)
mencintaiku (mencintaiku) apa adanya

~Cintakan Membawamu

Misteri di Balik Layar

Cerita sebelumya,

Aku menyeruput  kopi panas yang baru saja ku buat. Ku letakkan pantatku pada angkruk di depan mes sambil menghisap rokok menikmati suasana pagi yang sedikit adem. Rasanya hari ini begitu tentram, lega dalam dada.

“Suryo, semalam kue neng ndi?”
“Gak kmana-mana Gus, emange ono opo?”
“Semalam aku nonton wayang orang BlogCamp Budhoyo. Perange mantep tenan kui. Bareng layare ditutup, langsung podo jerit kabeh. Mudhoiso baturmu kui mati!!!”
“Innalillahi, kok biso?”
“Aku dewe gak ngerti. Inspektur Suzana seng melu nonton langsung ngo TKP. Deleng neng koran iki, langsung dadi hot topik,”

Ku amati koran yang disodorkan Agus. Mudhoiso, malang tenan nasibmu.

“Trus hasil penyelidikane kepiye?”
“Miturut Inspektur Suzana, kedadian iki iseh diselidiki. Wong sing dicurigai kui Rikmo Sadhepo mergo dhe e kui sing   nyucukake keris se cakil Mudhoiso,”
“Walah, kok iso ngono kui pye? Rikmo sing ayu kok kelakuane ngono ya?”
“Hambuhlah. Aku eling wingi pas dewek e Mudhoiso mrene, dhe e ngomong ngene. Gus, aku ki pengen terkenal, iso mlebu koran, mlebu TV. Lha tenane dhe e iki terkenal. Tapi kok yo wes mati,”
“Kita gak tau ngerti, kapan tibane pati. Ah, aku arep ta’ziyah, kue melu gak Gus?”
“Ta’ziyah mengko aelah, soale jenazahe Mudhoiso lagi di otopsi kanggo penyelidikan,”
“Oh ngono ta?”
“Iyo, mengko sms nak arep mangkat ta’ziyah,”
“Sip”

Agus pun berjalan menjauhiku. Aku menyunggingkan senyum, baguslah kalau Mudhoiso mati. Semoga saja Rikmo juga ikut mendekam di penjara dan ikut membusuk di dalamnya.

Salah siapa mereka menjalin hubungan di belakangku. Harusnya dimana-mana Arjuna dan Cakil itu saling bermusuhan, tak pernah ada cinta. Yang ada hanya dendam yang harus dibalaskan. Yah, aku yang menukar keris palsu Mudhoiso dengan keris asli yang sangat tajam. Dengan sedikit goresan dan bubuk racun yang ku tabur di dalamnya, tak sampai lima menit dia akan tewas. Tak akan ada seorang pun yang tahu jika aku yang melakukannya. Rikmo, dialah satu-satunya orang yang akan menjadi tertuduh hahaha.

Tak ada yang bisa menguak misteri di balik layar ini. Biarlah aku dan Tuhan yang tahu. Semoga saja Mudhoiso tenang di alam baka. Jika aku tak bisa memiliki Mudhoiso, lebih baik dia mati. Jadi, tak akan ada lelaki lain, Rikmo atau perempuan lain yang bisa memilikinya.

Note :
Bahaha, ini pertama kalinya aku nulis fiksi dialognya Bahasa Jawa hihih~
Karakter Suryo, ngga aku banget deh :uhuk