Jiah My Id

The Power of Anak Kampung

Powered by Blogger.

Abimanyu Blora

Abimanyu Blora dibuat pada 2 April 2012 dengan postingan pertama berjudul ‘Jangan Salahkan Guru’. Anehnya, pada postingan 22 April 2012 malah baru ‘diselameti’ dengan Bismillah. Yah, Abimanyu Blora ini merupakan rumah maya Mas Fauzul Andim.


Secara tulisan, saya sendiri tidak ada apa-apanya dibandingkan beliau. Why? Bukannya blog saya sendiri lebih senior dan postingannya lebih banyak? Postingan banyak pun sebenarnya tidak menjamin daripada kualitas isinya. Tapi peru diingat, tidak sedikit yang banyak menulis dan tetap berkualitas.


Bagi saya sendiri, blog Abimanyu Blora itu komplit pakai telur. Banyak hal yang bisa saya temukan disini. Misalnya, curhatan pribadi Mas Fauzul sendiri sebagai seorang suami, ayah, pekerja dan pendidik di sebuah SLB di Semarang.


Artikel-artikel yang beliau tulis sendiri kebanyakan berupa opini yang update sesuai berita yang popular saat ini. Misalnya kemarin saat perhelatan akbar IMB yang akhirnya memenangkan gadis cilik yang pandai menari bernama Sandrina Az Zahra. Ada juga opini beliau tentang soal UN yang terlambat kedatangannya sehingga UN di Kota tersebut mundur satu sampai dua hari. Opini yang menurutku paling geli adalah berita tentang kegantengan seseorang sehingga mengakibatkan pria itu dideportasi. Yang paling baru sendiri adalah tentang demo kenaikan BBM yang selalu membuat heboh masyarakat Indonesia.


Bagi saya sendiri yang merupakan seseorang yang kurang berpendidikan tinggi, saya sangat suka dengan artikel-artikel beliau tentang pendidikan. Bagi Mas Fauzul, pendidikan merupakan hal yang sangat penting dan saya setuju dengan hal itu. Lewat artikel beliau, saya bisa merasakan betapa sulitnya menjadi seorang pendidik apalagi untuk anak dengan kebutuhan lebih. Seperti yang Mas Fauzul tulis dalam ‘Pengawas Ujian, Malah Jadi Peserta’. Dalam artikel tersebut, Mas Fauzul menjadi seorang pengawas untuk anak istimewa bernama Ibnu. Percakapan antara beliau dan Ibnu membuat saya sedikit tergelitik dan mengacungi jempol tentang kesabaran beliau. Saya sendiri dengan anak biasa saja sering senewen, lha ini dengan anak istimewa. Saya rasa, marah-marah dihadapan anak seperti mereka pun tidak akan ada gunanya. Saya pun salut dengan orang-orang seperti Mas Fauzul sendiri.


Hei, dari tadi bicara artikel, tidak tahu wujud blognya seperti apa? Ya, saya memang kurang melihat bagaimana template blog Abimanyu Blora karena seringnya BeWe dengan HP.



Setelah saya perhatikan, template yang Mas Fauzul gunakan merupakan template bawaaan blogspot. Tidak ada pernak-pernik istimewa yang menarik karena hanya berisi satu banner. Kelihatan sekali Mas Fauzul ini bukanlah pemburu Giveaway ecek-ecek seperti saya.


Di headernya sendiri ada sebuah lambang club sepak bola yaitu MU. Saya yakin benar, Mas Fauzul adalah fans dari club ini sama seperti saya :smile . Dari beberapa artikelnya juga membuktikan bahwa Mas Fauzul itu hobi sekali dengan si kulit bundar.


Untuk kerapian, kalau boleh saya memilih alangkah lebih baik kalau searchnya di taruh dibagian paling atas. Popular pos dan label sebaiknya pilih salah satu untuk dipasang karena dua-duanya membuat blog terkesan banyak isi.


Untuk Page rank blog ini memang masih di angka satu. Tapi saya yakin, andai Mas Fauzul mau belajar sedikit tentang SEO, banyak orang akan tertarik untuk mengunjungi blog ini karena artikel pendidikannya oke punya.


Dari blog Abimanyu Blora saya belajar tentang kesederhanaan. Hal ini terbukti dengan kesederhanaan template blognya tapi artikel di dalamnya oke punya. Kita sebagai blogger tentu saja berhak memilih, mau seperti apa rumah maya kita ini. Banyak pernak-pernik tidak penting hingga terkesan cantik tapi artikel nol atau template biasa tapi artikelnya luar biasa. Hayuk, jangan lupa berkunjung ke blog Abimanyu Blora :smile

.
Artikel  ini diikutsertakan pada Kontes Unggulan Blog Review~Saling Berhadapan

Belajar Tersenyum

Aku masih ingat betul dulu saat bosku berkata bahwa mukaku itu’Kecut’, asam tidak enak dipandang karena tidak pernah tersenyum. Aku mengakui itu. Ya, dalam dunia real, aku memang susah sekali untuk bergurau yang tidak penting. Aku akan tersenyum kalau aku mau, kalau hatiku merasa bahagia. Aku tidak bisa berpura-pura tersenyum saat hatiku sakit atau tidak ada sesuatu yang lucu menurut versiku.


Yang kuyakini adalah, setiap orang punya versi sendiri untuk mengatakan itu lucu. Bagiku, yang telah berlalu, ucapan dan gurauan bosku itu garing. Jujur, aku sendiri tidak gampang untuk akrab dengan orang baru, termasuk bos baruku itu. Aku harus memahami bagaimana sifatnya, karakternya yang pasti sangat bertolak belakang denganku.


Waktu pun berlalu. Setelah beberapa bulan, aku semakin mengerti siapa bosku. Ditambah lagi, diakhir 2012 aku bisa menulis, bangun dari hiatus. Aku bisa bergaul lagi dengan teman dunia mayaku sehingga tidak merasa tertekan seperti beberapa bulan yang lalu ketika sama sekali tidak ada teman beradu argument.


Aku berusaha tersenyum, bukan karena bosku tapi terlebih karena aku sendiri, keluargaku dan teman-teman dunia mayaku. Yah, aku, mereka berusaha menyemai cinta walau pun tidak pernah bertatap muka. Kita saling berdiskusi, berbagi apa-apa yang bisa dibagi.


Hai, bagaimana dengan bosku?
Aku tetap tersenyum padanya. Sampai hari ini, bosku sering bilang, “Ji, setahun yang lalu kamu susah sekali tersenyum, sekarang Alhamdulillah sudah bisa.” Aku pikir tak ada salahnya aku tersenyum meskipun karena hal lain bukan karena bosku. Dengan tersenyum, paling tidak aku bisa melegakan hati bosku yang setres berat gara-gara seniorku – karyawan lain - yang selalu membuatnya pusing.


Harapanku, semoga dengan senyumku itu bukan hanya bosku yang bisa lega hatinya tapi seniorku juga. Walaupun usia mereka dibawahku, mereka bisa jauh lebih sopan, tidak banyak tingkah sehingga tidak membuatku berkata dengan nada tinggi.


Aku tersenyum dari hati dan aku yakin apa yang aku sampaikan lewat senyum itu sampai juga di hati mereka. Sampai hari ini aku masih belajar tentang menyemai cinta bukan hanya dengan keluargaku tapi dengan orang lain. Aku hidup bukan hanya dengan diriku dan keluargaku, tapi dengan orang lain juga. Aku tidak berharap timbal balik atas semua yang kulakukan. Selama aku bisa melakukan hal baik, aku akan tetap melakukannya.


Tersenyumlah karena dengan senyumanmu itu tidak hanya melegakan hatimu tapi hati orang lain disekitarmu. Dan ingatlah, jangan terlalu banyak tertawa di dunia karena bisa jadi saat diakhirat nanti kamu akan menangis. Lakukan apa pun yang baik menurut-Nya. Lakukan sekarang, karena kita hidup cuma sekali. Esok tak akan terulang lagi.



Tulisan ini diikutsertakan untuk GA dalam rangka launching blog My Give Away Niken Kusumowardhani

Lari Darimu

Kulirik pertigaan dekat RS. Sultan Hadlirin yang dulu saat sore hari selalu ada polisi. Ah maksudku operasi kelengkapan berkendara, ya helm, spion, STNK maupun SIM. Dulu sih aku sering terkaget-kaget kalau ada operasi. Mendadak badan panas dingin. Padahal aku cuma bonceng, yang jadi supir si Kakak yang sudah punya SIM. Gila? Iya. Tapi untung, beberapa kali saat helmku ketinggalan di showroom, tidak ada operasi :uhuk .


Sudah setahun lebih aku resign dari showroom dan bekerja di tempat lain. Sering kali aku wira-wiri keluar dan menggunakan motor. Kadang ke kantor pos, ke pasar, ke kecamatan, ke kota, ke ATM. Parahnya, aku tidak punya SIM. PeDe? Wajib.


Kali ini aku mendapat tugas mengirim air galon ke kota gara-gara tukang antarnya pulang kampung. Setelah perjalanan panjang yang cukup membuat jedag-jedug, sampai di pertigaan yang kumaksud ternyata tidak ada polisi, aman sejahtera. Kulanjutkan perjalanan lagi karena bosku yang juga ikut mengirim air galon sudah jauh di depan.


Akhirnya, lima ratusan meter sebelum terminal bayangan ada operasi. Aku juga melihat ada polisi melaju ke arahku. Langsung saja aku berbelok masuk ke sebuah SD untuk bersembunyi. Hadeh, benar-benar tidak patut dicontoh.


Kata Kakakku, kalau ada operasi semacam itu kita kudu PeDe tingkat dewa. Kita tidak boleh panik, selama masih menggunakan helm, spion lengkap dan lampu yang menyala meskipun tidak punya SIM :smile . Aku sering menghayal, “Pak polisi ganteng, tilang aku dong!” Kenyataannya, nyaliku ciut tetap saja menggunakan jurus ‘Ngumpet’.


Setelah aman dari operasi, rasanya aku tidak kapok untuk bersembunyi lagi. Semoga setelah ini aku punya motor dan budget untuk membuat SIM. Antara penting dan tidak, alasan utama aku belum buat SIM itu karena tidak punya motor sendiri. Klise banget kan? Kelakuanku di atas harap jangan ditiru. Kalau nyali kalian ciut untuk kejar-kejaran dengan Pak polisi maka buatlah SIM. Okey? :smile


Tulisan ini diikutsertakan pada Kinzihana's GA