Jiah My Id

The Power of Anak Kampung

Powered by Blogger.

Selamat Idul Adha, Ya

Bismillaahirrahmaanirrahiim....



Selamat Hari Raya Idul Adha 1436 H, ya!!!

Saya baru bersih-bersih nih, heheh. Bersih-bersih rumah, blog, banyak deh. Idul Adha tahun ini sepi. Entah untuk besok. Tapi weekend nanti di rumah saya ramai kok, hahay.

Tahun ini saya tidak ikut solat Ied. Biasa perempuan. Tapi alhamdulillahnya tanggal 1-6 Dzul Hijjah saya bisa puasa. Solat dan khutbahnya, err saya nggak tahu tadi pagi bahas apa.

Mungkin kita sudah bosan dengan khutbah yang menceritakan tentang Nabi Ibrahim yang mau menyembelih Nabi Ismail. Padahal kalau diminta cerita secara detail, kita mungkin tidak bisa.

Saya sempat lihat di TV tentang bagaimana jama'ah saat khutbah. Ada yang ngantuk, ada yang ngobrol, ada yang baca, ada yang mungkin dengar musik, dll. Tahun-tahun lalu saya sering melihat itu ketika di masjid. Seeloknya sih kita mendengarkan. Kalaupun tak bisa ya kita diam, jangan ngobrol mulu. Untuk khutbah jum'at, kalau kita bilang 'Hus' atau ngingetin orang agar tidak bicara saat khutbah, kita malah nggak dapat pahala. Sayang banget kan ya.

Intinya sih, sudah cukup kita berkorban perasaan saat Idul Adha. Saatnya kita semangat menyongsong hari yang lebih baik. Selamat Idul Adha!!!!

Prompt #87: Lara Hati

Bismillaahirrahmaanirrahiim....

***



"Bisakah kau berhenti?" pinta Mulut.

Tangan tak peduli. Dia tetap memainkan nada-nada menyayat hati.

"Hai, Kaki! Bisakah kau mengantarku pergi? Aku sudah jenuh di sini!" perintah Mulut penuh emosi.

Kaki masih diam di tempatnya, melipat tanpa daya.

"Dan kau Mata! Kenapa kau melihatku seperti itu?"

"Aku tak melihatmu. Aku memandang Gitar. Dia yang menemani hari-hari kita. Kini kita menua bersamanya."

Gitar dan Tangan beradu, berduet memainkan lagu rindu.

"Kalian memuakkan! Aku akan minta bantuan Otak. Lihat saja, kalian akan dapat pelajaran!"

"Bahkan Otak telah mati atas ucapanmu, Mulut!" teriak Telinga.

"Pedang yang kau tancapkan benar-benar menusuk Hati. Kini dia telah mati!"

Mulut membisu. Senar Gitar beradu. Lagu lara kini menyesakkan dada.

***

Notes:
Saya norak pakai judul itu, hwa :hwa. Fiksi surealis itu nggak mudah #Ngik. Setidaknya saya mencoba :smile.

Prompt #87: The Old Guitarist | Monday FlashFiction

Senyum Sang Bidadari

Bismillaahirrahmaanirrahiim....

“Di dalam surga-surga itu ada bidadari-bidadari yang baik-baik (akhlaknya) lagi cantik-cantik parasnya.” (Ar-Rahman: 70)


Dan Bidadari pun cemburu
Aku ingin mengucapkan itu
Padamu teman hidupku
Tapi, apa aku mampu?

Aku tak seputih bidadari
Wajah wujudku
Hanya aku
Seseorang yang butuh bimbinganmu, mengingatkanmu


Bidadari yang digambar di Al-Qur'an memang luar biasa cantik dan indah ahlaknya. Saya pun ingin seperti itu. Tapi, saya lebih ingin Bidadari yang cemburu padaku.

Bidadari itu tak melulu cantik secara ragawi. Tapi saya percaya, ketika hati dan akhlak kita cantik, kita pun bisa jadi seorang bidadari.


#SenyumSangBidadari
Kumpulan Cerpen Religi Romantis
Judul: Senyum Sang Bidadari
Penulis: Nurie Amaya, Anggarani Ahliah Citra, Maya Madu, dkk.
Dimensi: 13x19cm;vi+111 halaman
Terbitan: LovRinz Publishing: Juni 2015
ISBN: 978-602-0849-10-2
Penyunting: Nurie Amaya, Anggarani Ahliah Citra
Penata letak: Anggarani Ahliah Citra
Harga buku: 39.000

Kenapa buku ini?

Karena saya ingin tahu, hal apa yang dilakukan wanita-wanita di dalam buku ini yang bisa menjunjung mereka menjadi seorang bidadari. Jadi, mugkin saya bisa belajar untuk menjadi pribadi yang lebih baik, lebih layak sehingga bisa menjadi bidadari bagi kekasih halal saya nanti.

Saya percaya, bukan hanya fisik mereka yang mungkin biasa, tapi hati mereka yang murnilah yang membawa mereka ke surga-Nya.

Bidadari itu bukan orang yang suci tanpa dosa. Tapi yang pernah melakukan dosa lalu memperbaikinya, bertaubat kepada-Nya.

#SenyumSangBidadari menanti. Kau bisa menjadi bidadari. Atau membawa bidadari, seorang yang halal kau nikahi. Menuju ridho Illahi.


Senyum Sang Bidadari Giveaway