Jiah My Id

The Power of Anak Kampung

Powered by Blogger.

Taman Baca Wono Lestari

Bismillaahirrahmaanirrahiim....

Punya timbunan buku tapi nggak sempat baca? Sumbangin aja!!!
Taman Baca Masyarakat Wono Lestari terletak di desa Wonorejo RT 01 Jepara, Jateng. Didirikan oleh Mbak Hannak sekitar tiga tahun lalu. Sayangnya, saya yang kelewat katrok, nggak gaul, baru tahu Taman Baca ini sebulan belakangan. Letak  RT 01 ini memang tidak di depan jalan raya. Saya sendiri hanya lewat saat ke apotek. Saya yang warga RT 10 kalau tidak tahu ya wajar #BelaDiri.
Awal Taman Baca ini dibuat sebenarnya hanya iseng, menyediakan bacaan untuk Ibu-Ibu yang anaknya bersekolah di PAUDnya Mbak Hannak. Setelah beberapa lama, akhirnya ada anak yang berkunjung untuk membaca. Rata-rata yang datang usia SD. Di desa saya, pagi sampai siang sekolah SD. Siang sampai sore, biasanya sekolah TPQ atau Diniyah. Jadi, kalau hari sekolah, jarang yang datang, paling sore hari. Taman Baca akan ramai saat liburan sekolah.
Saya akui, Taman Baca ini tidak ada apa-apanya dibanding dengan taman baca lain yang pernah saya lihat jejaknya di internet. Di sana hanya ada satu almari besar dengan beberapa rak yang tidak penuh. Ruangannya juga seadanya, tanpa meja atau kursi. Mbak Hannak bercerita bahwa beliau masih sedikit susah dalam memanagement Taman Bacanya. Beliau hanya ibu rumah tangga sekaligus guru PAUD yang kadang juga punya kesibukan lain. Misalnya sekolah di hari Minggu. Taman baca ini hanya beliau yang merawat. Jika beliau tidak di rumah dan ada anak yang baca, kadang mereka belum bisa merawat buku tersebut. Banyak yang berserak di lantai atau malah hilang halamannya. Jujur, ketakutan seperti ini yang menjadi salah satu hambatan saya saat ingin mendirikan Taman Baca.
Saya belum bisa memanagement banyak hal, terutama keikhlasan. Saya masih sayang, eman, kalau ada yang meminjam buku milik saya. Saya bertanya-tanya, bisakah mereka merawatnya? Bisakah mereka tidak meminjamkannya pada orang lain atau menghilangkannya?
Tapi Mbak Hannak lain. Dia hanya ingin berbagi. Dia ingin banyak orang suka membaca, berilmu. Dia ingin membantu masyarakat terutama desa kami untuk menjadi orang yang lebih baik.
Sebelum ini, saya ingin sekali membuat perpustakaan pribadi. Tapi kini, saya ingin mendirikan Taman Baca. Bukan untuk saya, tapi untuk orang-orang disekitar saya. Kapan terealisasi? Entahlah! Untuk saat ini, saya hanya mampu memberikan buku yang saya punya. Ketika ada teman yang ingin berbagi buku lewat saya, saya pun bersedia membantu menyalurkannya.
Banyak hal yang ingin Mbak Hannak lakukan untuk meramaikan Taman Baca ini. Tapi untuk sekarang, beliau ingin punya almari kaca yang bisa di taruh di depan rumah dan tidak terkena hujan. Jadi, buku-bukunya bisa diletakkan di sana sehingga mereka tidak sungkan membaca karena raknya tidak di dalam rumah. Beliau juga ingin menyediakan meja dan kursi untuk membaca. Semoga, setelah ini keinginan beliau tercapai. Dan saya, hanya bisa membantu lewat doa.
Saya percaya, seberapa kecil pun kebaikan yang kita lakukan, mereka akan kembali pada diri kita. Mungkin saat ini Taman Baca ini belum berarti apa-apa. Tapi saya yakin, dari sini kelak akan ada pemimpin bangsa.




Jadi, sudahkah kalian rajin membaca? Karena dengan membaca, kita akan menjelajah isi dunia.

Tulisan ini diikutsertakan pada: Monilando's Giveaway : Spread The Good Story

#FFRabu: Pedekate


Bismillaahirrahmaanirrahiim....

***

“Heh! Ngapain liat-liat!”

Aku menoyor kepala Sandy sahabatku yang melotot melihat Kakakku.

“Cewek cantik, Din! Lumayan jadi cemceman! Udah lama ini nggak punya pacar!”

“Awas aja berani deketin! Aku sunat burungmu!”

“Kenapa? Cemburu ya!?”

“Dia Kakakku!”

Sandy menatapku dari ujung rambut sampai kaki, “Betul dia Kakakmu?”

Aku mengangguk malas.

“Kok nggak mirip?”

“Dia sering dandan, aku nggak.”

“Kok nggak pernah liat?”

“Dia kan sekolah di luar kota.”

“Namanya siapa?”

“Nur Aprilia Dwi Sasanti.”

“Anak kedua?”

“Bukan! Dia anak sulung.”

“Lahir bulan April?”

“Bulan Agustus!”

“Tanggal berapa?”

“Enam belas!”

“Nomor hapenya?”

“Kosong delapan....”

Aku menutup mulutku sementara Sandy berlari jauh. Sial!!!

***

#FFRabu: Kakak Perempuan @MondayFF

Btw, itu memang nama Kakak sulungku hihi

Jendela Rumah Jiah Pindah Alamat

Bismillaahirrahmaanirrahiim....
Judulnya kok nggak banget ya? Ho iya, kepanjangan, hehehe. Pernah lihat Jendela Rumah Jiah yang lama? Susah komen? Template pasaran? Itu dulu. Sekarang mah cantik, kaya yang punya, hehehe.
Jadi, blog buku saya sekarang pindah ke blogspot. Dulu di Mywapblog dan yang di sana sudah saya non aktifkan. Kenapa pindah? Alasannya supaya yang mau komen gampang dan saya sendiri tidak keteteran kalau mau blog walking. Saya baru sadar, punya blog banyak, beda tempat pembuatan itu makan hati. Lari ke blogspot lah, Wordpress, Mywapblog, cantik guling-guling. Sekarang mah enak. Walaupun ngereview masih jarang, tapi kan dikenal orang, ehehe.

Dari kecil, saya memang sudah suka buku. Punya buku sendiri? Nggak juga. Bapak nggak pernah beliin buku cerita. Seringnya dulu pinjam di Perpustakaan sekolah. Jujur, paling suka buku cerita daripada buku pelajaran. Pinjam pun kalau betulan kepepet karena ada tugas, hahahay.
Waktu MTsN, saya mulai rajin ke Perpus itu kelas VIII. Secara letaknya di depan kelas. Bacanya? Tetep buku cerita. Waktu itu yang paling banyak sastra lama, model Siti Nurbaya, seangkatan HAMKA gitu deh. Novel terbaru? Nggak ada!!! Itu novel sastra saja kalau kovernya masih bagus, baru, disimpan di Multimedia. Padahal, nongkrong di Multimedia itu harom. Kita hanya bisa ke sana kalau pelajaran. Alhamdulillah selama MTsN, saya berhasil menghabiskan beberapa kartu perpus dan dikenal penjaga perpus. Bangga? Tidak!!! Wong sayanya lupa buku apa yang pernah dibaca.
Masuk MAN, saya masih doyan nongkrong di perpus. Bacanya? Waktu itu agak meningkat. Saya sudah mau baca nonfiksi, buku motivasi gitu. Baca ceritanya? Tetep masih jadi prioritas, haha. Kalau lagi bosan dengerin pelajaran, ya diem-diem baca novel yang ditaruh di laci. Ketahuan? Alhamdulillah sekarang ini baru saya bongkar #SungkemPakBuGuru. Walaupun perpustakaan lumayan jauh dari kelas, saya rela jalan ke sana. Enaknya kalau telat masuk, nggak dapat omelan karena di tangan ada buku pinjaman. Selama di MAN ini, dua kali penghargaan diadakan, dua kali juga saya menyabet sebagai salah satu peminjam terbanyak. Hapat hadiah? Ho oh, buku juga.
Setelah lulus, saya kerja. Karena punya buku cuma 1-2 biji, sayanya jarang sekali baca. Sampai akhirnya saya ngeblog, ikutan GA dan dapat hadiah buku. Seneng? Banget!!! Waktu itu tahun 2011. Pertama kali ikut GA, kenal orang, pertama kali nerima paketan, hahaha. Yang ngasih namanya Mas Amri, blognya Man and The Moon. Sayang beliaunya hiatus lamaaaa.
Gara-gara ngeblog inilah buku saya jadi banyak. Hasil mengais dari GA tentunya. Bukunya macem-macem. Novel, fiksi, nonfiksi, cerita anak, motivasi, komik, banyak lah jenisnya. Mau nggak mau saya jadi tergerak untuk membaca lagi. Sayangnya, sampai hari ini belum kelar-kelar habisin semua buku. Gilanya, kalau ada pameran buku, diskonan, saya kepincut, beli satu dua biji. Untuk e-book, kadang saya baca juga. Tapi porsinya sangat sedikit. Saya lebih nyaman baca buku di tangan sih. Natap layar untuk baca itu kadang cape.
Dulu waktu saya masih suka ke perpus daerah, saya juga pinjam buku di sana. Kadang suka kalap mau pinjam banyak. Sayang, pinjaman dibatasi 2 picis untuk dua minggu. Sekarang karena kerja, saya tidak bisa ke sana. Padahal kartu anggotanya baru diperbarui beberapa bulan yang lalu.
Ji, ngapain kamu koar-koar di sini? Kenapa nggak langsung di Jendela Rumah Jiah?
Jendela Rumah Jiah tuh khusus bahas buku. Kalau curhat kaya gini, bisa kena semprit saya. Tuuu di pojokan blog saya anggota apa, BBI!!! #Gaya. Jadi, kalau mau tahu buku apa saja yang saya baca, silakan tengok ke sana. Syukur-syukur ninggalin komentar. Kalau mau, follow blognya, hihihi.
Baca buku itu habisin waktu. Nggak ada kerjaan yang lain, Ji?
Baca emang habisin banyak waktu sih. Halah! Situ baca status facebook, twitter, kan juga habisin waktu. Lha kok tiap saat masih dilakuin? Manfaatnya apa coba?
Kalau saya baca dan review karena nambah pengetahuan. Wujud terima kasih karena dikasih buku sama orang. Pengingat karya orang. Dan yang terakhir untuk catatan pribadi saat saya punya perpustakaan nanti.
Waktu dulu saya nulis Jendela Rumah Jiah lama, saya bilang ingin punya perpustakaan pribadi. Dan di tulisan ini, Jendela Rumah Jiah PindahAlamat, saya ingin punya Taman Baca, bukan untuk saya, tapi untuk orang lain. Mau tahu latar belakang dari cita-cita saya punya Taman Baca? Tunggu di post saya selanjutnya.

Sampai jumpa!!!


SanWa Comeback Giveaway

Kacamata

Bismillaahirrahmaanirrahiim....

Saya bukan pengguna kacamata, tapi saya suka orang berkacamata. Saya masih menganggap bahwa mereka yang pakai kacamata itu terlihat pintar. Saya ingin sekali berkacamata, tapi mata saya alhamdulillah normal. Kalau saya pakai kacamata, hidung saya yang mancung ke dalam ini nggak kelihatan. Soalnya muka saya mini banget.

Ngomongin kacamata, saya punya cerita absurd dengan teman sekamar jaman sekolah. Mereka cerita tentang kacamata yang berharga murah. Asyik banget pokoknya. Sayanya yang baru datang kepo dong dengan rumpian mereka. Sok tahu saya nyambungin bahwa Kakak laki-laki saya baru beli kacamata. Kacamata plastik, tanpa lensa yang murah.

Mereka kemudian syok. Nanyain betulan si Kakak beli kacamata?

Saya angguk-angguk betulin. Mereka ketawa. Sayanya bego sendiri. Ternyata kacamata yang mereka bicarakan itu kacamata buat dada wanita. Yaelah. Sesama wanita saja bicara pake kode. Eh, apa waktu itu sayanya yang terlalu serius ya? Entahlah!

Kemarin juga ada tetangga yang nyari si Bos. Dia pakai kacamata dan nanya apa saya ini istrinya si Bos? Saya nanya balik dia, "Kamu nggak tahu saya, Mbak?" Bukan sok, tapi dia itu Kakak kelas saya. Sampai pulang, dia masih pakai bahasa halus sama saya. Saya sedih. Punya mata, tapi kenapa tak melihat?

Padahal, ada lho downline jualan pulsa di konter yang tunanetra. Sepasang suami istri tunanetra jualan pulsa, pakai HP biasa. Serius, saya nggak bohong!!! Kalau pagi-sore mereka jalan sendiri, tidak pakai tongkat. Nyebrang jalan saja sendiri. Saya sampai bengong lihat mereka. Mereka usaha sendiri, tanpa meminta pada orang lain. Terus kita yang punya segalanya, kenapa masih saja meminta?

Saya kurang tahu bagaimana mereka bisa melayani pembeli tanpa melihat. Dan itulah kuasa Tuhan. Memberi kekurangan dan ditutup dengan kelebihan yang lain. Oh ya, mereka punya anak yang semuanya normal. Si anak gadis yang sering bantu jalan ke konter kalau malam.

Harusnya saya lebih bersyukur karena punya mata normal, bisa melihat. Harusnya saya menjaganya, bukan mendukung untuk melihat hal-hal yang tidak pantas. Tapi, sayanya masih susah ninggalin baca sambil tiduran. Ini berat!!!

Ya sudahlah! Happy Blogging!!!

Smartphone Idaman, Ya ASUS Zenfone 2 Laser

Bismillaahirrahmaanirrahiim....

Sebagai penjaga konter, saya yang anak kampungan ini mendadak harus update soal HP maupun smartphone. Sebenarnya nggak ada kewajiban sih, cuma demi mendalami karakter penjual yang cantik dan baik, saya perlu tahu jenis HP/ smartphone yang terkenal, baru dan digandrungi, idaman banyak orang. Siapa tahu ya ada cowok kaya raya yang tanya-tanya soal smartphone. Tahu kan cerita-cerita di FTV? Cowok Ganteng ketemu cewek kampungan macam saya, terus jatuh cinta, hihihi.

Kembali ke acara update. Baru-baru ini ternyata ASUS merilis produk baru bernama Zenfone 2 Laser. Weh-weh! Apaan tu?


A Marvel of Craftsmanship and Engineering, in The Palm of Your Hand
Sebuah keajaiban dari karya manusia dan teknologi yang disatukan dalam keindahan Zen, kinerja terbaik, tampilan super tajam dan antarmuka intuitif. Semua dibuat untuk menjadi teman terbaik Anda.

Bagi orang kampung, slogan seperti di atas itu tidak terlalu penting. Yang dilihat adalah tampilan daripada smartphone tersebut. Ini dia tampilan dari ZenFone 2 Laser.

ZenFone 2 Laser (ZE500KG) mempunyai ketipisan 3.5 mm. Selain itu, design yang ditampilkan juga cantik, bikin orang kesengsem. Dan, kecantikan tidak ada gunanya tanpa kekuatan. Walaupun kita genggam kuat, kecantikan dan kekuatan Zenfone 2 Laser ini tak akan pudar.
Smartphone ini mempunyai kesederhanaan dan kemudahan dari Teknologi Diamond-cutting berjarak 0.13mm berupa desain lingkaran konsentris yang diaplikasikan untuk mencapai efek visual terbaik. Layout kontrolnya juga intuitif menjadikan tombol fisik belakang sebagai bagian dari desain ergononis. Jadi ketika selfie, mengatur volume terlihat lebih alami. Oh iya, Zenfone ini punya lima variasi warna. Jadi pilih-pilih saja warna yang kita suka.
CPU 64-bit Qualcomm 8916 
GPU 450 MHz Adreno 306 
RAM 2 GB 
Android Lollipop 64-bit 
GPS 3 Satellite 
Dual SIM DSDS 3G/3G 
Screen 5" HD 
Corning Gorilla Glass 4. Si Gorilla ini menawarkan 2x lebih tahan saat jatuh, 85% tidak mudah rusak atau tahan banting, dan 2.5 x lebih kuat.
Kamera Zenfone 2 Laser ini juga aduh! Hem, keren!!!
Kamera depan 8MP nya memiliki apertur lensa f/2.0 untuk mengambil gambar terbaik dengan resolusi tinggi. Detilnya sampai 32 MP lho! Untuk kamera belakangnya 5 MP dengan laser yang bisa mengambil gambar lebih jernih. Autofokus dari lasernya juga mempercepat close up, tentu saja dibantu pergerakan lensa saat obyek fotonya jauh.

Selain itu, ada mode Zero shutter lag yang artinya kita bisa mengambil foto secara jelas, real time tanpa kehilangan sedik pun. Zenfone 2 juga mempunyai Teknologi PixelMaster secara otomatis mengatur rasio dari kontras maksimum dari titik paling terang sampai paling gelap pada gambar. Fitur Backlight (HDR) juga secara otomatis mengambil gambar dengan teknologi ASUS Pixel Enhancing. Gambar-gambar kemudian digabungkan menghasilkan gambar detil, termasuk meningkatkan kontras dan juga detil, agar foto terlihat alami.

ZenFone 2 Laser punya ruang simpan Google Drive sebesar 100GB, gratis untuk 2 tahun. Kita bisa menikmati penawaran menarik ini untuk mengakses file di manapun dengan ZenFone 2 Laser dan Google Drive.
Selain keistimewaan di atas, aksesori dari Zenfone 2 Laser juga mantap. Ada Zenflash yang mengubah ZenFone 2 Laser menjadi kamera profesional ala DSLR. Ada juga Lolliflash Lampu Dual LED untuk tonal kulit lebih alami. Lalu ZenEar S dari material ABS berkualitas tinggi, kuat dan ringan yang bersistem kelembaban yang dipatenkan untuk ruang suara depan dan belakang dan dilengkapi tabung khusus yang efektif menyerap suara pantulan dan memberikan kedalaman bass terbaik! Yang terakhir ZenPower, Power Bank 10050mAh Seukuran Kartu Kredit pertama di dunia.



Bayangkan! Dengan uang kurang dari dua juta kita sudah bisa mendapat smartphone idaman! Kurang apa coba? Smartphone keren, tahan banting, kamera bagus, canggih, terjangkau lagi! Semoga tahun depan ada rejeki. Jadikan kalau ada pelanggan yang beli, saya bisa kasih lihat sama mereka. Yang jaga konter aja punya smartphone idaman, yang bisa buat ngeblog. Lha situ kapan?


Happy Blogging!!!!

Sumber Tulisan dan Gambar:
https://www.asus.com/id/Phone/ZenFone-2-Laser-ZE500KG/
https://www.asus.com/id/Phone/ZenFone-2-Laser-ZE500KG/Design/
https://www.asus.com/id/Phone/ZenFone-2-Laser-ZE500KG/Performance/
https://www.asus.com/id/Phone/ZenFone-2-Laser-ZE500KG/PixelMaster/
https://www.asus.com/id/Phone/ZenFone-2-Laser-ZE500KG/ZenUI/
https://www.asus.com/id/Phone/ZenFone-2-Laser-ZE500KG/Accessory/

Hari yang Berbeda

Bismillaahirrahmaanirrahiim....

Bagaimana hari kalian?

Semoga walaupun sibuk bekerja atau repot mengurus rumah, kita tidak lupa ibadah, amin.

Beberapa waktu lalu, saya akhirnya punya keponakan kembar. Bukan keponakan kandung sih wong yang ngelahirin adiknya Kakak Ipar. Tapi, ya tetep seneng juga, wekeke. Sepupu, keponakan, teman, adik kelas yang kembar aku punya. Yang belum punya  ya anak kembarnya, hihih.

Hari itu, 15 November si kembar lahir normal di Puskesmas Mayong Jepara. Tidak ada yang serius, cuma berat badan mereka kurang. Mereka lahir di usia 7 bulan dengan berat bayi pertama 1,7 Ons dan bayi kedua 1,3 Ons. Akhirnya mereka dibawa ke RSU Kartini untuk mendapat perawatan. Waktu saya lihat mereka di IGD, pada bobok. Mereka disinar. Lucu, kecil, pengen peluk.



Namanya IGD, ada saja pasien datang. Dari yang melahirkan, sakit dalam, sampai yang betulan parah, berdarah. Berhubung saya nongkrong di IGD lumayan lama, akhirnya saya melihat banyak hal dan itu benar-benar membuat saya merinding. Memang waktu itu tidak seheboh seperti drakor Emergency Couple. Tapi, tetap saya sebagai manusia biasa, saya merasa takut.




  • IGD itu mendahulukan pasien yang perlu bukan berdasarkan urutan. Budaya antri tak berlaku di sini.

Maaf!
Pelayanan IGD bukan berdasarkan urutan kedatangannya, tetapi berdasarkan kegawatdaruratannya


  • Siapin mental. Ini bagi keluarga pasien maupun yang merawat pasien IGD. Setiap petugas medis akan melakukan yang terbaik untuk menyelamatkan nyawa pasiennya. Dan drama sinetron bagi orang yang tidak mampu belum bisa dilayani, alhamdulillahnya tidak ada. Urusan administrasi belakang, yang penting usaha untuk menolong pasien terlebih dahulu.


Dan di IGD ini saya benar-benar mengalami hari yang berbeda. Ada kelahiran dan ada juga kematian. Di depan saya mobil berhenti. Seseorang berdarah dari hidung dan telinga. Kabarnya ketika di kebun, dia kejatuhan dahan kelapa. Selang beberapa waktu, setelah istri dan anaknya datang, dia pun berpulang.

Ada yang datang, ada pula yang pergi. Ada kebahagiaan, lalu kedukaan. Begitulah Allah menyeimbangkan dunia ini. Mereka dibuat berpasangan. Saya belajar tentang arti bersyukur atas hidup. Walau tak mewah dan biasa saja, ternyata saya masih sehat, tak perlu dirawat apalagi obat.

Dan, nikmat Tuhan mana yang kamu dustakan?

Hari ini
Bayi-bayi mungil lahir ke bumi
Tapi hari ini juga
Ada seseorang yang pergi
Innalillaahi wa inna ilaihi rooji'un

OB (Office Boy)

Bismillaahirrahmaanirrahiim....

Sumber

Gara-gara Cinta di Musim Cerry Berhenti tayang, saya jadi betulan malas nonton TV. Jadi kangen acara-acara lucu karya anak bangsa, tapi nggak norak semacam Sitkom OB di RCTI. Setelah OB tamat, sebenarnya di TV lain ada Sitkom (Situasi Komedi) semacam itu. Tapi, si OB ini entah mengapa selalu nemplok di hati. Apa gara-gara ada Dude ya? Hihiiihi.

OB sendiri bercerita tentang keseharian Office Boy dan para HRD di OKTV. Semua karakter di sini nggak banget. Norak, gila, dan bikin saya ketawa.

Sayuti -Aditya Warman- OB paling polos, dari kampung.

Susi -Oline Mendeng- OG sok cantik, tukang pel yang jatuh cinta sama Sayuti.

Sa’odah -Tika Panggabean- OG paling nggak banyak kerja. Hobi malak, tukang makan. Hampir semua OB takut sama dia. Yang paling ngeselin, dia punya suami ganteng, Mas Surya – Surya Saputra. Mantep nggak tuh?

Ismail -Daus Separo- OB yang hobi gangguin Sayuti. Suaranya super cempreng. Katanya sih anak juragan. Panggilannya, MAIL.

Pak Taka -Marlon Renaldy- Manager HRD, rada-rada aneh, naksir sekretarisnya, suka menghukum pegawai dengan hukuman aneh.

Gusti -Bayu Oktara- Playbloy sok keren di HRD. Beberapa waktu kemudian, akhirnya Gusti naksir Saschya, sekretaris HRD.

Hendra -M.Ridwan- Karyawan HRD bagian keuangan. Gaya jadul norak, pelitnya setengah mati. Kalau ketemu artis, noraknya lebay.

Saschya –Winda Viska- Sekretaris yang jarang kerja. Hobi pacaran-ngecat kuku-, kalaupun kerja, bukan ngerjain pekerjaan. Kalau ketawa serem, kaya babi. Punya pacar namanya Dude, beneran Dude Harlino. Tapi akhirnya putus sih wong dia sama Gusti.

Ipul –Reynold Hamzah- Petugas kebersihan, ceroboh yang naksir Susi. Susi balas? Ya nggak wong Susi naksir Sayuti.

Yang sering muncul sih mereka-mereka di atas. Pemeran pembantu lain yang kadang muncul, ada Dude, Surya Saputra, Luna Maya, Denny Cagur, Jojon, dan banyak lainnya. Yang saya ingat itu waktu Projec Pop main ke OKTV. Ada Tika dan Saodah yang tertukar. Ribut dan bikin heboh deh.

Kangen acara kaya OB. Kapan ya ada yang mau buat Sitkom lagi?

Happy blogging