Jiah My Id

The Power of Anak Kampung

Powered by Blogger.

Narsis is Pede



Narsis itu, apa ya? :uhuk . Yang aku tahu sih narsis itu Pede . Orang yang narsis sering kali mempromosikan dirinya dalam bentuk apa pun, bisa foto, tulisan de el el. Kali ini ceritanya aku mau ikutan Narsisis-Artistik Giveaway nya Mb' Una. 




Ini ceritanya lagi gendong Shinta biar kece kaya di Tivi gitu :uhuk . Foto ini diambil tanggal 19 Juli 2012 dengan Bu e sebagai fotografernya :smile 






Kalau foto ini diambil tanggal 26 Agustus 2012 saat senja di Sekembu Beach di Jepara :uhuk . Waktu itu hari terakhir aku libur dan akhirnya ikut kakak buat jualan dari pagi sampai sore. Aku kan sudah lama tidak lihat Sunset, jadinya belagu bergaya liat Sunset biar kaya gambar siluet gitu. Fotografernya si Irfan keponakanku :uhuk 

Hahaha, sudahlah penting ikutan :uhuk . Ingatlah Narsis is Pede :smile 



"Postingan ini diikutsertakan di Narsisis-Artistik Giveaway"

[BeraniCerita #1] G - String Merah



Aku benci hal ini. Kenapa harus ada pemeriksaan loker segala? Ini semua gara-gara tuh narkoba. Semua murid di sekolah jadi gusar karena pemeriksaan ini. Tiba saatnya Bu Mega guru super killer memeriksa lokerku.










Aku sih santai saja karena yakin pasti barang itu tidak ada di lokerku. Setelah lima menit, wajah Bu Mega yang tenang berubah merah seperti kepiting rebus. Matanya melotot dan mengalihkan tatapannya ke arahku.










“Ares, ini milikmu?” tanya Bu Mega sambil menenteng G-String Merah di depan mukaku.


“Tidak Bu, itu milik siapa ya?”


“Kalau bukan milikmu, milik siapa lagi? Jangan bertindak macam-macam di sekolah ini,”


“Suer Bu, itu bukan milikku. Mungkin ada yang sengaja memasukkannya di lokerku,” jawabku membela diri.


“Ibu akan mememberikan surat peringatan atas temuan ini,”










Perlahan Bu Mega pergi dari hadapanku dengan membawa G-String Merah itu. Semua mata kini tertuju padaku #Iklan bukan karena aku keren mempesona tapi karena insiden G-String Merah di lokerku. Okey aku memang perenang dan wajar bila celana dalam selalu ada di lokerku. Tapi ini, G-String Merah :omg . Tangan siapa yang telah berani membawanya ke lokerku?










Semua teman-temanku berbisik ria. Mungkin mereka menganggapku girly. Ah atau yang lebih parah, mereka menganggapku sebagai pencuri G-String Merah untuk jampi :shock .










“Rasanya gimana Res? Pasti G-String Merah itu sangat mempesona ya?”


“Ini pasti kerjaanmu kan Queen? Mengakulah,”


“Aku? Jangan bercanda? Buat apa? Dasar bodoh!!!”


“Dasar Gila!!!”










Queen berlalu meninggalkanku. Gadis itu, dia benar-benar gila. Kalau dia seperti itu, aku jadi takut sendiri. Jangan-jangan jampi-jampiku pada celana dalamnya yang ku curi saat kelas enam SD sudah hilang. Harusnya celana dalam merah milik Queen yang ada di lokerku, bukan G-String Merah itu. Jadi, G-String Merah itu milik siapa?










Aku menatap Queen dari jauh. Dia menjulurkan lidahnya membuatnya semakin terlihat manis. Harusnya Queen tetap membenciku. Kalau jambinya hilang, apakah semua kan berbalik? Masihkah dia membenciku atau justru malah jatuh cinta padaku? Entahlah









"Flash Fiction ini disertakan dalam Giveaway BeraniCerita.com yang diselenggarakan oleh Mayya dan Miss Rochma"




Jumlah Kata : 307




Notes :

Tokoh Ares dan Queen ku ambil dari cerbung Mb' Annesya Masihkah yang sekarang sudah disimpan kembali di dalam draf. Aku juga telah membuat reviewnya dengan judul Masihkah Kau Menyimpannya? . Jujur, aku kangen Ares dan Queen :uhuk

Nasihat [Bukan Hanya] Untukku



Baru saja kemarin aku pulang eh sekarang sudah balik kerja lagi :smile . Masih terngiang jelas saat aku duduk berdua dengan Bu e di malam senin 27 Januari 2013. Biasanya aku dan Bu e ngobrol seadanya. Tapi kali ini lebih cenderung kearah serius :smile . Sudah kaya disuruh nikah aja beuh pake seriusan segala :uhuk










Jadi, kemarin Bu e cerita bahwa di desaku kemarin ada geger-geger gitu aka ramai-ramai . Kalau soal lomba agustusan mah biasa, tapi ini geger karena ada arakan anak-anak muda yang melakukan tindakan asusila. Empat orang laki-laki dan dua orang perempuan seumuranku dan seumuran kakak di temukan di sebuah gubuk di sawah. Kayaknya udah kaya di film aja tuh pelaku diarak ke balai desa. Selain itu, ada juga adik kelasku SD yang hamil. Kebanyakan adik kelasku memang sudah menikah. Tapi kali ini yang hamil itu belum menikah . 










Mendapati kenyataan yang terjadi di desaku, mendadak Bu e galau karena memikirkanku anak gadis yang tinggal satu-satunya yang kini berada jauh dari rumah. Bu e sangat hawatir kalau-kalau 'something wrong' terjadi denganku mengingat di kantor aku sendiri yang perempuan. Aku juga beberapa kali ada tugas malam dan melewati hutan walaupun sekarang sudah jarang sih :smile










Ketika Bu e cerita itu, air matanya sedikit menetes membuatku sakit. Begitu menghawatirkan kah diriku ini? 










Aku bilang pada Bu e agar berfikir positif. Aku meyakinkannya bahwa aku baik-baik saja. Insya Allah tidak akan terjadi hal-hal buruk padaku. Insya Allah juga aku selalu menjaga diri dan tak terbesit sedikit pun dalam pikiranku untuk melakukan hal-hal yang bertentangan dengan agama. Aku masih punya malu. Jika aku melakukan pelanggaran, bukankah itu juga mempermalukan keluarga? Bukan aku sendiri.










Bu e bilang, jadi perempuan itu 'Udetnya' [semacam tali dari kain] harus kenceng [kuat] . 'Barang' satu itu jangan sekali-kali diberikan kepada lelaki meskipun sudah bertunangan. Jangan gampang terbujuk rayuan dengan embel-embel 'melakukan sekarang atau nanti akan sama saja. Sekarang dan nanti kamu itu milikku' . Nasihat itu sebenarnya datang dari Mbahku, ibunya Bu e . Bu e selalu mengingatnya dan kini mewariskannya padaku.










Aku sadar, sebagai seorang gadis single aku sudah pantas untuk memiliki pendamping. Mungkin karena aku masih sendiri itu makanya Bu e sering kali was-was mengingat kakak perempuanku menikah saat seusiaku ini. Bu e Bapak selalu berdoa dan aku juga berusaha membuka hatiku untuk siapa saja. 










Memiliki seorang anak perempuan memang tidak mudah. Kita harus menjaga mereka, memberikan mereka pendidikan moral agar bisa menjaga diri, harkat dan martabatnya sebagai wanita. Menguatkan 'Udet' akan selalu ku bawa sampai mati dan mewariskannya pada anak-anak perempuanku nanti.










Ketika aku bertanya bagaimana nasib mereka pelaku asusila, Bu e pun menjawab. Tadinya empat laki-laki dan dua perempuan itu akan di nikahkan saja. Tapi karena tidak banding dan tidak mungkin poliandri, mereka pun tidak menikah. Adik kelasku yang hamil itu tidak ada yang mau bertanggung jawab. Betapa rusaknya wanita dan laki-laki jaman sekarang, dunia memang sudah tua. Tidakkah mereka tahu adzab Allah itu sangatlah pedih? Cukuplah sekarang mereka mendapat hukuman dari masyakat jangan mengulangi lagi. Tidakkah mereka berfikir bagaimana jika itu terjadi pada anak-anak, adik, kakak, keluarga mereka? Astagfirullah










Semoga ini bisa menjadi pelajaran penting buatku Nasihat [Bukan Hanya] Untukku, keluargaku dan juga orang lain. Jaga diri kita, jaga anak kita. 






"Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki- laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rezki yang mulia (surga)" ~QS. An-Nuur ayat 26






"Tulisan ini diikutsertakan pada Give Away Perdana Dellafirayama, seorang ibu labil yang tidak suka warna hitam dan hijau"