Otak atik otak, nginget pengalaman masa lalu tentang membaca, hem apa yah? Baca buku biasa, baca apa yah??? Oh, jadi inget, waktu aku umur 4 tahun. Aku udah bisa baca papan bertuliskan "Kepala Dusun Desa Wonorejo" dan sesaat kemudian aku mendengar suara tangis bayi, horeee. Adikku lahirrrr
Singkat amat ceritanya. Yang lain ah~
Nah kali ini tentang perlombaan Agustusan didesaku. Untuk pertama kalinya aku ikut lomba. Ngga tanggung-tanggung, lombanya membaca pidato dan membaca puisi, apa ngga keren??? Waktu itu aku umur berapa yah??? Aku lupa, mungkin sekitar 9/10 tahun. Aku sengaja ikut, bukan untuk menang tapi untuk mengetes keberanian. Apa aku peserta paling kecil? May be, soalnya itu perlombaan umum didesa. Jadi umur 6-7 tahun diatasku tetep boleh ikut, apa lagi umur dibawahku.
Aku daftar lomba di balai desa soalnya disanalah tempat lomba berlangsung. Dengan Pede gila, aku tetep ikut menunggu giliran membacakan pidato. Oh ya, pidato sama puisinya ngga buat sendiri tapi udah disediain dari panitia. Kita dibagi satu-satu untuk latihan.
Lomba pertama, pidato.
Ngga tau tuh, jurinya kayak ngga ada persiapan, aneh. Peserta pertama lamaaaa banget, jadi bisa pakai ekspresi gini gitu, meyakinkan banget. Setelah beberapa peserta maju, eh aturan mainnya diubah, waktu dibatasi, gilaaaa. Aku yang ketiban dapet perpendekan waktu, ngga bisa berekspresi saat membaca pidatonya. Takut, serasa diuber-uber waktu. Apa lagi pas jurinya getok meja menandakan waktu akan habis, wah ngga bisa konsen sedikit pun. Mungkin memang harus belajar lagi.
Lomba kedua, berpuisi.
Pidato gagal, apa membaca puisi juga? Hem, memantapkan hati mengatur posisi. Astagfirullah, sandalku.... Talinya putus disaat aku belum maju. Haduh, bagaimana ini? Masak nyeker ngga pakai sandal???
Untunglah ada tetanggaku, aku pinjam sandalnya sebentar saat maju membaca puisi. Entah, memang gugup atau tak sanggup, aku membaca puisi dengan sedikit ekspresi plus tanganku yang gemetarrrr. Jadi kalau dilihat dari tempat duduk penonton, kertas puisi yang aku baca pasti bergerak-gerak ketakutan. Argggg~
Ya ya ya, selesai sudah. Aku pulang dengan jalan kaki tanpa sandal, menyedihkannnn
Setelah semua lomba berakhir, sampai sekarang ini aku ngga tau siapa yang pemenang pidato dan berpuisi itu, payah banget. Lha wong pengumumannyakan malam-malam, aku udah bobok.
Walaupun kesan pertama berpidato dan berpuisi kurang mengenakkan, aku juga ngga kapok. Selesai SD, kadang kala ikut juga pidato class meeting, atau membaca puisi didepan kelas. Soal ekspresi jangan ditanya, aku masih kaku. Kenyataannya, sampai saat ini aku belum pernah juara dalam lomba tersebut.
Ini pengalamanku, bagaimana denganmu?
Ini pengalamanku, bagaimana denganmu?
Tulisan ini diikutsertakan pada Giveaways MimyaShop - Sayembara Pengalamanku Oleh MymyaShop