Jiah My Id

The Power of Anak Kampung

Powered by Blogger.

Berani Cerita #05 : Ketakutan

Sepertinya suasana malam ini tidak begitu bersahabat bagi Riana. Angin yang dingin membuat dia memaki dirinya sendiri kenapa lupa membawa jaketnya yang tertinggal di mobil. Lorong yang tidak terlalu terang karena beberapa lampu mulai dimatikan. Dan kenapa tidak ada orang bersliweran? Padahal masih jam 8 malam.

“Nah, sebentar lagi sudah sampai di kamar Sinta.” Riana mencoba menghibur diri sendiri karena dirinya masih merinding. Cepat-cepat langkahnya diayun, sampai akhirnya dia berhenti tiba-tiba saat melihat sebuah tempat tidur dorong melaju cepat ke arahnya.


“Au…. Hati-hati dong Sus,” Ucap Riana yang sempat terjatuh saat tertabrak .

Suster yang membawa tempat tidur dorong itu tak menyaut. Diam, hening.  Riana makin begidik dan bangun lalu berjalan sambil mengumpat. Ketika dia menengok ke belakang, wajah Suster itu terlihat pucat. Riana lari tunggang langgang karena ketakutan. Riana mencoba bersembunyi di balik kursi dengan tangan gemetar.

Tap, semua lampu hidup dan ...

“CUT”
“Riana, ekspresinya mana?” teriak sutradara

Lampu Bohlam #5 - Pulang

Pulang?
Yap hari jum'at kemarin aku pulang :uhuk . Ada acara apa? Ngga ada sih, cuma pengen pulang aja :smile . Sebagai gadis perantauan *tsah~ kaya ngerantau jauh aja :uhuk *, sebenarnya senin sore 25 Maret kemarin aku sudah pulang karena selasa ngurusin E-KTP *mau ganti status :uhuk , status KTP lama ke E-KTP :etc *

Pulang itu, memang sesuatu. Sekarang sih pulangnya masih ke rumah orang tua. Hem, ngomong-ngomong, kapan yah aku pulang ke hatimu? Iya, ke hatimu itu zaujy yang masih melalang buana tak tahu rimbanya :smile

Kemana kemana kemana
Ku harus mencari kemana
Jodohku tercinta
Tak tahu rimbanya
Belum pernah datang ke rumah
:luph

Ya, ya, ya....
Mungkin dia masih mengejar mimpinya. Intinya sih, dalam doa aku selalu meminta agar dia baik-baik saja dimanapun dia berada :smile

Selama pulang kemarin itu, hem ada beberapa pekerjaan yang aku lakukan. Sayangnya sih di ending malah bikin galau *CariAlasanKarenaNggaBikinFF*

Yah, semoga aku bisa segera menemukan jalan biar data-dataku selamat, aminnnn :smile

Lampu Bohlam #5 - Pulang

Berani Cerita #04 : Unwritten


Aku melihat sekitar, bersiap dengan pakaianku. Aku yakin dia, lelaki itu akan datang lagi. Tepat!

"Hai, apa kabar? Aku senang bisa ketemu kamu lagi,"
"Oh ya? Aku baik-baik saja. Oh iya aku..."
"Boleh duduk disini?"
"Ah iya, silakan"
"Ini untukmu,"

Dia mengerutkan dahi,

"Kertas kosong?"
"Aku ingin memulai sesuatu yang baru, bersamamu, kamu mau?"
"Tentu saja,"
"Aku tak mampu menuliskannya, aku tidak bisa membaca pikiranku sendiri. Aku mencoba berlari, pergi menjauh dari segala tradisi di desa yang menyatakan wanita tidak perlu sekolah karena akhirnya pun dia akan jadi ibu rumah tangga, hingga...."
"Aku menemukanmu di tengah deras hujan, begitukan?"
"Iya. Aku menikmati tiap air yang menetes,"
"Tapi kenapa lidahmu tidak bisa merasa dengan baik?"
"Entahlah, harusnya aku bisa merasa itu sendiri, untukku sendiri. Maka dari itu aku ingin selalu bersamamu,"
"Aku tidak mungkin menghianati istriku,"
"Aku tak peduli,"
"Gila kamu!"
"Biarlah. Chef? masih kosong kertasnya?"
"Aku sudah bilang, aku tidak bisa menghianati istriku dengan memberikan resep nasi goreng andalannya untukmu,"
"Ayolah Chef, aku sudah datang jauh-jauh dari kampung ke Seoul untuk menjadi chef yahud. Siapa tahu Chef, Lee Min Hoo mau makan nasi gorengku,"
"Makin ngaco saja kamu, cuci piring dulu sana! Kadang kala resep itu tidak tertulis tapi dirasakan, ingat itu!"

202 kata

Maafkan aku karena Bahasa Inggrisku ngga begitu bagus :uhuk  . Geje nih ceritanya, padahal udah dengerin lagunya Natasha Bedingfield – Unwritten, udah nulis liriknya, udah diterjemahin juga :smile . Ribet banget yah :uhuk