Jiah My Id

The Power of Anak Kampung

Powered by Blogger.
Showing posts with label 8 Minggu Ngeblog. Show all posts
Showing posts with label 8 Minggu Ngeblog. Show all posts

#8MingguNgeblog 7 : Andai Aku Tidak Ngeblog 4

Tulisan ini diikutkan pada 8 Minggu Ngeblog bersama Anging Mammiri, minggu ketujuh


Andai aku ngga ngeblog, aku ngga akan tahu passion apa yang ada dalam diriku. Yah meski aku sudah menuliskannya di postingan setelah tiga tahun, tapi tetap saja rasanya ngga percaya. Ngga percaya bahwa aku bisa melewati semuanya tanpa sadar.


Aku pikir, yang merasakan ini ngga hanya aku. Aku sendiri melihat banyak orang yang backgroundnya bukan seorang yang bekerja dibidang tulis menulis tapi tetap menjadi blogger yang tulisannya termasuk keren. Contohnya saja Pak Dhe Cholik yang backgroundnya seorang Jendral tentara berbau keras dan disiplin ternyata punya bakat dibidang tulis menulis hingga tulisannya dimuat di koran mau pun majalah. Kini, Pak Dhe telah menuliskan buku Rahasia Menjadi Manusia Kaya Arti yang keren abis. Aku pikir, yang namanya passion memang ngga begitu terasa tapi senantiasa mengalir dan terus tumbuh dalam diri kita. 


Sebenarnya sejak kecil aku memang ngga terlalu asing dengan yang namanya menulis. Memang bukan berupa cerpen atau puisi melainkan hanya coretan seperti diary. Aku juga sering membuat resume dari buku-buku pelajaran sekolah. Kondisi awalnya bukan karena hobi nulis tapi memang terpaksa :uhuk . Aku ngga punya banyak uang untuk beli buku paket yang tebel dengan harga fantastis dan untuk fotocopinya ngga jauh beda juga. Maka jadilah yang namanya menulis itu menjadi kebiasaan yang menyenangkan.


Selain resume, selama tiga tahun di MAN aku menjabat sebagai sekretaris mau pun wakilnya. Tugasnya otomatis menulis dan menulis. Sering kali aku jarang belajar, hanya menulis saja. Ada beberapa pelajaran yang aku tulis dua kali, satu di papan tulis dan satu di buku catatanku sendiri. Mungkin  dari ini semua kebiasaan menulis menjadi begitu menggebu.


Andai aku ngga ngeblog tentu saja aku akan tetap menulis tapi hanya menulis di diary. Yang pasti, sampai saat ini aku ngga ingin mempublikasikan apa yang ada di diaryku ke dunia umum maupun dunia maya.


Andai aku ngga ngeblog, tulisan-tulisanku sendiri akan di pastikan kurang benar dari segi EYD mau pun kemanisannya. Untungnya, di dunia blog aku mau belajar untuk menulis sesuai EYD yang baik dan benar. Ya, memang belum terlalu keren dan masih banyak yang perlu diperbaiki. Tapi menengok dari tulisanku terdahulu, semuanya jauh lebih baik dan lebih rapi :uhuk .


Andai aku ngga ngeblog, aku mungkin akan tetap bertahan dengan matematika. Aku percaya matematika itu hidupku, itu dulu. Tapi sekarang, passionku yang sesungguhnya ada di dunia kebahasaan. Meskipun begitu bukan berarti aku benci dengan matematika. Aku tetap menyukainya. Bahkan kemarin aku sempat ikut pelatihan matematika sempoa jari selama dua hari dan itu sangat menyenangkan.


Andai aku ngga ngeblog, aku ngga akan meneruskan rahasia terpendam dalam hidupku, menulis. Dengan menulis, aku percaya aku bisa menyimpan memori-memori yang mungkin terlupakan dalam hidupku. Dengan menulis aku bisa menceritakan sesuatu yang kelak akan dibaca oleh cucu-cucuku nanti. Menulis, sejauh ini ini adalah passion terbesar dalam hidupku.

“Ikatlah ilmu dengan menuliskannya.”

Andai aku ngga ngeblog, aku ngga akan bisa menorehkan tinta sejarah yang mungkin akan berguna untuk hidupku nanti. Ini hidupku, ini pilihanku dan aku akan tetap menuliskannya sampai nanti Insya Allah.


Andai aku ngga ngeblog, ngga akan ngerti passion itu apa. Jadi, andai aku ngga ngeblog, ngga akan pernah ada postingan ini :uhuk .

#8MingguNgeblog 7 : Andai Aku Tidak Ngeblog 3

Tulisan ini diikutkan pada 8 Minggu Ngeblog bersama Anging Mammiri, minggu ketujuh


Andai aku ngga ngeblog. Ngapain lagi coba? Pastinya, kalau aku ngga ngeblog, aku ngga akan tahu kata-kata keren semacam CSS, PHP, Java Script maupun HTML. Kenapa begitu?


Awal ngeblog, kita kan kudu nentuin template yang akan kita pakai. Pertama sih, namanya juga baru buat, ya pakainya template bawaan. Lama-lama, akhirnya muncul keisengan buat ngerubah tuh template biar lebih kece. Siapa sih yang ngga pengen blognya kelihatan ciamik nan manis? Yang ngga mau, harap umpetin jari hihihi :uhuk .


Selain obrak abrik template, dulu aku juga iseng tambahin gadged yang imut-imut nan ngga penting. Pokonya yang bikin load blog lama banget. Ya, namanya juga nyari jati diri dalam blog, ya kudu explor apa pun yang ada di dalamnya. Sampai akhirnya, karena dah bosen ngerusakin template, aku pun memutuskan satu template yang buat aku jatuh cinta. Ya, template sekarang ini yang sudah aku obrak abrik tata letak aslinya maupun HTMLnya.


Andai aku ngga ngeblog, ngga mungkin aku nglakuin eksperimen seperti itu. Saat sekolah sendiri, buat blog ngga masuk pelajaran. Yah untungnya, ada Google yang siap bantu. Ngomong-ngomong, tahu artinya CSS, PHP, Java Script dan HTML? Tahu ngga?


CSS (Cascading Style Sheet) adalah bahasa pemrogaman web untuk mengendalikan beberapa komponen dalam sebuah web sehingga akan terstruktur dan seragam. (konteseoblog.blogspot.com/2010/04/css-adalah.html)


PHP (Hypertext Preprocessor) adalah bahasa pemrogaman script/web yang bekerja diserver yang dapat melakukan konektifitas pada database yang dimana hal itu tidak dapat dilakukan hanya dengan menggunakan sintaks-sintaks html biasa. (www.nurahratu.com/tutorial/web-design/1-latest-news/203-php-adalah.html)


HTML (HyperText Markup Language) adalah bahasa standar yang digunakan oleh browser internet untuk membuat halaman dan dokumen pada sebuah web kemudian dapat diakses dan dapat dibaca layaknya sebuah artikel. (konteseoblog.blogspot.com/2010/04/html-adalah.html)


Java script adalah bahasa scripting yang digunakan untuk membuat aplikasi web, sifatnya client-side sehingga dapat diolah langsung oleh browser tanpa harus terhubung ke server terlebih dahulu. (joisetrick.blogspot.com/2013/01/pengertian-dan-kegunaan-javascript.html)


Nah, andai aku ngga ngeblog, ngga bakal tahu arti-arti istilah yang ada di blog kaya di atas. Bagusnya, karena aku sering coba-coba utak atik htmlnya, aku jadi lumayan ngerti. Ya, memang ngga bisa buat sih, tapi dikit-dikit bisa ganti kalau hanya sekedar kanan kiri atau ganti ukurannya.


Sebenarnya sih, dalam keseharian penting atau ngganya kegunaan HTML dan sejenisnya ngga begitu terasa buatku. Tapi toh itu jadi lebih penting kalau misalnya aku seorang design template. Ngga jauh-jauh soal design template, kadang-kadang kita juga butuh script buat banner blog kita.


Dan kerennya, gara-gara HTML-an PHP tapi bukan Pemberi Harapan Palsu, ada teman blogger yang akhirnya menikah. Lucu banget kan ya? Sampai-sampai sekarang mereka buat sebuah blog yang isinya tentang template dan kawanannta itu. Cek aja di iskael.


Andai aku ngga ngeblog, mana pernah aku tahu kisah lucu nan romantis ala HTML-an? Di kenyataan, prosesi pacaran toh hanya gitu-gitu aja kan ya? Beda dong kalau keduanya ahli design template, pacarannya ya adu bikin template hueheheh :uhuk .


Ah iya, contoh HTML yang aku otak atik itu banner Warung Blogger yang muter-muter di blogku. Kamu juga pengen belajar bikin kaya gitu? Silakan hubungi ahlinya, dijamin bukan aku orangnya :wek .


Intinya sih, jangan pernah bosan untuk belajar saat kita menjerumuskan diri ke dalam dunia perbloggeran. Jadi, kalau aku ngga ngeblog, aku ngapain lagi ya?

#8MingguNgeblog 7 : Andai Aku Tidak Ngeblog 2

Tulisan ini diikutkan pada 8 Minggu Ngeblog bersama Anging Mammiri, minggu ketujuh


Lagi mikir, apa jadinya yah kalau aku ngga ngeblog? Pernah mikir dan berandai-andai? Mengandai sedikit saja, toh mengandai itu ngratis, ngga pakai bayar. Jadi kalau ngga ngeblog aku jadi apa?


Kalau difikir, yang namanya ngeblog itu pasti ngga lepas dari yang namanya gambar. Mau gambar bagus, jelek apa pun itu pasti ada. Aku sendiri suka sih ngasih gambar di postingan, tapi memang ngga setiap post ada. Jujur, milih gambar itu butuh waktu yang lumayan lama. Milih mana yang cocok dengan tema atau tulisan yang akan kita publis. Makanya, hanya di postingan tertentu saja aku ngasih gambarnya :uhuk #alibi.


Oh iya, kalau gambar yang kita pakai milik sendiri, sah-sah aja wes kalau mau nempelin. Tapi untuk gambar orang lain, ada yang namanya pasal ngga tertulis dimana kita kudu nempelin sumber dari mana gambar itu berasal. Untuk tulisanku yang super jadul, maafin yak kalau sumbernya belum kecantum. Aku hilaf belum paham :smile . Tapi sekarang, sudah bisa dicek, aku nyantumin sumber kok :uhuk .


Ngomongin gambar, kemarin teman di MFF sampai ada yang bilang bahwa post tanpa gambar itu kaya sayur tanpa garam. Ada yang khusus pakai ritual mantengin gambar yang pas agar sesuai postingan. Yah, gambar memang jadi sesuatu.


Ngomongin gambar, kalau aku ngga ngeblog aku ngga bakal deh jadi fotografer amatiran. Perlu diketahui, ada beberapa post yang gambarnya memang aku sendiri yang mengambil. Jujur, kalau lihat sesuatu yang menarik, aku gatel banget penge motret. Bermodalkan kamera HP jadul, beberapa gambar sudah aku kantongi. Namanya juga amatir, kalau gambar kurang oke harap maklum :uhuk .


Saking kurang kerjaannya, sampai-sampai buat ambil gambar langit aja aku kudu naik lantai dua showroom tempat kerjaku dulu. Iya, dulu ada lomba buat cerita dengan tema langit. Suer, di atas panas banget. Tapi ngga nyesel juga soalnya hasil pictnya lumayan. 

Ambil gambar dari lantai dua showroom

Selain itu, aku juga sempat minjem HP kakak, kapan pun kecuali pas kerja. Dari pagi, siang sore, sampai dibilang kurang kerjaan banget. Gini nih kalau fotografer amatir nyari pict yang cocok sama tema tapi ngga nemu.

Foto pakai Hp kakak

Hingga akhirnya, dengan kenekatan yang ngga canggih aku minjem kamera kantor buat dibawa pulang. Pagi hari sebelum subuh terbangun dan sekitar jam lima pagi aku berjalan kaki sendirian ke kali aka sungai. Sendiri, digelapnya kampung, bisa bayangin? Lalu hasilnya? Wuih, jangan ditanya, keren banget. Maksudnya, betapa indah ciptaan Allah. Fajar yang terbit benar-benar subhanallah.


Selain jepret sana sini, akhirnya aku bisa buat FF Fajar Untuk Dhira. Ngga menang sih tapi melihat ciptaan Allah dengan mata sendiri saat yang lain masih terlelap itu memang sesuatu :smile .


Fajar di kali

Begitulah kiranya hal-hal geje yang aku lakukan selama jadi seorang blogger. Kalau aku ngga ngeblog, mana pernah aku jadi fotografer amatir? Mana aku tahu kalau aku ini suka mengambil gambar? Paling pol aku mungkin akan bernarsisria di Facebook. Untung ya aku jadi blogger, jadi tahu betapa gambar-gambar itu memiliki banyak cerita di dalamnya.


Selama aku masih ngeblog, aku akan tetap belajar untuk jadi fotografer yang baik. Sekarang tinggal nunggu orang yang mau suka rela ngajarinnya, sekalian minjemin kameranya :uhuk . Jadi, kalau kamu ngga ngeblog, kamu mau jadi apa?

#8MingguNgeblog 7 : Andai Aku Tidak Ngeblog 1

Tulisan ini diikutkan pada 8 Minggu Ngeblog bersama Anging Mammiri, minggu ketujuh


Huah, kalau aku ngga ngeblog, mungkin aku akan jadi gamer. Gamer? Yap! Sejak awal kenal internet, aku memang lebih banyak menghabiskan waktu untuk ngegame. Salah siapa? Yang jelas bukan salah Bu e mengandung. 


Jujur, aku memang suka ngegame, dulu. Teman sekolahku aja pernah bilang bahwa aku pasti diem dan tenang walau hanya disodorin HP. Buat SMS? Kagaklah, buat main game. Game yang Snake itu atau apa punlah yang ada di HP. Pokoknya berbagai jenis permainan di HP aku sering mencobanya :uhuk .


Bagiku sendiri, main game di HP memang cukup menghibur. Aku menganggap bahwa hidup pun seperti sebuah permainan dimana kita kudu berjuang. Hanya sampai berjuang? Ya tentu saja ngga. Kita kudu dan wajib menjadi seorang pemenang. Ibarat kata, happy ending gitu deh :hepi .


Sebelum bekerja, aku pikir permainan atau game di komputer itu sebatas zuma atau solitaire. Tapi, semenjak kerja dan tahu internet, aku baru tahu bahwa kita bisa main game online atau mendownload game lalu dimainkan offline. Wah, cukup menyenangkan bukan?


Poin kegemaran ngegame yang bertambah juga karena teman kerjaku juga seorang gamer. Dia suka sekali yang namanya game online Ayodance. Gamenya itu ada avatarnya yang bisa didandanin, dibeliin baju, tas atau aksesoris lain tergantung punya mi-cash atau ngga. Mi-cash sendiri belinya pakai duit dan lumanyun mahal…. Di Jepara sendiri katanya ngga ada. Kalau mau beli kudu ke Kudus atau Semarang.


Aku sendiri main? Kagak, cuma lihat doang. Riweh banyak yang dipencet. Sukanya sih karena ada lagu-lagu terbaru yang bisa didengerin. Dari situ juga aku mulai suka musik Korea, secara banyak banget gamernya yang Chinese.


Sebenernya, banyak juga model game online selain Ayodance. Aku sendiri lebih suka games.co.id sama Matchmove games. Seringnya aku main Pet Party. Sama juga dandanin tapi yang didandanin ini hewan piaraan. Untuk di Matchmove games, level Petku lumayan tinggi lho, udah nikah lagi. Coplenya orang Vietnam dan aku sama sekali ngga pernah ngobrol. Waktu ngajakin nikah aja pakai bahasa entah brantah, ngga mau pake English. Sumpah ribet. Yang lucu lagi, aku dapat kenalan dari sana, orang Indonesia juga. Parahnya, mereka ini ibu kantoran dan anaknya juga diajakin permainan yang sama, gilaaa. Saking gilanya ngegame, pernah aku tiga bulan full login tanpa putus demi dapat diamond yang harga persatuannya lumayan beuh. Yah, aku orangnya males kalo beli mi-cash di matchmove, hehehe :uhuk .

Kalau di games.co.id, aku juga main Pet Party dan coupleku anak SD :uhuk . Terakhir aku main, dua tahun yang lalu dia kelas dua SD. Oh iya, namanya Dilla. Dia juga main sama kakaknya yang juga masih anak-anak hihihi :smile .


Ya pokoknya begitulah kalau aku bukan seorang blogger yang ngeblog. Aku juga mikir, seandainya sampai hari ini masih ngegame, hem Pet ku udah punya anak kali ya hohohoy. Untungnya, Allah menyadarkanku untuk ngeblog dan ngga ngegame lagi. Kadang kala kangen juga sih buat acak-acak gameku yang dulu. Paling ngga, say hallo lah sama temen-temen balitaku :uhuk .


Game memang perlu, tapi ngga juga setiap hari full sampai lupa makan. Aku ngga sampai gila juga kaya orang-orang luar yang ngegame sampai kena serangan jantung. Game ya game buat hiburan, just it. Tapi ada kalanya kita juga bisa belajar dari game seperti game yang berbau pemecahan misteri.


Kalau kamu ngga ngeblog, kamu jadi apa?

#8MingguNgeblog 6 : Budaya

Tulisan ini diikutkan pada 8 Minggu Ngeblog bersama Anging Mammiri, minggu keenam



Kamu masih suka bakar kemenyan? Masih suka mandiin keris pakai bunga atau air dengan minyak wangi yang entah apa itu. Apa kamu masih melakukannya? Iya, disaat tertentu misalnya satu suro. Masihkah?


Aku masih ingat itu saat Bapakku dulu beberapa kali melakukan ritual itu. Musyrik? Entahlah. Yang aku tahu, itu bukan ritual pemujaan melainkan hanya sekedar kebiasaan jaman dahulu. Kalau sekarang, sama sekali Bapak tidak pernah melakukannya.


Sebenarnya aku juga galau, antara melakukan sesaji itu dalam rangka demi kebudayaan atau malah berbau unsur syirik atau menyekutukan Tuhan. Sebagai makhluk yang beriman, jelas aku tahu syirik itu dilarang dan termasuk golongan dosa yang tidak diampuni. Tapi kalau menyangkut budaya, aku mau apa?


Masih ingat saat walisongo menyebarkan agama islam? Sedikit dan perlahan tapi pasti mereka mengalirkan unsur islam dalam kehidupan sehari-harinya. Seperti saat pertunjukkan wayang dimana penontonnya diwajibkan wudhu. Para walisongo juga tidak melarang untuk membakar kemenyan atau lainnya. Ternyata hidup pun fine-fine saja. Berbeda tapi tetap sama.


Memang dua sisi yang tidak bisa dipisahkan antara kebiasaan yang jadi budaya dan identitas bangsa atau justru dianggap bertentangan dengan ajaran islam. Dalam hal ini sepertinya aku butuh pembimbing lagi, butuh belajar lagi karena jujur aku memang kurang tahu. Ini bukan pelajaran sekolah kan ya?


Aku sendiri sih suka mengambilnya sebagai wujud kebudayaan. Kita sebagai manusia dengan berbagai suku dan Negara yang berbeda jelas punya kebudayaan yang berbeda pula. Kita tidak mungkin menghilangkan kebudayaan yang sudah mendarah daging dalam diri kita. Kita sehari-hari juga dicekoki unsure-unsur mistis entah apalah.


Kita tidak bisa toh menghilangkan budaya menggiring kepala kerbau ke tengah laut. Kita juga tidak berhak memberhentikan upacara ngaben, atau upacara lain yang jelas bertentangan dengan ajaran islam. Semua itu aset budaya yang harus tetap dilestarikan agar anak cucu kita tetap bisa menikmati dan tahu budaya bangsanya.


Aku juga ingat bawasanya saat Nabi hidup, beliau juga menghargai orang-orang non muslim. Mereka hidup saling tentram, hormat menghormati kebudayaan agama masing-masing. Untukmu agamamu untukku agamaku.


Kalian jelas berhak memberikan opini tentang apa yang terjadi dengan kebudayaan kita yang tidak sesuai dengan ajaran islam. Itu semua tergantung pribadi, presepsi, keyakinan masing-masing individu. Yang jelas, aku sendiri tidak melarang jika masih ada orang yang hobi membakar kemenyan. Hobi? Bukan, maksudku kebiasaan yang turun temurun itu.


Sebisa mungkin,  aku sendiri tetap berusaha melestarikan budaya bangsa. Jangan sampai nih budaya kita hilang begitu saja atau justru malah di klaim oleh bangsa lain. Lagi-lagi memang tidak lucu jika kita ngamuk-ngamuk gara-gara kehilangan budaya.


Dunia maju, peradaban pun semakin maju pula. Saatnya kita bergerak ke depan untuk mengejar bangsa lain yang sudah meningkat SDMnya. Tapi tetap jangan lupa dengan kebudayaan bangsa dan leluhur yang menjadi identitas negara kita.


Negara-negara lain saja bangga dengan kebudayaannya bahkan mengenalkan budayanya ke Negara lain. Lha kok kita malah mau sih dicekoki budaya-budaya asing yang entahlah. Kamu malu? Kelihatan tidak gaul dengan budayanya sendiri? 


Yuk mari kita modifikasi budaya kita tanpa meninggalkan nilai-nilai positif yang ada di dalamnya. Aku sendiri yakin, banyak yang suka dan tertarik dengan bergam budaya Indonesia yang kita miliki. Jadi, hari ini kamu mau mengembangkan budaya apa? Hey, tapi jangan mengembangkan budaya jam karet dan korupsi ya! :smile .

#8MingguNgeblog 6 : Senior

Tulisan ini diikutkan pada 8 Minggu Ngeblog bersama Anging Mammiri, minggu keenam


Pernah jadi kakak yang menindas adiknya? Senior junior itu memang sesuatu. Aku pun mengalaminya. Ini bukan karena penindasan yang dilakukan kakak-kakakku tapi justru aku yang tertindas oleh adikku, dulu.


Menjadi senior itu ada enak dan tidaknya. Kalau sebagai seorang kakak, aku harus mengaku bahwa aku bukanlah kakak yang baik. Dulu aku sering sekali masa bodo dengan kehidupan adikku. Hingga akhirnya, aku baru sadar, teman sepergaulannya justru yang membawanya untuk merokok. Aku sudah sering kali menegur agar menghentikan kebiasaannya itu. Sampai saat ini masih belum ada hasil. Jujur, aku lelah.


Menjadi senior pun tidak harus berusia tua dari juniornya. Beberapa kali aku dapat junior yang jauh lebih tua dari usiaku. Nah, yang jadi masalah disini, dimana aku harus tetap sopan karena usia mereka. Hey, apa mereka baik-baik saja? Tentu saja tidak. Tidak semua junior bersikap baik dengan seniornya. Ada kalanya mereka terlalu sotoy, atau malah merasa lebih tua dan tidak perlu bimbingan seniornya. Dua sisi yang berbeda bukan?


Dulu pernah juga aku mati-matian untuk menghindari yang namanya jadi senior. Aku ingin menikmati hidup sebagai junior. Tapi tahu endingnya? Ya, aku tetap junior disana, tapi usiaku jau lebih senior dibanding mereka. Hingga yang terjadi adalah aku yang sering mengayomi mereka. Apa hal ini mengenakkan? Tentu saja tidak. Banyak yang aku pelajari dan harus menyesuaikan mereka.


Kini aku menjadi senior lagi. Kalau dulu lingkupnya sekolah, kini berubah menjadi lingkungan kerja dan itu cukup melelahkan. Aku ingat dulu saat pertama kerja di tempat kerjaku sekarang, seniorku jarang sekali membimbingku. Kebanyakan justru bosku yang tanpa lelah ngomel sana sini karena aku yang terlalu lemot.


Hampir setiap hari pekerjaan baru, pelajaran baru, omelan terbaru tak lelah dan tak henti menghampiri. Sempat juga ingin menangis tapi entah kenapa air mata pun enggan keluar. Mungkin aku tidak boleh cengeng, harus kuat dan hebat. Aku sadar, ini pilihanku dan aku harus menjalaninya. Yah, ketika senjata Srikandi dilesatkan, saat itulah keputusan telah diambil.


Kini semua berjalan apa adanya. Aku semakin mengerti dan belajar tentang kegagalan, tentang apa yang telah terjadi sebelumnya. Aku tetap berusaha memberikan yang terbaik dan tetap berlaku baik. Bukan hanya untuk diriku tapi untuk orang lain.

Menjadi senior itu, sekarang aku harus lebih sabar untuk membimbing juniorku. Hey, bukan hanya aku yang harus sabar, tapi mereka juga. Jujur, aku bukanlah orang yang telaten mengajari orang lain.


Menjadi senior juga membuatu takut, bisakah aku memberikan contoh yang baik untuk mereka? Aku juga tidak tega kalau mereka terkena bentak-bentak seperti aku dulu. Aku hanya berfikir, cukup aku yang merasakannya, jangan yang lain. Jika mereka ku bimbing dan tidak langsung dibimbing bosku, rasanya aku senang sekali. Hey, kenapa begitu? Entahlah. Paling tidak, aku tidak akan mendengar suara keras omelan di sana sini.


Harus diakui, mau tidak mau kita tetap akan merasakan yang nanya jadi senior. Tapi aku perlu jujur, menjadi senior bukan persoalan gampang. Aku harus lebih bijak dengan juniorku, membimbing mereka dan memberikan contoh yang baik bagi mereka. Aku tidak mau menjadi otoriter, jumawa karena merasa senior. Aku tidak mau menginjak-injak mereka di atas kepentinganku sendiri. Pertanyaannya, sudahkah aku berlaku seperti itu? Jangan-jangan ini hanya pencitraan diri :uhuk .

#8MingguNgeblog 6 : Dunia Maya

Tulisan ini diikutkan pada 8 Minggu Ngeblog bersama Anging Mammiri, minggu keenam


Tiga tahun terakhir ini tepatnya setelah aku mengenal dunia kerja, aku mulai akrab dengan yang namanya dunia maya. Dulu awalnya cuma tahu e-mail, baca-baca berita di internet atau cari-cari puisi maupun cerpen. Ngeblog? Mana tahu aku? Aku kira yang nulis-nulis di internet itu musti penulis terkenal. Tapi ternyata siapa pun bisa.


Namanya juga dunia maya, dunia tak nyata jelas pelakunya tidak terlihat sama sekali. Kita hanya dihubungkan dengan jaringan satelit yang aku sendiri tak tahu wujudnya seperti apa. Kali ini serius deh bahas dunia maya bukan sudut dunia maya si Putri Cahaya yang hari ini sedang ujian tesis. Mari kita doakan semoga semuanya lancar dan mendapat hasil yang memuaskan, amin :smile .


Pendapatku sendiri tentang dunia maya itu, sejauh ini fine-fine saja sih. Tidak banyak yang mengganggu atau mempersulit keadaanku ketika bersosialisasi di dalamnya. Justru aku menemukan banyak keasyikan di dunia maya yang tidak aku dapatkan di dunia nyata. Sebut saja teman dan sahabat yang satu misi.


Jangan dikira aku melakukan misi gila seperti merencanakan penculikan Dude Harlino atau pengeboman hotel berbintang. Tidak sama sekali. Ketika aku berada di dunia nyata dan tinggal di pedesaan, aku tidak menemukan seseorang yang juga mencintai dunia menulis. Untuk cinta baca, adalah satu dua itu pun novel fiksi. Padahal aku kan pengen diskusi bareng gitu.


Nah, untungnya ada dunia maya. Disini aku menemukan banyak orang yang suka menulis. Ada kalanya mereka bergabung dalam sebuah grup baik yang terbuka mau pun tertutup. Akhirnya, dari sana aku banyak belajar tentang dunia menulis. Sekarang aku juga bergabung dengan grup khusus menulis flashfiction. Huh, sungguh menyenangkan.


Apa hanya itu yang ada di dunia maya? Ah jelas saja tidak. masih banyak kok yang ada disini misalnya jejaring sosial yang akhirnya menjadi mak comblang antara dua insan manusia berbeda jenis. Iya, aku menemukannya. Pacar? Kekasih? Iya, tapi bukan aku. Lalu siapa? Teman-temanku yang bertemu di dunia maya dan akhirnya memutuskan untuk menikah. Yah, apa pun bisa terjadi disini.


Selain itu, karena dunia maya juga aku ingin sekali mengajukan perpustakaan untuk desaku. Ya, desaku tidak ada perpustakaannya. Awalnya aku hanya mengikuti timeline Blogger Hibah Sejuta Buku lalu kemudian menanyakan pendapat kedua orang tuaku tentang ide itu. Alhamdulillah mereka mendukung. Ditambah lagi kemarin aku menang kuis bertajuk #ArisanBuku dari Blogger Hibah Sejuta Buku dan sponsor yang hadiahnya berupa buku yang wajib disumbangkan. Insya Allah aku sudah mempersiapkan bahan untuk konsultasi perealisasian Perpustakaan itu. Minta doanya ya.


Tapi yang namanya dunia maya itu tidak selamanya baik. Ada juga yang memanfaatkannya untuk tindakan yang tidak benar misalnya saja penipuan, penculikan dan sebagainya. Sisi negatifnya juga karena dunia maya merupakan dunia universal, hal-hal yang berbau negatif masih saja kita temukan dengan mudah, misalnya saja video 'remang-remang'.


Hal yang lebih gila lagi, di Facebook, Yahoo, ada banyak iklan yang berkonten dewasa. Lalu bagaimana jika anak di bawah umur penasaran lalu mengkliknya? Mengerikan! Begitu juga yang ada di youtube atau di google. Intinya sih, kita jangan membiarkan anak-anak mengakses internet tanpa pengawasan orang tua. Tapi, aku ngeri juga waktu melihat semua bangku di warnet berisi anak SD tanpa pengasan orang dewasa. Apa yang mereka buka coba? Game atau yang lain? Entahlah.


Aku sadar setiap sesuatu pasti ada sisi baik dan buruknya. Benar juga apa kata temanku yang menyebutkan bahwa dunia maya itu jauh lebih kejam dari pada dunia nyata. Ya iyalah. Kita melakukan kesalahan langsung kena black list dan cap sana sini. Maka dari itu, selayaknya kita tetap bijak dalam bersikap baik di dunia maya mau pun dunia nyata.

#8MingguNgeblog 6 : Sisi Lain

Tulisan ini diikutkan pada 8 Minggu Ngeblog bersama Anging Mammiri, minggu keenam


Tahu Sisi Lain? Yah itu nama blogku. Dulu aku menamainya Jiah Al Jafara. Tapi setelah memutuskan untuk serius ngeblog, akhirnya aku mengubahnya menjadi Sisi Lain  Yah karena aku selalu percaya. Setiap orang pasti punya dua sisi yang berkebalikan. Karena setiap orang punya sisi yang berbeda, sisi yang unik, menurutku sendiri.


Blogku dan segala isinya adalah perwujudan sisi lain kehidupanku. Dua sisi yang sangat berbeda meski dalam satu tubuh, satu nyawa. Bisa jadi aku yang aktif di dunia maya ternyata dalam dunia nyata begitu pasif. Semua bisa terjadi, dan menurutku itu sah-sah saja. Apa sih yang tidak mungkin di dunia ini?


Sisi lain dari dunia nyata dan dunia mayaku adalah pekerjaanku yang sangat bertolak belakang dengan tulisanku di blog. Dalam seharian, aku bukanlah pegawai majalah, bukan editor, atau apa pun yang masih ada hubungannya dengan dunia menulis. Pekerjaanku membutuhkan ketelitian dan kadang itu cukup bermasalah mengingat jiwa seniku yang tak beraturan. Sementara ketika aku menulis di blog, beberapa waktu ini kebanyakan tentang dunia fiksi. Aku juga beberapa kali mereview buku atau novel. Benar-benar berbeda. Tapi aku sadar lagi. Kita diciptakan dengan segala perbedaan dan karena perbedaan itu kita saling melengkapi. 


Di dunia maya aku tetaplah aku. Aku memang punya kepribadian yang berbeda, mungkin ganda. Aku suka humor dan berusaha mewujudkannya lewat tulisanku. Aku sadar, dalam keseharian aku jarang sekali membanyol. Aku hanya berusaha mempelajari banyolan itu dengan menonton komedi, membaca cerita humor atau berkumpul dengan keluargaku.


Aku bukanlah seseorang yang sempurna. Banyak sekali kekurangan dalam diriku. Aku yang sebenarnya pecinta anak kecil tapi kurang bisa bersikap manis dengan mereka. Dengan bayi atau anak-anak yang berusia balita sikapku bisa terkendali. Tapi jika dia sedikit besar, entah kenapa aku berubah menjadi sedikit ketus dengan sikap mereka yang ajaib. Bahkan sering kali anak didik ngajiku dulu menyebutku galak. Mungkin mereka melihat nenek sihir dalam diriku.


Mau tidak mau, itulah sisiku yang berdeda. Sisi lain yang memang selalu tak sama. Aku sendiri santai saja dengan sikap ajaibku itu. Kadang kala takut juga dengan pendapat orang lain disekitarku. Bagaimana jika mereka tidak bisa menerima sifat ajaibku? Memperolok, membully, atau ah, sudahlah.


Aku selalu percaya, aku adalah aku. Aku adalah apa yang aku pikirkan. Inilah aku, inilah keadaanku yang sebenarnya. Tak perlu aku menjadi orang lain untuk mendapat perhatian atau mungkin cinta dan tahta. Aku percaya dua sisi di dunia ini. Dimana ada sisi yang baik dan ada sisi yang buruk. Ambillah sisi baik dariku dan buang sisi buruknya. Sampai hari ini pun aku masih berusaha untuk membuang kejelekan yang ada dalam diriku. Bukan aku tidak mau, tapi memang aku begini adanya.


Aku pun tidak bisa memaksakan kehendakku kepada orang lain dan sebaliknya begitu. Dalam hidup ini ada benang merah dari dua sisi yang berbeda. Kedua bukan menjadikan pertentangan, permusuhan, pergolakan jiwa, tapi justru menjadikan mereka satu. Dimana kita bisa saling menerima satu sama lainnya. Saling mengisi kekosongan menjadikannya kesatuan yang lebih utuh.


Angka 212 memiliki makna
Di dalam kehidupan
Dalam diri manusia terdapat dua
Unsur ingat duniawi dan Tuhan
Segala yang ada di dalam dunia ini
Terdiri atas pembagian
Yang berlainan
Namun merupakan pasangan
Keduanya tak dapat terpisahkan
~Lirik Lagu Wiro Sableng :uhuk

#8MingguNgeblog 5 : Mungkin Ini Cinta



Cinta pertama, pada siapa? Di mana? Kenapa? Entahlah. Yang jelas, aku tidak percaya pada cinta pada pandangan pertama. Love at the first sight? Mana mungkin aku percaya kalau belum mengalaminya sendiri? Bagiku, cinta adalah cinta. Cinta hadir karena terbiasa dan adanya waktu. ‘Witing tresna jalaran saka kulina’ menurutku itu. Iya, seperti yang aku rasakan dulu.


Iya, aku sering datang kesana. Ketiga kakakku menuntut ilmu dan tinggal ditempat itu. Suasananya tidak asing, toh banyak yang kenal denganku. Tempatnya bukan tempat yang mewah. Tidurnya pun hanya beralaskan tikar. Kalau kita bawa kasur lantai saja, kasian teman yang lain gara-gara tidak kebagian tempat.


Aku sadar, tinggal jauh dari orang tua dan rumah bukanlah hal yang mudah. Sebulan pertama aku disana, setiap akan tidur aku selalu menangis. Kakak perempuanku, mana tahu? Aku menyembunyikan tangis dalam bantalku. Teman? Mereka sama, menangis juga. Teman dekat? Tak ada. Aku sendiri hanya sendiri. Dulu Kakak perempuanku lebih dekat dengan orang lain dari pada denganku. No problem, aku memang terbiasa sendiri.


Rumah keduaku, tempat aku menuntut ilmu. Tempatku menghabiskan waktu. Aku tak pernah sadar kapan cinta itu muncul. Aku hanya tahu, aku nyaman disana. Setidaknya ada sebagian kecil yang peduli denganku. 


Tak ada cinta yang sempurna. Tak ada cinta yang luput dari cobaan. 


Sepeninggalan Kakak-kakakku, aku benar-benar sendiri. Satu hal yang sulit hilang, keegoisanku. Aku kurang bisa berbaur dengan teman-teman yang terlalu banyak bicara dan tertawa. Aku enggan sekali bermain dan memilih untuk tidur. Ketika perlahan-lahan hampir semua orang menjauhiku, satu hal yang aku yakini, tempat itu selalu bisa menerimaku.


Semakin hari, kejenuhan menuncak. Aku lelah dengan keadaan itu. Bapak, Bu e, aku ingin pindah dari tempat itu. Setiap kali aku ingin mengutarakan keinginan itu, nyatanya Bu e, Bapak seolah tahu dan menasihatiku. Aku bertahan lagi, bukan untuk diriku tapi untuk kedua orang tuaku.


Ketika aku lulus MTsN, aku senang sekali. Bukan karena kelulusan dan nilai yang lumayan. Tapi lebih karena aku bisa pergi dari ‘Penjara Suci’ itu. Tempat yang aku sanjung, tapi juga tempat yang menyimpan banyak kenangan pahit, manis dan asam. Belum sampai pengumuman pun aku kabur, pergi dari sana. Rasanya, semua terbebas seolah aku bukan lagi tawanan.


Setelah setahun keluar dari ‘Penjara Suci’, aku mendapat banyak pengalan di luar. Aku yang terbiasa berjalan kaki harus rela naik turun angkot. Harus mau kepanasan, dan harus mau mencari mushola dikeramaian pasar agar tetap bisa solat pada waktunya. Hanya itu? Ya, just it.


Saat kenaikan kelas XI MAN, aku memutuskan untuk masuk ‘Penjara Suci’ lagi. Bukan di tempat yang sama, aku ingin tempat yang berbeda. Setelah beberapa waktu disana, aku baru menyadari. Tempat baruku sungguh berbeda dengan tempatku dulu. Rasanya, jika waktu bisa diputar, aku ingin kembali pada ‘Penjara Suci’ ku yang dulu. Mungkin ini cinta yang terlambat. Disadari ketika tak lagi bersama. Tersadar ketika keadaan mungkin jauh lebih baik dari yang dulu.


Mulai saat itu, aku belajar lagi tentang mencinta. Bukan mencintai manusia, tapi mencintai tempat dimana kita tinggal. Tempat kita bernaung, tempat kita belajar dan istirahat. Semua yang terjadi tak perlu disesali. Yah, aku mengulang untuk mencintai, tentu saja itu bukanlah hal yang mudah. Tapi aku selalu percaya, cinta hadir karena terbiasa. Cinta pertama pada ‘Penjara Suci’ sebuah pesantren kecil tempatku menuntut ilmu. Rindu, jelas masih ada. Paling tidak, saat idul fitri aku masih berkunjug kesana. Cinta itu datangnya dari hati yang tulus. Mungkin ini cinta dan masihkan aku mencintainya? Tentu saja :luph .


#8MingguNgeblog 4 : Warnaku

Tulisan ini diikutkan pada 8 Minggu Ngeblog bersama Anging Mammiri, minggu keempat


Warna, kamu suka warna apa? Bisa lihat template blogku? Hijau, i love green coz I care to be green :uhuk . Ini bukan lantaran aku ngefans kolor ijo atau hulk ya, ini murni karena aku memang suka. Design Earth Hourku satu tahun yang lalu saja hijau :uhuk .


Kata orang, cewek itu biasanya suka warna manis seperti pink. Pernah juga ada yang bertanya, warna kesukaanmu apa? Aku jawab hijau, eh dianya bilang begini. Kamu ngga normal!!! So what gitu lho? Aku memang ngga normal, terus masalah buat lo? Ngga semua cewek suka yang manis-manis macam pink. Aku cewek unik, limited edition, jadi suka-suka aku kalau suka warna hijau :smile .

Salah satu baju hijau yang aku pakai buat kopdar sama Mbak Noorma
Aku suka warna hijau sudah sejak lama. Kadang, aku sengaja buat baju yang berembel-embel hijau. Dilihatnya adem sih, meskipun ya agak-agak takut kalau  tiba-tiba ada kambing yang ngejar :smile . Sayuran hijau? I love it, apalagi dibuat pecel. Tapi kalau di jus mentahan gitu, aku mikir-mikir dulu deh :uhuk .


Sayangnya, karena kesukaanku terhadap warna hijau, Bu e pernah bilang kalau aku ngga bisa ke Jogja. Nah lho? Tahu kan soal mitos baju hijau di parangtritis? Nah, yang jadi kendala itu. Bagaimana jadinya kalau-kalau aku dibawa lari ombak? Aku kan ngga bisa renang :uhuk .


Sebentar, aku akan mengingat kapan aku jatuh cinta dengan si hijau. Sepertinya ketika aku masih kecil setelah menonton sebuah FTV. Entah di tahun berapa aku lupa, yang jelas FTV itu begitu mengharukan. Aku masih ingat pemainnya, cuma yang ku tahu namanya hanya Ria Irawan. Tokoh dan karakter yang diceritakan pun aku masih ingat, namanya Sulam.


Namanya anak kecil, nonton mah nonton aja ngga tahu judulnya. Setelah aku googling, ternyata judul FTVnya Sulam.  Ini bukan Sulam yang naik haji itu ya, ini sesosok Sulam yang kurang waras tapi tetap rajin puasa ramadhan dan sembahyang. Dalam kisahnya, Sulam yang kurang waras itu minta baju baru sama pak ramadhan buat lebaran idul fitri gitu deh. Ditanya juga sama pak Ramdhan, warnanya apa? Sulam bilang hijau, katanya hijau itu warna kesukaan Rosulullah. Sebagai seorang anak, jelas saja aku tersugesti dengan penuturan Sulam itu. Dari situlah, sepertinya aku mulai ngefans sama warna hijau. [Bica cek cerita Sulam disini dari Novel Karya Ahmad Tohar - sutradara Choirul Umam]


Sebenarnya, walau pun aku suka hijau tapi ngga semua benda-benda yang aku punya memiliki unsur warna hijau. Sering kali Bu e malah beliin aku baju atau benda-benda berwarna manis dan terang seperti pink. Perlengkapan makeupku juga banyak yang pink. Lagian, kulitku yang item ini kalau keseringan pakai warna hijau, kelihatan banget gelapnya :uhuk .


Warna kesukaanmu menggambarkan dirimu? Aku pikir mungkin iya mungkin ngga. Semua orang punya penilaian sendiri tentang warna yang mereka sukai. Tapi toh apa pun warna yang kita suka, kelihatan warna-warni itu jauh lebih indah. Seperti pelangi, walaupun hanya biasan matahari, tapi aku tetap yakin ada keindahan didalamnya.


Yang jelas, mari warnai hidup kita dengan hal-hal positif dan terus berkarya. Saatnya kita menjadi pelangi untuk orang lain. Kalau bukan sekarang, kapan lagi? Mari hijaukan bumi, bukankah hijau lebih segar dipandang mata? I care to be green :uhuk #lho? :smile

#8MingguNgeblog 3 : Tak Pandang Usia

Tulisan ini diikutkan pada 8 Minggu Ngeblog bersama Anging Mammiri, minggu ketiga


Hei, hari ini masih bertema wanita, perempuan, gadis, girl ya ya ya. Jangan bosan ya :smile . Inspirasi nomor satuku Bu e, tidak perlu meragukan itu. Wanita memang unik, jadi yah tidak kaget kalau banyak orang yang menuliskan tentang sesosok wanita sebagai inspirasi kehidupannya.


Bu e memang sosok yang keren. Aku sudah sering menuliskan beliau disini, di Demam Korea misalnya. Tapi kan, aku tidak hidup dengan Bu e seorang. Disekelilingku masih banyak wanita-wanita super inspiratif yang patut diacungi jempol. Thanks buat kalian semua. Kalian semua istimewa, kalianlah the next Kartini.


Pertengahan Juli 2012 saat ada pameran buku di Gedung Wanita Jepara aku mendapat tugas untuk menjual sebuah produk disana. Meskipun namanya pameran buku, tapi disana bukan hanya buku yang dijual. Aku menawarkan ke semua orang. Dari anak sekolah, mahasiswa/siswi, bapak-bapak, ibu-ibu, kakek-nenek semua aku tawari. Kebetulan produk yang aku jual memang bisa dikonsumsi segala usia, jadi aman.


Dalam suasana yang ramai, kebetulan stand yang ku tempati itu disamping pintu masuk, posisi yang pas. Biasanya jika yang datang usia sepuh [Tua], beliau-beliau itu datang bersama keluarga. Rombongan besar begitu. Tapi, hari itu aku melihat sesosok nenek, tidak tinggi, berjilbab, berlajan santai dengan seorang anak laki-laki. Kemungkinan besar itu adalah cucunya. Nenek itu pun tak luput dari penawaranku. Setelah mengobrol sebentar, kata Beliau anaknya itu sudah jadi agen produkku. Yah wes, tak perlu waktu lama aku pun mempersilakan Beliau masuk ke arena pameran.


Selang beberapa waktu, Beliau keluar menuju sekretariat untuk menukarkan kertas undian. Sejenak aku terpesona dengan beliau. Usia beliau mungkin setara dengan Mbahku. Mbahku sendiri kalau mau pergi pasti aku atau kakak yang antar. Lha ini? Seorang nenek diantar cucunya yang masih usia SD. Ah, mungkin saja rumahnya dekat. Jadi, apa yang perlu ditakutkan?


Waktu pun berlalu, 16 Juli 2012 hari terakhir pameran. Hari terakhir aku bertugas. Semua tentu saja masih sibuk dengan aktifitasnya. Yang jelas, beberapa hari yang telah berlalu meninggalkan kenangan-kenangan manis diantara kami para penjaga Stand. Tapi , hei! Aku melihat nenek itu lagi masih dengan cucu laki-lakinya yang seumuran SD. Aku tersenyum padanya. 


Ingatanku menghayalkan tentang beliau. Siapa dia? Dimana rumahnya? Kemana anak-anaknya? Kenapa Beliau hanya dengan cucunya? Pertanyaan-pertanyaan itu membombardir pikiranku. Aku harus menyelesaikannya, titik. Tidak ada waktu lagi. hari semakin sore dan mungkin ini kesempatan terakhirku untuk bertemu beliau.


Dengan hati yang mantap, aku menghampiri beliau yang sudah keluar dari arena pameran buku. beliau duduk manis di depan Stand Perpustakaan Jepara. Sekedar dudukkah?


Aku memulai aksiku. Basa-basi aku berkenalan dan bertanya nama beliau. Taslinah, alamat Lebuawu Pecangaan. Hei, Pecangaan itu jauh dari pusat kota Jepara. Untuk kesana, harus naik Bus dan jika sudah sore, penumpang mungkin saja penuh. Sedangkan Beliau hanya bersama cucu kecilnya, tanpa sepeda motor atau pun mobil. Apa yang beliau tunggu? Hari sudah sore, kenapa tidak pulang? Itu yang keluar dari bibirku. 


Aku, sedikit tercengang dengan jawaban beliau. Katanya, Beliau akan menunggu pengundian hadiah. Ya Rabb, bukankah itu ba'da isya'? Dan saat itu baru ashar. Lalu bagaimana dengan kepulangan Beliau nanti? Beliau pun memberitahukan bahwa Beliau punya saudara di dekat Gedung Wanita Jepara. Alhamdulillah, tenang hatiku.


Pertanyaan lain muncul, kenapa beliau duduk di stand Perpustakaan? Hanya sekedar duduk? Ternyata aku salah. Beliau akan mendaftar untuk mendadapatkan kartu anggota agar bisa meminjam buku di Perpus. Jleb! Skakmat untukku. Aku yang sudah sejak MAN ingin punya kartu itu sama sekali belum mengurusnya. Lalu beliau yang sudah sepuh ini? Ya Allah, aku malu.


Betapa terkejutnya aku waktu beliau ngengeluarkan hampir semua persyaratannya. Ada fotocopy KTP, pas foto warna, semua sudah Beliau persiapkan. Makin malu saja aku ini. Beliau juga menuliskan namanya. Ya Allah, tulisan tangan beliau bagus. Dengan usianya yang tidak muda, Beliau berhasil membuatku meraba dada, malu. Beliau suka sekali dengan buku. Beliau masih membaca tak pandang usia. Sungguh aku malu. 


Dalam keluargaku sendiri, hanya aku yang punya banyak buku. Bapak, ada beberapa yang masih Beliau baca. Mbahku, Beliau buta huruf. Lalu dia, Bu Taslinah semangatnya itu sungguh luar biasa. Secara personal memang aku sama sekali tidak mengenalnya. Tapi dari pertemuanku yang singkat itu, beliau menyisakan kenangan manis. Aku merinding, jika tua nanti, masihkah aku seperti Beliau? Mencintai buku, mencintai baca. Masihkah mataku setajam Beliau, membaca tanpa kacamata? Lalu, tulisan tanganku, masih bisakah aku produktif, menginspirasi orang lain? Saat posisi kami di desa, tak banyak toko buku mewah, bisakah?


Semua berkecamuk dalam dada. Yang pasti, aku berterimakasih kepada-Nya yang telah mempertemukanku dengan sosok hebat seperti Bu Taslinah. Aku belajar untuk mencintai buku, tak pandang usia. Setelah itu sampai hari ini, aku tidak lagi bertemu Beliau. Semoga beliau senantiasa diberikan kesehatan oleh-Nya. Lalu jika Beliau sudah tidak ada, semoga Beliau mendapat tempat terbaik disisi-Nya.


Yah, Beliau adalah Perempuan Hebat. Perempuan Inspiratifku. Bukan lewat tulisan, bukan lewat kata. Tapi semangat dan cintanya terus mengakar di dada.





Foto dokumen pribadi. Aku memotret Beliau tanpa sepengetahuannya. Saat itu aku malu untuk meminta foto bersama :smile

#8MingguNgeblog 2 : Jepara Kota Ukir Kotanya Kartini


Tulisan ini diikutkan pada 8 Minggu Ngeblog bersama Anging Mammiri, minggu kedua.

Jepara Jawa Tengah merupakan sebuah Kota Kabupaten yang berada di pesisir Pantai Utara. Aku, Jiah Al Jafara karena aku dari Jepara :uhuk . Pada tanggal 10 April kemarin, Jepara baru saja merayakan hari jadinya. Jepara Kota Ukir, Jepara Trus Karya Tataning Bumi dan Jepara Bumi Kartini. Masih belum kenal juga?


Jepara, Kota kecil eh besar ding yang dekat dengan Kota Kudus dan Kota Pati. Jepara merupakan kota kelahiran RA. Kartini pahlawan emansipasi wanita yang 21 April nanti akan berulangtahun. Sebagai kota kelahiran pahlawan, tentu saja di Jepara ada yang namanya Musium Kartini yang letaknya dekat dengan pendompo dan alun-alun Kabupaten Jepara. Di dalam musium tersebut, kita dapat melihat benda-benda peninggalan RA. Kartini, seperti kursi, meja, lukisan, dokar juga ada :smile .

Source
Tenang, di Jepara banyak juga yang berbau Kartini seperti Pantai Kartini yang terkenal dengan Aquarium Kura-kuranya. Si Kura-kura yang gede itu pernah masuk TV lho gara-gara hasil ramalan almarhumah Mama Laurent yang bilang si Kura-kura minta dimandiin. Kalau tidak dimandiin, akan ada Tsunami :omg . Bisa kelelep aku tidak bisa berenang. Tapi alhamdulillah tidak ada Tsunami :smile .

Source
Ada juga Stadiun GBK. Bukan Gelora Bung Karno tapi Gelora Bumi Kartini :uhuk . Club sepak bola yang sudah masuk TV, Persijaplah. Tahu kan? Pemainnya siapa? Aku tidak tahu sih :uhuk . Aha, mantannya si Jupe tuh sekarang masuk Persijap, si Gaston. Biar pun Persijap-MU sama-sama suka merah, kayaknya aku milih Madrid aja deh :uhuk .

Source
Biar kata Jepara bukan kota yang wah seperti Semarang, Jogja, Bandung, tapi Jepara juga bisa menghasilkan artis :uhuk . Aku pernah menulisnya disini dan ada tambahan lagi. Aku lupa coy kalau Jamal Mirdad sama Alex Komang itu dari Jepara :uhuk . Ini semua karena faktor U dimana usiaku masih imut banget gitu yah jadinya lupa sama mas-mas yang sepuh :smile .


Saatnya serius :smile . Selain Pantai Kartini, di Jepara juga masih banyak pantai-pantai lain seperti Pantai Tirta Samudra Bandengan, Pantai Pungkruk, Pantai Bondo, Pantai Sekembu dan masih banyak lagi. Setiap pantai memiliki karakteristik tersendiri. Ada yang ombaknya besar, ada yang tenang, ada yang pasir putih ada juga yang pasir hitam. Yang paling keren itu pantai yang ada di Karimunjawa. Disana airnya bening dan juga ada budidaya ikan Hiunya. Kalau aku bilang mah, Karimunjawa itu Balinya Jepara. Secara Internasionalnya malah disebut Karibiannya Jawa, widih :uhuk . Pokoknya disana turis bejibun deh, pantes tiket kapalnya agak mahal. Aku pernah kesana? Belum hehehe :uhuk .

Penangkaran hiu karimunjawa, Penangkaran hiu karimun jawa
Karimunjawa
Source
Jepara cuma gitu aja? Oh tidak . Masih banyak pojokan yang bagus kok :smile . Masih ada hutan pinus, hutan jati, hutan Sono. Ada juga Benteng Portugis di daerah Keling. Ada juga Air Terjun Songgo Langit dan Jurang Nganten. Ada apa lagi yah? Oh iya, masih ada sawah, kali, kolam renang, peternakan lele, masjid, sekolah, Ponpes, angkutan, bus, dokar, becak, motor, sepeda, ada semua deh. Main ke Jepara tidak akan menyesal :smile .

Benteng Portugis
Oh iya, di Jepara juga ada yang namanya Lombanan yang dilaksanakan setelah tanggal tujuh Syawwal. Bisa juga disebut Bodo Kupat karena biasanya ibu-ibu buat ketupat. Kegiatan ini tidak wajib sih, cuma pada tanggal ini biasanya pantai-pantai di Jepara ruame. Selain itu, ada juga Tradisi Perang Obor yang dilakukan di desa Tegal Sambi. Biasanya setelah ulang tahun Jepara tuh orang-orang pada perang. Beneran perang pakai obor lho :uhuk .


Perang Obor
Source
Masih ingat tentang Ratu Shima? Hayo-hayo pada buka buku sejarah :uhuk . Ratu Shima merupakan Ratu yang sangat adil di jamannya yang menguasai kerajaan Kalingga. Yang paling terkenal adalah kisah Ratu Shima yang memotong tangan adik kandungnya karena ketahuan mencuri. Nah lho, sama adik sendiri saja sampai seperti itu. Kerajaan Kalingga sendiri adanya di Jepara. Jakarta? Mana ada? Wah, ternyata Jepara punya dua wanita hebat :uhuk . Kata seorang juru kunci makam Sultan Hadlirin yang terkenal itu, perempuan Jepara itu terlahir cantik dan mempesona :uhuk *Ngaca* :smile .


Jepara Kota Ukir yang pernah ku tulis disini. Pusat kerajinannya sendiri di desa Mulyoharjo. Di sepanjang jalan kota Senenan-Tahunan juga banyak Showroom Mebel dan Ukiran yang keren punya. Sebagai seseorang yang pernah jualan mebel, aku tahu persis bahwa orang-orang bule atau turis luar negeri itu suka sekali ukiran Jepara.


Ke musium, pantai, stadiun, kerajaan, ukiran semuanya sudah. Oh iya, Jepara kan punya tenun namanya Tenun Troso yang terletak di Desa Troso. Coraknya tidak kalah kok dibanding kain tenun daerah lain. Jadi kalau ke Jepara, bisa tuh si tenun buat oleh-oleh.

Tenun Troso
Source
Ngomongin oleh-oleh jadi lapar. Bagi pecinta durian, di Jepara ada kok pasar durian yang sudah terkenal itu. Bisa puas-puasin diri dengan beli durian yang harganya irit. Mau Pindang Serani, Soto Jepara, Sup Pangsit, Horok-horok, Tempong, Brayo, Lato, Adon-adon Coro, Es Dawet, Es Gempol pokoknya maknyus bikin perut kenyang.

Biar kata Jepara bukan kota metropolitan dengan gedung tinggi menjulang, tapi Jepara punya banyak hal yang patut dilihat. Masih banyak potensi alam yang bisa di eksplor. Biar pun tidak ada Gramedia, Matahari Departemen Store, Mall Besar, cukup deh Jepara dengan Swalayan dan Saudara yang lumayan gede. Jangan ditambah soalnya ntar sawahnya kegusur, banjir.


Rasa Lokal yang patut disyukuri. Biar deh jadi ndeso, toh kita disini masih bisa hidup. Masih ada pasar tradisional, masih ada becak yang bebas polusi, masih bisa main futsal, berenang di kali, pantai atau pun kolam renang. Masih bisa nonton TV, dengerin radio, dan masih bisa internetan. Kurang apa lagi coba? Bukankah Rasa Lokal memang indah? Intinya sih, I Love Jepara. Tapi toh tidak jadi jaminan aku akan menikah dengan orang Jepara :uhuk .

#8MingguNgeblog : Sekitar Rumah, Seram?

Tulisan ini diikutkan pada 8 Minggu Ngeblog bersama Anging Mammiri, minggu pertama.


Aku lahir di sebuah desa di daerah Jepara Jawa Tengah. Hidup di desa itu, yah menyenangkan. Apa-apa serba ada dan lagi, kita dekat dengan keluarga lain, tetangga. Rumahku menghadap jalan yang biasa dilewati angkot. Jadi kalau hujan deras dan aku posisi di dalam angkot, maka tinggal bilang kiri angkot berhenti dan lari menuju teras rumah.


Disebelah barat rumahku itu kebun kosong sekitar dua petak rumah. Satu petak milik Bapak yang sekarang ditanami kacang tanah. Yang satu petak milik Mbah Siti, kosong. Baru setelah itu ada rumah milik Mbah Kani. Tetangga yang masakannya enak baget. Setelah lulus MAN, aku pernah bantu Mbah Kani masak di rumahnya untuk di jual besok harinya. Bumbunya sama seperti yang Bu e buat. Tapi kok ya hasilnya enak begitu. Oh iya, almarhum suami Mbah Kani itu Polisi. Waktu meninggal aku masih kecil, jadi ya lupa wajahnya seperti apa.


Disebelah timur rumahku, rumah milik Mbah Ikah adiknya Mbahku. Rumahnya tingkat satu, besar. Dibanding rumahku sih beda dikit. Rumahku tidak tingkat, cuma Bapak memang membangunnya lumayan Tinggi. Oh iya, suami Mbah Ikah, Mbah Parman itu punya mebel. Kadang-kadang setiap hari lembur dan itu sangat berisik. Suara mesin, amplas, pokonya alat-alat itu buat kuping panas. Waktu aku belum kerja, setiap Idul Fitri pasti ada dispensasi karena keberisikan tuh mesin. Sekarang, tidak ada amplop nongol, hehehe.


Diseberang jalan, ada rumahnya Lek Yadun dan Mbah Murah. Dulu sebelum rumah Mbah Murah dibangun, rumah yang di tempati Lek Yadun itu yang Mbah Murah tinggali. Rumahnya Joglo, khas Jawa banget. Pokoknya dulu bisa jadi ancer-ancer atau patokan kalau ada yang tanya rumahku dimana. Sekarang patokan rumahku sudah beda karena rumah Joglonya itu sudah tidak ada.


Belakang rumah? Kandang sapi :smile . Bukan sapi Bapak sih, tapi sapinya Mbah Parman. Kalau belakang bagian barat, ada rumah Mbakku ibunya Sinta. Dibelakangnya rumah Mbakku ada bagian kebun milik Kakak sama milikku. Belakangnya lagi kebun yang dulu katanya bekas kuburan. Waktu kecil kalau main disitu agak takut. Bagaimana kalau ada tulang yang tertinggal lalu bangkit? Hiii seram!!! Biar pun di kebun belakang agak horor, tapi disana juga banyak pohon yang bisa bermanfaat. Ada pohon pepaya, srikaya, rambutan, pisang, kelapa, matoa, mangga pokoknya asik deh. Apalagi waktu berbuah, yummi :smile .


Oh iya, dibagian depan rumah sebenarnya ada bagian kosong yang memang dibagi sedemikian hingga untuk usaha anak-anaknya Bapak yang ada lima biji. Memang tidak luas, intinya bisa buat sepetak usaha. Satu petaknya sudah ada bangunan bekas rumah Mbakku. Isinya dua ruangan. Yang bagian depan untuk toko jahit Lek Sri yang belakang untuk tidur Kakak dan Adikku. Ini nih hasil jahitan Lekku.

Dibagian depan yang lain, ada dua pohon matoa yang gede. Kalau pas berbuah itu, bikin tetangga ngiler, hehehe. Ada juga pohon rambutan tapi kecil. Ada juga bunga Kaca Piring yang agak mirip dengan Mawar. Ada juga bungan Melati yang kadang kalau berbunga dan baunya menyeruak, aku kira ada makhluk halus yang lewat. Yang tidak kalah penting di depan rumah itu ada Tambal Ban milik Bapak. Ini sekarang yang menjadi patokan ketika ada yang tanya alamat, terutama Mas JNE, hehehe.

“Mbak rumahnya sebelah mana?”
“Dari pasar Kopen ke arah timur. Tanya tambal ban nomor dua milik Bapak .... Nah itu rumah saya Mas.”

Done!

Hem, kangen juga sama suasana rumah dan sekelilingnya.  Sudah setahun ini aku memilih menginap di tempat kerja karena jarakknya lumayan. Kondisi tempat kerja juga di desa kecil yang dikelilingi hutan. Jadi dalam rangka penghematan dan keamanan bekerja, aku tidur disana. Rumahku memang desa, tapi rumah yang sekarang jauh lebih desa. Ke warnet/fotocopy saja harus naik motor yang jauhnya jauh. Lumayan ribet juga, tapi inilah pilihanku. Yang paling keren, depan rumah kerjaku ini kuburan. Apa itu menyeramkan? Hiii.... Menurutku tidak :smile . Aku sering keluar malam-malam lewat kuburan ini dan sampai sekarang belum ada makhluk-makhluk yang mengajak berkenalan :uhuk .

Hutan di Desa tempatku kerja
Depan Rumah kerja

Bagaimana dengan sekitar rumahmu?