Bismillaahirrahmaanirrahiim....
Judul : Evergreen
Penulis : Prisca Primasari
Editor : Anin Patrajuangga
Penerbit : PT Grasindo
ISBN : 978-602-251-086-4
Dunia terasa menyedihkan. Banting gelas hingga satu rak habis, nangis, marah-marah nggak jelas itu yang sedang dialami Rachel Yumeko River. Siapa sih Rachel ini? Dia itu salah satu editor di Sekai Publishing. Upsh! Mantan editor karena dia baru saja dipecat. See! Tahu alasan kenapa dunianya jadi buram kan?
Bagi Rachel, menjadi editor Sekai Publishing itu keren banget. Lalu karena pemecatan itu, namanya seolah di blacklist dari semua penerbit. Parahnya, empat sahabatnya seolah tidak peduli dengan penderitaan yang dialaminya :hwa .
Hingga suatu ketika saat dia pulang dari menanyakan lowongan pada temannya, Rachel ini tidak sengaja masuk ke kedai es krim bernama Evergreen. Rachel ingat temannya tadi mengatakan bahwa es krim di sana enak dan bisa membuat perasaan menjadi lebih baik. Rachel sebenarnya tidak suka es krim maka dia memesan Serbet Stroberi. Semakin dia makan, semakin dia tidak bisa berhenti. Intinya si Rachel ini ketagihan untuk selalu datang ke Evergreen. Di Evergreen sendiri ada Yuya sebagai pemilik, lalu Gamma, Fumi, dan Kari sebagai pegawainya. Ada pula pelanggan setia bernama Toichiro.
Ternyata, yang merasakan penderitaan itu bukan hanya Rachel. Dimulai dengan acara Gathering setiap bulan di mana Kari menceritakan bahwa dia punya sahabat tapi melupakannya. Yuya yang kedua orang tuanya bunuh diri, Gamma pemuda asal Indonesia yang kehilangan ibu untuk selamanya di usia 10 tahun dan Fumi yang memiliki adik bernama Toshi yang sakit parah.
Dengan paksaan Yuya, Rachel ini akhirnya jadi pegawai Evergreen meskipun dia sebenarnya tidak suka. Yah menurut Yuya, lebih baik bekerja daripada Rachel berpikir untuk bunuh diri.
Saat dia sedang menjadi kasir karena kebetulan hanya ada dia dan Kari, Rachel melihat keempat sahabatnya sedang ketawa-ketiwi. Rachel sakit hati, kok bisa mereka seperti itu pada Rachel? Setelah sesi jambak-jambakan *BohongBiarDramatis, intinya salah satu sahabatnya bernama Mimi menjelaskan pada Rachel kenapa mereka seperti itu. Rachel itu egois, tidak mau peduli dengan orang lain, dan hanya ingin diperhatikan. Rachel galau, benarkah dia seperti itu?
Rachel akhirnya minta cuti dua hari untuk pulang ke rumah menemui Ibu dan adiknya. Rachel jujur bahwa dia telah dipecat dan sekarang jadi pelayan. Reaksi ibunya? Biasa aja tuh :uhuk . Ibunya seolah merasa bahwa Rachel lebih baik jadi pelayan daripada editor. Di malam hari, Ibu Rachel cerita saat usia Rachel 16 tahun dia adalah gadis yang baik, peduli dengan orang lain seolah bagi Rachel melihat orang lain tersenyum merupakan kebahagiaan. Lalu kenapa sekarang Rachel menjadi seseorang yang tidak peduli?
Bagaimana dengan kehidupan Kari, Fumi, Gamma dan Yuya dengan masalah mereka? Siapa pula Toichiro? Kenapa seolah Rachel dan dia seperti pernah bertemu? Kenapa Rachel dipecat?
Dari Evergreen menyadarkan kita bahwa ketika kita mendapat masalah, bukan hanya kita yang paling menderita. Di luar sana masih banyak yang kurang beruntung daripada kita. Kita tidak sendiri jika kita mau berbagi. Yah sesuai porsilah, jangan egois. Di Evergreen juga membahas tentang kenangan, yaelah ini kaya X - Kenangan yang Berpulang.
Meskipun Evergreen bukan novel komedi, tapi beberapa adengan buat aku ngikik. Apalagi kalau bayangin si Yuya yang jerit-jerit gara-gara fobia bebek. Cowok fobia bebek, unyu :shy . Ah iya, kenapa pula kedei es krim ini dinamai Evergreen?
Novel ini enak dibaca minus aku yang agak loha-loha gara-gara nggak terlalu paham istilah simple bahasa Jepang. Meski sudah ada catatan kakinya, aku sering lupa :uhuk . Okey sekian dulu review geje aku :smile .
Judul : Evergreen
Penulis : Prisca Primasari
Editor : Anin Patrajuangga
Penerbit : PT Grasindo
ISBN : 978-602-251-086-4
Burem sehabis hujan :uhuk |
Bagi Rachel, menjadi editor Sekai Publishing itu keren banget. Lalu karena pemecatan itu, namanya seolah di blacklist dari semua penerbit. Parahnya, empat sahabatnya seolah tidak peduli dengan penderitaan yang dialaminya :hwa .
Hingga suatu ketika saat dia pulang dari menanyakan lowongan pada temannya, Rachel ini tidak sengaja masuk ke kedai es krim bernama Evergreen. Rachel ingat temannya tadi mengatakan bahwa es krim di sana enak dan bisa membuat perasaan menjadi lebih baik. Rachel sebenarnya tidak suka es krim maka dia memesan Serbet Stroberi. Semakin dia makan, semakin dia tidak bisa berhenti. Intinya si Rachel ini ketagihan untuk selalu datang ke Evergreen. Di Evergreen sendiri ada Yuya sebagai pemilik, lalu Gamma, Fumi, dan Kari sebagai pegawainya. Ada pula pelanggan setia bernama Toichiro.
Ternyata, yang merasakan penderitaan itu bukan hanya Rachel. Dimulai dengan acara Gathering setiap bulan di mana Kari menceritakan bahwa dia punya sahabat tapi melupakannya. Yuya yang kedua orang tuanya bunuh diri, Gamma pemuda asal Indonesia yang kehilangan ibu untuk selamanya di usia 10 tahun dan Fumi yang memiliki adik bernama Toshi yang sakit parah.
Dengan paksaan Yuya, Rachel ini akhirnya jadi pegawai Evergreen meskipun dia sebenarnya tidak suka. Yah menurut Yuya, lebih baik bekerja daripada Rachel berpikir untuk bunuh diri.
Saat dia sedang menjadi kasir karena kebetulan hanya ada dia dan Kari, Rachel melihat keempat sahabatnya sedang ketawa-ketiwi. Rachel sakit hati, kok bisa mereka seperti itu pada Rachel? Setelah sesi jambak-jambakan *BohongBiarDramatis, intinya salah satu sahabatnya bernama Mimi menjelaskan pada Rachel kenapa mereka seperti itu. Rachel itu egois, tidak mau peduli dengan orang lain, dan hanya ingin diperhatikan. Rachel galau, benarkah dia seperti itu?
Rachel akhirnya minta cuti dua hari untuk pulang ke rumah menemui Ibu dan adiknya. Rachel jujur bahwa dia telah dipecat dan sekarang jadi pelayan. Reaksi ibunya? Biasa aja tuh :uhuk . Ibunya seolah merasa bahwa Rachel lebih baik jadi pelayan daripada editor. Di malam hari, Ibu Rachel cerita saat usia Rachel 16 tahun dia adalah gadis yang baik, peduli dengan orang lain seolah bagi Rachel melihat orang lain tersenyum merupakan kebahagiaan. Lalu kenapa sekarang Rachel menjadi seseorang yang tidak peduli?
Bagaimana dengan kehidupan Kari, Fumi, Gamma dan Yuya dengan masalah mereka? Siapa pula Toichiro? Kenapa seolah Rachel dan dia seperti pernah bertemu? Kenapa Rachel dipecat?
Dari Evergreen menyadarkan kita bahwa ketika kita mendapat masalah, bukan hanya kita yang paling menderita. Di luar sana masih banyak yang kurang beruntung daripada kita. Kita tidak sendiri jika kita mau berbagi. Yah sesuai porsilah, jangan egois. Di Evergreen juga membahas tentang kenangan, yaelah ini kaya X - Kenangan yang Berpulang.
Meskipun Evergreen bukan novel komedi, tapi beberapa adengan buat aku ngikik. Apalagi kalau bayangin si Yuya yang jerit-jerit gara-gara fobia bebek. Cowok fobia bebek, unyu :shy . Ah iya, kenapa pula kedei es krim ini dinamai Evergreen?
Novel ini enak dibaca minus aku yang agak loha-loha gara-gara nggak terlalu paham istilah simple bahasa Jepang. Meski sudah ada catatan kakinya, aku sering lupa :uhuk . Okey sekian dulu review geje aku :smile .