Jiah My Id

The Power of Anak Kampung

Powered by Blogger.

Air Mata Emak

Kemarin, ada yang wawancara lagi di kantor. Seperti biasa aku yang menyiapkan segala keperluan mulai dari lembar tes dan kawanannya. Kali ini aku tidak terlalu tahu siapa orangnya soalnya bosy rada ujuk-ujuk bilangnya. Pagi hari sudah nyiapin ini itu dan tepat jam delapan pagi tuh orang datang [on time banget, kesan pertama yang baik :uhuk]

Ketika melihat orangnya, hem kayaknya kenal deh :uhuk . Ini bukan ajang SKSD yah, tapi memang mukanya familiar banget. Baiklah, dimulai dengan kenalan dan ku tanya siapa namanya. Tuu kan.... bener, namanya tidak asing. Sebut saja namanya Masao, itu nama panggilannya dulu [Gila ya? Aku tahu banget :uhuk ]. Dia itu kakak kelasku, pernah juga satu tempat ngaji. Dia jelas lupa siapa aku. Kayaknya memori laki-laki itu kurang bagus ya? :uhuk . Tidak juga sih, mungkin aku saja yang hobi memperhatikan sekitar sampai tidak sadar bahwa aku hafal nama-nama mereka baik laki-laki maupun perempuan. Mungkin aku memang berbakat jadi Stalker Keren :uhuk


Setelah menjawab tes dan aku mengoreksi jawabannya, hem nilainya lumayan. Jadilah hasilnya itu aku serahkan pada Bosy. Dengan pembicaraan, pengenalan, de el el akhirnya dia diterima kerja. Kata Bosy, kalau dia kesini cepat lebih baik. 


See, dia baru saja diterima dan aku sudah jadi ledekannya Bosy. Ah, maksudnya mungkin bukan untuk meledek, mungkin hanya buat lucu-lucuan, semacam gurauan gitulah. Tapi menurutku, itu sama sekali tidak lucu, garing tahu. Bisa jadi akunya saja yang tidak selera dengan humornya Bosy. Pantas saja aku terkenal Pahit, Asam, wong kalau dikantor jarang ngomong dan jarang senyum :uhuk


Oh iya, jadi hari berikutnya dia datang pada siang hari untuk tanda tangan kontrak de el el. Seperti biasa, ortunya juga datang untuk mengetahui, ini lho tempat kerja anaknya, kerjanya gini, gini, gitu. Kesan pertama liat Emaknya, beda banget sama Bu e. Emaknya banyak omong beuh :uhuk suaranya juga keras. Sedangkan bapaknya cenderung pendiam :etc


Jadi ceritanya dia masuk masa transisi dan adaptasi selama tiga hari sebelum resmi jadi karyawan. Selama dua hari, seperti biasa akunya tetap cuek bebek tidak banyak omong. Sementara Bosy mengeluarkan banyak kata-kata gurauan yang menurutku tidak lucu :uhuk [Ya Rabb, hatiku keras amat ya? :hiks] . Dia, juga tidak banyak ngomong, biasa saja sih :uhuk 


Hari ketiga, pagi banget ortunya datang. Tidak tahu ngomong apa yang jelas emaknya nangis :hwa . What Happen coba? Bukannya dia anak lelaki? Bukannya dia sudah dewasa? Bukannya dia S1? Bukannya dia juga pernah nginep waktu jaman ngaji? Bukannya .... Ah entahlah, aku tak tahu alasannya. Pokoknya Air Mata Emak memang mustajab :smile


Kata Emaknya, Emaknya hawatir, emaknya tak tega jauh dari anaknya. Emaknya sudah mencoba melupakan, tapi tidak bisa. Harusnya Emaknya bukan melupakan, tapi mendoakan. Wah, sangat berbeda dengan Bu e :smile . Intinya sih, si Masao ini belum diridhoi Emaknya buat kerja di kantor. Pokoknya tidak boleh jauh dari Emaknya. 


Beda banget ya sama Bu e ku. Semenjak lulus sekolah dan mulai kerja, aku biasanya menyampaikan apa-apa yang aku lakukan di tempat kerja, meski tidak semuanya sih :uhuk . Kalau aku punya keinginan A, B, C pokoknya yang butuh untuk didiskusikan, aku ya langsung bilang. Biasanya dari pihak Bu e atau Bapak tidak ada yang melarang atau mengiyakan. Bapak dan Bu e cuma memberikan gambaran sesuai pengetahuan mereka. Jadi gambarannya misalnya aku pilih ini, jadinya ini. Kalau pilih itu jadinya itu. Maklumlah, Bapak Bu e bukan orang berpendidikan tinggi. Semua dikembalikan padaku karena aku yang menjalani. Mereka Cuma bisa mendoakan yang terbaik untukku.


Air mata Bu e, mungkin mengalir saat aku juga menangis. Bu e turut sedih jika aku sedih. Makanya sebisa mungkin jika lagi down, aku tidak bilang sama Bu e. Paling beralih sama Mb’ Ita atau siapa sajalah yang menurutku bisa membantu :uhuk [Tempat penitipan air mata :uhuk] . Bu e selalu menguatkan jika aku manyun malas untuk balik kerja. Pokoknya Bu e Bapak TOP lah buatku. Sejauh ini, keduanya fine-fine aja tuh membiarkan anak perempuan yang tinggal satu-satunya jauh dari rumah. Jika sudah di rumah [tentunya seperti waktu jaman aku masih sekolah] tak ada pekerjaan berat yang ku lakukan. Sebenarnya bukan air mata Emak yang mustajab, tapi doa orang tualah yang mustajab. Bukankah ridho Allah tergantung pada ridho kedua orang tua kita?


Intinya sih, ada bagusnya kemarin aku tidak ngomong banyak sama si Masao. Bagus karena aku tidak bilang aku adik kelasnya, aku tidak bilang kalau kakakku juga pasti mengenalnya, bagus karena bosy tidak tahu semuanya :uhuk . Lha wong tidak tahu aja aku sudah jadi bulan-bulanan sambil bilang,


“Ji, sudahlah jangan di pikir, cowok masih banyak,”
“Ji, itu kan masih ada ini, yang dia lupakan saja?”


Hello? Itu tidak lucu sama sekali. Siapa juga yang mikirin. Huh, sejauh ini aku masih bisa menahan gurauan yang tidak lucu itu. Paling kalau malas, aku cuma diam bagai batu :uhuk . Kayaknya lebih lucu postingan Mimi Ari, Mb’ Erry dengan gorden dan kulkasnya, Kambingnya Mb’ Una dan blogger-blogger lain deh, hehehe :smile

Mozaik Kinanti


Mozaik Kinanti milik Mb' Ririe ku terima pada tangggal 12 Desember 2012. Buku dengan tebal satu senti ini berisi berjuta-juta pesan di dalamnya. Ingat, ini bukan Satu Senti Kebahagiaan Kisahku karena kata-kata itu miliki Mb' Maya  Si Cinderella dengan Kemilau Cahaya Emasnya.


Mozaik Kinanti terdiri dari tiga resep yang ciamik. Three In One antara artikel, puisi, dan cerpen  yang patut untuk diteladani. Mb' Ririe dengan padat, lugas dan jelas menyampaikan apa-apa yang diamatinya. Kadang orang berfikir bahwa hal itu tidak penting. Tapi, ketika Mb' Ririe yang melihatnya, semua terasa terbuka. 


Bayangkan saja, senang, puas, bahagia bisa dijadikan diagram yang keren. Ada juga cerita saat mati lampu. Kalau aku sendiri, saat mati lampu enaknya tidur, tapi Mb' Ririe malah mengamati lilin dan jadilah artikel (Seperti) Lilin dan Pohon kelapa. Oh iya, apa benar bau singkong itu pertanda ada makhluk halus? Wah.... Dulu berarti di rumahku banyak makhluk halus dong? :uhuk Secara dulu aku anak singkong, tiap hari ngolah singkong buat "Tela-tela" :uhuk


Puisinya, tsaah jangan ditanya, aku tidak mengerti artinya :peace . Yang jelas, puisinya keren-keren. Puisiku mah tidak ada apa-apanya :smile . Cerpennya juga keren dan tidak Happy Ending. Ada cerpennya yang buat aku jingkrak: uhuk .  

Syam meraih tanganku, menggenggamnya dengan erat. "Kita akan lalui bersama-sama Ras,"

Bukan menyuruh, tapi menjalani, melewati bersama-sama, romantiskan? :uhuk . Ovelall aku suka.


Ada beberapa cerita Mb' Ririe yang membuatku hampir menangis. Kebesaran hati seorang Ririe Khayan saat menuliskan e-mail untuk adiknya. Seorang wanita tegar dan hebat. Aku sendiri malu. Aku 21 tahun terkadang masih terlalu egois. Mb' Ririe dengan cerita kehidupannya membuatku tersadar. Kita memang mendambakannya, mengharap dia teman hidup kita akan segera datang. Hidup diantara banyak pilihan. Menikah bukan hanya semata untuk mengganti status, tapi lebih. Dimana kita bisa berkolaborasi dengan segala perbedaaan yang ada.


Thanks Mb' Ririe buat bukunya. Banyak kisah menjadi kumpulan kepingan mozaik yang indah penuh makna.  Ada saatnya kita tertawa, menangis, dan marah. Tapi pada akhirnya, kita layak dan patut bersyukur atas apa yang terjadi. Setiap sesuatu pasti ada pilihan dan kita harus memilih diantara pilihan tersebut. Disetiap kepingan kisah selalu ada pelajaran di dalamnya.

Biarlah hidup sewajarnya mengalir dan aku pun bersenyawa dalam alur sejarahku ~ Ririe Khayan

Mengungkap Misteri di Balik Layar

Misteri di balik layar merupakan cerbung yang dikarang oleh Pak Dhe Cholik. Tema cerbung ini adalah masalah kriminil, meskipun banyak juga yang mengira bahwa ini kisah pewayangan.


Cerita ini dimulai dengan pertunjukkan wayang orang dimana ada adegan peperangan antara Cakil dan Arjuna. Seperti dalam pewayangan Jawa, dalam perang ini bisa ditebak, Cakil akan mati karena kerisnya sendiri. Semua orang jelas bertepuk tangan karena menganggap pertunjukkan itu sangat berhasil. Tapi setelah layar di buka, jreng jreng jreng. Mudhoiso pemeran Cakil tewas saat perang melawan Rikmo sang Arjuna.   


Inspektur Suzana pun dengan sigap membuka tabir misteri kematian Si Cakil. Dengan segala lika-liku, Pak Dhe berhasil membawa para pembacanya menemukan kepingan-kepingan puzzle di dalamnya. Seperti dalam sinetron, ada sebab akibat dalam sebuah kematian. Ada terbunuh, pembunuh, kaki tangan, dan lainnya. Semuanya terhubung hingga penemuan titik terang pada episode ke tujuh. 


Oh iya, Pak Dhe juga membuat GA untuk Mengungkap Misteri di Balik Layar sesuai kreasi masing-masing. Aku sendiri sudah mengikutinya dan membiarkan misteri itu tak terungkap :uhuk . Untuk pertama kalinya aku  menulis fiksi menggunakan dialog bahasa Jawa :uhuk .


Untuk membuat fiksi Misteri di balik layar, aku juga menyempatkan diri membaca profil Cakil. Meskipun aku asli Jawa, tapi soal pewayangan aku minus :uhuk [Padahal minusnya banyak :shy] . Oh iya, aku jadi tahu kalau Cakil itu anaknya Arjuna, ngga nyangka banget deh. Aku ngga mau punya anak tiri Cakil, soalnya aku naksir Arjuna :smile . Whateverlah soal siapa Cakil. Agama pun tidak ada yang menyarankan untuk balas dendam. Yang ada kita saling memaafkan. Pertanyaannya, Arjuna itu tahu tidak kalau Cakil itu anaknya???


Jadi, siapa yang belum ikutan Mengungkap Misteri di Balik Layar??? Yuk ikutan, Deadline tanggal 20 januari lho. Ayo tunjukkan kreasimu :smile