Jiah My Id

The Power of Anak Kampung

Powered by Blogger.

Berani Cerita #30 : Lelaki Itu


Hatiku gusar tak menentu. Jam sudah menunjukkan pukul enam pagi, tapi lelaki itu belum juga datang. Kursi di peron stasiun masih kosong. Kemana dia? Aku menatap sekitar, semua orang sudah lalu lalang keluar masuk kereta dan lelaki itu, aku tak menemukannya. 


Apa dia sudah pergi meninggalkanku? Ah! Tidak mungkin!


Aku kembali mengamati sekitar sesekali melihat bangku peron yang masih kosong. Kamu kemana?


“Hai!”

Aku tersentak, dia datang.

“Aku bangun telat. Kereta ke Jogja belum tiba?”

“Tentu saja belum. Mungkin sebentar lagi.”


Aku menatapnya dalam diam. Dia duduk di bangku sambil membuka agenda coklat yang selalu dibawanya. 


“Hai! Keretanya datang!” teriakku histeris.

“Benar!” jawabnya antusias.


Dia berdiri dengan senyumannya. Matanya bergerak ke sana kemari mencari-cari dan terus mencari. Semua penumpang lalu lalang keluar kereta. Semua berdesakan sampai-sampai aku tertabrak dan nyaris jatuh diantara puluhan penumpang.


“Bagaimana?” tanyaku ketika melihat lelaki itu muram.

“Tidak ada. Dia belum kembali,”

Kutepuk bahu kanannya.

“Mungkin besok. Ya, besok dia akan kembali.” Lanjutnya bersemangat.

Ganbatte!

“Hei! Kau tahu dari mana kosakata itu?”

“TV. Iklannya bagus!”

“Oh iya. Pisang gorengmu aku borong. Ini uangnya. Terimakasih ya?”

“Sama-sama.”

Aku berlari. Emak!!! Pisangku habis! Horeee!!!

Suara

Aku adalah orang yang hobi missed call tapi paling takut untuk nerima telfon asing :uhuk . Ngga ada yang lebih mengesankan dari kegejean yang kulakukan :wek . Banyak hal yang membuatku sedikit takut untuk menerima telfon diantaranya karena suaraku yang kece :uhuk .


Errr~ Ini bukan gosip, tapi sebenarnya aku juga penasaran dengan suaraku sendiri. Memang kalau di telfon suaraku seperti apa sih? Nah! Aku juga ngga tahu :uhuk .


Dulu sih, ada yang betah telfonan pagi buta sampe satu jam lebih. Sudah mirip kuntilanak gitu deh. Tapi sekarang aku sudah taubat, ciyus :smile . Kalau ada yang nelfon pagi dan bukan orang penting, tinggalin dan kembali molor :mabok .


Kata temenku, aku itu punya kepribadian ganda [Emang, ngga perlu diragukan soal itu]. Katanya, kalau di kantor lagi nerima telfon, suaraku manis banget :uhuk ngga kaya detik biasanya yang suka ngomel ngga jelas :smile . Saking manisnya, pernah aku nerima telfon orang nanya tentang iklan SMS yang kami kirim. Endingnya apa coba? "Ntar malem, aku tunggu di hotel X." katanya dengan suara mesum.


Hoaaa~ Masa suaraku kaya perempuan penggoda? :omg . Pengen tak sambit pedang deh yaaaa :jiah . 


Ini suara asli, ngga pake operasi pita suara. Semoga sih HPku yang opname cepet balik ke pelukan terus aku bisa ngrekam suaraku waktu lagi nelfon, huahhaha :uhuk .


Ini sih suara asliku. Tapi yang lebih penting adalah mendengarkan suara hati diri sendiri karena sering kali suara hati itu begitu jujur. Jangan terlalu percaya dengan suara-suara yang hanya mengingatkan akan kenikmatan yang ngga jelas. Mungkin itu hanya tipuan :smile .

Prompt #28: Janjiku

Hujan turun begitu derasnya. Petir bersautan memekakkan telinga. Kututup telingaku, meredam semua suara yang ada. Mobil itu melaju dengan kencang seperti terburu-buru. Samar, aku melihat pengendara di dalamnya. Ciiittt!!! Mobil itu terperosok pada tanah yang basah. 



Aku melihat lelaki itu mengumpat, menyumpah-nyumpah pada keadaannya saat ini. Dengan susah payah, lelaki itu mencoba mengeluarkan mobilnya dari tanah basah. Dia berhasil dan melajukan mobilnya dengan kencang. Bruak!!! Motor di depan mobil berguling sementara mobil itu menabrak pohon  begitu saja.


Aku tersentak dengan apa yang kulihat.


"Nin! Sepertinya ada yang jatuh!" kataku pada Nina teman kantorku.

"Didetik keberapa?"

Aku menatap Nina. Dia seperti acuh, tapi aku tahu dia tidak ingin aku terlalu hawatir dengan 'Penglihatanku' itu.

"Sepertinya orang terdekatku, siapa ya?"

"Berdoa aja, semoga dia baik-baik saja. Positif thinking, okey?"

Aku mengangguk pelan. Bukan sekali ini saja aku melihat kejadian seperti itu. Beberapa kali orang yang tak kukenal hadir ketika mereka akan mengalami suatu hal. Lalu kali ini, siapa?

***

Hujan masih enggan pergi. Tanah itu masih basah. Aku berjalan mendekat, seolah tak percaya.


"Hai, Mas!" kataku tercekat. Kutarik nafas sejenak,

"Aku membawa novel ini, Maya Maia. Kemarin kamu bertanya, kenapa aku minta ijin memanggilmu Mas? Karena novel ini. Nathan bilang, panggilan Mas itu so sweet. Tapi kemudian aku meralat, harusnya seperti sejak dulu, empat tahun yang lalu. Kak Aga, cukup itu. Nina kemudian bertanya, bukannya lebih bagus pakai Mas? Aku bilang saja, aku bercita-cita putus denganmu. Apa aku terlalu jahat? Entahlah. Bersamamu empat tahun lebih merupakan berkah yang tak terkira dan aku ingin memutuskannya. Bukan karena ada orang lain, bukan itu. Tapi, mendengarmu masuk ICU, aku menangis sendiri. Sepertinya, aku takut kehilanganmu. Aku janji Mas, aku tidak akan meminta putus, aku janji!" kataku panjang lebar. 

Hujan masih membasahi. Cairan hangat menetes di pipiku, mungkin air hujan lirihku. 

"Mas Aga? Ini mimpi kan? Ayo bangun! Bangun!"

Andai aku bisa melihat kejadian itu lebih dulu. Aku pasti melarangmu untuk menjemputku dengan motormu itu.

Nisan itu masih berdiri, tak ada suara.

MFF


Notes :
Mungkin aku sedang jahat kali ya karena menulis ini. Tapi jujur, aku tidak bermaksud apa-apa dengan ini. Mungkin rasanya seperti Ariel X yang menangis karena mendengar Andra kecelakaan. Tapi ini real, nyata bukan fiksi. Kemarin, temanku baru saja melihat seseorang jatuh. Setelah di cek pada SMSnya, ternyata temannya mengabarkan pacarnya kecelakaan dan masuk ICU. Malam sebelumnya, dia masih senyam-senyum karena minta ijin memanggil pacarnya itu dengan sebutan Mas gara-gara novel Maya Maia. Pagi ini, kabarnya duka datang. Pacarnya meninggal. Jujur, aku sedih :hwa . Apa yang harus aku katakan pada temanku ini? Life must go on. Tapi, mengatakan seperti itu, bukan hal mudah bukan? Semoga temanku ini tabah menghadapi cobaan ini. Untuk dia yang hanya kuketahui namnya, semoga kau mendapat tempat terbaik di sisi-Nya. Kamu baik, aku percaya. Kamu meninggal diusia sebelum 20 tahun. 


Yang kuingat, sering kali temanku bilang ingin putus. Bukan karena ada yang lain, ingin saja katanya. Tuhan kali ini mengabulkan doanya, meski dengan cara yang berbeda. Putus untuk selama-lamanya. Bisa mendapat penglihatan lebih, kadang menjadi anugerah tapi mungkin sedikit mengerikan ya? Mari kita doakan dia ya teman-teman?