Jiah My Id

The Power of Anak Kampung

Powered by Blogger.

[BeraniCerita #2] Surat Merah Jambu

Hanya ingin berdiam di keheningan malam
Membayangkanmu di depanku, aura dirimu mempesonaku
Dan ku terdiam di keheningan malam
Ku ingin memastikan diri apakah ku telah jatuh hati

Kali ini aku akan menulis Surat Merah Jambu untuk pujaanku Dara. Dia pencuri hatiku. Aku menggoreskan kata demi kata untuknya. Dalam kertas berwarna merah jambu ku ungkapkan seluruh hatiku untuknya.


***

Aku melihatnya, ah dia duduk di bangku paling depan. Hatiku bergetar, dag dig dug, omg :omg . Aku melihatnya, dia tersenyum ke arahku. Suaranya, ah selalu terngiang di otakku. Sampai pelajaran selesai, aku pun masih tak mengerti. Yang tadi dibahas itu apa?

Jam sekolah telah usai. Aku duduk di bawah pohon beringin taman sekolah. Di pohon beringin inilah cintaku bersemi. Beringin ini saksi bisu ketika aku dan Dara sering duduk berdua disini. Sama-sama bercerita sama-sama berbagi. Seperti dugaanku dan memang biasa, dia datang. Ah uh auh uh, please Dara. Jangan mendekat. Kau buat hatiku melompat.


Kepadamu pencuri hati 
Yang tak ku sangka kan datang secepat ini
Padamu pencuri hati
Biarkan ini menjadi melodi cinta berdua


"Asep, ngapain disini?"
"Anuh, saya ..."
"Saya kenapa? Hayo kamu nunggu siapa?"
"Nuggu jemputan, heh,"
"Oh begitu,"
"Oh iya, ini..."


Aku mengulurkan surat itu. Dara menerimanya dengan malu-malu. Perlahan dia membuka dan membacanya dengan lirih.


Oh Bu Dara. Ibu adalah guru yang sangat mempesona. Ibu guru baik sekali. Seperti sebuah jambu merah yang sangat manis. Jambu merah di kebun belakang rumah Asep banyak banget lho Bu. Ibu mau tidak? Satu kilonya cuma 15 ribu Bu. Suer manis banget kaya Ibu Guru

Salam Manis Jambu Merah

Asep


"Hem, boleh deh Sep. Besok satu kilo ya,"
"Hah, beneran Bu? Asik.... Kalau begitu Asep langsung pulang mau manjat jambunya. Makasih ya Bu Guru,"

Aku berlari senang bukan kepalang. Pelangganku nambah satu :uhuk . Besok aku mau buat surat Merah Jambu lagi ah. Hem, targetnya siapa yah? :uhuk


"Flash Fiction ini disertakan dalam Giveaway BeraniCerita.com yang diselenggarakan oleh Mayya dan Miss Rochma"

Thanks to : Pencuri Hati - Gissel

Qobul Yang Diwakilkan

Bismillahirrahmaanirrahim...

Bingung mau kasih judul apa, akhirnya pilih judul Qobul Yang Diwakilkan untuk sedikit menjawab tentang FF Prompt #3: Telat! kemarin. 

Sebenarnya ketika mencetuskan FF ini, tidak terfikirkan akan banyak yang bertanya tentang bolehkah qobul itu diwakilkan. Dulu jaman masih sekolah, waktu pelajaran fiqih tentang nikah memang ada pembahasan tentang sahnya qobul yang diwakilkan meski pun memang jarang.

Nah, suatu ketika aku pernah sekilas menonton acara TV tentang Almarhum Gus Dur (KH. Abdur Rahman Wahid). Yang menjadi nara sumbernya merupakan istri beliau sendiri. Istrinya menceritakan bahwa pernikahan mereka itu jarak jauh dan saat akad qobul bukan Gus Dur sendiri yang melafalkan tapi diwakilkan oleh kakeknya karena saat itu beliau sedang study di Al-Azhar. Baca juga disini :smile

Ketika menulis FF ini, aku terlebih dahulu browsing disana sini untuk mendapatkan info yang lebih jelas karena kondisi saat itu memang jauh daru guru agama yang bisa diajak bertanya. Akhirnya dapat juga. Sebenarnya pernikahan itu tergantung agama mana yang kita anut karena prosesi dan syarat-syaratnya jelas berbeda.

Dalam agama islam, wali nikah boleh diwakilkan begitu pula dengan qobulnya. 

Instruksi Presiden No. 1 Tahun 1991 tentang Kompilasi Hukum Islam, membolehkan calon pengantin pria untuk mewakilkan qabul nikah dalam akad pernikahan dengan ketentuan: (1) Memberikan kuasa kepada seseorang dengan tegas secara tertulis bahwa qabul nikahnya diwakilkan dan penerimaan wakil atas akad nikah itu adalah untuk mempelai pria. (2) Adanya keikhlasan dari pihak istri atau wali atas qabul yang diwakilkan dalam akad nikah tersebut.

Sama halnya juga dengan seseorang yang kurang sempurna, seperti bisu, dan sebagainya sehingga mereka tidak bisa melafalkan qobul maka mereka bisa menggunakan bahasa isyarat atau pun diwakilkan.

Terimakasih banyak buat para komentator yang bertanya-tanya tentang ini. Inilah jawabanku. Jika belum puas silakan tanyakan ke guru agama masing-masing. Oh iya, untuk lafalnya sendiri aku belum tahu seperti apa soalnya aku belum pernah melihat prosesinya nikah yang diwakilkan secara langsung. Yah, sensasinya tentu berbeda dengan qobul yang diucapkan sendiri oleh mempelai prianya. Jadi, adakah yang mau mewakilkan qobul dalam pernikahannya sendiri? :smile


Happy Blongging :hai

Prompt #3: Telat!



"Gawat!"






Aku melirik jam di tangan, sudah lewat 3 menit! Kupercepat lariku, walaupun tahu bahwa itu hanyalah usaha sia-sia. Aku sudah telat!





"Tidak apa-apa," kataku menenangkan hati.






Aku mulai memasuki ruangan dan mengetuk pintu. Seketika semua mata di dalam ruangan ini melihat ke arahku.









“Yusuf, kemana saja? Cepat duduk disini,” Ucap Ayahku










Aku bernafas sejenak setelah semua mata tertuju padaku. Penghulu dan pegawai KUA juga sudah ada disana. Aku mengedarkan ekor mataku sejenak mencari mempelai wanitanya. Ah, dia disana di pojokkan ruangan dengan jilbab hijaunya. Aisyah terlihat begitu manis, ah astagfirullah.










Ayah Aisyah sudah berada di depanku. Rasanya begitu bergetar aku takut. Bagaimana jika aku salah dalam melafalkan qobulnya? Keterlambatannku ini membuatku amat gugup. Ayah Aisyah menjabat tanganku dengan mantap. Aku pun berusaha membuang grogiku dan berhasil melafalkan qobulnya dengan benar meski tidak terlalu lancar.










“Sah”










Alhamdulillah. Kelegaan terasa di hatiku. Aku yakin Aisyah juga merasakan kelegaan yang sama. Aku berdiri, ingin segera ku tinggalkan ruangan yang penuh dengan doa bahagia ini. Perlahan ku dengar suara lembut memanggil namaku. Aku berhenti dan melihatnya, Aisyah.










“Yusuf, mau kemana?”


“Aku, aku mau keluar sebentar. Aku banyak berkeringat, lagi pula disini tidak ada AC,”


“Maaf sudah merepotkanmu, rumahku ini memang tidak ada AC. Terimakasih atas bantuannya ya. Aku tidak akan melupakan kebaikanmu ini,”


“Iya sama-sama, bolehkan aku keluar sebentar?”


“Iya silakan,”










Aku berjalan meninggalkan Aisyah dan keluarga kami. Ingin aku berlari membawa kepingan hati yang sudah tak berbentuk ini. Aisyah, gadis yang diam-diam ku cintai sejak SMA. Aku telat, aku terlambat menyatakan perasaanku padanya. Aku mengqobulnya bukan untuk diriku tapi untuk Fathi kakakku yang sedang berjuang di Afganistan.










Hari ini harusnya dia sendiri yang mengqobul Aisyah. Tapi semalam dia harus pergi bertugas dan memintaku untuk mewakilkan qobulnya. Andai semua bisa ditunda, tapi kakak tak mau dan tetap bersikeras melangsungkan pernikahan tanpa kehadirannya. Cukuplah ini terakhir kalinya aku terlambat dalam segala hal. Aku tak mau mengulanginya lagi.






312 Kata






Notes :


Pertama kali ikutan Prompt - Monday Flashfiction besutan Mbak Red Carra . Semoga bisa terus lanjut buat mengasah kemampuan nulis FF hihii :smile


Updates : Jawaban Tentang Qobul Yang Diwakilkan

Narsis is Pede



Narsis itu, apa ya? :uhuk . Yang aku tahu sih narsis itu Pede . Orang yang narsis sering kali mempromosikan dirinya dalam bentuk apa pun, bisa foto, tulisan de el el. Kali ini ceritanya aku mau ikutan Narsisis-Artistik Giveaway nya Mb' Una. 




Ini ceritanya lagi gendong Shinta biar kece kaya di Tivi gitu :uhuk . Foto ini diambil tanggal 19 Juli 2012 dengan Bu e sebagai fotografernya :smile 






Kalau foto ini diambil tanggal 26 Agustus 2012 saat senja di Sekembu Beach di Jepara :uhuk . Waktu itu hari terakhir aku libur dan akhirnya ikut kakak buat jualan dari pagi sampai sore. Aku kan sudah lama tidak lihat Sunset, jadinya belagu bergaya liat Sunset biar kaya gambar siluet gitu. Fotografernya si Irfan keponakanku :uhuk 

Hahaha, sudahlah penting ikutan :uhuk . Ingatlah Narsis is Pede :smile 



"Postingan ini diikutsertakan di Narsisis-Artistik Giveaway"

[BeraniCerita #1] G - String Merah



Aku benci hal ini. Kenapa harus ada pemeriksaan loker segala? Ini semua gara-gara tuh narkoba. Semua murid di sekolah jadi gusar karena pemeriksaan ini. Tiba saatnya Bu Mega guru super killer memeriksa lokerku.










Aku sih santai saja karena yakin pasti barang itu tidak ada di lokerku. Setelah lima menit, wajah Bu Mega yang tenang berubah merah seperti kepiting rebus. Matanya melotot dan mengalihkan tatapannya ke arahku.










“Ares, ini milikmu?” tanya Bu Mega sambil menenteng G-String Merah di depan mukaku.


“Tidak Bu, itu milik siapa ya?”


“Kalau bukan milikmu, milik siapa lagi? Jangan bertindak macam-macam di sekolah ini,”


“Suer Bu, itu bukan milikku. Mungkin ada yang sengaja memasukkannya di lokerku,” jawabku membela diri.


“Ibu akan mememberikan surat peringatan atas temuan ini,”










Perlahan Bu Mega pergi dari hadapanku dengan membawa G-String Merah itu. Semua mata kini tertuju padaku #Iklan bukan karena aku keren mempesona tapi karena insiden G-String Merah di lokerku. Okey aku memang perenang dan wajar bila celana dalam selalu ada di lokerku. Tapi ini, G-String Merah :omg . Tangan siapa yang telah berani membawanya ke lokerku?










Semua teman-temanku berbisik ria. Mungkin mereka menganggapku girly. Ah atau yang lebih parah, mereka menganggapku sebagai pencuri G-String Merah untuk jampi :shock .










“Rasanya gimana Res? Pasti G-String Merah itu sangat mempesona ya?”


“Ini pasti kerjaanmu kan Queen? Mengakulah,”


“Aku? Jangan bercanda? Buat apa? Dasar bodoh!!!”


“Dasar Gila!!!”










Queen berlalu meninggalkanku. Gadis itu, dia benar-benar gila. Kalau dia seperti itu, aku jadi takut sendiri. Jangan-jangan jampi-jampiku pada celana dalamnya yang ku curi saat kelas enam SD sudah hilang. Harusnya celana dalam merah milik Queen yang ada di lokerku, bukan G-String Merah itu. Jadi, G-String Merah itu milik siapa?










Aku menatap Queen dari jauh. Dia menjulurkan lidahnya membuatnya semakin terlihat manis. Harusnya Queen tetap membenciku. Kalau jambinya hilang, apakah semua kan berbalik? Masihkah dia membenciku atau justru malah jatuh cinta padaku? Entahlah









"Flash Fiction ini disertakan dalam Giveaway BeraniCerita.com yang diselenggarakan oleh Mayya dan Miss Rochma"




Jumlah Kata : 307




Notes :

Tokoh Ares dan Queen ku ambil dari cerbung Mb' Annesya Masihkah yang sekarang sudah disimpan kembali di dalam draf. Aku juga telah membuat reviewnya dengan judul Masihkah Kau Menyimpannya? . Jujur, aku kangen Ares dan Queen :uhuk