Jiah My Id

The Power of Anak Kampung

Powered by Blogger.

#8MingguNgeblog 4 : Warnaku

Tulisan ini diikutkan pada 8 Minggu Ngeblog bersama Anging Mammiri, minggu keempat


Warna, kamu suka warna apa? Bisa lihat template blogku? Hijau, i love green coz I care to be green :uhuk . Ini bukan lantaran aku ngefans kolor ijo atau hulk ya, ini murni karena aku memang suka. Design Earth Hourku satu tahun yang lalu saja hijau :uhuk .


Kata orang, cewek itu biasanya suka warna manis seperti pink. Pernah juga ada yang bertanya, warna kesukaanmu apa? Aku jawab hijau, eh dianya bilang begini. Kamu ngga normal!!! So what gitu lho? Aku memang ngga normal, terus masalah buat lo? Ngga semua cewek suka yang manis-manis macam pink. Aku cewek unik, limited edition, jadi suka-suka aku kalau suka warna hijau :smile .

Salah satu baju hijau yang aku pakai buat kopdar sama Mbak Noorma
Aku suka warna hijau sudah sejak lama. Kadang, aku sengaja buat baju yang berembel-embel hijau. Dilihatnya adem sih, meskipun ya agak-agak takut kalau  tiba-tiba ada kambing yang ngejar :smile . Sayuran hijau? I love it, apalagi dibuat pecel. Tapi kalau di jus mentahan gitu, aku mikir-mikir dulu deh :uhuk .


Sayangnya, karena kesukaanku terhadap warna hijau, Bu e pernah bilang kalau aku ngga bisa ke Jogja. Nah lho? Tahu kan soal mitos baju hijau di parangtritis? Nah, yang jadi kendala itu. Bagaimana jadinya kalau-kalau aku dibawa lari ombak? Aku kan ngga bisa renang :uhuk .


Sebentar, aku akan mengingat kapan aku jatuh cinta dengan si hijau. Sepertinya ketika aku masih kecil setelah menonton sebuah FTV. Entah di tahun berapa aku lupa, yang jelas FTV itu begitu mengharukan. Aku masih ingat pemainnya, cuma yang ku tahu namanya hanya Ria Irawan. Tokoh dan karakter yang diceritakan pun aku masih ingat, namanya Sulam.


Namanya anak kecil, nonton mah nonton aja ngga tahu judulnya. Setelah aku googling, ternyata judul FTVnya Sulam.  Ini bukan Sulam yang naik haji itu ya, ini sesosok Sulam yang kurang waras tapi tetap rajin puasa ramadhan dan sembahyang. Dalam kisahnya, Sulam yang kurang waras itu minta baju baru sama pak ramadhan buat lebaran idul fitri gitu deh. Ditanya juga sama pak Ramdhan, warnanya apa? Sulam bilang hijau, katanya hijau itu warna kesukaan Rosulullah. Sebagai seorang anak, jelas saja aku tersugesti dengan penuturan Sulam itu. Dari situlah, sepertinya aku mulai ngefans sama warna hijau. [Bica cek cerita Sulam disini dari Novel Karya Ahmad Tohar - sutradara Choirul Umam]


Sebenarnya, walau pun aku suka hijau tapi ngga semua benda-benda yang aku punya memiliki unsur warna hijau. Sering kali Bu e malah beliin aku baju atau benda-benda berwarna manis dan terang seperti pink. Perlengkapan makeupku juga banyak yang pink. Lagian, kulitku yang item ini kalau keseringan pakai warna hijau, kelihatan banget gelapnya :uhuk .


Warna kesukaanmu menggambarkan dirimu? Aku pikir mungkin iya mungkin ngga. Semua orang punya penilaian sendiri tentang warna yang mereka sukai. Tapi toh apa pun warna yang kita suka, kelihatan warna-warni itu jauh lebih indah. Seperti pelangi, walaupun hanya biasan matahari, tapi aku tetap yakin ada keindahan didalamnya.


Yang jelas, mari warnai hidup kita dengan hal-hal positif dan terus berkarya. Saatnya kita menjadi pelangi untuk orang lain. Kalau bukan sekarang, kapan lagi? Mari hijaukan bumi, bukankah hijau lebih segar dipandang mata? I care to be green :uhuk #lho? :smile

Tidak Naik Kelas

Tidak naik kelas itu rasanya, biasa aja sih :uhuk . Sebagai manusia normal, jelas rasa malu itu ada. Aku malu pada diriku, temanku dan juga pelatihku. 


Aku memang bukan murid yang baik. Selama sekolah, aku juga pernah dikeluarkan dari kelas karena tidak membawa buku pelajaran. Aku juga pernah berdiri di depan kelas gara-gara tidak hafal conversation, mukhadatsah atau tidak hafal hadis dan Alqur'an yang diajarkan. Soal Alqur'an, biasanya aku membuat alibi bahwa aku sedang haid :uhuk , tapi beneran haid sih :smile . Meskipun sering remidi atau berdiri di depan kelas, tetap saja guruku menaikkanku. Mungkin beliau sudah bosan sama badgirl sepertiku :uhuk .


Kali ini, untuk pertama kalinya aku memutuskan untuk tidak naik kelas. Kenapa aku? Harusnya yang memutuskan itu pelatihku bukan? Hihihi. Intinya sih, yang paling tahu aku adalah aku bukan pelatihku :hepi .


Aku sadar diri, absennya diriku beberapa bulan dan tidak pernah latihan sendiri membuatku blank, lupa materi-materi yang dipelajari. Yang patut diketahui adalah aku bukanlah putri raja. Life must go on, dengan tanpa aku pelajaran tetap berlanjut. Dengan kata lain, aku ketinggalan banyak pelajaran dan rada susah buat ngejar :hwa . Harusnya, saat aku absen latihan, aku bisa belajar sendiri macam anak kuliyahan begitu. Toh modul aku sudah punya. Tapi ya itu, modul tipis pun aku tidak khatam. Memahaminya itu lho yang bikin ngantuk. Mending baca novel kayanya :uhuk . Selain karena alasan yang ku sebutkan, nyatanya aku malah kepincut buat FF, ikutan Giveaway, kontes dan sebagainya. Wes pokoknya pelajaran itu tidak masuk sama sekali.


Akhirnya, aku meyakinkan diriku, lebih baik aku tidak naik kelas daripada ikut ujian tapi pemahaman setengah-setengah. Ilmu kok setengah-setengah, bisa bahaya buat diri sendiri apalagi orang lain. Ketika pelatihku bertanya, yah itulah jawabanku. Beliau sendiri sudah tahu sih tentang alasan absenku dari latihan. Bagusnya, beliau malah kasih jempol :uhuk . Katanya bagus, mau komitmen dengan dirinya sendiri :uhuk .


Sebenarnya, walaupun kita tidak bertatap muka dengan guru kita, toh kita bisa belajar sendiri. Bukankah ibu dari ilmu adalah pengulangan? Ilmu juga bisa kita ikat dengan tulisan dan mencatatnya. Intinya sih, aku tidak mau menyesal gara-gara sok-sokan ikut ujian tapi tidak paham materi-materi yang sudah dipelajari. Mending aku tidak naik kelas aja deh :uhuk . Kalau kalian pilih mana?

Lampu Bohlam #9 - Perempuan


Apa kabar semuanya? Bosen lihatin updaten gejeku ya? :uhuk . Kali ini aku mau posting lagi tentang perempuan. Aku kan perempuan, wanita, gadis single, wajar dong yah kalau nulis-nulis hal yang berbau perempuan banget. Oke, langsung saja kita ke topik perempuan.


Aku, adalah anak perempuan terakhir orang tuaku. Menjadi anak perempuan bontot itu, sesuatu. Dua orang kakak perempuanku menikah muda. Sekarang tinggal aku anak perempuannya. Ada sih dua saudara laki-laki. Satu Kakak yang satu adik masih kelas X MAN.


Aku, mau tidak mau karena punya perbandingan jelas saja dibandingkan. Namanya orang desa itu, nikah muda adalah hal yang sangat wajar. Kebanyakan sih, setelah lulus SMA, kalau tidak kuliah ya nikah. Begitu juga yang terjadi dengan kedua kakak perempuanku. Mereka menikah diangka 20-an. Apakah dijodohkan? Tentu saja tidak. Sudah ada yang melamar saja, jadi kenapa harus ditunda? Bagaimana denganku? 


Aku sudah melewati angka 20 :smile. Aku kuliyah? Belum. Aku kerja, dari pada ngganggur kan ya. Dulu sih pernah pengen nikah muda. Tapi ternyata, jalannya beda. Sudah 21, tapi entahlah. Aku masih punya cita-cita menggantung diangkasa, aku ingin meraihnya. Nikah? Siapa juga yang tidak mau. Aku pun ingin menyempurnakan separuh agamaku. Tapi kan menikah bukan hanya karena tuntutan usia. Aku juga ingin punya suami high quality. Satu visi dan misi dalam menjalankan rumah tangga. Maka dari itu, aku masih mempersiapkan diriku untuk menjadi perempuan yang high quality. Semuakan harus seimbang, bukan begitu?


Dulu pernah sama teman kamar debat masalah perempuan. Katanya gini, “Mbak, kalau perempuan yang keluar dari Ponpes tidak langsung menikah, katanya jodohnya bakalan susah ya?” Aku nyengir dan menjawab, “Itu cuma sugesti, Allah sudah mengatur jodoh kita.” Aku sih hanya positif thinking. Sampai segitunya rasa takut tidak kebagian jodoh :uhuk .


Intinya sih, aku mau mengahapus sugesti Mbahku yang bilang, buat apa sekolah tinggi-tinggi, toh pada akhirnya perempuan itu akan jadi ibu rumah tangga yang ngurusi anak, dapur dan kasur :uhuk . Hai Mbah, aku satu-satunya cucu perempuanmu yang melalang buana di dunia maya lho :smile .

Lampu Bohlam #9 - Perempuan