Jiah My Id

The Power of Anak Kampung

Powered by Blogger.

Ngeblog itu

Ngeblog itu, ya susah yang gampang. Blogku cintaku, awalnya seperti itu. Buat blog di tahun 2010 tapi baru aktif ngisi satu tahun kemudian :uhuk . Jatuh bangun ngeblog buat pasang template, pasang gadged dan sebagainya. Dukanya ya itu. Setres tingkat akut. Orang gaptek coba sesuatu yang baru tentang dunia perbloggeran. Mana ngga ada yang bisa dimintai bantuan lagi. Untung masih ada google yang setia membantu setiap saat tanpa pernah mengeluh. 


Pernah juga lho aku sampai nyembunyiin blogku dulu jadi 'hanya saya' gara-gara kehancuran yang kubuat sendiri. Otak-atik template tanpa membuat backupnya. Hasilnya rusak, gagal. Tapi dengan begitu aku banyak belajar untuk berhati-hati walaupun harus mengulang tatanan blogku dari awal lagi. 


Dukanya juga kalau pas lagi deadline. Lagi ngejar DL eh jaringannya super lemot atau malah ngga jalan. Yang lebih parah kalau tulisan yang sudah panjang kali lebar harus hangus gara-gara tidak teliti dan asal delet. Terlaluuuu.... Enough, kayanya dukanya ngeblog cuma itu deh.


Kalau senengnya, jangan ditanya pasti banyak banget. Selain kepuasan batin karena bisa nulis, ternyata ngeblog itu membawa dampak yang besar dalam kehidupanku. Aku jadi kenal banyak orang, banyak teman. Aku juga belajar bergaul dengan mereka yang jauh tapi dekat di hati. Lewat kesamaan misi, kita bisa saling diskusi tentang sesuatu, misalnya saja Flashfiction. 


Dari ngeblog aku juga banyak hadiah. Mulai dari sebuah pin, kue, jilbab, majalah, kaos, pulsa, rok, uang dan banyak buku yang sampai hari ini masih belum kubaca. Ngga mau munafik, setiap aku mengikuti sesuatu aku pasti mengharapkan bisa memperoleh sesuatu, sebut saja hadiah. Tapi toh kalau pun ngga menang, intinya aku sudah berusaha memberikan yang terbaik. Dan pastinya aku semakin bisa mengasah apa yang aku bisa.


Dalam dunia blog, aku tetap menjadi diriku. Menampilkan sisi lain kehidupanku. Aku hanya perlu mengenali diriku sendiri dan menjadi aku yang paling terbaik. Dua tahun aktif ngeblog bukanlah hal yang gampang. Pernah satu tahun yang lalu aku memutuskan hiatus beberapa bulan karena sibuk offline. 


Mengaca pada Azwar weBlog yang telah aktif ngeblog selama 8 tahun. Hey, 8 tahun bukanlah waktu yang sebentar. Meski ngga setiap hari update, tetap saja beliau ini keren karena mampu bertahan sampai sejauh ini. Sejak 2005, hey bahkan saat itu aku hanya tahu cara search di google tanpa tahu sedikit pun tentang ngeblog. Di tahun itu juga ngga pernah terlintas aku bisa seperti ini.


Menelisik postingan awal Azwar weBlog, aku tahu beliau ini juga mengalami yang namaya revolusi sama dengan tulisanku. Tulisan awal beliau berupa artikel nasihat, puisi, berubah menjadi sesuatu yang lebih. Beliau menulis informasi, review film atau apa pun yang sedikit berbeda dengan blog lain. 


Aku fikir, setiap kita pasti akan mengalami masa-masa seperti itu. Ngeblog yang hanya berisi curhatan geje, puisi ngga romantis, opini seenak udelnya sendiri menjadi sesuatu yang lebih. Mungkin menjadi blog yang bertema film, buku, dunia fiksi, atau pemburu giveaway. Itulah cara waktu mengajarkan kita untuk menemukan jati diri tulisan kita.


Hey, selamat ulang tahun buat Azwar weBlog :smile . Tetap semangat menulisnya. Aku yang tergolong baru masih butuh belajar untuk terus bertahan seperti Azwar weBlog. Amazing!: Lukisan Menggunakan Pensil, Hasilnya Seperti Foto Digital, aku suka itu deh. Soalnya dulu pernah belajar ngevector tapi sekarang lupa :uhuk . Gambar tanganku juga ngga bagus-bagus amat, makanya naksir berat sama tuh gambar.


Oh iya, gambar headernya kan berbau biru muda hijau, background belakang sama bagian laman yang hitam itu kayaknya lebih bagus kalau dibuat biru kaya banner GAnya atau transparan kaya blogku hehehe :uhuk . Satu lagi, labelnya itu pilih satu aja, yg label biasa atau label cloud biar ngga banyak gadged yang bikin load lama :smile . Yuk mari tingkatkan page rank #eh :shy .


Banner Giveaway 3

Tulisan ini diikutsertakan pada Azwar weBlog Giveaway Dalam Rangka Ulang Tahun Azwar weBlog Ke-8

#8MingguNgeblog 6 : Sisi Lain

Tulisan ini diikutkan pada 8 Minggu Ngeblog bersama Anging Mammiri, minggu keenam


Tahu Sisi Lain? Yah itu nama blogku. Dulu aku menamainya Jiah Al Jafara. Tapi setelah memutuskan untuk serius ngeblog, akhirnya aku mengubahnya menjadi Sisi Lain  Yah karena aku selalu percaya. Setiap orang pasti punya dua sisi yang berkebalikan. Karena setiap orang punya sisi yang berbeda, sisi yang unik, menurutku sendiri.


Blogku dan segala isinya adalah perwujudan sisi lain kehidupanku. Dua sisi yang sangat berbeda meski dalam satu tubuh, satu nyawa. Bisa jadi aku yang aktif di dunia maya ternyata dalam dunia nyata begitu pasif. Semua bisa terjadi, dan menurutku itu sah-sah saja. Apa sih yang tidak mungkin di dunia ini?


Sisi lain dari dunia nyata dan dunia mayaku adalah pekerjaanku yang sangat bertolak belakang dengan tulisanku di blog. Dalam seharian, aku bukanlah pegawai majalah, bukan editor, atau apa pun yang masih ada hubungannya dengan dunia menulis. Pekerjaanku membutuhkan ketelitian dan kadang itu cukup bermasalah mengingat jiwa seniku yang tak beraturan. Sementara ketika aku menulis di blog, beberapa waktu ini kebanyakan tentang dunia fiksi. Aku juga beberapa kali mereview buku atau novel. Benar-benar berbeda. Tapi aku sadar lagi. Kita diciptakan dengan segala perbedaan dan karena perbedaan itu kita saling melengkapi. 


Di dunia maya aku tetaplah aku. Aku memang punya kepribadian yang berbeda, mungkin ganda. Aku suka humor dan berusaha mewujudkannya lewat tulisanku. Aku sadar, dalam keseharian aku jarang sekali membanyol. Aku hanya berusaha mempelajari banyolan itu dengan menonton komedi, membaca cerita humor atau berkumpul dengan keluargaku.


Aku bukanlah seseorang yang sempurna. Banyak sekali kekurangan dalam diriku. Aku yang sebenarnya pecinta anak kecil tapi kurang bisa bersikap manis dengan mereka. Dengan bayi atau anak-anak yang berusia balita sikapku bisa terkendali. Tapi jika dia sedikit besar, entah kenapa aku berubah menjadi sedikit ketus dengan sikap mereka yang ajaib. Bahkan sering kali anak didik ngajiku dulu menyebutku galak. Mungkin mereka melihat nenek sihir dalam diriku.


Mau tidak mau, itulah sisiku yang berdeda. Sisi lain yang memang selalu tak sama. Aku sendiri santai saja dengan sikap ajaibku itu. Kadang kala takut juga dengan pendapat orang lain disekitarku. Bagaimana jika mereka tidak bisa menerima sifat ajaibku? Memperolok, membully, atau ah, sudahlah.


Aku selalu percaya, aku adalah aku. Aku adalah apa yang aku pikirkan. Inilah aku, inilah keadaanku yang sebenarnya. Tak perlu aku menjadi orang lain untuk mendapat perhatian atau mungkin cinta dan tahta. Aku percaya dua sisi di dunia ini. Dimana ada sisi yang baik dan ada sisi yang buruk. Ambillah sisi baik dariku dan buang sisi buruknya. Sampai hari ini pun aku masih berusaha untuk membuang kejelekan yang ada dalam diriku. Bukan aku tidak mau, tapi memang aku begini adanya.


Aku pun tidak bisa memaksakan kehendakku kepada orang lain dan sebaliknya begitu. Dalam hidup ini ada benang merah dari dua sisi yang berbeda. Kedua bukan menjadikan pertentangan, permusuhan, pergolakan jiwa, tapi justru menjadikan mereka satu. Dimana kita bisa saling menerima satu sama lainnya. Saling mengisi kekosongan menjadikannya kesatuan yang lebih utuh.


Angka 212 memiliki makna
Di dalam kehidupan
Dalam diri manusia terdapat dua
Unsur ingat duniawi dan Tuhan
Segala yang ada di dalam dunia ini
Terdiri atas pembagian
Yang berlainan
Namun merupakan pasangan
Keduanya tak dapat terpisahkan
~Lirik Lagu Wiro Sableng :uhuk

Cerita di Balik Aroma : Pesing

Pesing? What the meaning of pesing? :uhuk . Kalau menurut bahasaku, pesing itu merupakan bau dari urine, air seni aka pipis. Jangan dikira aku mau bahas yang jorok-jorok ya, ngga sama sekali kok. Lha terus kenapa pilih bau pesing? Up to me dong :uhuk .


Pasti ngerti banget yang namanya bau pipis itu, ampun deh. Ngga bisa bayangin kalau jadi dokter yang kudu ngetes urine seseorang. Bagaimana kalau baunya ngga sedap gara-gara habis makan jengkol atau pete? :omg . Para ibu-ibu yang sudah pakai tes pack, harus betah dong dengan urinenya sendiri :uhuk . Begitu juga penjaga toilet umum, hem jadi mikir. Ngga mual?


Ngomongin urine dan bau pesing, entah mengapa dulu aku suka banget dengan bau pipis bayi. Mungkin aku gila, but ketika aku dipipisi rasanya itu sesuatu banget. Sejak umur 4 tahun aku sudah punya adek. Jadi main sama bayi itu bukan hal baru. Sekitar kelas 2 SD, aku sudah berani gendong bayi. Bukan bayi yang baru dilahirkan memang, tapi bayi yang sudah berumur 3-4 minggu. Tapi tetap saja harus dipantau sama orang tuanya.


Rata-rata anak-anak keponakan yang aku gendong, semuanya pipis. Masalahnya, saat itu aku belum tahu gelagat bayi yang pengen pipis. Sekarang emang sudah tahu? Belum :uhuk . Tapi melihat gelagatnya, biasanya bisa sih. Kalau Sinta pipisin aku, biasanya pagi sampai siang. Malamnya dia baru pakai pampers.


Hei, terus pesing itu mengingatkanku pada apa? Pernah ngompol di kasur? *ups :uhuk . Aih, itu rahasia dong :shy .


Dulu jaman di Ponpes keduaku, tempatnya itu dekat dengan TPQ (Taman Pendidikan Qur'an). Tiap hari kecuali hari jum'at dan hari libur, siang hari selalu ada tuyul, eh anak-anak. Ngga jenuh, ngga bosan mereka selalu datang mengaji. Karena dekat pula, kamar mandi yang kami pakai sering juga dipakai mereka ini. Sering kali bau pesing gara-gara mereka yang pendek ngga bisa ngambil air di bak yang kadang airnya terlalu dalam.


Suatu ketika, waktu sudah sore. Aku dan temanku mau masak. Ritual ngga biasa, aku masuk kamar mandi. Setelah selesai aku keluar, mengunci sedikit pintunya biar baunya ngga kemana-mana. Ngga lucu kan kalau lagi masak bau pesing? Aku masuk ke dapur, asyik lagi motongin sayur tiba-tiba ada suara tangisan. What happen? Apa tuh tuyul pada keroyokan? Aku berinisiatif keluar melihat keadaan mereka. Seorang anak perempuan nangis.

"Lho? Kenapa Dek? Kok nangis?"

Dia masih nangis. Temennya yang jawab.

"Dia ngompol Mbak?"

Haduh. Udah besar kok ngompol?

"Kenapa ngga pipis di kamar mandi?"

"Kamar mandinya kekunci, udah kebelet dia."

Pak! Tamparan buatku. Aku ingat tadi memang menguncinya sedikit dengan kunci kayu. Tadi juga aku bertemu dengan anak itu ketika keluar dari kamar mandi. Ketika aku bergerak ke kanan, di juga ikut ke kanan. Ketika ke kiri, dia juga ikut ke kiri. Mungkin rasa kebeletnya memuncak. Itu salahku.


Dia masih menangis. Aku mencoba membantunya masuk ke kamar mandi. Entah insting emak-emak atau apa, tapi aku membantu dia melepaskan celananya yang basah. Aku juga mengambilkan air untuknya. Sambil menunggu dia membersihkan diri, aku coba menenangkannya.

"Sudah Dek, nanti Ibumu ngga akan marah kok." 

"Hus Mbak!" seorang sedikit membentakku.

"Kenapa?" tanyaku kemudian

"Ibunya sudah meninggal, Bapaknya juga."

Aku kaget. Kupandangi muka polosnya yang masih sembab dengan air mata. Sekecil itu, anak kelas 1 SD sudah ngga punya orang tua.


Setelah itu aku minta bantuan tetangga Ponpesku untuk meminjaminya celana. Kuusap air matanya, berusaha menenangkan hatinya. Ah bukan hatinya, tapi hatiku sendiri. Hati yang bersalah karena membuat seorang anak tanpa orang tua menangis.


Pesing, kau bau. Semoga saja anak itu sudah melupakan kejadian itu. Tapi, ada juga sedikit kehawatiran jika dia masih mengingat semuanya. Bukan untuk menyalahkanku, tapi lebih kepada ketakutan yang tak ku ketahui wujudnya. Sering kali aku merasa kenangan buruk saat kecil itu mengahantui diriku, mungkin juga dengan dia.

Habis ini, jangan ngompol lagi ya :smile

“Tulisan ini diikutsertakan pada Giveaway Cerita di Balik Aroma yang diadakan oleh Kakaakin”