Jiah My Id

The Power of Anak Kampung

Powered by Blogger.

Serius Dikit Kakak

Aku, sudah lama sekali tidak serius dengan hidupku :smile , #Bohong . Dulu jaman sekolah, ketika aku serius banget, temanku ngomel.


"Ji, hidup jangan terlalu serius, ntar cepet tua! Biar semua mengalir apa adanya."


Setelah itu, aku jadinya sedikit cuek bebek. Semua kubiarkan mengalir apa adanya. Tapi, ternyata hidup tidak melulu seperti itu. Sudah saatnya untuk berfikir lebih serius. Errr~ Serius dengan hidup, dengan hati :smile .


Sudah terlalu lama aku menutup diri, berusaha meyakinkan semua orang bahwa aku baik-baik saja. Kenyataannya, aku memang baik :smile . Bisa menceritakan semua yang terjadi dengan hidupku dengan dia, itu sudah luar biasa meskipun sampai detik ini belum melihat wujud aslinya.





Salwa, salah satu muridku, serius banget dia :uhuk

Sudah terlalu telat mungkin diusiaku yang 21 tahun ini. Aku harus serius dengan semua yang akan kulakuan. Tapi ya, kadang juga pengen sekali-kali ngebanyol, koplakin diri sendiri untuk hiburan :uhuk .


Yang paling penting saat ini, aku serius belajar matematika lagi :uhuk . Malu dong sama Salwa, muridku kalau aku ngga bisa ngerjain soal SD nya :smile .

Katanya, "Serius dikit Kakak!"

Berani Cerita #30 : Lelaki Itu


Hatiku gusar tak menentu. Jam sudah menunjukkan pukul enam pagi, tapi lelaki itu belum juga datang. Kursi di peron stasiun masih kosong. Kemana dia? Aku menatap sekitar, semua orang sudah lalu lalang keluar masuk kereta dan lelaki itu, aku tak menemukannya. 


Apa dia sudah pergi meninggalkanku? Ah! Tidak mungkin!


Aku kembali mengamati sekitar sesekali melihat bangku peron yang masih kosong. Kamu kemana?


“Hai!”

Aku tersentak, dia datang.

“Aku bangun telat. Kereta ke Jogja belum tiba?”

“Tentu saja belum. Mungkin sebentar lagi.”


Aku menatapnya dalam diam. Dia duduk di bangku sambil membuka agenda coklat yang selalu dibawanya. 


“Hai! Keretanya datang!” teriakku histeris.

“Benar!” jawabnya antusias.


Dia berdiri dengan senyumannya. Matanya bergerak ke sana kemari mencari-cari dan terus mencari. Semua penumpang lalu lalang keluar kereta. Semua berdesakan sampai-sampai aku tertabrak dan nyaris jatuh diantara puluhan penumpang.


“Bagaimana?” tanyaku ketika melihat lelaki itu muram.

“Tidak ada. Dia belum kembali,”

Kutepuk bahu kanannya.

“Mungkin besok. Ya, besok dia akan kembali.” Lanjutnya bersemangat.

Ganbatte!

“Hei! Kau tahu dari mana kosakata itu?”

“TV. Iklannya bagus!”

“Oh iya. Pisang gorengmu aku borong. Ini uangnya. Terimakasih ya?”

“Sama-sama.”

Aku berlari. Emak!!! Pisangku habis! Horeee!!!

Suara

Aku adalah orang yang hobi missed call tapi paling takut untuk nerima telfon asing :uhuk . Ngga ada yang lebih mengesankan dari kegejean yang kulakukan :wek . Banyak hal yang membuatku sedikit takut untuk menerima telfon diantaranya karena suaraku yang kece :uhuk .


Errr~ Ini bukan gosip, tapi sebenarnya aku juga penasaran dengan suaraku sendiri. Memang kalau di telfon suaraku seperti apa sih? Nah! Aku juga ngga tahu :uhuk .


Dulu sih, ada yang betah telfonan pagi buta sampe satu jam lebih. Sudah mirip kuntilanak gitu deh. Tapi sekarang aku sudah taubat, ciyus :smile . Kalau ada yang nelfon pagi dan bukan orang penting, tinggalin dan kembali molor :mabok .


Kata temenku, aku itu punya kepribadian ganda [Emang, ngga perlu diragukan soal itu]. Katanya, kalau di kantor lagi nerima telfon, suaraku manis banget :uhuk ngga kaya detik biasanya yang suka ngomel ngga jelas :smile . Saking manisnya, pernah aku nerima telfon orang nanya tentang iklan SMS yang kami kirim. Endingnya apa coba? "Ntar malem, aku tunggu di hotel X." katanya dengan suara mesum.


Hoaaa~ Masa suaraku kaya perempuan penggoda? :omg . Pengen tak sambit pedang deh yaaaa :jiah . 


Ini suara asli, ngga pake operasi pita suara. Semoga sih HPku yang opname cepet balik ke pelukan terus aku bisa ngrekam suaraku waktu lagi nelfon, huahhaha :uhuk .


Ini sih suara asliku. Tapi yang lebih penting adalah mendengarkan suara hati diri sendiri karena sering kali suara hati itu begitu jujur. Jangan terlalu percaya dengan suara-suara yang hanya mengingatkan akan kenikmatan yang ngga jelas. Mungkin itu hanya tipuan :smile .