Jiah My Id

The Power of Anak Kampung

Powered by Blogger.

Bali : Bukan Sekedar Mimpi

Kya...!!! Akhirnya selesai juga cerita liburan maha tidak penting sedunia :uhuk . Cerita liburan gitu aja aku hebring luar biasa sampai buat cerita part 1 - 8 . Ya terserah aku dong, aku yang punya blog :uhuk . Lagian aku nulis pakai tanganku sendiri, sekalian mau pemanasan untuk mengerjakan Proyek Monumental Tahun 2014: JMSHYT. Lagian selama aku cuti, blogku ini nganggur nggak update sama sekali. Makanya, nulis perpart biar tiap hari blog Sisi Lain ada isinya. Ini dia ceritanya :


Dari liburan ini, beberapa catatan penting yang aku dapat, diantaranya :

* Bila dapat voucher, cek dengan cermat tanggal kadaluarsanya biar persiapan apapun tentang voucher itu matang.
* Browsing dan lihat skala pada peta jika mau mengunjungi tempat tertentu.
* Banyaklah bertanya agar tidak tersesat.
* Selama aku terdaftar sebagai karyawan, liburan panjang kurang cocok untukku. Kenapa? Habis liburan biasanya aku malas balik kerja. Makanya habis ini mau jadi bos saja, amin :uhuk . 
* Jaga diri, jaga hati jika bepergian sendiri. Siapkan mental baja :smile .


Aku yakin, dulu entah kapan kita pasti punya mimpi yang belum terwujud. Saat kita berdoa, kadang Allah tidak langsung mengabulkan. DIA menunggu kita siap dengan doa yang kita minta. Jadi, apa mimpimu?


Hei!!! Mari wujudkan mimpi kita :smile .

Berani Cerita #40 : Pilihan Hati

Jam kantor telah usai. Sandra terdiam menunggu Malik ke luar dari ruang Dirut. Sandra terlalu sering berselisih paham dengan Malik. Tapi kali ini, sepertinya Sandra akan terbunuh secara perlahan. Sandra duduk di kubikelnya. Masih terngiang ancaman Malik tadi. Sandra meremas tangannya, perutnya terasa tegang.


“Rio, manager kita itu sahabatku. Dia telah dijodohkan dengan puteri Dirut kita. Jangan coba-coba menggoda Rio. Aku akan membunuhmu kalau sampai perjodohan itu gagal!!!”


Kata-kata Malik terus saja terngiang di telinga Sandra. Malik orang kepercayaan Dirut dalam banyak hal termasuk urusan percintaan puterinya. Sifat Malik yang terlalu setia itu, kadang membuat Sandra sebal. Sandra mengutuk dirinya sendiri yang ceroboh. Harusnya setelah meeting dengan klien waktu itu, Sandra menolak ajakan Rio untuk makan malam. Rio begitu baik dan Sandra menyukainya.


Sandra tidak mau usaha yang dilakukan selama ini gagal begitu saja. Sandra memulai semuanya dari nol, dari titik terbawah untuk membuktikan bahwa dia bisa mandiri walaupun tanpa kerja keras dia sudah pasti mendapatkan posisi lebih dari posisinya sekarang.


Sandra bisa memastikan rencana perjodohan itu jelas akan gagal karena dirinya. Ketika rasa itu muncul dan jatuhnya pada orang lain, siapa juga yang kuasa melarangnya?


Malik baru saja keluar dari ruang Dirut. Malik mendekati meja Sandra. Wajahnya merah, matanya menatap Sandra seperti ingin menelannya sekaligus.


“Puas sekarang, ha? Apa sih maumu?” tanya Malik sinis.

“Maksudmu?”

“Jangan pura-pura tidak tahu! Perjodohan itu gagal dan semua itu karenamu!”

“Aku akui, itu semua salahku. Kenapa selalu saja Rio yang kamu pikirkan?”

“Karena dia sahabatku!”

“Kapan kamu mempedulikan dirimu sendiri?”

“Jangan mengalihkan pembicaraan! Kamu perempuan cantik dan berpendidikan. Harusnya kamu bisa mendapatkan lebih dari seorang Rio. Tinggalkan Rio, aku bisa membantumu melupankannya.”


Malik menunduk menatap wajah Sandra. Malik mendekatkan bibirnya ke bibir Sandra kemudian mengecup bibirnya sejenak.


“Apa kamu menciumku demi Rio juga?” tanya Sandra.

Malik sedikit kikuk. Dia bukan seorang yang pintar berkata-kata.

“Ini karena…, aku mempedulikanmu.”

“Aku bukan sahabatmu! Toh kita sering bertengkar, tak perlu kau mempedulikanku!” kata Sandra acuh.

Sandra beranjak dari kursinya, mengambil tas hendak pergi. Tapi Malik menghentikannya.

“Aku mencintaimu.” kata Malik lirih.

Sandra menatap Malik tak percaya.

“Aku serius! Jadi bagaimana?” ulangnya lagi

Sandra tersenyum melihat Malik semakin kikuk.

“Kalian belum pulang?” tanya seorang yang tak lain adalah Dirut mereka.

“Kami masih ada urusan yang perlu diselesaikan, Pak.” jawab Malik.

“Urusan?” tanya Pak Dirut menatap Malik kemudian mengalihkannya pada Sandra yang tersenyum tenang.

“Baiklah. Sandra, jangan lupa ke rumah Ayah jam 8. Mamamu sudah menyiapkan makan malam.” lanjut Pak Dirut kemudian meninggalkan keduanya.

“Ke rumah Ayah? Maksudnya apa, Sandra?” tanya Malik tak mengerti.

“Tidak salah kan kalau perjodohan itu gagal karenaku. Aku memilihmu, Malik.”



Notes : Suka banget bannernya :uhuk , makanya belain ikut :smile

Liburan (Part 8)


Minggu, 1 Deseber 2013 males bangun. Mau ke Pantai Kuta subuh ketakutan kalau kesasar, bagaimana kalau telat pergi ke tempat travelnya. Bagaimana? Hum, hidup dan waktu terus berjalan, aku harus siap-siap chek out.


Setelah aktifitas beres-beres dan lain-lain, sambil nonton TV masih coba masang HP buat internetan tapi gagal. Ada SMS dari Mak Ranny ngasih kabar bahwa aku tereliminasi. Iya aku pulang, tapi tereliminasi itu sesuatu. Pengen nangis :hwa , tapi akhirnya ngakak. Dulu cita-cita waktu tereliminasi bakal nyanyi, tapi belum kesampaian. Yah, mungkin kelanjutan cerita dan perasaanku tentang eliminasi akan aku tulis setelah ini :uhuk .


Aku jalan ke luar hotel. Jadwal travelnya jam setengah dua WITA. Waktu aku jalan keluar sekitar jam sembilan lebih. Ngapain ya aku jalan? Aku nyari taksi :uhuk . Biasanya ya aku naik angkot, bus, sepeda motor sendiri tapi dengan belagunya nyari taksi. 



Masih mengira ini patung Arjuna, ternyata bukan :uhuk

Setelah nyetop taksi, akhirnya aku minta tolong buat dianter ke hotel dulu. Setelah chek out, sambil SMS Mas Usnan tanya apa nunggu travel di Mengwi atau Ubung. Ini hasil ngobrol sama Pak Supir bisa tahu bahwa turun di Mengwi dan naik dari Ubung. Nah! Di sini aku minta tolong buat diantar ke Pantai Kuta. Kata Pak Supir, ke Bali tanpa lihat pantai itu seperti tidak ke Bali. 


Ciye, jadi ke Pantai Kuta. Mampir sebentar, lumayan memuaskan :smile . Sudah kaya nonton FTV di SCTV setting Pantai Kuta. Ramainya, Bule bikininya, orang yang surfing, penjual gelang-gelangan, tukang pijat, pokoknya nggak ada bedanya kaya di TV.




Setelah beberapa waktu mampir di Pantai Kuta, perjalanan berlanjut ke Ubung. Jauh? Jauh banget deh, ngalahin perjalanan dari Mengwi ke hotel. Sedikit kaget waktu sampai di sana pintu taksi di buka. Beberapa orang nawari buat naik bus ini itu, tapi aku tolak. Ye lah wong aku sudah ada travel.



Setengah dua WITA bus berangkat. Seperti yang kemarin-kemarin, bus jalan ke pelabuhan Gili Manuk menempuh waktu yang lumayan lama. Tak lupa pamitan sama Mas Ari dan Mbak Ayu yang ternyata kita tidak jadi kopdar, maaf  :peace :hiks .

I'm go home....

Sampai di pelabuhan aku bangun dari tidur. Kali ini nggak mau tidur, harus lihat laut :smile .





Ada yang buat takjub saat di kapal. Jadi aku duduk di kursi penumpang kapal, tiba-tiba byur!!! Kirain ada yang bunuh diri, ternyata nggak :uhuk . Jadi ada sekelompok anak sengaja terjun dari kapal dan berenang di laut sambil minta dilemparin uang receh. Aku ya amazing gitu sambil ikut lempar koin. Hal ini tidak berlangsung lama. Setelah kapal siap berangkat, mereka berenang ke tepian. Kini saatnya menikmati laut :hepi .









Ternyata, ombak di laut tidak terlalu besar. Rasanya itu, gimana ya? Asik deh . Penyeberangan masih sama kurang lebih satu jam **Satu jam saja oh asyiknya *sambil goyang Itik :uhuk . Sampai pelabuhan Banyuwangi magrib. Bus terus berlanjut sampai Situbondo kurang lebih jam delapan malam untuk solat, makan de el el. Setelah itu, masuk bus aku bobok lagi deh :uhuk .


Rasanya mimpi deh bisa jalan sampai berhari-hari. Kali ini AC tidak terlalu dingin. Aku juga dapat tempat duduk nomor 8, lumayan di depan. Terus yang di sampingku juga lumayan :uhuk bisa diajak ngobrol. Tapi mendadak aku berhenti ngobrol setelah makan malam dan lihat dia ngrokok. Oh No!


Jam tigaan aku terbangun. Pak kernet bilang sudah di daerah Lamongan. Aku siap-siap aja, takut kalau sampai Rembang. Rencananya aku tidak langsung pulang tapi mampir dulu ke Pati, tepatnya daerah Batangan. Dan pertama kalinya dalam sejarah hidupku, aku turun dari bus jam empat pagi :smile . 


Sebelumnya aku nelfon Mas buat minta jemput. Beberapa menit setelah turun, motor Mas datang.


Jadi selama aku di Pati, lumayan bisa nyuci baju ganti yang kotor pas di Bali. Bisa juga aku main sama Lala keponakanku :uhuk . Paling nggak, aku bisa ngunjungi Mbakku itulah.


Tanggal 3 Desember sore sekitar setengah enam aku pulang ke Jepara naik bus Indonesia Jepara-Surabaya. Bus kali ini lumayan longgar sampai Jepara. Sampai bagasi di derah Pengkol Jepara, aku SMS adikku buat jeput.


Ah! Akhirnya tuntas juga ceritanya :smile . Beneran liburan yang luar biasa :hepi .