February 14, 2012
Aku benci Yudha suamiku. Dia seseorang yang telah mempermalukanku dua tahun yang lalu. Aku benci dia, tapi kini dia malah jadi suamiku. Ayah, apa yang telah kau lakukan padaku? Kenapa wasiatmu sebelum tutup usia adalah sebuah perjodohan? Ini tak adil untukku.
"Dinda, mau ku antar pulang?" Ucap Yudha suamiku
"Ngga usah, aku bisa pulang sendiri," Jawabku ketus
Dia diam lalu berjalan masuk rumah Ibu untuk mengambilkan barangku. Aku benci saat-saat ini dimana kita (aku-Yudha) bersama di rumah Ibu di Semarang. Ibu tak tahu apa yang terjadi antara aku dan Yudha saat di Yogjakarta. Yang Ibu tahu, kami melanjutkan study disana, tinggal serumah dan rukun sejahtera. Itu semua bohong, aku dan Yuda hanya berakting saja dihadapannya.
Kami tidak tinggal satu rumah. Aku yang menyuruh Yudha kos ditempat lain dan membiarkanku sendiri di rumah impian yang dirancang ayah untuk kami. Aku sengaja membiarkan semuanya seperti mauku. Menyuruh Yudha membisu agar tidak ada orang yang tahu bahwa kami sudah menikah. Yudha tak pernah menyentuhku, kecuali saat kami berakting didepan Ibu.
Aku benci suamiku, entahlah hanya itu yang ada difikiranku. Perjodohan ini seperti sebuah bencana dalam kehidupannku. Yudha, kenapa kau tak menceraikanku saja? Sudah satu tahun kita terikat tanpa arti apa-apa. Lalu kenapa kau masih bertahan dengan semua perilakuku? Aku membencimu berbalik arah seperti dua tahun yang lalu.
Yudha memegang erat tanganku dihadapan Ibu dan aku tak bisa menolaknya. Kami berpamitan untuk kembali ke Yogjakarta. Mobil pun melaju meninggalkan Ibu jauh menyusuri langit biru. Didalam mobil, Yudha terlihat santai seperti tak pernah terjadi apa-apa. Mungkin dia memang sudah terbiasa dengan sikap egoisku. Yudha aku membencimu.
Ruang hatiku gelap, aku terpaku membisu. Aku mulai lelah dengan semuanya. Lalu kenapa aku tak menceraikannya saja? Kenapa aku yang harus menunggu dia menceraikanku. Mataku berat, aku ingin terlelap. Aku masih memegangi cincin yang melingkar dijariku, cincin yang Yudha berikan sesaat setelah akad nikah. Kenapa aku tak bisa membuangnya?
"Aku mencintaimu,"
Aku terpaku sejenak. Apa yang dia katakan? Ah mungkin aku salah dengar.
"Aku ngantuk dan ingin tidur. Jangan membangunkanku sebelum sampai di Jogja," Ucapku
Aku menutup mata, aku lelah. Pasti aku memang salah. Ruang hati Yudha kan beku,mana mungkin dia mengucapkan kata cinta? Itu mustahil. Dalamnya laut bisa diukur, tapi ruang hati, berapa lebarnya? Siapa juga yang tahu isi hatimu?
*****
NB : Hanya fiksi,jangan dipercaya :D
45 komentar
Kami tidak tinggal satu rumah. Aku yang menyuruh Yudha kos ditempat lain dan membiarkanku sendiri di rumah impian yang dirancang ayah untuk kami. Aku sengaja membiarkan semuanya seperti mauku. Menyuruh Yudha membisu agar tidak ada orang yang tahu bahwa kita sudah menikah. Yudha tak pernah menyentuhku, kecuali saat kami berakting didepan Ibu.
ReplyDeletekayaknya ada yang perlu diedit deh..... "kita" nya
he he :)
udah, heheheh...
Deletemakasih ^^
wewww...gemesssss... kenapa cuma sampe sini, woiiiiii mba Jiaaaaahh lanjut dong ceritanya :D
ReplyDeletepaling sebbel kalo ngambang gini ceritanyaa.. arrrghhh #bantingmonitor...hahahaa
hahahah~
Deletejangan marah"....
sabar aja mb' Nay :D
kirain beneran nih ceritanya,,,,
ReplyDeleteheheheh~
Deletengga lah mb' :D
sepertinya cerpen2 nya jia harus segera dibukukan
ReplyDeleteheheheh
Deletetersanjung aq :D
coba jia bukukan, ditawarin ke penerbit
Deleteaduh...ceritanya nanggung banget ne mbak...
ReplyDeletenapa gak sampai selesai???
hahahah~
Deletebiarin aja :D
Dalamnya hati hanya kita dan Tuhan yang tahu hehehe....
ReplyDeletehehehe
Deletebener bangettt :D
Dari ruang hati yang paling dalam,kutunggu lagi lanjutan ceritamu Bu Nona.
ReplyDeleteNice share thanks ya,happy blogging.
hohoho :D
Deleteternyata cerita fiksi ya ? :)
ReplyDeleteiya mb' ely :D
Deletekubaca sungguh2 --"
ReplyDeletetnyata dongeng ==
hahahah~
Deletemaap :D
tapi keren lo mbak :D
Deletesampek bsa menjiwai gitu :D
rame banget template blognya mbak... hehehe... trus ini background posting kok jadi putih ya..?? apa inetku yg salah...??? tambah silau hehehe
ReplyDeleteyg rame yg asyik, tapi backgrond postinganku transparan bukan putih :D
Deleteya deh... yang penting penulisnya nyaman :D
Deletecerpennya enteng.. tapi penuh makna... aku suka yang seperti ini,,,
ReplyDeletehohoho~
Deleteiya kah??? :D
aku mencintaimu...
ReplyDeleteApa kamu bilang?
Aku mencintaimu... tapi aku bohong.
--___--
*jaditeringatsalahsatuadegandinovelku* <<< adegan yang ga so so sweet banget
wah~
Deletetak bayangin, eh emang so sweet :D
Ah seneng bgt buat penasaran. Ceritanya selalu sepenggal2 dan menggantung.. Arrrrrrgghh..
ReplyDeletehahahah~
Deleteketularan ujangggg :D
aku cinta jiah .. sungguh
ReplyDelete#sedang gombal
kenapa aku merasa endingnya Dinda akan menyesal.... eh si Yudha ga dibikin mati lagi kan.... :(
huahahahah~
Deletengga mempan gombalnya :D
em rahasia dong ^^
siapa yudha?keterlaluan #taunya cuma fiksi ketipu dehh aduuhhh
ReplyDeleteckckckc~
Deletejgn marah yah :D
hadeuh...kirain beneran heheh
ReplyDeleteayo lanjutin lagi dong...pgn tau endingnya :)
heheh~
Deleteiya mb' :D,, tunggu
keren ceritanya, aku yakin akan bersambung nih... ditunggu lanjutannya yaaa
ReplyDeletehohoho~
Deleteyuk mari lanjut :D
cerbung. . .
ReplyDeletecerita nih bung wkwkwkwkwkwkwk :D
keren
agagag~
Deletenanti disambung sendiri :D
aihh si mbk ceritanya nanggung :)follow blog nya dulu ah :)
ReplyDeleteyg nanggung yg keren :D
Deleteaku percayaaaa ini bukan fiksi :p hihihi
ReplyDeletejiaaahhh
dapat award nih dariku :) diterima ya
--lihat juga pengumuman pemenang giveaway kemilau cahaya emas~
http://www.nurmayantizain.com/2012/02/pemenang-giveaway.html
ahahah~
Deletekalo bukan fiksi trus apa mb' :D
aku terima dengan senang hati awardnyaaaa ^^
Subhanallah cerita dengan rangkaian kata indah penuh makna...trims ya mbak
ReplyDeleteLnjut donk.. pnsran..
ReplyDelete