Jiah My Id

The Power of Anak Kampung

Powered by Blogger.
Showing posts with label Give Away. Show all posts
Showing posts with label Give Away. Show all posts

Abimanyu Blora

Abimanyu Blora dibuat pada 2 April 2012 dengan postingan pertama berjudul ‘Jangan Salahkan Guru’. Anehnya, pada postingan 22 April 2012 malah baru ‘diselameti’ dengan Bismillah. Yah, Abimanyu Blora ini merupakan rumah maya Mas Fauzul Andim.


Secara tulisan, saya sendiri tidak ada apa-apanya dibandingkan beliau. Why? Bukannya blog saya sendiri lebih senior dan postingannya lebih banyak? Postingan banyak pun sebenarnya tidak menjamin daripada kualitas isinya. Tapi peru diingat, tidak sedikit yang banyak menulis dan tetap berkualitas.


Bagi saya sendiri, blog Abimanyu Blora itu komplit pakai telur. Banyak hal yang bisa saya temukan disini. Misalnya, curhatan pribadi Mas Fauzul sendiri sebagai seorang suami, ayah, pekerja dan pendidik di sebuah SLB di Semarang.


Artikel-artikel yang beliau tulis sendiri kebanyakan berupa opini yang update sesuai berita yang popular saat ini. Misalnya kemarin saat perhelatan akbar IMB yang akhirnya memenangkan gadis cilik yang pandai menari bernama Sandrina Az Zahra. Ada juga opini beliau tentang soal UN yang terlambat kedatangannya sehingga UN di Kota tersebut mundur satu sampai dua hari. Opini yang menurutku paling geli adalah berita tentang kegantengan seseorang sehingga mengakibatkan pria itu dideportasi. Yang paling baru sendiri adalah tentang demo kenaikan BBM yang selalu membuat heboh masyarakat Indonesia.


Bagi saya sendiri yang merupakan seseorang yang kurang berpendidikan tinggi, saya sangat suka dengan artikel-artikel beliau tentang pendidikan. Bagi Mas Fauzul, pendidikan merupakan hal yang sangat penting dan saya setuju dengan hal itu. Lewat artikel beliau, saya bisa merasakan betapa sulitnya menjadi seorang pendidik apalagi untuk anak dengan kebutuhan lebih. Seperti yang Mas Fauzul tulis dalam ‘Pengawas Ujian, Malah Jadi Peserta’. Dalam artikel tersebut, Mas Fauzul menjadi seorang pengawas untuk anak istimewa bernama Ibnu. Percakapan antara beliau dan Ibnu membuat saya sedikit tergelitik dan mengacungi jempol tentang kesabaran beliau. Saya sendiri dengan anak biasa saja sering senewen, lha ini dengan anak istimewa. Saya rasa, marah-marah dihadapan anak seperti mereka pun tidak akan ada gunanya. Saya pun salut dengan orang-orang seperti Mas Fauzul sendiri.


Hei, dari tadi bicara artikel, tidak tahu wujud blognya seperti apa? Ya, saya memang kurang melihat bagaimana template blog Abimanyu Blora karena seringnya BeWe dengan HP.



Setelah saya perhatikan, template yang Mas Fauzul gunakan merupakan template bawaaan blogspot. Tidak ada pernak-pernik istimewa yang menarik karena hanya berisi satu banner. Kelihatan sekali Mas Fauzul ini bukanlah pemburu Giveaway ecek-ecek seperti saya.


Di headernya sendiri ada sebuah lambang club sepak bola yaitu MU. Saya yakin benar, Mas Fauzul adalah fans dari club ini sama seperti saya :smile . Dari beberapa artikelnya juga membuktikan bahwa Mas Fauzul itu hobi sekali dengan si kulit bundar.


Untuk kerapian, kalau boleh saya memilih alangkah lebih baik kalau searchnya di taruh dibagian paling atas. Popular pos dan label sebaiknya pilih salah satu untuk dipasang karena dua-duanya membuat blog terkesan banyak isi.


Untuk Page rank blog ini memang masih di angka satu. Tapi saya yakin, andai Mas Fauzul mau belajar sedikit tentang SEO, banyak orang akan tertarik untuk mengunjungi blog ini karena artikel pendidikannya oke punya.


Dari blog Abimanyu Blora saya belajar tentang kesederhanaan. Hal ini terbukti dengan kesederhanaan template blognya tapi artikel di dalamnya oke punya. Kita sebagai blogger tentu saja berhak memilih, mau seperti apa rumah maya kita ini. Banyak pernak-pernik tidak penting hingga terkesan cantik tapi artikel nol atau template biasa tapi artikelnya luar biasa. Hayuk, jangan lupa berkunjung ke blog Abimanyu Blora :smile

.
Artikel  ini diikutsertakan pada Kontes Unggulan Blog Review~Saling Berhadapan

Belajar Tersenyum

Aku masih ingat betul dulu saat bosku berkata bahwa mukaku itu’Kecut’, asam tidak enak dipandang karena tidak pernah tersenyum. Aku mengakui itu. Ya, dalam dunia real, aku memang susah sekali untuk bergurau yang tidak penting. Aku akan tersenyum kalau aku mau, kalau hatiku merasa bahagia. Aku tidak bisa berpura-pura tersenyum saat hatiku sakit atau tidak ada sesuatu yang lucu menurut versiku.


Yang kuyakini adalah, setiap orang punya versi sendiri untuk mengatakan itu lucu. Bagiku, yang telah berlalu, ucapan dan gurauan bosku itu garing. Jujur, aku sendiri tidak gampang untuk akrab dengan orang baru, termasuk bos baruku itu. Aku harus memahami bagaimana sifatnya, karakternya yang pasti sangat bertolak belakang denganku.


Waktu pun berlalu. Setelah beberapa bulan, aku semakin mengerti siapa bosku. Ditambah lagi, diakhir 2012 aku bisa menulis, bangun dari hiatus. Aku bisa bergaul lagi dengan teman dunia mayaku sehingga tidak merasa tertekan seperti beberapa bulan yang lalu ketika sama sekali tidak ada teman beradu argument.


Aku berusaha tersenyum, bukan karena bosku tapi terlebih karena aku sendiri, keluargaku dan teman-teman dunia mayaku. Yah, aku, mereka berusaha menyemai cinta walau pun tidak pernah bertatap muka. Kita saling berdiskusi, berbagi apa-apa yang bisa dibagi.


Hai, bagaimana dengan bosku?
Aku tetap tersenyum padanya. Sampai hari ini, bosku sering bilang, “Ji, setahun yang lalu kamu susah sekali tersenyum, sekarang Alhamdulillah sudah bisa.” Aku pikir tak ada salahnya aku tersenyum meskipun karena hal lain bukan karena bosku. Dengan tersenyum, paling tidak aku bisa melegakan hati bosku yang setres berat gara-gara seniorku – karyawan lain - yang selalu membuatnya pusing.


Harapanku, semoga dengan senyumku itu bukan hanya bosku yang bisa lega hatinya tapi seniorku juga. Walaupun usia mereka dibawahku, mereka bisa jauh lebih sopan, tidak banyak tingkah sehingga tidak membuatku berkata dengan nada tinggi.


Aku tersenyum dari hati dan aku yakin apa yang aku sampaikan lewat senyum itu sampai juga di hati mereka. Sampai hari ini aku masih belajar tentang menyemai cinta bukan hanya dengan keluargaku tapi dengan orang lain. Aku hidup bukan hanya dengan diriku dan keluargaku, tapi dengan orang lain juga. Aku tidak berharap timbal balik atas semua yang kulakukan. Selama aku bisa melakukan hal baik, aku akan tetap melakukannya.


Tersenyumlah karena dengan senyumanmu itu tidak hanya melegakan hatimu tapi hati orang lain disekitarmu. Dan ingatlah, jangan terlalu banyak tertawa di dunia karena bisa jadi saat diakhirat nanti kamu akan menangis. Lakukan apa pun yang baik menurut-Nya. Lakukan sekarang, karena kita hidup cuma sekali. Esok tak akan terulang lagi.



Tulisan ini diikutsertakan untuk GA dalam rangka launching blog My Give Away Niken Kusumowardhani

Lari Darimu

Kulirik pertigaan dekat RS. Sultan Hadlirin yang dulu saat sore hari selalu ada polisi. Ah maksudku operasi kelengkapan berkendara, ya helm, spion, STNK maupun SIM. Dulu sih aku sering terkaget-kaget kalau ada operasi. Mendadak badan panas dingin. Padahal aku cuma bonceng, yang jadi supir si Kakak yang sudah punya SIM. Gila? Iya. Tapi untung, beberapa kali saat helmku ketinggalan di showroom, tidak ada operasi :uhuk .


Sudah setahun lebih aku resign dari showroom dan bekerja di tempat lain. Sering kali aku wira-wiri keluar dan menggunakan motor. Kadang ke kantor pos, ke pasar, ke kecamatan, ke kota, ke ATM. Parahnya, aku tidak punya SIM. PeDe? Wajib.


Kali ini aku mendapat tugas mengirim air galon ke kota gara-gara tukang antarnya pulang kampung. Setelah perjalanan panjang yang cukup membuat jedag-jedug, sampai di pertigaan yang kumaksud ternyata tidak ada polisi, aman sejahtera. Kulanjutkan perjalanan lagi karena bosku yang juga ikut mengirim air galon sudah jauh di depan.


Akhirnya, lima ratusan meter sebelum terminal bayangan ada operasi. Aku juga melihat ada polisi melaju ke arahku. Langsung saja aku berbelok masuk ke sebuah SD untuk bersembunyi. Hadeh, benar-benar tidak patut dicontoh.


Kata Kakakku, kalau ada operasi semacam itu kita kudu PeDe tingkat dewa. Kita tidak boleh panik, selama masih menggunakan helm, spion lengkap dan lampu yang menyala meskipun tidak punya SIM :smile . Aku sering menghayal, “Pak polisi ganteng, tilang aku dong!” Kenyataannya, nyaliku ciut tetap saja menggunakan jurus ‘Ngumpet’.


Setelah aman dari operasi, rasanya aku tidak kapok untuk bersembunyi lagi. Semoga setelah ini aku punya motor dan budget untuk membuat SIM. Antara penting dan tidak, alasan utama aku belum buat SIM itu karena tidak punya motor sendiri. Klise banget kan? Kelakuanku di atas harap jangan ditiru. Kalau nyali kalian ciut untuk kejar-kejaran dengan Pak polisi maka buatlah SIM. Okey? :smile


Tulisan ini diikutsertakan pada Kinzihana's GA

Kesandung Cinta

Aku tersentak saat membaca SMS dari Kapten Bhirawa yang mengabarkan bahwa beliau telah sampai di kota Surabaya dan sedang perjalanan menuju rumah. Firasatku sedikit tidak enak dengan kedatangan beliau yang sangat mendadak. Inspeksi dadakan ini seolah menyudutkanku. Apa mungkin ini ada hubungannya dengan pekerjaanku yang tidak beres selama dua tahun menjaga Kinar anak semata wayangnya? Semoga semua baik-baik saja. Toh aku masih bisa mengendalikan perasaanku sendiri.


Kuambil agenda harianku sebagai catatan kegiatan yang Kinar lakukan. Kubaca sekilas, memastikan tidak ada bagian dari kegiatan kuliah Kinar yang terlewatkan. Bel rumah berbunyi, sepertinya Kapten Bhirawa telah datang.


“Selamat pagi Kapten.” sapaku
“Pagi. Kinar dimana?”
“Masih di kamarnya Kapten. Hari ini tidak ada kuliyah.”
“Bawa agendamu, aku tunggu di ruang kerja!”
“Siap Kapten!”

***

Kapten Bhirawa membaca catatanku dengan serius sambil memilin kumis tebalnya. Aku hanya berdiri tegak di depannya menunggu penilaian terhadap pekerjaanku.

“Mencintaimu itu seperti mencintai bintang. Tampak dekat tapi jauh.”

Aku tersentak mendengar ucapan Kapten Bhirawa.

“Aryo? Apa-apaan ini?” bentak Kapten Bhirawa dengan menyodorkan sebuah kertas merah jambu.
“Itu…,” kataku terputus. Aku tak tahu dari mana kertas itu.
“Apa kamu punya pacar?”
“Siap tidak punya!”
“Lalu kenapa surat cinta ini ada di agendamu ha? Apa kamu mencintai seseorang?”
“Siap iya!”
“Nikahi dia!”
“Siap iya! Tapi…,”
“Tapi kenapa? Ketika mencintai seorang gadis, kamu harus bertanggung jawab untuk segera menikahinya. Pernikahan itu untuk menyempurnakan agama, kenapa harus ditunda? Jadi kapan kamu mendatangi orang tuanya?”
“Siap! Minggu depan saya sampaikan proposal pernikahan saya kepada ayahnya!”
“Bagus! Kamu kupecat jadi pengawal Kinar!”
“Siap iya! Lho? Kapten? Kenapa saya dipecat?” ucapku bingung.
“Dan janganlah kamu mendekati perbuatan zina!” kata Kapten Bhirawa.


Beliau melempar agendaku ke meja kemudian bangkit dari kursinya. Aku berbalik mengikuti arah Kapten Bhirawa pergi. Ada Kinar disana tersenyum begitu manis. Sebelum Kapten Bhirawa menarik tangan Kinar, aku sempat mendengar ucapan lirih Kinar,

“Kerja bagus Mas Aryo!”

 Cerita  ini diikutsertakan pada Flash Fiction Writing Contest: Senandung Cinta

Sayang Ya Sayang

Punya benda kesayangan? Hey, tentu saja aku punya. Tapi kalau difikir, semua benda yang kumiliki harusnya semua kusayang, bukankah begitu? :uhuk


Aku sayang buku-bukuku dan terbilang sangat over protective terhadap mereka. Sebisa mungkin kurawat mereka dan pastinya tidak meminjamkan pada orang lain. Terlalu? Iya, sangat. Aku hanya meminjamkan mereka pada orang-orang tertentu yang aku yakini tidak akan membuat mereka rusak. Apa mereka akan aman? Aku harap begitu.


Tapi seberapapun sayangku pada buku-bukuku, aku lebih sayang HPku yang sekarang. Bukan HP baru melainkan HP second milik Kakakku. Ya, aku penerima second. Dulu pas punya uang mau sih beli HP, tapi sama Bu e dilarang. Katanya buat apa HP banyak-banyak? Yawes, manut aja terima barang second.


Meskipun second, HP Cina yang kupakai ini ada fitur javanya, jadi bisa dipakai buat operamini-an :uhuk . Aku lupa pegangnya kapan, dipertengahan 2012 sepertinya, tapi HP ini benar-benar berarti buatku. HP ini menemaniku saat pertama kali buat e-book dan berhasil membukanya di HP. Lewat HP ini, aku juga bisa pakai operamini untuk internetan. Dengan HP ini, aku juga bisa bewe, belajar untuk twitteran, FBan tanpa henti kecuali pas batere habis dan dengan HP ini, aku semakin geje buat memotret sesuatu. Bagiku, so amazinglah.


Namanya juga second, HP ini pun hamil dan dengan rela aku pun bertanggung jawab atas keadaan dirinya. Banyak hal yang telah kulewati dengan HP ini. Ada kalanya menelfon keluarga dirumah, ditelfon mas JNE, Tiki atau mas-mas pengirim barang. Ngebangunin dengan alarm gejenya, dengerin musik sampai kerusakan memori telah kutanggung.


Jujur, Hp ini sangat bermanfaat buatku. Tapi, maafkan aku HPku sayang karena aku beberapa kali menjatuhkanmu sampai LCD mu soak. Aku juga sering overdosis menggunakanmu saat masih posisi di charger. Maafkan aku :hwa .


Terimakasih buat HPku, karenamu aku masih bisa internetan, tidak gaptek dan tentunya masih bisa ikut kuis :uhuk .


Aku pernah mendengar di suatu pengajian bahwa jika ingin memberi sesuatu kepada orang lain, maka berilah sesuatu yang paling kamu sayangi. Jika itu terjadi pada HPku, hem gimana ya? Insya Allah akan kuberikan HPku itu. Tapi alangkah lebih baik jika aku memberikan yang lebih baik dari HPku. Jika pun suatu saat dia hilang entah karena keteledoranku atau apa pun itu. Aku percaya, jika dia masih milikku, Allah akan mengembalikannya untukku. Jika memang bukan milikku lagi, tandanya Allah akan menggantinya dengan yang lebih baik.


Sayang ya sayang. Aku percaya, jika barang yang sangat kita sayangi diminta oleh orang lain, berarti dia benar-benar menginginkannya. Aku yakin, dia akan menjaganya lebih sungguh-sungguh daripada saat kita menjaganya dulu. Tak ada yang perlu dikhawatirkan tentang kehilangan benda kesayangan. Ada saatnya bertemu dan akhirnya akan berpisah. Jika pun masih berjodoh, dia tak akan kemana.


"Tulisan ini diikutsertakan pada Event Giveaway Wedges Kaos dan Buku di www.argalitha.blogspot.com"

Siapa Sahabatku?

Sahabat? Siapa sahabatku? Kata orang, sahabat adalah seseorang yang bisa diajak berbagi suka dan duka. Ketika definisi itu yang menjadi patokan, aku fikir sepertinya aku tidak punya sahabat. Mengerikan sekali bukan? Ya, rasanya tak pantas saja jika aku membagi dukaku pada orang lain. Yang aku mau, mereka selalu melihat senyum dalam diriku. Bukankah rasa itu menular? Dan jika aku bahagia, maka setiap yang melihatku juga ikut bahagia.


Saat kecil, aku punya seseorang yang ku anggap sebagai sahabat  Meskipun kami adalah rival, tapi kami tetap bermain bersama. Sampai suatu ketika, aku mau saja saat dia menyuruhku untuk menjatuhkan sepeda seseorang yang terparkir disamping sekolah. Akhirnya, si pemilik sepeda menegurku. Dengan jujur, aku bilang temanku yang menyuruhku. Aku kira masalah akan selesai jika kami bisa menghadapinya bersama. Tapi nyatanya, dia meninggalkanku, dia tak mau mengaku. Aku tersedu, mengangis, aku benci. Cerita pahit kelas 3 SD masih saja membekas dalam rongga fikiranku. Inikah yang disebut sahabat?


Waktu kian berlalu. Aku masih tak menemukan sosok sahabat baru. Rasanya tak percaya saja menumpahkan masalahku pada orang lain. Banyak yang datang silih berganti. Tapi toh semuanya tak pernah tahan bersamaku. Mungkin aku sendiri yang terlalu sulit membuka pagar di hati.


Sebenarnya banyak juga juga yang mau menumpahkan masalahnya padaku. Aku hanya berusaha menjadi pendengar yang baik untuk mereka. Aku berusaha memberi masukan yang baik untuk mereka. Mungkin mereka menganggapku sahabat, lalu aku? Ya, aku juga ingin mendapat pengakuan yang sama.


Aku bukanlah sosok sahabat idaman. Harusnya mungkin aku bisa mendukung sahabatku saat ada masalah. tapi yang terjadi justru sebaliknya, aku menolaknya mentah-mentah. Aku tidak sering patah hati, tapi aku tau gelagat orang jatuh cinta. Ketika sahabatku terbuai akan cinta dan hampir saja kehilangan bibirnya, reaksiku adalah ilfeel berat dengan pacarnya. Sebagai orang desa yang beradap, pacarnya itu sudah terlewat batas. Baru juga pacar, kok sudah berani bergerilya kemana-mana? Tapi tetap saja sahabatku itu kekeuh tidak memutuskan pacarnya. Aku sadar, itu haknya bukan hakku.


Ah sahabat, siapa sebenarnya dirimu?


Setelah bergelut di dunia maya, aku baru mengerti. Ada kalanya kita punya sahabat yang dekat tapi jauh. Yah, mereka sahabat dunia mayaku. Tak perlu aku berbagi duka pada mereka, yang aku ingin hanya tertawa bahagia. Kita saling berdiskusi tentang banyak hal dalam kehidupan dunia nyata. Tapi toh bukan berarti sahabat nyata itu tidak penting.


Jika pun ada yang bertanya tentang siapa sahabatku yang lebih real. Mungkin aku akan menjawab buku dan rasa sepiku yang selalu menemaniku kapan pun aku mau.

Khairul Ashabi Man Yadulluka 'Alal Khair - Teman yang baik adalah yang menunjukkan kepada kebaikan.

Source
 “Tulisan ini diikut sertakan dalam GA 'Siapa Sahabatmu?'”

Usia 23

Usia 23, hem apa sih yang ingin kamu lakukan? 


Kalau dilihat dari angka 2 dan 3, angka tersebut termasuk angka favoritku. Mau bukti? Cek e-mailku jiahaljafara32@gmail.com :uhuk . Ada angka 2 dan 3 nya kan? Kenapa 32, bukan 23? Itumah suka-suka aku aja sih.


Dua puluh tiga tahun, hem masih dua tahun lagi insya Allah masih ada usia. Kalau ngaca dari Kakak perempuanku, saat usia mereka 23 th, mereka sudah punya anak. Aku? Aku juga ingin :smile . Sebelum usia 23 th, aku telah menemukan teman sejatiku.


Ada kesempatan untuk kuliyah? Wow! Aku mau, ngga nolak deh. Aku akan tetap berusaha menjalani hari-hariku sebagai seorang istri, mahasiswi dan tetap melanjutkan kegiatanku dalam bidang lain seperti menulis.


Diusia 23 th nanti, paling ngga aku sudah bisa menyelesaikan draft tulisanku yang terkatung-katung. Bagaimana pun, aku telah memulai kisah kehidupan dalam tulisanku dan mereka menuntut untuk segera diselesaikan. Saat usia 23 th juga, aku sudah bisa bantu Bu Lurah untuk mensosialisasikan perpustakaan desa dan menularkan pada semua orang bahwa membaca itu mengasyikkan. 


Ini kutulis bukan hanya untuk rencana, tapi lantunan doa yang insya Allah akan dikabulkan oleh Sang Pemilik Tahta.


Untuk Mbak Ayu sendiri, selamat ulang tahun. Tambah barokah usianya dan sukses selalu ya :smile . Tetap semangat terus dalam berkarya. 


Kita memang baru kenal, tapi aku suka dengan gaya tulisan FFmu yang manis dan kadang menggelitik. Pantes dong kalau Mbak Ayu sempat gondol banner winner dari BC. Yah meskipun PRmu masih di bawahku *maapkeun :peace tetep keep on wring ya mbak :hepi . Persetan sama orang yang bilang kita item. Asal mbak tau, item itu eksotis banyak bule yang nyari lho :smile . Eh tapi kerennya, meskipun PRmu segitu, kok bisa nembus Adsense ya? Gimana ceritanya tuh?


Setelah ini, pinangan akan datang padamu amin... Apa pun yang akan kamu lalu nanti, berikan yang terbaik dari dirimu Mbak. Semangat dan sekali lagi Selamat Ulang Tahun

"Tulisan ini diikutsertakan dalam 23 Tahun Giveaway" 

23 Tahun giveaway

#8MingguNgeblog 7 : Andai Aku Tidak Ngeblog 6

Tulisan ini diikutkan pada 8 Minggu Ngeblog bersama Anging Mammiri, minggu ketujuh


Andai aku ngga ngeblog, aku ngga akan dapat hadiah-hadiah keren. Setelah bercerita bahwa kalau aku punya teman-teman keren di dunia maya, aku jadi punya banyak link yang ngasih tahu tentang lomba atau pun giveaway.


Kalau aku ngga ngeblog, aku ngga akan tahu apa itu giveaway. Pertama kali ikut giveaway sekitar akhir oktober tahun 2011 buat surat ke Mbak Zola Nail. Blognya sendiri itu tentang drama Korea dan kawanannya. Menang? Ya ngga dong wong namanya juga pertama kali ikut :uhuk .


Setelah itu, aku ikut Giveaway Man and The Moonnya Mas Amri Al Kahfi yang sekarang ini hiatus. Aku ingat betul, hari aku ikut adalah hari pertama aku kenal Mas Amri dan bertepatan dengan DL giveawaynya. Dari ikutan ini, aku mendapat buku menjawab Ateis Indonesia posisi sebagai peserta :smile .


Aku juga ikut Giveaway Suka-suka Dunia Pagi dari Mbak Amela. Ada tiga kategori dan  dua kategori kuikuti. Dari sini aku mendapat sebuah novel PadaMu Ku Bersujud karena beruntung. Yes, I’m lucky dan aku seneng banget. 


Di bulan berikutnya, setiap satu bulan sekali aku selalu mendapat kiriman dari giveaway yang bermodalkan menulis atau hanya sekedar tebak nama. Rasanya jelas seneng bukan kepalang. Aku orang desa dan dapat kiriman barang-barang seperti itu, wuaaa :smile . Ada buku-buku, jilbab, kalung dengan liontin rajut yang manis mengisi bulan-bulanku dalam ngeblog.


Kalau aku ngga ngeblog, mana bisa aku dapat seperti itu? Ya, mungkin akan ada kiriman tapi mungkin posisinya itu beli :uhuk .


Sekitar bulan april, aku mengalami hiatus sampai sekitar bulan agustus. Itu juga pun postingannya jarang banget. Tapi aku berusaha untuk menyempatkan diri paling ngga seminggu sekali untuk posting. Mulai di bulan oktober sampai sekarang, aku berusaha untuk tetap stabil dalam menyempatkan diri untuk menulis.


Alhamdulillah, setelah hiatus itu rizki Allah bertambah padaku. Satu persatu aku mulai ikut giveaway lagi, ikut kuis dan lomba lain. Semakin hari rizki Allah datang dengan begitu banyaknya. Kaget? Iya, tapi itu tandanya aku harus semakin banyak memberi kepada orang lain.


Seringnya, hadiah yang kuperoleh berupa buku. Kadang keluargaku yang menerima sampai geleng-geleng. Iyalah, wong buku itu khusus buat aku sendiri. Orang rumah jarang baca yang model novel-novel begitu :uhuk .


Tapi diakhir 2012 sampai kemarin, aku mendapatkan banyak hal yang bisa kubagikan dengan orang lain. Ada boneka yang bisa kubagi dengan Sinta keponakanku. Ada jersey bola yang bisa kuberikan pada Kakak. Ada dompet untuk Mbakku. Ada makanan yang bisa kubagi-bagi. Pokoknya hem, asyik deh.


Kalau aku ngga ngeblog, aku ngga akan dapat banyak hal seperti itu. Awalnya memang karena ajang coba-coba, berubah menjadi hobi dan akhirnya mempelajari banyak hal di dalamnya. Ada kepuasan batin tapi ada juga bonus karena hadiah-hadiah yang bisa kudapat.


Intinya sih, kalau aku ngga ngeblog aku ngga akan bisa ikut giveaway dan mencoba sesuatu yang baru. Yah, minimal saat ikut giveaway kita bisa belajar untuk bersosialisasi dengan orang lain. Kita bisa uji nyali dan uji kemampuan dalam hal tulis menulis. Kalau ngga menang? Ya, ngga papa. Berarti bukan rezeki kita bukan? Aku selalu percaya, rizki yang Allah berikan tidak pernah tertukar. Jadi, kalau kamu ngga ngeblog kamu ngga akan ikut giveaway. Kalau kamu blogger, sudahkah kamu ikut giveaway?

Cerita Tentang Wayang

Bunda Enny Mamito bukan penggemar wayang kulit, tapi bukan berarti tidak tahu nama-nama si wayang. Aku pun sebenrnya begitu. Dulu jaman kelas tiga SD pas kakakku khitan, kayanya aku sama sekali tidak lihat tuh wayang. Waktu penataan panggung dan lainnya sih masih lihat, tapi pas main, entahlah aku lupa.


Kadang kalau ada tetangga yang 'nanggap' wayang, sesekali aku melihatnya. Ternyata benar, banyak kisah yang tidak aku tahu dan pantas saja orang tua menikmati jalannya pertunjukkan wayang. Aku sendiri hafal beberapa nama lakon wayang, tapi sungguh lupa bagaimana ciri mereka. Paling yang dihafal itu empat punokawan, Petruk, Bagong, Gareng dan Semar. Satu lagi yang bentuknya paling aku hafal, si Anoman Kera Putih. 


Sebenarnya kalau boleh jujur aku lebih suka wayang golek dan wayang orang. Meskipun aku tidak pernah main sebagai wayang orang, tapi aku selalu melihat adik-adik teaterku memainkan drama pewayangan. Rasanya seru sekali bisa melihat mereka berakting dengan ciamik meski pun standarnya tidak selincah dalang Sujiwo Tejo.


Satu lagi tokoh wayang yang paling aku suka, Arjuna penengah Pandawa. Penggambaran tokoh Arjuna yang ganteng, menawan, de el el membuatku tergoda sampai-sampai membuat wujudnya dalam bentuk tulisan dan nama yang manis.


Kemarin sempat kaget dan rada syok :shock waktu ada tantangan Mengungkap Misteri di Balik Layar. Iya aku sengaja baca profil pelakunya, si Cakil yang konon adalah anak Arjuna :mabok . Arjuna yang katanya ganteng kok punya anak Cakil? Tapi bagaimana pun aku harus menerima Mas Arjuna apa adanya. Tapi, masa aku harus saingan sama Srikandi? Hey, aku tidak punya senjata Srikandi. Eh, postingannya kok jadi banyak gini ya?


Bagaimana pun kita harus tetap melestarikan budaya Wayang Kulit. Jangan sampai kalah sama orang bule yang getol belajar dalang. Jujur, aku tidak sanggup kalau harus jadi sinden :uhuk . Jangan sampai ya, kita ngamuk-ngamuk gara-gara Wayang Kulit di klaim oleh bangsa lain gara-gara orang yang punya tidak mau merawatnya.


Buat blog Bunda Enny 'Pelangiku', tuh background blog tidak gambarin pelangi deh. Malah terkesan sedikit kaya gambar anak-anak. Headernya juga kurang keren. Mungkin headernya bisa dikasih gambar pelangi yang warna-warni. Buat pages Berandanya, kenapa pula ditaruh disamping itu Bun? Enakan ditaruh di atas, ehem kaya blogku :uhuk . Eh, tapi selera masing-masing orang beda ya, I know. Ngomong-ngomong, aku juga suka Raisa lho. Yuk nyanyi bareng Bun lagunya Raisa :smile .


Yuuk ikutan 2nd Giveaway Enny Mamito

Happy to Marry, My Bestfriend

Kamu kok nikah sih? Emang sudah bisa masak enak? Terakhir masak denganku saja rasanya masih kacau. Sekarang kamu sudah rajin bersolek? Dulu kan kamu males setengah mati untuk bedakan. Emang ngajimu sudah hatam? Sudah tahu adab di dalam pernikahan? Buku apa yang kamu baca? Bukuku tentang panduan untuk suami istri saja baru beberapa halaman yang kubaca. Kok kamu duluin aku sih?


Aduh Sob, maafin aku yah. Sudah nulis bagian ngaco diatas. Jujur setelah nerima SMS tentang kabar pernikahanmu aku jadi banyak mikir. Kemarin baru saja aku ijin pulang, sedangkan hari H mu bukan hari libur. Lalu, bisakah aku hadir di pernikahanmu? Walau bagaimana pun kamu itu salah satu sahabat terbaikku. What should i do?


Ingat pertama kali kita bertemu? Ah tentu saja aku lupa, maafkan. Dulu aku pikir kamu sama Rika itu kembar, habis muka kalian mirip banget. Sampai akhirnya aku tahu bahwa Rika itu keponakanmu. Aku hanya berfikir, kok bisa tante sama keponakan seusia? Hah hari gini, apa sih yang ngga bisa? Mungkin kita lebih intens bertemu saat ECC - English Conversation Club - salah satu ekskul baru di MAN. yah, aku dan kamu bertemu disana.


Asal kamu tahu ya Sob, Bu Umaroh pernah ngirain aku itu kamu. Emang muka kita mirip yah? Aku rasa iya sih. Kalau kamu pengen tahu kejadian itu. Hem, posisiku di kantor guru sedang ngafalin sejarah manusia purba pas kelas X. Itu lho yang Pitecantropus erectus dan kawanannya. Aneh juga, but whatever lah.


Tiga tahun kita ngga pernah satu kelas. Kok akhirnya kita bisa jadi sahabat ya? Kalau saja aku masuk kelas Bahasa, apa kamu ngga mau masuk kelas IPA? Takut saingan denganku? Ampunnn. Tapi aku ingat betul, dulu kamu penasaran denganku kan? Ingat ngga kamu pernah bilang itu? Iya, kamu penasaran dengan seseorang yang namanya terpampang di papan pengumuman sekolah. Mungkin aku salah satu murid yang kena garis merah.


Kita berbeda, tapi kita sama. meskipun diending MAN aku tertinggal jauh. Kamu ranking 1 di progam kelas Bahasa. Aku? Apa kamu lihat aku sepenggung denganmu? Tentu saja ngga. Ranking hanya sebuah penjara. Bukankah aku terus buta dengan keadaannya? Diending, aku belajar bahwa ranking bukanlah segalanya. Yang penting adalah bagaimana kita mengaplikasikan semua pelajaran dikehidupan nyata.


Hei, kita lulus kan? Iya. Selanjutnya persahabatan itu muncul. Kita yang senasib karena sama-sama belum melanjutkan kuliyah. Intensitas SMS mau pun telfon menjadikan kita semakin dekat. Aku fikir, kamu adalah satu-satunya orang yang ngga pernah marah padaku atau sebaliknya. Ngga ada rasa iri yang muncul ketika salah satu diantara kita mendapat sesuatu yang baru. Kamu, satu-satunya teman diskusi yang sepadan dengan fikiranku. Tak pernah ngotot untuk memperdebatkan perbedaan. Justru perbedaan itulah yang menjadikan kita saling mengerti satu sama lain.


Ah, kamu! Harus bagaimana lagi aku mengingat tentangmu?


Sob, aku ingin menangis. Bukan menangis sedih tapi menangis bahagia. Satu tahun terakhir ini kita tenggelam dalam kesibukan masing-masing. Aku pindah kerja, jarang main ke rumahmu. SMS pun satu dua kali karena pada malam hari kita terlalu letih untuk bercerita. Lebaran kemarin saja aku gagal bertemu dengamu. Lalu SMS pernikahanmu datang mengagetkanku. Itu kejam Sob. Harusnya aku ikut menjadi seseorang yang mendapat cerita ketika kamu memilih pria itu. Lalu kemana saja aku?


Kita sering berdiskusi tentang arti sebuah pernikahan. Kita sering  berbagi tentang siapa laki-laki yang menjadi sejarah kecil dalam kehidupan kita. Ah pernikahan itu, cepat sekali kamu menemukan pemilik tulang rusukmu? Bagaimana denganku? Dia masih menyembunyikan jati dirinya. Mungkin dia akan datang menjadi seseorang yang membantu perealisasian 'Taman Bacaku' nanti. Semoga saja.

Sebiru hari ini, birunya bagai langit terang benderang
Sebiru hati kita, bersama di sini
Seindah hari ini, indahnya bak permadani taman surga
Seindah hati kita, walau kita kan terpisah

Bukankah hati kita telah lama menyatu
Dalam tali kisah persahabatan Illahi
Pegang erat tangan kita terakhir kalinya
Hapus air mata meski kita kan terpisah

Selamat jalan teman
Tetaplah berjuang
Semoga kita bertemu kembali
Kenang masa indah kita
Sebiru hari ini


*Edcoustic - Sebiru Hari Ini


Selamat jalan untuk menempuh hari baru sahabatku. Hari baru dengan kekasih halalmu. Maaf aku ngga bisa ngasih apa-apa untukmu. Bagaimana pun kita harus berterimakasih kepada Ibu Sofiyah dan Roudhotul Muta'allimin. Bukankah kita juga lebih dekat karena keberadaannya? Aku turut berbahagia untukmu, sahabatku. Happy to marry, my bestfriend.


Gambar editan sendiri dari
ini & ini

Source
 “Tulisan ini diikut sertakan dalam GA 'Siapa Sahabatmu?'”

Ngeblog itu

Ngeblog itu, ya susah yang gampang. Blogku cintaku, awalnya seperti itu. Buat blog di tahun 2010 tapi baru aktif ngisi satu tahun kemudian :uhuk . Jatuh bangun ngeblog buat pasang template, pasang gadged dan sebagainya. Dukanya ya itu. Setres tingkat akut. Orang gaptek coba sesuatu yang baru tentang dunia perbloggeran. Mana ngga ada yang bisa dimintai bantuan lagi. Untung masih ada google yang setia membantu setiap saat tanpa pernah mengeluh. 


Pernah juga lho aku sampai nyembunyiin blogku dulu jadi 'hanya saya' gara-gara kehancuran yang kubuat sendiri. Otak-atik template tanpa membuat backupnya. Hasilnya rusak, gagal. Tapi dengan begitu aku banyak belajar untuk berhati-hati walaupun harus mengulang tatanan blogku dari awal lagi. 


Dukanya juga kalau pas lagi deadline. Lagi ngejar DL eh jaringannya super lemot atau malah ngga jalan. Yang lebih parah kalau tulisan yang sudah panjang kali lebar harus hangus gara-gara tidak teliti dan asal delet. Terlaluuuu.... Enough, kayanya dukanya ngeblog cuma itu deh.


Kalau senengnya, jangan ditanya pasti banyak banget. Selain kepuasan batin karena bisa nulis, ternyata ngeblog itu membawa dampak yang besar dalam kehidupanku. Aku jadi kenal banyak orang, banyak teman. Aku juga belajar bergaul dengan mereka yang jauh tapi dekat di hati. Lewat kesamaan misi, kita bisa saling diskusi tentang sesuatu, misalnya saja Flashfiction. 


Dari ngeblog aku juga banyak hadiah. Mulai dari sebuah pin, kue, jilbab, majalah, kaos, pulsa, rok, uang dan banyak buku yang sampai hari ini masih belum kubaca. Ngga mau munafik, setiap aku mengikuti sesuatu aku pasti mengharapkan bisa memperoleh sesuatu, sebut saja hadiah. Tapi toh kalau pun ngga menang, intinya aku sudah berusaha memberikan yang terbaik. Dan pastinya aku semakin bisa mengasah apa yang aku bisa.


Dalam dunia blog, aku tetap menjadi diriku. Menampilkan sisi lain kehidupanku. Aku hanya perlu mengenali diriku sendiri dan menjadi aku yang paling terbaik. Dua tahun aktif ngeblog bukanlah hal yang gampang. Pernah satu tahun yang lalu aku memutuskan hiatus beberapa bulan karena sibuk offline. 


Mengaca pada Azwar weBlog yang telah aktif ngeblog selama 8 tahun. Hey, 8 tahun bukanlah waktu yang sebentar. Meski ngga setiap hari update, tetap saja beliau ini keren karena mampu bertahan sampai sejauh ini. Sejak 2005, hey bahkan saat itu aku hanya tahu cara search di google tanpa tahu sedikit pun tentang ngeblog. Di tahun itu juga ngga pernah terlintas aku bisa seperti ini.


Menelisik postingan awal Azwar weBlog, aku tahu beliau ini juga mengalami yang namaya revolusi sama dengan tulisanku. Tulisan awal beliau berupa artikel nasihat, puisi, berubah menjadi sesuatu yang lebih. Beliau menulis informasi, review film atau apa pun yang sedikit berbeda dengan blog lain. 


Aku fikir, setiap kita pasti akan mengalami masa-masa seperti itu. Ngeblog yang hanya berisi curhatan geje, puisi ngga romantis, opini seenak udelnya sendiri menjadi sesuatu yang lebih. Mungkin menjadi blog yang bertema film, buku, dunia fiksi, atau pemburu giveaway. Itulah cara waktu mengajarkan kita untuk menemukan jati diri tulisan kita.


Hey, selamat ulang tahun buat Azwar weBlog :smile . Tetap semangat menulisnya. Aku yang tergolong baru masih butuh belajar untuk terus bertahan seperti Azwar weBlog. Amazing!: Lukisan Menggunakan Pensil, Hasilnya Seperti Foto Digital, aku suka itu deh. Soalnya dulu pernah belajar ngevector tapi sekarang lupa :uhuk . Gambar tanganku juga ngga bagus-bagus amat, makanya naksir berat sama tuh gambar.


Oh iya, gambar headernya kan berbau biru muda hijau, background belakang sama bagian laman yang hitam itu kayaknya lebih bagus kalau dibuat biru kaya banner GAnya atau transparan kaya blogku hehehe :uhuk . Satu lagi, labelnya itu pilih satu aja, yg label biasa atau label cloud biar ngga banyak gadged yang bikin load lama :smile . Yuk mari tingkatkan page rank #eh :shy .


Banner Giveaway 3

Tulisan ini diikutsertakan pada Azwar weBlog Giveaway Dalam Rangka Ulang Tahun Azwar weBlog Ke-8

Cerita di Balik Aroma : Pesing

Pesing? What the meaning of pesing? :uhuk . Kalau menurut bahasaku, pesing itu merupakan bau dari urine, air seni aka pipis. Jangan dikira aku mau bahas yang jorok-jorok ya, ngga sama sekali kok. Lha terus kenapa pilih bau pesing? Up to me dong :uhuk .


Pasti ngerti banget yang namanya bau pipis itu, ampun deh. Ngga bisa bayangin kalau jadi dokter yang kudu ngetes urine seseorang. Bagaimana kalau baunya ngga sedap gara-gara habis makan jengkol atau pete? :omg . Para ibu-ibu yang sudah pakai tes pack, harus betah dong dengan urinenya sendiri :uhuk . Begitu juga penjaga toilet umum, hem jadi mikir. Ngga mual?


Ngomongin urine dan bau pesing, entah mengapa dulu aku suka banget dengan bau pipis bayi. Mungkin aku gila, but ketika aku dipipisi rasanya itu sesuatu banget. Sejak umur 4 tahun aku sudah punya adek. Jadi main sama bayi itu bukan hal baru. Sekitar kelas 2 SD, aku sudah berani gendong bayi. Bukan bayi yang baru dilahirkan memang, tapi bayi yang sudah berumur 3-4 minggu. Tapi tetap saja harus dipantau sama orang tuanya.


Rata-rata anak-anak keponakan yang aku gendong, semuanya pipis. Masalahnya, saat itu aku belum tahu gelagat bayi yang pengen pipis. Sekarang emang sudah tahu? Belum :uhuk . Tapi melihat gelagatnya, biasanya bisa sih. Kalau Sinta pipisin aku, biasanya pagi sampai siang. Malamnya dia baru pakai pampers.


Hei, terus pesing itu mengingatkanku pada apa? Pernah ngompol di kasur? *ups :uhuk . Aih, itu rahasia dong :shy .


Dulu jaman di Ponpes keduaku, tempatnya itu dekat dengan TPQ (Taman Pendidikan Qur'an). Tiap hari kecuali hari jum'at dan hari libur, siang hari selalu ada tuyul, eh anak-anak. Ngga jenuh, ngga bosan mereka selalu datang mengaji. Karena dekat pula, kamar mandi yang kami pakai sering juga dipakai mereka ini. Sering kali bau pesing gara-gara mereka yang pendek ngga bisa ngambil air di bak yang kadang airnya terlalu dalam.


Suatu ketika, waktu sudah sore. Aku dan temanku mau masak. Ritual ngga biasa, aku masuk kamar mandi. Setelah selesai aku keluar, mengunci sedikit pintunya biar baunya ngga kemana-mana. Ngga lucu kan kalau lagi masak bau pesing? Aku masuk ke dapur, asyik lagi motongin sayur tiba-tiba ada suara tangisan. What happen? Apa tuh tuyul pada keroyokan? Aku berinisiatif keluar melihat keadaan mereka. Seorang anak perempuan nangis.

"Lho? Kenapa Dek? Kok nangis?"

Dia masih nangis. Temennya yang jawab.

"Dia ngompol Mbak?"

Haduh. Udah besar kok ngompol?

"Kenapa ngga pipis di kamar mandi?"

"Kamar mandinya kekunci, udah kebelet dia."

Pak! Tamparan buatku. Aku ingat tadi memang menguncinya sedikit dengan kunci kayu. Tadi juga aku bertemu dengan anak itu ketika keluar dari kamar mandi. Ketika aku bergerak ke kanan, di juga ikut ke kanan. Ketika ke kiri, dia juga ikut ke kiri. Mungkin rasa kebeletnya memuncak. Itu salahku.


Dia masih menangis. Aku mencoba membantunya masuk ke kamar mandi. Entah insting emak-emak atau apa, tapi aku membantu dia melepaskan celananya yang basah. Aku juga mengambilkan air untuknya. Sambil menunggu dia membersihkan diri, aku coba menenangkannya.

"Sudah Dek, nanti Ibumu ngga akan marah kok." 

"Hus Mbak!" seorang sedikit membentakku.

"Kenapa?" tanyaku kemudian

"Ibunya sudah meninggal, Bapaknya juga."

Aku kaget. Kupandangi muka polosnya yang masih sembab dengan air mata. Sekecil itu, anak kelas 1 SD sudah ngga punya orang tua.


Setelah itu aku minta bantuan tetangga Ponpesku untuk meminjaminya celana. Kuusap air matanya, berusaha menenangkan hatinya. Ah bukan hatinya, tapi hatiku sendiri. Hati yang bersalah karena membuat seorang anak tanpa orang tua menangis.


Pesing, kau bau. Semoga saja anak itu sudah melupakan kejadian itu. Tapi, ada juga sedikit kehawatiran jika dia masih mengingat semuanya. Bukan untuk menyalahkanku, tapi lebih kepada ketakutan yang tak ku ketahui wujudnya. Sering kali aku merasa kenangan buruk saat kecil itu mengahantui diriku, mungkin juga dengan dia.

Habis ini, jangan ngompol lagi ya :smile

“Tulisan ini diikutsertakan pada Giveaway Cerita di Balik Aroma yang diadakan oleh Kakaakin”