13 September 2012
01.30 WIB
"Kamu berani kan Ji?" Tanya atasanku
"Berani Pak," Jawabku mantap, tapi kemudian meragu
Beliau pun pergi meninggalkanku setelah menyuruhku bersiap-siap.
Aku berfikir ulang, Ya Rabb? Apa aku berani? Apa aku harus bilang lagi, aku takut Pak. Rasanya itu, kegalauan berkecamuk dalam hati.
Aku, bukan sesosok gadis yang takut akan kegelapan. Aku suka tidur dalam keadaan gelap, aku biasa berjalan di belakang rumah saat gelap. Kalau dibanding kedua kakak perempuanku, keberanian mereka pasti kalah jauh dengan keberanianku. Aku takut pada Tuhan, aku takut jika kedua orang tuaku marah dan aku takut akan perasaanku sendiri. Lalu kali ini, apa aku berani, melewati hutan sendiri? Jika keluar rumahku sendiri, tentu aku masih berani karena lampu disepanjang jalan tak mati. Tapi ini? Hutan, tak ada lampu, tak ada penerangan, hanya ada banyangan. Bayangan ketakutanku sendiri.
There's a hero
If you look inside your heart
You don't have to be afraid
Of what you are
There's an answer
If you reach into your soul
And the sorrow that you know
Will melt away
Magrib
Istri atasanku pergi untuk menjaga ibunya di Puskesmas Kecamatan. Aku diberi amanat untuk mengontrol mesin agar air bisa cepat diproses. Bekerja ditempat pengisian air minum memang jauh dari bayanganku. Tapi toh kenyataanya ini yang sedang ku jalani.
Setelah ditinggal pergi Istri atasanku, lama sekali. Tapi air tak kunjung jadi, malah mesin tambah mengaung karena air dalam bak besar belum cukup untuk mengisi dan terpaksa aku mematikannya. Menunggu waktu, menunggu air bisa terisi saat jam 00.00 nanti.
21.00 WIB
Aku pamit tidur, bersiap memasang alarm saat tengah malam nanti. Entah, mata ini enggan terpejam, aku tak bisa tidur. SMS jawaban dari Mb' Maya muncul di layar HP ku, ya tadi aku mengirimkan SMS setelah membaca blognya tentang "Penulis Tamu". Ku baca sekilas, aku belum sempat mengirim balasan karena aku harus bisa tidur saat itu juga.
00.08
Aku terbangun mendengar bunyi alarm yang kupasang. Enggan, ya aku masih sangat ngantuk. Tapi, amanah itu membuatku tersadar, aku harus mengecek air dalam bak besar.
Air sudah cukup, mesin ku hidupkan. Aku juga mencoba sedikit cara yang biasa dilakukan untuk memancing air agar segera naik ke pralon. Lama ... Mesin malah tambah mengaung-ngaung membuatku panik. Aku mengirimkan SMS pada Istri atasanku untuk bertanya apa yang harus kulakukan.
Aku terus berusaha, mencoba berbagai cara agar si mesin hidup sewajarnya. Bajuku basah karena air, dingin menusuk. Rasanya aku ingin segera masuk ke kamar untuk mengambil selimut yang bisa menghangatkan tubuhku.
Tidak ada perubahan setelah banyak menit telah ku habiskan. Hingga, pertanyaan besar itu muncul.
"Kamu berani kan Ji?" Tanya atasanku
"Berani Pak," Jawabku mantap
"Nanti jangan lewat hutan sononan, lewat hutan jati saja jauh lebih aman. Sekarang bersiaplah, aku yakin kamu bisa. Jadilah wanita pemberani,"
Aku masih terpaku, gamang dalam hati. Semua telah ku jawab, aku tak mungkin menelan lagi kata-kata yang telah keluar dari bibirku. Aku bersiap, mengambil jaket, dompet, helm untuk berjuang melewati pagi yang sangat menghantui.
And then a hero comes along
With the strength to carry on
And you cast your fears aside
And you know you can survive
So when you feel like hope is gone
Look inside you and be strong
And you'll finally see the truth
That a hero lies in you
Aku menghidupkan motor dan mulai melajukannya. hatiku terus berdzikir menyebut asma-Nya. Aku terus berusaha mensugestikan diri bahwa semua akan baik-baik saja, tidak akan terjadi sesuatu diluar kendaliku. Ya, aku berhasil melewati kuburan yang menjadi momok di desa tempat tinggalku sekarang ini.
It's a long road
When you face the world alone
No one reaches out a hand
For you to hold
You can find love
If you search within yourself
And the emptiness you felt
Will disappear
Aku melaju dengan santai. Aku tak mau salah jalan hingga terperosok dalam lubang. Udara masuk kepori-pori tanganku, dingin. Kakiku juga, aku lupa membawa kaos kaki dan hanya mengenakan sandal jepit merahku.
Aku memutar masalalu ketika pertama kali aku mengendarai motor sendiri di desa ini. Saat itu belum jam sembilan malam, tentunya masih ada orang yang akan lewat dihutan yang berpenghuni ini. Waktu itu aku berhasil melewati setiap ketakutanku. Lalu sekarang ini bagaimana?
Potret hutan yang kulewati saat pagi-siang hari
Aku masih terus berkomat-kamit sendiri meminta perlindungan-Nya. Aku berhasil keluar dari hutan dan menuju Puskesmas kecamatan untuk bertukar posisi dengan Istri atasanku.
02.00
Aku berhasil sampai di Puskesmas. Penjaga Puskesmas sedikit heran dengan kedatanganku. Aku segera berjalan menuju ruang perawatan. Ya, semuanya telah berakhir ...
Aku, hanyalah aku. Gadis yang selalu dihawatirkan oleh kedua orang tuanya. Aku, seseorang yang tidak diijinkan jika harus bepergian jauh sendirian sekalipun itu siang hari. Aku, tak pernah tahu, bahaya apa yang akan terjadi. Tapi sekarang, aku ingin menjadi gadis yang lebih baik, menjadi seseorang yang jauh lebih berani.
Apa ini arti sebuah kepahlawanan? Aku bukan pahlawan yang harus datang bertukar tempat dengan Istri Atasanku untuk mengatur kembali mesin airnya. Aku hanyalah aku, aku yang biasa saja. Terimakasi ya Rabb, Kau telah memberikan perlindungan dan keberanian padaku.
Lord knows
Dreams are hard to follow
But don't let anyone
Tear them away
Hold on
There will be tomorrow
In time
You'll find the way
Paling tidak aku bisa menghilangkan ketakutanku. Aku menjadi pahlawan untuk diriku sendiri. Setiap orang pasti punya ketakutan tersendiri tapi sebenarnya dia juga punya jiwa kesatria yang kadang timbul tenggelam didalam hatinya. Bukankah untuk menjadi pahlawan orang lain, kita harus bisa menjadi pahlawan untuk diri kita sendiri?
Tulisan ini diikutsertakan pada Lovely Little Garden's First Give Away
Thanks a lot to : Hero - Mariah Carey