Kemarin, ada yang wawancara lagi di kantor. Seperti biasa aku yang menyiapkan segala keperluan mulai dari lembar tes dan kawanannya. Kali ini aku tidak terlalu tahu siapa orangnya soalnya bosy rada ujuk-ujuk bilangnya. Pagi hari sudah nyiapin ini itu dan tepat jam delapan pagi tuh orang datang [on time banget, kesan pertama yang baik :uhuk]
Ketika melihat orangnya, hem kayaknya kenal deh :uhuk . Ini bukan ajang SKSD yah, tapi memang mukanya familiar banget. Baiklah, dimulai dengan kenalan dan ku tanya siapa namanya. Tuu kan.... bener, namanya tidak asing. Sebut saja namanya Masao, itu nama panggilannya dulu [Gila ya? Aku tahu banget :uhuk ]. Dia itu kakak kelasku, pernah juga satu tempat ngaji. Dia jelas lupa siapa aku. Kayaknya memori laki-laki itu kurang bagus ya? :uhuk . Tidak juga sih, mungkin aku saja yang hobi memperhatikan sekitar sampai tidak sadar bahwa aku hafal nama-nama mereka baik laki-laki maupun perempuan. Mungkin aku memang berbakat jadi Stalker Keren :uhuk
Setelah menjawab tes dan aku mengoreksi jawabannya, hem nilainya lumayan. Jadilah hasilnya itu aku serahkan pada Bosy. Dengan pembicaraan, pengenalan, de el el akhirnya dia diterima kerja. Kata Bosy, kalau dia kesini cepat lebih baik.
See, dia baru saja diterima dan aku sudah jadi ledekannya Bosy. Ah, maksudnya mungkin bukan untuk meledek, mungkin hanya buat lucu-lucuan, semacam gurauan gitulah. Tapi menurutku, itu sama sekali tidak lucu, garing tahu. Bisa jadi akunya saja yang tidak selera dengan humornya Bosy. Pantas saja aku terkenal Pahit, Asam, wong kalau dikantor jarang ngomong dan jarang senyum :uhuk
Oh iya, jadi hari berikutnya dia datang pada siang hari untuk tanda tangan kontrak de el el. Seperti biasa, ortunya juga datang untuk mengetahui, ini lho tempat kerja anaknya, kerjanya gini, gini, gitu. Kesan pertama liat Emaknya, beda banget sama Bu e. Emaknya banyak omong beuh :uhuk suaranya juga keras. Sedangkan bapaknya cenderung pendiam :etc
Jadi ceritanya dia masuk masa transisi dan adaptasi selama tiga hari sebelum resmi jadi karyawan. Selama dua hari, seperti biasa akunya tetap cuek bebek tidak banyak omong. Sementara Bosy mengeluarkan banyak kata-kata gurauan yang menurutku tidak lucu :uhuk [Ya Rabb, hatiku keras amat ya? :hiks] . Dia, juga tidak banyak ngomong, biasa saja sih :uhuk
Hari ketiga, pagi banget ortunya datang. Tidak tahu ngomong apa yang jelas emaknya nangis :hwa . What Happen coba? Bukannya dia anak lelaki? Bukannya dia sudah dewasa? Bukannya dia S1? Bukannya dia juga pernah nginep waktu jaman ngaji? Bukannya .... Ah entahlah, aku tak tahu alasannya. Pokoknya Air Mata Emak memang mustajab :smile
Kata Emaknya, Emaknya hawatir, emaknya tak tega jauh dari anaknya. Emaknya sudah mencoba melupakan, tapi tidak bisa. Harusnya Emaknya bukan melupakan, tapi mendoakan. Wah, sangat berbeda dengan Bu e :smile . Intinya sih, si Masao ini belum diridhoi Emaknya buat kerja di kantor. Pokoknya tidak boleh jauh dari Emaknya.
Beda banget ya sama Bu e ku. Semenjak lulus sekolah dan mulai kerja, aku biasanya menyampaikan apa-apa yang aku lakukan di tempat kerja, meski tidak semuanya sih :uhuk . Kalau aku punya keinginan A, B, C pokoknya yang butuh untuk didiskusikan, aku ya langsung bilang. Biasanya dari pihak Bu e atau Bapak tidak ada yang melarang atau mengiyakan. Bapak dan Bu e cuma memberikan gambaran sesuai pengetahuan mereka. Jadi gambarannya misalnya aku pilih ini, jadinya ini. Kalau pilih itu jadinya itu. Maklumlah, Bapak Bu e bukan orang berpendidikan tinggi. Semua dikembalikan padaku karena aku yang menjalani. Mereka Cuma bisa mendoakan yang terbaik untukku.
Air mata Bu e, mungkin mengalir saat aku juga menangis. Bu e turut sedih jika aku sedih. Makanya sebisa mungkin jika lagi down, aku tidak bilang sama Bu e. Paling beralih sama Mb’ Ita atau siapa sajalah yang menurutku bisa membantu :uhuk [Tempat penitipan air mata :uhuk] . Bu e selalu menguatkan jika aku manyun malas untuk balik kerja. Pokoknya Bu e Bapak TOP lah buatku. Sejauh ini, keduanya fine-fine aja tuh membiarkan anak perempuan yang tinggal satu-satunya jauh dari rumah. Jika sudah di rumah [tentunya seperti waktu jaman aku masih sekolah] tak ada pekerjaan berat yang ku lakukan. Sebenarnya bukan air mata Emak yang mustajab, tapi doa orang tualah yang mustajab. Bukankah ridho Allah tergantung pada ridho kedua orang tua kita?
Intinya sih, ada bagusnya kemarin aku tidak ngomong banyak sama si Masao. Bagus karena aku tidak bilang aku adik kelasnya, aku tidak bilang kalau kakakku juga pasti mengenalnya, bagus karena bosy tidak tahu semuanya :uhuk . Lha wong tidak tahu aja aku sudah jadi bulan-bulanan sambil bilang,
“Ji, sudahlah jangan di pikir, cowok masih banyak,”
“Ji, itu kan masih ada ini, yang dia lupakan saja?”
Hello? Itu tidak lucu sama sekali. Siapa juga yang mikirin. Huh, sejauh ini aku masih bisa menahan gurauan yang tidak lucu itu. Paling kalau malas, aku cuma diam bagai batu :uhuk . Kayaknya lebih lucu postingan Mimi Ari, Mb’ Erry dengan gorden dan kulkasnya, Kambingnya Mb’ Una dan blogger-blogger lain deh, hehehe :smile