Jiah My Id

The Power of Anak Kampung

Powered by Blogger.

Prompt #3: Telat!



"Gawat!"






Aku melirik jam di tangan, sudah lewat 3 menit! Kupercepat lariku, walaupun tahu bahwa itu hanyalah usaha sia-sia. Aku sudah telat!





"Tidak apa-apa," kataku menenangkan hati.






Aku mulai memasuki ruangan dan mengetuk pintu. Seketika semua mata di dalam ruangan ini melihat ke arahku.









“Yusuf, kemana saja? Cepat duduk disini,” Ucap Ayahku










Aku bernafas sejenak setelah semua mata tertuju padaku. Penghulu dan pegawai KUA juga sudah ada disana. Aku mengedarkan ekor mataku sejenak mencari mempelai wanitanya. Ah, dia disana di pojokkan ruangan dengan jilbab hijaunya. Aisyah terlihat begitu manis, ah astagfirullah.










Ayah Aisyah sudah berada di depanku. Rasanya begitu bergetar aku takut. Bagaimana jika aku salah dalam melafalkan qobulnya? Keterlambatannku ini membuatku amat gugup. Ayah Aisyah menjabat tanganku dengan mantap. Aku pun berusaha membuang grogiku dan berhasil melafalkan qobulnya dengan benar meski tidak terlalu lancar.










“Sah”










Alhamdulillah. Kelegaan terasa di hatiku. Aku yakin Aisyah juga merasakan kelegaan yang sama. Aku berdiri, ingin segera ku tinggalkan ruangan yang penuh dengan doa bahagia ini. Perlahan ku dengar suara lembut memanggil namaku. Aku berhenti dan melihatnya, Aisyah.










“Yusuf, mau kemana?”


“Aku, aku mau keluar sebentar. Aku banyak berkeringat, lagi pula disini tidak ada AC,”


“Maaf sudah merepotkanmu, rumahku ini memang tidak ada AC. Terimakasih atas bantuannya ya. Aku tidak akan melupakan kebaikanmu ini,”


“Iya sama-sama, bolehkan aku keluar sebentar?”


“Iya silakan,”










Aku berjalan meninggalkan Aisyah dan keluarga kami. Ingin aku berlari membawa kepingan hati yang sudah tak berbentuk ini. Aisyah, gadis yang diam-diam ku cintai sejak SMA. Aku telat, aku terlambat menyatakan perasaanku padanya. Aku mengqobulnya bukan untuk diriku tapi untuk Fathi kakakku yang sedang berjuang di Afganistan.










Hari ini harusnya dia sendiri yang mengqobul Aisyah. Tapi semalam dia harus pergi bertugas dan memintaku untuk mewakilkan qobulnya. Andai semua bisa ditunda, tapi kakak tak mau dan tetap bersikeras melangsungkan pernikahan tanpa kehadirannya. Cukuplah ini terakhir kalinya aku terlambat dalam segala hal. Aku tak mau mengulanginya lagi.






312 Kata






Notes :


Pertama kali ikutan Prompt - Monday Flashfiction besutan Mbak Red Carra . Semoga bisa terus lanjut buat mengasah kemampuan nulis FF hihii :smile


Updates : Jawaban Tentang Qobul Yang Diwakilkan

Narsis is Pede



Narsis itu, apa ya? :uhuk . Yang aku tahu sih narsis itu Pede . Orang yang narsis sering kali mempromosikan dirinya dalam bentuk apa pun, bisa foto, tulisan de el el. Kali ini ceritanya aku mau ikutan Narsisis-Artistik Giveaway nya Mb' Una. 




Ini ceritanya lagi gendong Shinta biar kece kaya di Tivi gitu :uhuk . Foto ini diambil tanggal 19 Juli 2012 dengan Bu e sebagai fotografernya :smile 






Kalau foto ini diambil tanggal 26 Agustus 2012 saat senja di Sekembu Beach di Jepara :uhuk . Waktu itu hari terakhir aku libur dan akhirnya ikut kakak buat jualan dari pagi sampai sore. Aku kan sudah lama tidak lihat Sunset, jadinya belagu bergaya liat Sunset biar kaya gambar siluet gitu. Fotografernya si Irfan keponakanku :uhuk 

Hahaha, sudahlah penting ikutan :uhuk . Ingatlah Narsis is Pede :smile 



"Postingan ini diikutsertakan di Narsisis-Artistik Giveaway"

[BeraniCerita #1] G - String Merah



Aku benci hal ini. Kenapa harus ada pemeriksaan loker segala? Ini semua gara-gara tuh narkoba. Semua murid di sekolah jadi gusar karena pemeriksaan ini. Tiba saatnya Bu Mega guru super killer memeriksa lokerku.










Aku sih santai saja karena yakin pasti barang itu tidak ada di lokerku. Setelah lima menit, wajah Bu Mega yang tenang berubah merah seperti kepiting rebus. Matanya melotot dan mengalihkan tatapannya ke arahku.










“Ares, ini milikmu?” tanya Bu Mega sambil menenteng G-String Merah di depan mukaku.


“Tidak Bu, itu milik siapa ya?”


“Kalau bukan milikmu, milik siapa lagi? Jangan bertindak macam-macam di sekolah ini,”


“Suer Bu, itu bukan milikku. Mungkin ada yang sengaja memasukkannya di lokerku,” jawabku membela diri.


“Ibu akan mememberikan surat peringatan atas temuan ini,”










Perlahan Bu Mega pergi dari hadapanku dengan membawa G-String Merah itu. Semua mata kini tertuju padaku #Iklan bukan karena aku keren mempesona tapi karena insiden G-String Merah di lokerku. Okey aku memang perenang dan wajar bila celana dalam selalu ada di lokerku. Tapi ini, G-String Merah :omg . Tangan siapa yang telah berani membawanya ke lokerku?










Semua teman-temanku berbisik ria. Mungkin mereka menganggapku girly. Ah atau yang lebih parah, mereka menganggapku sebagai pencuri G-String Merah untuk jampi :shock .










“Rasanya gimana Res? Pasti G-String Merah itu sangat mempesona ya?”


“Ini pasti kerjaanmu kan Queen? Mengakulah,”


“Aku? Jangan bercanda? Buat apa? Dasar bodoh!!!”


“Dasar Gila!!!”










Queen berlalu meninggalkanku. Gadis itu, dia benar-benar gila. Kalau dia seperti itu, aku jadi takut sendiri. Jangan-jangan jampi-jampiku pada celana dalamnya yang ku curi saat kelas enam SD sudah hilang. Harusnya celana dalam merah milik Queen yang ada di lokerku, bukan G-String Merah itu. Jadi, G-String Merah itu milik siapa?










Aku menatap Queen dari jauh. Dia menjulurkan lidahnya membuatnya semakin terlihat manis. Harusnya Queen tetap membenciku. Kalau jambinya hilang, apakah semua kan berbalik? Masihkah dia membenciku atau justru malah jatuh cinta padaku? Entahlah









"Flash Fiction ini disertakan dalam Giveaway BeraniCerita.com yang diselenggarakan oleh Mayya dan Miss Rochma"




Jumlah Kata : 307




Notes :

Tokoh Ares dan Queen ku ambil dari cerbung Mb' Annesya Masihkah yang sekarang sudah disimpan kembali di dalam draf. Aku juga telah membuat reviewnya dengan judul Masihkah Kau Menyimpannya? . Jujur, aku kangen Ares dan Queen :uhuk

Nasihat [Bukan Hanya] Untukku



Baru saja kemarin aku pulang eh sekarang sudah balik kerja lagi :smile . Masih terngiang jelas saat aku duduk berdua dengan Bu e di malam senin 27 Januari 2013. Biasanya aku dan Bu e ngobrol seadanya. Tapi kali ini lebih cenderung kearah serius :smile . Sudah kaya disuruh nikah aja beuh pake seriusan segala :uhuk










Jadi, kemarin Bu e cerita bahwa di desaku kemarin ada geger-geger gitu aka ramai-ramai . Kalau soal lomba agustusan mah biasa, tapi ini geger karena ada arakan anak-anak muda yang melakukan tindakan asusila. Empat orang laki-laki dan dua orang perempuan seumuranku dan seumuran kakak di temukan di sebuah gubuk di sawah. Kayaknya udah kaya di film aja tuh pelaku diarak ke balai desa. Selain itu, ada juga adik kelasku SD yang hamil. Kebanyakan adik kelasku memang sudah menikah. Tapi kali ini yang hamil itu belum menikah . 










Mendapati kenyataan yang terjadi di desaku, mendadak Bu e galau karena memikirkanku anak gadis yang tinggal satu-satunya yang kini berada jauh dari rumah. Bu e sangat hawatir kalau-kalau 'something wrong' terjadi denganku mengingat di kantor aku sendiri yang perempuan. Aku juga beberapa kali ada tugas malam dan melewati hutan walaupun sekarang sudah jarang sih :smile










Ketika Bu e cerita itu, air matanya sedikit menetes membuatku sakit. Begitu menghawatirkan kah diriku ini? 










Aku bilang pada Bu e agar berfikir positif. Aku meyakinkannya bahwa aku baik-baik saja. Insya Allah tidak akan terjadi hal-hal buruk padaku. Insya Allah juga aku selalu menjaga diri dan tak terbesit sedikit pun dalam pikiranku untuk melakukan hal-hal yang bertentangan dengan agama. Aku masih punya malu. Jika aku melakukan pelanggaran, bukankah itu juga mempermalukan keluarga? Bukan aku sendiri.










Bu e bilang, jadi perempuan itu 'Udetnya' [semacam tali dari kain] harus kenceng [kuat] . 'Barang' satu itu jangan sekali-kali diberikan kepada lelaki meskipun sudah bertunangan. Jangan gampang terbujuk rayuan dengan embel-embel 'melakukan sekarang atau nanti akan sama saja. Sekarang dan nanti kamu itu milikku' . Nasihat itu sebenarnya datang dari Mbahku, ibunya Bu e . Bu e selalu mengingatnya dan kini mewariskannya padaku.










Aku sadar, sebagai seorang gadis single aku sudah pantas untuk memiliki pendamping. Mungkin karena aku masih sendiri itu makanya Bu e sering kali was-was mengingat kakak perempuanku menikah saat seusiaku ini. Bu e Bapak selalu berdoa dan aku juga berusaha membuka hatiku untuk siapa saja. 










Memiliki seorang anak perempuan memang tidak mudah. Kita harus menjaga mereka, memberikan mereka pendidikan moral agar bisa menjaga diri, harkat dan martabatnya sebagai wanita. Menguatkan 'Udet' akan selalu ku bawa sampai mati dan mewariskannya pada anak-anak perempuanku nanti.










Ketika aku bertanya bagaimana nasib mereka pelaku asusila, Bu e pun menjawab. Tadinya empat laki-laki dan dua perempuan itu akan di nikahkan saja. Tapi karena tidak banding dan tidak mungkin poliandri, mereka pun tidak menikah. Adik kelasku yang hamil itu tidak ada yang mau bertanggung jawab. Betapa rusaknya wanita dan laki-laki jaman sekarang, dunia memang sudah tua. Tidakkah mereka tahu adzab Allah itu sangatlah pedih? Cukuplah sekarang mereka mendapat hukuman dari masyakat jangan mengulangi lagi. Tidakkah mereka berfikir bagaimana jika itu terjadi pada anak-anak, adik, kakak, keluarga mereka? Astagfirullah










Semoga ini bisa menjadi pelajaran penting buatku Nasihat [Bukan Hanya] Untukku, keluargaku dan juga orang lain. Jaga diri kita, jaga anak kita. 






"Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki- laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rezki yang mulia (surga)" ~QS. An-Nuur ayat 26






"Tulisan ini diikutsertakan pada Give Away Perdana Dellafirayama, seorang ibu labil yang tidak suka warna hitam dan hijau"

Antara Surabaya dan Purwokerto



CAHAYA langit tak seindah cahaya hati yang kini berbunga. Dulu tak pernah terfikir akan jadi seperti ini. Tapi aku selalu yakin, semua kan indah pada waktunya. 






Hati ini memang sedang berbunga. Kau tahu kenapa? Ini semua karena CINTA. Cinta antara kau dan aku dan juga Cinta-Nya yang akhirnya akan menyatukan kita.






Dulu hatiku sama sekali tak berPENGHUNI. Aku meredamnya sendiri, membangun tembok untuk ku huni sendiri. Tapi ternyata aku bodoh, karena aku tak sanggup menahan gejolak hati yang tak bertepi. Di detik 60 aku baru menyadari. Ada kamu yang telah meluluhkan hati ini. Yah kamu, mantan kekasihku.






Aku memanggilnya Om John. Dulu aku kira dia itu masih bersaudara dekat dengan John Pantau dan John Terry :uhuk . Couplenya, Mb' Enny, yang sebenarnya tak ku ketahui berapa usianya, mungkin setara denganku tapi aku senang saja memangginya mb' :hepi . Ini tentang mereka menurut versiku :uhuk. Cinta antara Surabaya dan Purwokerto yang bersemi di dunia maya :luph . 










Aku tahu keduanya dari dunia maya, dari ngeblog juga. Dulu aku pernah ikut GAnya Om John yang hadiahnya template. Tapi, aku belum menang waktu itu. Beberapa kali aku juga Bewe di rumah mayanya dan yah aku tertarik dengan Quotenya "Aku tidak menyebut ini cinta, ini hanya sebatas intikali" . Mb' Enny, dulu itu postingannya kegalauan tapi enak juga kok. Oh iya, jiahjava.ngetik.com itu hasil karya Mb' Enny dan Kokonya :uhuk










Jadi, ini kisah cintannya dimana sih??? :smile










Aku tak tahu dari mana cinta itu datang. Tapi yang jelas, cinta itu perlahan hadir diantara hati Om John dan Mb' Enny. Aku mencoba menjadi pembaca yang baik, mengikuti sedikit kisah mereka yang tentu saja membuatku iri setengah hidup. Kau tahu akhirnya? Mereka memilih untuk tidak pacaran meski mereka pacaran. Why?










Begitulah cinta, sering kali kita harus memilih diantara berbagai macam pilihan. Kita harus memilih untuk berkorban demi kesetiaan cinta. Dalam hal ini, keputusan yang paling bijak adalah mengakhiri hubungan yang tak jelas demi sebuah hubungan yang halal yang diridhoi oleh-Nya.










Mereka tentu baik-baik saja tanpa adanya hubungan yang mungkin akan membawa mereka pada hal-hal yang tidak sesuai dengan agama. Pada akhirnya, selangkah menuju perjalanan indah kini terukir sudah. Segera mereka akan mengucap janji SETIA karena-Nya. Menikah, bukan akhir tapi awal menuju kehidupan yang lebih dewasa.









Lalu, romantisme hubungan mereka itu ada dimana? Entahlah aku juga tak tahu karena aku tak sempat megintip chattingan mereka :uhuk . Toh aku sendiri tak tahu definisi romantis itu seperti apa. Apa mereka saling kirim bunga? Menurutku tidak. Apa mereka bertemu lalu jalan bersama? Tentu saja tidak karena Om John baru dua kali ke rumah Mb' Enny. Mereka berbagi pekerjaan bersama. Saling membantu dalam mendesign sebuah template blog yang kece. Bukankah itu romantis? :smile . Om John, dengan ke-gantlelan-nya rela jauh-jauh dari Surabaya ke Purwokerto untuk mewujudkan niatan suci. Bukankah itu keren??? :hepi








Setiap pengorbanan yang kita lakukan, pasti akan menuai hasil sesuai kerja keras kita. Tak ada yang tak mungkin jika cinta sudah bicara. Yah, semua karena cinta, cinta yang membawa kita menuju ridho-Nya. 







Bila cinta menggugah rasa


Begitu indah mengukir hatiku


Menyentuh jiwaku


Hapuskan semua gelisah






Duhai cintaku duhai pujaanku


Datang padaku tetap di sampingku


Kuingin hidupku


Selalu dalam peluknya






Terang saja aku menantinya


Terang saja aku mendambanya


Terang saja aku merindunya


Karena dia karena dia begitu indah





~Padi - Begitu Indah






Happy Wedding buat Om John dan Mb' Enny. Jangan berantem gara-gara design undangannya yah :uhuk. Kita warga dumay turut bahagia. Bahagia untuk kalian bukan hanya hari ini tapi selamanya :smile








Kisah ini diikutsertakan pada 3 Years Of Blogging Giveaway oleh Penghuni 60


Lagi Semedi


Sebenarnya kemarin aku tuh di rumah tapi yah begitulah. Asyik-asyikan semedi buat nambah berat badan :uhuk . Bisa dipastikan apa yang aku kerjakan mulai dari makan, tidur, ngemong Sinta, ngemil, jajan pokoknya kegiatan bermalas-malasan ria :smile 


Sebenarnya ini memang amat sangat tak patut karena itu artinya selama aku libur aku tidak produktif sama sekali. Tulisan tak ada yang terbuat, ide cerpen ngambang di udara sama sekali belum tersalurkan :shy . Mau ke warnet males ditambah lagi paket internetanku hampir habis. Ternyata, tanpa internet dan tanpa balas sms   aku masih hidup hohoh :uhuk


Januari telah berlalu dengan segala pesona dan kedahsyatannya. Saatnya kita buka lembar baru menuju febuari yang penuh cinta :uhuk . Semoga bulan ini dan bulan-bulan selanjutnya aku makin produktif. Meski cerpen januari tidak terlalu banyak, semoga apa yang aku tulis bisa bermanfaat, amin :smile


Hem, Febuari bulan penuh cinta. Posting cerita cinta aja kali ya hihihi. Semoga aku bisa Bewe. Maaf buat yang sudah komentar, aku belum Bewe balik . Happy Blogging :hai 

Ciderella's Stepsister

Rasanya seperti mimpi saat aku berdiri di bawah pohon dekat patung Winter Sonata. Nami Island, tadinya aku pikir aku tidak akan pernah kesini. Tapi nyatanya? Aku disini, yah aku disini. Semua itu karena ehem Mimi. Kau tahu siapa Mimi? Dia itu makhluk yang diciptakan Tuhan seperti Ciderella dan aku Stepsisternya.


Harusnya, dimana-mana cerita Ciderella itu adalah seorang yang teraniaya. Tapi dalam kehidupan real, justru aku stepsisternya yang teraniaya :hwa . Kau tahu? Ini benar-benar kisah dramatis yang sangat mengaharukan :hwa . Seorang Nay teraniaya oleh Mimi si Cinderella.


Aku seorang Nay, kalah populer sama Mimi. Aku sadar betul, aku memang terlalu banyak kekurangan. Bahkan untuk membiasakan diri berkata aku-kamu aku harus privat sama Mimi. Mau bagaimana lagi? Aku memang terlahir dari tanah Betawi yang kental dengan bahasanya, sedangkan Mimi lahir dari tanah Jambi tapi blasteran Inggris. Wajarlah kalau bahasa Mimi lebih bagus ketimbang bahasaku.


Kau pernah nonton film india Dil Hai Tumhara? Iya disana ada Nimmi, 11-12 dengan Mimi kakak Shalu yang selalu baik hati. Mimi selalu bangga jika film itu diputar berulang-ulang. Rasanya aku ingin muntah tiap kali Mimi memuji dirinya sendiri. Kalau sudah setres begitu, biasanya aku ikut lari ngejar layangan putus, itu pun kalau ada.


Yah, sekarang aku di Korea itu semua karena Mimi. Mimi yang teramat ‘baik hati’ mengajakku masuk salah satu Universitas di Korea. Awalnya aku menolak lantaran bahasa Koreaku yang masih teramat kacau. Tapi, Tya sahabatku memotivasi agar aku menyetujui tawaran Mimi. Apalagi disana ada sosok Hyun Bin :luph . Aku benar-benar tergila-gila dengannya.


Kau tahu Hyun Bin kan? Kata Tya, dia masih ada hubungan saudara dengan Hyun Bin  Coba bayangkan jika aku bertemu dengannya, satu universitas, satu kelas waaa~ Pasti sangat menyenangkan :smile


Hari ini pun, di Nami Island aku sedang menunggu Hyun Bin.  Tya, 'Bu Pos' yang baik hati mengabarkan bahwa Hyun Bin ingin bertemu denganku. Aku jadi malu sendiri :shy , jangan-jangan Tya benar mengadu bahwa aku menaruh perhatian padanya :uhuk


“Hai Nay,sudah lama menunggu?”
“Ah Oppa,”

~Back song~

Sekian lama
Aku menunggu
Untuk kedatangganmu


“Ah tidak, aku baru saja disini,” jawabku sedikit berbohong
“Baguslah, aku kira kamu sudah lama disini,”
“Yah kalopun lame, gue pun rela Bin nungguin lu, ups” Aku menutup mulutku yang keceplosan menggunakan bahasa Betawi.
“Kamu bicara apa Nay? Apa itu termasuk bahasa Alay ciyus miapah yang kemarin dibicarakan oleh Lee Seung Gi?”
“Ah bukan, itu tadi bahasa Betawi asli Indonesia. Harap maklum ya Bin, aku tuh masih sedikit sulit kalau bicara menggunakan bahasa Korea seperti ini,”

Hyun Bin hanya tersenyum mendengar pengakuan polosku. Sebenarnya aku malu jika terus keceplosan menggunakan logat Betawi saat berbicara dengannya. Mau bagaimana lagi? Aku benar grogi dan jika sudah seperti ini, semua logat asliku keluar tanpa permisi :uhuk


"Nay, aku ingin bicara serius,"
"Bicara saja, aku siap mendengarkannya,"


Ya Allah, Hyun Bin Oppa mau mengutarakan perasaannya padaku :smile


“Begini Nay, aku tahu kamu punya perasaan khusus untukku dan aku pun begitu...”
“Jadi kamu juga suka aku?” potongku
“Iya begitulah,”
“Ya Allah... Enyak Babeh, Hyun Bin jadi pacar gue ini mah,”
“Nay? Kamu bicara apalagi?
“Ah tidak apa-apa, ini cuma ekspresi kegembiraan” :smile
“Aku suka kamu sebagai adik Nay soalnya aku dan Mimi sudah jadian,”
“Apa?” :omg
“Mimi belum memberitahukannya? Mungkin dia butuh waktu yang tepat untuk menjelaskan semua ini,”
“Oppa tidak salah pilih? Kenapa harus Mimi?”
“Harusnya kamu senang dong Nay karena aku jadian sama Mimi. Mimi itu gadis yang hebat,”
“Masalahnye, gue kagak rela sama sekali lu jadian sama Mimi. Sakit hati gua ini” :hwa
“Kamu bicara apalagi Nay?”
“Ah bukan apa-apa,”
“Bayangkan Nay, Mimi rela menolak cinta Taeyang, Jung Young Hwa, Micky Yoochun, Lee Min Ho, Shahrukh Khan, Rio Dewanto yang katanya ganteng semena-mena cuma demi aku. Yang lebih heboh lagi Nay, Mimi juga naik tower Universitas sambil berkata ‘Hyun Bin Oppa, Sarang Haeyo’ so sweet banget kan Nay?” :luph



“Ah so sweet apanye? Norak itu mah,”
“Ah kamu itu Nay, kenapa selalu logat itu yang kamu keluarkan?”
“Lho? Memangnya kenapa? Masalah buat kamu?”
“Ya jelaslah Nay. Ini perbedaan terbesar antara kamu dan Mimi. Aku itu sering kali bingung jika bahasa planetmu keluar tanpa henti, beda sekali dengan Mimi. Bahasanya sangat bisa dimengerti dan yang pasti dia selalu bisa membuatku tersenyum,” :smile
“Ah, emang dasar lu berdua ‘Freak Cople’”
“Nay lihat, itu Mimi dan Tya sudah datang,”


Aku menoleh melihat kearah yang ditunjukkan Hyun Bin Oppa. Benar, disana ada Mimi, Tya dan pacarnya. Wah~ nyesek banget ini mah :hiks . Perlahan mereka mendekat. Cerita romantis, Kissing Under Cherry Blossom :calm is nothing  :waduh


“Oppa, Nay buat kacau tidak?” ucap Mimi
“Tidak, dia jadi adik yang baik kok,”

Apa-apaan mereka ini? Pamer kemesraan? Tya hanya nyengir sambil mengisyaratkan kata maaf :peace

“Oppa, kakiku pegal nih,” rengek Mimi
“Duduklah, biar aku pijitin kakimu,” jawab Hyun Bin malu-malu

Perlahan Mimi duduk dan Hyun Bin pun membuka sepatu Mimi. OMG :omg Mimi mamerin kaos kaki yang bergambar Hyun Bin. Haduh-haduh, bener-bener nyesek hatiku ini :hiks


Aku berjalan menjauh dari mereka. Tak tahulah rasanya hati ini seperti apa. Kenapa harus Mimi yang jadi Cinderellanya? Kenapa bukan aku? Ah sudahlah, mungkin Hyun Bin memang bukan jodohku tapi jodohnya Mimi :etc


Note :
Cerita ini hanyalah fiktif dan rekayasa belaka. Bila ada nama tempat yang sama itu adalah unsur kesengajaan dari penulisnya :wek . Cerita fiktif kacau ini aku hadiahkan buat Mimi Arie seorang :uhuk . Maaf ya Mi, aku ngga bisa ngasih apa-apa dihari ulang tahunmu :smile . Maaf juga buat nama-nama yang tercantum yang sudah tak  jadiin kambing shaun hihihi :peace
Oh iya, fotonya itu ngambil dari FB sama blognya Mimi. Kalau mau, cari sendiri yah :wek