Jiah My Id

The Power of Anak Kampung

Powered by Blogger.

Bintang Kesebelas

“Yuki Kun!!!”

Aku gelagapan mendengar teriakan itu. Una Chan datang di saat yang tidak tepat. Una Chan terengah-engah membanting teropong miliknya di depan mejaku.

“Sejak kapan sepuluh bintang paling terang di jagad raya berubah jadi sebelas?”

“Sejak…,”

“Aku sudah mengamatinya berbulan-bulan dan mengerjakan teori perbintangan. Kau datang dan merusak teori tanpa permisi.”

“Tenanglah! Akan kutunjukkan bintang itu.”

Kumatikan lampu dan menghidupkan proyektor. Sirius, Canopus, Rigil Kentaurus, Arcturus, Vega, Capella, Rigel, Procyon, Achernar, Betelgeuse semua bintang bermunculan. Kuhidupkan lilin untuk penerangan.

“Mana yang kesebelas?”

“Bintangnya ada di depanku. Bahkan kesepuluh bintang itu kalah terang darinya.”


Aku tertawa, pipi Una Chan merona.

Credit
Bintang kesebelas ini :smile

Diikutsertakan dalam #FF100Kata sekaligus menjawab tantangan Mbak Una Chan :uhuk

Pelapis Baja Anti Korosi- Melapisi Sekaligus Menonaktifkan Karat

Dewasa ini Indonesia khususnya mengalami musim yang sangat ekstrim. Kadang hujan lebat, kadang pula panas hingga ke ubun-ubun. Kita sendiri sebagai manusia juga merasakan hal yang sama yaitu panas dan kulit kering. Kalau lebih jeli, bukankah benda di luar juga merasakan hal yang lebih ekstrim? Mereka terkena sinar matahari langsung hingga menyebabkan terjadinya korosi.


Korosi masih menjadi satu masalah yang sangat mengganggu dan merusak, terutama pada berbagai peralatan dalam bidang industri. Korosi sebagai peristiwa kimia yang diakibatkan oleh pengaruh cuaca, udara, angin, dan air ini akan mengurangi kualitas berbagai jenis logam yang berpengaruh pada kinerja mesin atau peralatan yang digunakan. Maka dari itu, sebisa mungkin peristiwa korosi dapat dicegah. Solusinya adalah dengan melakukan pelapisan menggunakan bahan pelapis anti korosi.


Pada umumnya jenis bahan pelapis memiliki macam yang berbeda sesuai dengan material logam yang akan dicoating. Khusus untuk jenis baja, Libratama telah menyediakan suatu produk pelapis, yaitu Drathon 56.21. Libratama sebagai perusahaan pemeliharaan mesin yang selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhan konsumen untuk semua bidang industri ini selalu memberikan produk berkualitas untuk menunjang kinerja pada sebuah mesin atau peralatan. Drathon 56.21 merupakan pelapis dengan kinerja tinggi yang diaplikasikan sebagai pencegah karat atau korosi yang aktif pada baja, terutama pada konstruksi baja yang sudah tua.


Selain itu, Drathon 56.21 juga dapat digunakan sebagai pencegah karat yang tahan terhadap cipratan, tumpahan dan uap asam, alkali, air tawar, dan air asin. Dengan produk yang memiliki tingkat perlindungan tinggi ini, menjadikannya tidak perlu untuk memadukan dengan jenis top coating lain. Namun Drathon 56.21 juga sangat kompatibel dengan berbagai jenis top coat lain. Penggunaan produk ini juga akan sangat bermanfaat untuk menonaktifkan karat, sehingga tidak akan berlembang lebih buruk.


Sebagai perusahaan industrial maintenance yang konsisten dengan berbagai perkembangan produknya, Libratama menyediakan berbagai jenis coating lainnya. Tidak hanya Drathon 56.21, tetapi juga pelapis untuk berbagai jenis logam sebagai metal repair. Selain itu, Libratama juga melengkapi dengan rangkaian produk lain, diantaranya tank linings, kompresor, battery diagnosis, ceramic coating, Chicago Pneumatic, serta peralatan listrik berstandar. Khusus peralatan listrik berstandar disediakan oleh Libratama sebagai bentuk dukungan pemerintah dalam program inspeksi listrik yang dilakukan, dalam rangka peninjauan dan mengedukasi masyarakat agar menggunakan produk kelistrikan yang aman untuk digunakan.


Nah, kalau begini kan enak. Memang manusia saja yang butuh perlindungan? Benda juga butuh yang namanya pelapis anti korosi. Kalau benda yang digunakan aman, tentu akan mengamankan diri kita juga kan?

Berani Cerita #34 : Cerita di Atas Gorong-Gorong

Credit
Aku mengambil payung dan segera berlari menuju mobil. Kutaruh plastik es krim yang baru kubeli di mini market. Aneh juga permintaan gadisku itu, ups!


Airin, gadisku meminta es krim di saat hujan seperti ini. Baiklah, dia belum menjadi gadisku. Dia, hanya seseorang yang membuatku merasa nyaman. Aku selalu memperhatikannya secara diam-diam. Dia adalah teman berbagi apapun yang kurasa. Tapi, aku hanya seorang pecundang.


Kuparkirkan mobilku di tepi jalan menuju gorong-gorong taman wisata tempat di mana Airin menunggu. Aku sengaja memintanya bertemu di sana karena sedikit jauh dari keramaian. Gorong-gorong yang masih begitu asri dengan air jernih yang mengalir di bawahnya. Hujan seperti ini, mungkin suasananya jauh berbeda. Tapi, apa mungkin dia mau menunggu?

Aku melihat seorang gadis berpayung hijau sedang menikmati air di atas gorong-gorong. Dia, Airin tersenyum kepadaku.

“Sudah lama?” tanyaku.
“Kurang lebih 30 menit.”
“Maaf.”
“Bukankah sudah biasa? Kenapa memilih bertemu di sini? Kau mau membunuhku?”

Aku menatapnya, dia lagi-lagi tersenyum.

“Bisa jadi. Kelihatannya di sini aman untuk sebuah aksi pembunuhan. Kau mau terjun atau aku yang mendorong?”
“Aku menulis clue tentang siapa yang terakhir kutemui di buku harianku. Orang tuaku pasti bisa melacaknya.”
“Oh ya? Seberapa banyak namaku kau tulis di diary?”

Airin memutar-mutar payung hijaunya.

“Sebanyak kau berbicara denganku. Tapi anehnya, kenapa kau tak pernah bersuara jika kita bersama banyak orang?”
“Itu…, aku hanya takut salah bicara.”
“Salah tentang apa?”

Aku terdiam. Dia menatapku kemudian mengalihkan pandangannya ke bawah aliran air.

Aku takut salah dihadapan Airin. Tentang bagaimana aku yang tidak bisa menahan diriku untuk terus berbicara dengannya kemudian lidah menjadi kelu, salah tingkah, tak ingin orang lain tahu bahwa aku malu.

Aku begitu terkesima dengan segala pesonanya. Jangankan untuk berbicara dengannya di depan banyak orang, memandang matanya saja aku tak mampu. Aku hanya orang dungu, hanya bisa menampilkan diriku hanya ketika bersamanya. Apa Airin juga merasakannya? Merasakan getaran yang sama?

“Rain, mana es krimku?” tanya Airin.
“Ini!” kuulurkan plastik yang membungkus es krim itu.
“Satu untukmu.” katanya.

Kubuka bungkus es krim itu. Harusnya ketika hujan, minuman yang pas adalah yang hangat. Kenapa Airin memilih es krim?

“Bagaimana rasanya Rain? Jangan bilang kau tak mau menjawabnya.”
“Em, sedikit aneh. Tapi kenapa es krimnya jadi hangat ya?”
“Mungkin karena aku. Aku juga merasakan kehangatan yang sama.”


Aku memandangnya. Kami sama-sama tertawa, menikmati es krim bersama.

BC

Notes :
Ini jawaban tantangan dari Mbak Ririn Hima Rain. Gimana nih? Puas ngga? :uhuk . Karena aku sotoy ya, mungkin ini jawabannya jika aku jadi seseorang yang maco :smile .