Jiah My Id

The Power of Anak Kampung

Powered by Blogger.

Merdeka

"Vin, gue mau ngomong sesuatu."

"Ngomong aja Nay, gue dengerin kok." jawabku sambil benerin posisi tenggeran di atas pohon jambu.

"Kita putus!"

"Apa?"

"Gue pikir lebih baik kita putus aja dari pada lu gue kalahin mulu saat adu nguber layangan. Gue malu Vin, malu!"

"Gue pikir, lu cinta mati sama gue Nay. Ternyata gue salah. Gue kecewa Nay sama lu."


Tanpa pikir panjang,  aku langsung meloncat ke bawah meninggalkan Nay yang masih terpaku di atas pohon jambu.


"Vin! Maafin gue!" ucap Nay


Gue berjalan tanpa peduli panggilan Nay. Ditanggal 17 Agustus ini akhirnya gue bebas, hore!!!

Refleksi Masa Lalu

“Empat tahun! Di Amerika tidak ada makhluk seperti kalian!” Sam mulai bercerita.

“Kenapa tidak menghubungi kami?” tanya Nita.

“Sam terlalu sibuk berkencan dengan perempuan berbikini seksi.” timpal Nara.

Mereka tertawa. Sudah terlalu lama mereka tak pernah berbagi cerita.

“Nit, di resepsi nanti kau mengundang semua teman SMA kita, kan?” 

“Tentu saja Nara, aku tidak mungkin melupakan mereka. Aku harap kau tidak mengacau, Sam?”

“Jangan bilang kau mengundang semua mantanku! OMG, Nita!”


Tawa renyah mereka membahana di ruang tamu. Mereka terkenang Sam, playboy paling digemari se-SMA.


“Setelah perayaan malam kelulusan di vila, kita sama sekali tidak pernah berhubungan lagi. Kalian ingat malam itu?” tanya Nara.

“Tentu saja.” jawab Sam dan Nita bersamaan.

“Kau dan Alex pacarmu pergi meninggalkan pesta.”

“Iya Sam. Ayah Alex kecelakaan kami ke rumah sakit.”

“Apa hal buruk terjadi?”

“Buruk, Nit! Aku melakukan kesalahan di pesta.”


Sam dan Nita memandang Nara tak mengerti. Kesalahan apa?


“Alex memintaku mencampurkan sesuatu kedua gelas minuman, sekedar lucu-lucuan katanya. Aku tak tahu siapa yang meminumnya karena pergi ke rumah sakit. Dua tahun lalu, Alex memberi tahu bahwa itu obat perangsang. Aku marah pada Alex, tapi lebih marah pada diriku sendiri. Aku harus minta maaf kepada mereka. Mungkin hal buruk terjadi setelah mereka minum minuman itu. Jadi, Sam, bisakah kau membantuku menemukan mereka dalam resepsi pernikahan Nita nanti? Nita, Kau mengijinkannya kan?”


***


Nita

Aku ingin marah, tapi itu artinya aku akan membongkar apa yang aku tutupi selama ini. Pagi hari aku terbangun di ranjang dengan tubuh telanjang di bawah selimut. Aku bahkan tak tahu apa yang telah terjadi. Rasa sakit di selangkanganku membuatku mengerti. Aku hamil dan melahirkan tanpa tahu siapa ayah dari bayi laki-laki bertanda bulan sabit di bahu kanannya. Aku meninggalkannya di panti asuhan. Aku frustasi pada laki-laki yang tega meninggalkanku sendiri. Menyetujui permintaan Nara, itu sama saja bunuh diri. Tapi bagaimanapun, aku juga ingin tahu, siapa ayah bayiku. Anakku, maafkan Ibumu ini.


***


Sam

Aku ingin marah pada Nara, tapi lebih marah pada diriku sendiri yang pagi itu pergi meninggalkan Nita di ranjang seorang diri. Aku terlalu pengecut untuk mengatakan, aku Sam, sahabatnya yang telah mengambil kegadisannya. Aku takut Nita marah, persahabatan kami hancur gara-gara kejadian yang sebenarnya tidak pernah kami inginkan. Aku memilih lari ke Amerika tanpa mencari tahu apa yang terjadi setelah Nita terbangun pagi itu. Kali ini jika aku mengakui semua, apa Nita mau memaafkanku?


***


“Bagaimana?” tanya Nara pada kedua sahabatnya.

“Ya tidak.” ucap Sam dan Nita bersamaan. Mereka bertatapan satu sama lain.

“Aku tidak yakin calon suamiku setuju dengan rencanamu.”

“Aku tidak yakin kau akan melanjutkan pernikahanmu.” Sam menimpali.

Mereka saling menatap lagi, menyimpan sejuta tanya di hati.


“Mama! Biyan akut!” 


Anak kecil sekitar tiga tahun berlari menghambur ke dada Nara. Nara mendekapnya erat. Sam terkejut bukan karena anak itu memanggil Nara dengan sebutan Mama, tapi lebih karena wajah yang begitu mirip dengan wajahnya. Sementara Nita terhenyak melihat anak dengan wajah mirip Sam dan tanda bulan sabit di bahu kanannya.


“Aku melihat kalian dalam diri Biyan. Tolong, maafkan aku!”


Notes :
Gila!!! Drama banget aku nulisnya :hwa

#writingprojectFF Kampung Fiksi

Masih MFF Idol

MFF Idol sudah berakhir, cerita MFF Idol, Aku dan Eliminasi juga sudah tertulis rapi. Lha kenapa masih MFF Idol  saja yang dibahas? Sedih gara-gara nggak menang? Ngaku!!! :uhuk . Ayo dong move on! :smile .


Aku nulis masih MFF Idol ini karena dulu dalam hati pernah iseng. Andai aku tereliminasi, aku mau nulis profil 10 besar menurut versiku. Iya, versi di mana sebatas pengetahuanku tentang mereka. Daripada aku ileran gara-gara nggak nulis, mending aku kenalin mereka satu-satu. Ingat! Ini versi aku ya :uhuk .


Pertama kita kenalan dulu sama hostnya @NafriYrrah, Harry Irfan yang beralamat di ceritaceritafiksi.wordpress.com ini asli Makassar tapi tinggal di Jakarta. Kenal Masnya ini gara-gara MFF, jelas :smile . FF dia mah biasa aja, nyatanya dia nggak masuk 10 besar :uhuk *KemudianNgumpet . Tapi terus terang, fiksimini Masnya ini keren-keren :smile .


Kedua, dewan juri yang keren-keren.


@RedCarra, Carolina Ratri setahuku tinggal di Jogja. Biasanya main di www.redcarra.com, tapi fiksinya sih mejeng di stories.redcarra.com. Awal kenal Mak Carra ini bukan dari fiksi tapi di @Warung_Blogger. Waktu itu Maknya kurang bener pas ngetwit format update di WB. Jadi deh mentionan geje pakai bahas bola :uhuk . Terus, apa musti dilanjutin ceritanya? Intinya karena sama-sama jadi peserta dipembukaan Berani Cerita, akhirnya aku gabung di Monday Flashfiction :smile .


@elmanohara, Latree Manohara katadanrasa.wordpress.com ini admin MFF. Kenal sebatas kenal baik karena beliaunya admin :uhuk . Mak Latree ini juga piawai banget soal nyanyi. Cerpen yang terbit mah udah banyak. 


@istiadzah, Isti'adzah Rohyati www.istiadzah.com. Seperti awal kenal Mak Latree, aku kenal Mak Isti juga saat gabung di MFF. Mak Isti ini lagi di Irak ikut misuanya. Kalau ada yang mau kerikil Irak, ntar aku bilangin deh :uhuk .



Ketiga, 10 besar MFF Idol 2013 :smile .


@MeliyaIndri, Meliya Indri ruangmeliya.wordpress.com. Aku kenal Mbak Meliya ini pas kita sama-sama kepilih jadi 10 besar. Walaupun katanya sudah lama gabung di MFF, tapi kan nggak semua anggota aku kenal :shy . Mbak Meliya ini asli Rembang dan dia selalu ngatain aku 'Cah Cilik' gara-gara umurku lebih muda dari dia. Resiko anak kaya aku yang tahun ini baru lulus PAUD :shy .  Oh iya, FFnya Mbak Meliya biasanya bau Jawa soalnya dia sarjana Bahasa Jawa.


@fatwaningrumNa, Na Fatwaningrum avife.com domisili Kediri. Mak Na ini hobi bagi-bagi pisang goreng *Eh. Di MFF sendiri Mak Na tugasnya bahas karya tiap hari selasa. Kadang gabung, lebih sering nggak sih :uhuk .


@yatirachmat, Bunda Yati Rachmat goodcrab-personal.blogspot.com Pamulang aku kenalnya udah lumayan lama. Awal tahun 2012 pas belajar SEO. Beberapa kali main ke blognya Bunda Yati. Akunya seneng banget sama semangatnya Bunda diusianya yang sudah tidak muda lagi :smile . FFnya Bunda juga nggak kalah keren sama peserta lain :smile .


@rindrianie, Rinrin Indrianie rindrianie.wordpress.com lebih akrab disapa Mbak Orin. Mbak Orin asli Sunda, kenal juga lumayan lama. Waktu seriusan ngeblog tahun 2011 sudah malang melintang liat blognya Mbak Orin. Mbak Orin juga aktif dalam dunia fiksi udah lumayan lama. Dulu noh Mbak Orin ikut 13 Hari FF itu :smile .


@melctra, Mel Puspita jejakmelctr.wordpress.com. Kenal Mbak Mel semenjak di MFF. FF Mbak Mel sendiri lebih ke arah horor, thriller, bikin merinding. Kadang ya pengen belajar nulis kaya Mbak Mel. Tapi ya, nonton film horor aja jarang :uhuk *NarikSelimut.


@lianny, Lianny Hendrawati liannyhendrawati.com domisili Jember. Kenal Mak Lianny juga dari MFF. Tapi lebih nggeh waktu Mak Lianny ikut GIVEAWAY DIBUKA!!! Dung tak dung tak jes! mana menang dapat novel Maya Maia lagi, nyesek :hiks . Sama yang buat GAnya, aku nggak boleh ikut  :hwa . Iyalah, aku jurinya :etc .


@Ria_MissRochma, Ria Miss Rochma mamaarkananta.blogspot.com dari Gresik ini salah satu admin Berani Cerita. Kenal ya waktu pertama kali ikut pembukaan BC :smile . Beberapa kali main ke blognya itu FFnya berjenis detektif. Tapi banyak juga kok jenis lain :smile .


@noichil, Nina Nur Arifah noichil.wordpress.com. Dokter muda yang sekarang kabarnya bertugas di Malang ini piawai banget buat FF gombal :uhuk . Aku sering terhanyut, ketawa-ketiwi. Kenal juga dari MFF :smile . Yang paling aku inget FF gombalan Mbak Nina itu pas bahas hari jum’at. Gini nih potongan katanya, “Mau jadi iman jum’atan?” “Nggak, aku mau jadi imam tiap kamu solat.” :uhuk :luph .


@sulunglahitani, Sulung Lahitani Mardinata catatannyasulung.wordpress.com Balada Guru Muda, dulu tagline blognya itu. Kalau pas jadi mahasiswa ya, Catatannya Sulung aja :smile . Kenal The Author ini sejak 2011, kenal doang pas masih main sama Mbak Denok Habibi. Uda satu ini juga hobi bagi-bagi rendang, dalam bentuk gambar :uhuk . Awalnya sih nggak terlalu ngeh kalau dia suka FF meskipun aku tahu dia tuh guru Bahasa. FF dia, keren jelas! Genrenya? Yang jelas bukan komedi atau romantic :uhuk .



Hei, kurang satu itu. Siapa? Aku @jiahjava. Baca noh About Me, gampang kan? Aku saranin jangan terlalu kenal aku, nggak baik bagi kesehatan. Ntar kalian jadi susah tidur, apalagi kalau dengar suaraku. Malah kebayang-bayang nggak jelas. Serem kan?



Yey! Akhirnya tuntas juga nulis mereka semua. Ini tuh tulisan sebatas sok kenal ya :uhuk . Kalau mau lebih kenal, kenalan sendiri :uhuk .

Cerewet

Aku sedang belajar untuk sabar. Sabar ketika ada seorang anak laki-laki yang cerewetnya amit-amit jabang bayi. Untung dia bukan adikku, kalau dia adikku, pasti mulutnya aku plester, aku ceples juga pakai staples.


Dia bilang, aku nenek lampir. Dia selalu ngomel tentang aku yang katanya jarang ibadah, pokoknya dia selalu ngerasa dia itu yang lebih baik. Terus, kalau aku solat, ngaji, ibadah harus laporan dulu sama dia? Memang dia siapa coba?


Semoga Allah selalu memberikan kesabaran untukku, amin :smile .

(Susahnya) Antri

Beberapa waktu yang lalu, luama sangat sempat baca twit dari Mbak dokter @noichil dan Mak @amma_chemist tentang antri. Apa sih hebatnya antri? Tantri Kotak mah suaranya kenceng nan nyaring. Kalau antri? Mungkin nyebelin.


Suatu ketika, pagi-pagi seperti biasa aku pergi ke pasar yang dekat rumah. Namanya juga pagi, aktifitas paling rempong sedunia. Semua ibu-ibu maunya cepat, nggak pake lama soalnya kudu masak buat sarapan atau nyiapin tetek bengek buat anak sekolah dan buat suami tentunya. 


Di situ itulah kerempongan dan kemarahanku terjadi. Meski aku bukan ibu-ibu, aku merasa nggak nerima keadilan waktu itu :uhuk . Aku antri buat beli bumbu, eh yang jualan malah duluin orang lain. Suebel setengah mati. Aku belanja kan ditungguin orang rumah juga. Sampai aku bilang kaya gini sama yang jual. Tapi langsung diterjemahin aja ke Bahasa Indonesia biar nggak roaming kalau nggak ngerti Jawa. 

“Tante, aku antri sudah dari tadi kok nggak dilayani? Jangan karena aku pembeli paling kecil, jadi yang tua-tua diduluin!”


Setelah itu apa yang terjadi?


Yang jual diam, pembeli lain juga diam. Penjual langsung layanin apa yang aku beli dan semua transaksi berjalan lagi :smile . Bagusnya, setelah kejadian itu, Penjual bumbunya duluin yang antri. Siapa yang bediri duluan di depan lapaknya, dia yang dilayani dulu :smile .


Yang paling konsisten tentang antrian itu Mbak Yanti, penjual lauk-pauk. Masakannya enak banget *Eh. Yang paling penting adalah, dia mengutamakan antrian. Pokoknya ngelayani sesuai urutan yang berdiri di depan lapaknya.


Sebisa mungkin ya, aku sendiri belajar untuk selalu antri. Dengan antri kita bisa belajar untuk sabar, tidak asal serobot. Antri tidak terlalu buruk, bukan?

(Bukan) Peran Utama

Mengikuti jejak Mbak Niar, aku juga kepincut mau nulis tentang Reza Rahadian. Reza ini lahir di Jakarta, 5 Maret 1987. Kalau sama aku, usianya pas lah :uhuk . Tahun depan aku 22, dia 27 :smile .


Sebenarnya, Reza Rahadian ini bukan aktor baru di Sisi Lain. Maksudnya Ji? Iya, jadi aku sudah beberapa kali nulis Reza, cuma beda karakter aja :uhuk . Temanku, Mbak Naya Harun itu suka juga sama Reza. Jadi beberapa cerita di All About Nay ada tokoh bernama Reza. Contohnya di cerita Valentin untuk Nay :smile .


Aku suka Reza bukan karena dia jadi peran utama di Film Ainun Habibi. Aku malah suka dia waktu main Queen Bee, pada hal di situ dia bukan peran utama :smile . Malah di Film Kirun + Adul, Reza ini jadi detektif, hooo cucok abis deh. Aku aja sampe heran, masa yang bukan peran utama malah nyedot perhatianku? Bahkan di film Perempuan Berkalung Sorban, meski pengen jewer tapi terpesona juga dengan aktingnya. Intinya, Reza ini keren karena bisa meranin berbagai karakter. Semoga sih kepribadiannya nggak random juga :uhuk .


Ya, meskipun bukan peran utama, yang penting sih aku jadi aktris utama dalam drama kehidupanmu :uhuk .

Prompt #33: Ujung Jalan

"Ojek!" panggilku pada anak kecil yang menjajakan payungnya. 


Dia berhenti di tengah jalan sementara hujan semakin deras. Aku sedikit kesal, apa yang dia fikirkan? Kenapa dia tidak menghampiriku? Kuhampiri dirinya seraya menerjang hujan yang kian deras.


Aku memegang payungnya bertepatan dengan seorang perempuan yang datang dari arah yang berbeda denganku. Sejenak kami bertatapan kemudian tersenyum memaklumi.


"Yang ngasih bayaran gedhe, dia yang boleh ngojek!" celetuk si anak ojek payung.


Kuraba saku celanaku. Lembaran Ngurah Rai satu-satunya kuserahkan pada anak itu sebelum perempuan di depanku mengambil sesuatu dari dalam tasnya.


"Ke arah mana? Kita bisa jalan satu payung berdua."


Dia tersenyum dan menunjuk arah yang sama denganku. Tuhan Maha Baik.


Kami berjalan beriringan, satu payung di tengah deras hujan. Si anak ojek payung mengekor di belakang kami dengan jas hujannya, aku tak peduli. Yang terpenting adalah rasa yang tiba-tiba merayap di relung hati. Ini pertama kalinya dan rasanya luar biasa. Aku meliriknya, dia menunduk pipinya bersemu merah. Dalam kesunyian kami seolah bicara dengan bahasa yang tak jelas definisinya.  Aku menggaruk kepalaku yang tak gatal. Bagaimana bisa hanya dengan diam, perempuan di sampingku ini mampu meluluhkan hatiku?

Credit
Di ujung jalan dia menghentikan langkah, aku mengikutinya.


"Terimakasih." ucap perempuan itu.

Aku menatapnya. Mata coklatnya, suaranya membuatku gila.

"Terimakasih atas tumpangan payungnya. Rumahku di situ, mari mampir. Suamiku pasti senang bisa berkenalan denganmu."


Aku tertawa getir. Bodohnya!

***

MFF