Jiah My Id

The Power of Anak Kampung

Powered by Blogger.

Prompt 42: Bunga Kertas

Bismillaahirrahmaanirrahiim....

Credit

Aku menatap bunga kertas dari Romeo dengan miris. Perayaan tiga tahun pacaran dan dia hanya memberiku sebuah bunga kertas. Okey tak usah barang mahal, setangkai bunga mawar mungkin itu sudah cukup. Tapi ini bunga mati. Mungkinkah dia ingin berpisah?


Bintang tak bersinar, hujan terlalu kuat, dingin, sedingin perasaanku.


Oh baby I'll take you to the sky
Forever you and I, you and I


Lagu Petra dari HPku sedikit membuyarkan kesedihanku. Romeo....


"Karin..., kamu di mana?"

"Di rumah. Kenapa?"

"Kamu belum baca pesanku?"

"Pesan apa? Seharian kamu nggak ada kabar, sekarang nelfon nanyain pesan. Tiga tahun Rom, dan kamu cuma ngasih bunga kertas. Mungkin aku terlalu berharap kita bisa terus bersama. Aku tahu kamu cuek, tapi ini sudah keterlaluan. Romeo, kamu dengar aku?"


Hening, tak ada jawaban. Kutatap HPku. Good!!! Telfon terputus. Kuremas bunga kertas dari Romeo. Air mataku menetes, bodohnya. Kurobek kertas itu dengan kasar menjadi beberapa bagian. Aku menatapnya dengan sedih. Mungkin ini sudah berakhir.


Robekan kertas itu terasa aneh. Kuambil dan kutata bagian demi bagian menjadi kertas utuh. Great!!! Ada gambar logo Kafe Elang, cafe terbuka seperti taman tempat pertama kali aku dan Romeo bertemu.


Kutembus hujan menuju Kafe Elang. Aku terengah, kafe terlihat sepi.


Aku masuk ke dalam kafe. Kuhampiri Romeo yang menunduk dengan pakaian yang sudah basah.


"Maaf."

"Karin. Aku pikir kamu tidak datang."

"Itu salahmu. Kenapa nulis pesannya di bunga kertas, aku pikir...,"

Romeo memelukku sebelum aku menyelesaikan kalimatku.

"Maaf, aku pikir itu romantis. Tapi ternyata aku bodoh. Happy anniversary." katannya.

Aku menatap Romeo dengan senyum malu-malu. Wajah kami berdekatan kemudian bersin bersamaan.


MFF


Notes:
Nggak ngetwist lalala :uhuk . Sudah semenggu lebih aku bersin-bersin *CurCol :uhuk .

Beda Standar

Bismillaahirrahmaanrrahiim....


Kemarin aku bengong, iseng ngayal. Aku duduk  di bus sambil baca novel. Teman sebelah kepo tapi gak mau tanya langsung. Nah kemudian dia browsing novel yang aku baca di google. Karena hayalan itulah, aku kepo juga buat browsing tuh novel di google karena kebetulan aku juga review tuh novel. Eh aku dapat sesuatu yang lucu dari pereview lain :uhuk . Saking lucunya, aku ngirim e-mail ke penulis novel tersebut.


Jadi, aku nangkapnya gini. Menurut tulisan itu, novel Y terlalu banyak narasi. Kalau aku nangkapnya, banyak deskripsi kali ya, paragraf bla bla bla. Katanya suruh banyakin show dari pada tellingnya. Errr ini nulis novel apa FF ya?


Dari situ, akhirnya aku menganalogkan. Suaraku ini rada ngedangdut tapi aku malah daftar audisi Indonesian Idol di mana juri mencari suara yang bukan ngedangdut. Kemungkinan diterima ada tapi penolakannya jauh lebih besar. Kenapa? Standar juri berbeda, selera juri juga beda. Apalagi kalau ikut American Idol? Lha Bahasa Inggris aja aku tiarap tingkat dewa :smile .


Analog lain. Satu tanganku ini bisa menghasilkan berbagai macam tulisan tangan tergantung standar pensil, pena, buku, mood, apapun bisa jadi faktor X. Bisa ditengok di diary aku yang tiap nulis hampir past beda. Intinya memang beda standar dan itu sesuatu yang lumrah nggak perlu diambil pusing.


Aku aja sukanya romantic komedi nggak terlalu suka fantasi. Kalau aku bilang sama pecinta fantasi dan fantasi itu jelek, digampar aku. Tapi kalau Secret  Gargen aku suka :uhuk . Selera kan ya? Kataku sambal Padang itu nggak enak, enakan sambal trasi buatanku. Terserah aku dong ya mau ngomel apa :wek .


Maafkan aku membuatmu tak suka
Karena aku tlah denganmu
Bukan maksudku membuatmu berfikir
Apakah aku pelarianmu saja
~Ariel Tatum Ft Ari Lasso - Karena Aku Tlah Denganmu

*Dobel Ari :uhuk >>> Adakah teori tentang Larangan Memakai Nama yang Sama untuk Duet? :smile


Intinya dari tulisan ini itu apa?


Intinya, aku harus move on dari Dude Harlino. Yah, mungkin standar istri buat Dude itu Alyssa bukan aku. Standarku sekarang naik lebih dari Dude huahaha :uhuk .