Jiah My Id

The Power of Anak Kampung

Powered by Blogger.

Percaya Sama Tuhan, Bukan Padaku

Bismillaahirrahmaanirrahiim....

Kadang saya itu bingung, kenapa ada saja yang mau percaya sama saya? Bukan karena saya penipu. Hanya kadang apa yang mereka percayakan itu berat di mata saya.

Teman, sahabat saya, pernah saya tanyai perihal naskah novelnya. Apa tidak apa-apa kalau saya baca dulu? Tidak kuatir saya mungkin hilaf mengambil karyanya? Dia pun menjawab. Katanya dia percaya sama saya. Spontan saya menjawab, percaya itu sama Tuhan, bukan padaku.

Beberapa waktu kemudian ada teman lagi yang mengirim naskah calon novelnya. Saya baca, bantu apa-apa yang saya tahu.

Kembali saya bertanya pada diri saya. Siapa saya? Saya belum menelurkan novel satu pun. Kenapa dia percaya sama saya? Hanya Tuhan dan dia yang tahu.

Yang jelas, terima kasih atas kepercayaan kalian. Sebisa mungkin saya akan menjaganya. Saya merasa istimewa karenanya. Di dunia ini akan semakin sedikit orang yang bisa dipercaya. Tapi ingat, jangan pernah pudarkan kepercayaan kita pada Tuhan.

:hai

Jendela Rumah Jiah

Bismillaahirrahmaanirrahiim....

Sisi Lain adalah rumah saya dan saya punya jendela baru. Saya menyebutnya Jendela Rumah Jiah. Di sana adalah tempat saya mereview buku-buku yang saya baca.


Dulu ketika membaca buku saya jarang mereview. Seringnya di halaman belakang buku saya beri notes satu dua kalimat kesan yang saya dapat dari buku tersebut.


Semakin ke sini, niat untuk membuat perpustakaan pribadi menggebu. Buku saya yang tidak seberapa itu sering kali saya lupa apa jalan ceritanya. Maka dari itu saya mau mereview dan menuliskannya di Jendela Rumah Jiah.


Hal ini saya lakukan untuk berterima kasih pada teman yang mau membagi bukunya secara gratis pada saya. Terima kasih karena memenangkan saya dalam kuis ataupun Giveaway. Terima kasih karena harga diskonannya.


Bukankah membahagiakan bila apa yang kita berikan dihargai, dimanfaatkan orang yang kita beri?


Doa saya, semoga saya bisa sedekah juga seperti mereka yang sudah mau bersedekah kepada saya. Sekali lagi terima kasih :smile.

Benda (Tak) Penting Saat Jalan




Bismillaahirrahmaanirrahiim....

Traveling, jalan-jalan, siapa sih yang tidak suka? Saya yang ndeso dan tidak hafal jalan ini senang sekali kalau ada yang ngajakin jalan-jalan. Ho iya! Saya sebenarnya masih punya hutang post cerita jalan-jalan saya satu tahun lalu ke Jogja. Di sini saya tidak cerita itu, tapi cerita barang bawaan saya :uhuk.

Jujur, saya ini orangnya rempong kalau mau jalan. Ada saja benda kurang penting yang mau dibawa. Jauh lebih mudah sebenarnya kalau jalannya pakai motor, semriwing dan tidak bikin mabok. Paling kaki semutan pinggang pegel :uhuk.

Ada 3 benda wajib yang nongkrong di tas saat saya jalan. Di sini jalannya agak jauh ya, ke luar kota Jepara plus naiknya bukan motor.

1. Obat-Obatan

 
Sakit? Oh No! Tidak ada seorang pun yang mau sakit, maunya sehat terus. Obat yang saya bawa biasanya obat mual, obat sakit kepala. Alasannya sih karena saya mabok :uhuk. Obat itu biasanya membuat ngantuk. Jadinya mending tidur daripada mual, muntah :smile. Mungkin kalau saya kecelakaan #Amit2 #SemogaSelamat, saya tidak tahu urutan kejadiannya wong saya lebih banyak tidur :uhuk.




Kresek ini buat bungkus kepala saya :jiah. Bukan ding :wek. Sudah minum obat tapi masih mual? Siapin kresek! Kali saja ada batu akik yang nyumpet tenggorokan :uhuk. Selain persiapan untuk mual, kresek juga bisa digunakan untuk menyimpan sandal atau apapun.

3. Minum

Minum ini semacam fardu 'ain. Makanan tak ada, tidak masalah yang penting minuman ada. Jaga-jaga saja wong saya juga khawatir kalau dikasih minuman sama orang. Yang lebih penting itu hemat. Jujur saja, minuman di tempat wisata itu harganya lebih. Waktu ke Bali dengan gajenya saya bawa minum 1 liter lebih. Padahal di bus travel sudah diberi minum, mampir ke rumah makan juga. Waktu ke Jogja hampir bawa 2 liter. Kakak saya yang ngomel hingga akhirnya saya kurangi 1 liter. Saya memang doyan minum. Kadang saya pikir, kenapa tidak sekalian bawa galon ya? Ini saya mau jalan-jalan apa pindah rumah?

Saya tahu bawaan saya tidak elit sama sekali, cenderung tidak penting bagi orang lain. Lha di sini siapa yang jalan? Siapa yang butuh? Saya kan? Bukan situ :wek

Sebagai seseorang yang suka jalan tapi kondisinya mabok perjalanan, saya kan harus prepare. Saya harus bisa mandiri, jaga diri dan sebisa mungkin tidak merepotkan orang lain.

Kalau jalannya sama keluarga, ada yang mijetin tengkuk. Lha kalau jalan sendiri di kendaraan umum? Semua urusan saya tanggung sendiri. Meskipun maboknya tidak sering-sering banget. Minyak angin tidak bawa? Tidak. Saya kalau jalan dan bau minyak angin malah tambah mual :uhuk.

Bagi saya, tidak penting berapa harga atau tidak elitnya benda yang saya bawa. Yang penting benda itu saya butuhkan dan bisa menyelamatkan saya saat perjalanan jauh.

"1st GA - Benda yang Wajib Dibawa Saat Jalan-Jalan"