Jiah My Id

The Power of Anak Kampung

Powered by Blogger.

Dear Mbak Nay

Bismillaahirrahmaanirrahiim....

Hai Mbak Nay. Bagaimana harimu? Deg-degan kah? Aku rasa iya. Aku sengaja tidak memberi gangguan karena aku ingin kau menikmati masa singlemu bersama keluarga.

Masih ingatkah saat pertama kita bertemu di dunia maya?

Dulu saat pertama kali aku memutuskan menulis di blog, kau adalah orang pertama yang memfollow Sisi Lain. Padahal kita tidak saling kenal. Tapi gara-gara nama Naya Belo/Naya El Betawi, jujur membuatku penasaran.

Di blogmu kau selalu menulis dengan bahasa Betawi karena kamu memang dari sana. Ada saja cerita yang membuat pembacamu tersenyum apalagi kalau menyangkut Vino G Bastian.

Sayang, entah karena hal apa kau menutup blogmu. Aku sempat kehilanganmu. Beruntung karena Mbak Tya, aku bisa mendapat nomormu dan akhirnya kita bisa saling berkabar.

Dan karenamu, di Sisi Lain aku membuat label All About Nay. Cerita fiksi tak seberapa tentang seorang Nay. Sayang sekarang aku belum membuatnya lagi.

Kini waktu berlalu, kita sudah berbeda. Aku harap walaupun kita sampai hari ini belum bertemu, semoga kita masih tetap berteman baik. Dan ya, semoga Allah meridhoi kita bertemu.

Dan hari ini, apa masih deg-degan juga? Bagaimana akad nikahnya? Kau bahagia kan?

Selamat menempuh hidup baru. Semoga menjadi keluarga sakinah, mawaddah, wa rahmah. Dikaruniai anak-anak yang soleh-solehah.

Maaf karena tidak bisa menghadiri pernikahanmu. Dan ya hanya ini yang bisa kuberikan. Semoga kau selalu bahagia, begitu juga kita semua.

:hepi :hai

Percaya Sama Tuhan, Bukan Padaku

Bismillaahirrahmaanirrahiim....

Kadang saya itu bingung, kenapa ada saja yang mau percaya sama saya? Bukan karena saya penipu. Hanya kadang apa yang mereka percayakan itu berat di mata saya.

Teman, sahabat saya, pernah saya tanyai perihal naskah novelnya. Apa tidak apa-apa kalau saya baca dulu? Tidak kuatir saya mungkin hilaf mengambil karyanya? Dia pun menjawab. Katanya dia percaya sama saya. Spontan saya menjawab, percaya itu sama Tuhan, bukan padaku.

Beberapa waktu kemudian ada teman lagi yang mengirim naskah calon novelnya. Saya baca, bantu apa-apa yang saya tahu.

Kembali saya bertanya pada diri saya. Siapa saya? Saya belum menelurkan novel satu pun. Kenapa dia percaya sama saya? Hanya Tuhan dan dia yang tahu.

Yang jelas, terima kasih atas kepercayaan kalian. Sebisa mungkin saya akan menjaganya. Saya merasa istimewa karenanya. Di dunia ini akan semakin sedikit orang yang bisa dipercaya. Tapi ingat, jangan pernah pudarkan kepercayaan kita pada Tuhan.

:hai

Jendela Rumah Jiah

Bismillaahirrahmaanirrahiim....

Sisi Lain adalah rumah saya dan saya punya jendela baru. Saya menyebutnya Jendela Rumah Jiah. Di sana adalah tempat saya mereview buku-buku yang saya baca.


Dulu ketika membaca buku saya jarang mereview. Seringnya di halaman belakang buku saya beri notes satu dua kalimat kesan yang saya dapat dari buku tersebut.


Semakin ke sini, niat untuk membuat perpustakaan pribadi menggebu. Buku saya yang tidak seberapa itu sering kali saya lupa apa jalan ceritanya. Maka dari itu saya mau mereview dan menuliskannya di Jendela Rumah Jiah.


Hal ini saya lakukan untuk berterima kasih pada teman yang mau membagi bukunya secara gratis pada saya. Terima kasih karena memenangkan saya dalam kuis ataupun Giveaway. Terima kasih karena harga diskonannya.


Bukankah membahagiakan bila apa yang kita berikan dihargai, dimanfaatkan orang yang kita beri?


Doa saya, semoga saya bisa sedekah juga seperti mereka yang sudah mau bersedekah kepada saya. Sekali lagi terima kasih :smile.