Jiah My Id

The Power of Anak Kampung

Powered by Blogger.

Akhir dan Awal Tahun di Alun-alun Jepara

Bismillaahirrahmaanrrahiim....

Apakabar semua?! Kayanya baru kemarin tahun baru hijriyah, eh sekarang sudah tanggal 10 lebih. Ada yang merasa horor kah di bulan Suro?

Masuk bulan Muharram alias tahun baru dalam Islam biasanya identik dengan yang berbau magis. Banyak orang yang menyebut waktu ini terutama tanggal 10 kemarin adalah saat yang tepat untuk mandiin 'Gaman'. Tapi saya tidak akan bicara itu. Saya cuma mau cerita saat akhir dan awal tahun kemarin.


Biasanya di tahun-tahun lalu saya dan orang-orang kampung pergi ke Musola. Kita baca Yasin, dzikiran lalu doa bersama akhir tahun. Untuk tahun ini beda. Saya sama Sinta pergi ke Alun-alun Jepara.

Ngapain sih di sana?

Di sana ya sama saja, doa bersama gitu. Tapi anak-anak Qiroati, Yanbu'a pada datang dari berbagai desa di Jepara. Awalnya si Sinta ngajak orangtuanya. Tapi karena mereka cape, akhirnya berangkat sama saya deh!


Dari rumah berangkat jam 4 sore lalu mampir ke tempat lain dulu. Sekitar setengah 5 lebih sudah sampai di area Alun-alun. Kebetulan ketemu sama Guru TPQnya Sinta. Ya udah, ngekor aja sama beliau.

Acaranya sudah dibuka. Waktu duduk di tikar, Kak Kempo, seorang pendongeng mulai ngajakin anak-anak bercerita. Sejauh yang saya lihat, Sinta dan anak-anak lain sangat menikmati ceritanya. Cerita Islami yang cukup simpel.


Waktu mulai sore. Saya nanya sama Sinta, nanti setelah doa akhir tahun mau pulang atau ikut solat Magrib di Alun-alun? Dia bilang mau tinggal. Jadinya saya pergi ambil wudhu dan beli makanan buat dia.

Doa akhir tahun pun mulai. Setelah itu adzan magrib berkumandang. Iqomah dan kami solat berjama'ah di lapangan luas. Ini juga kali pertama buat saya. Rasanya, sejuk berangin!


Setelah solat dan dzikir, kami doa awal tahun. Acara dilanjutkan dengan khataman Alquran dan anak-anak mulai bubar buat main dan jajan. Katanya nanti juga ada kembang api.

Berhubung di kampung sedang ada kematian di dua tempat, saya pikir untuk pulang sebelum Isya'. Setelah nganter Sinta jajan, saya tanya apa dia mau pulang? Katanya terserah saya. Jadi kita pulang.


Ternyata justru drama ini baru dimulai!!!

Sampai di rumah, Sinta ngambek. Padahal sepanjang jalan naik motor dia oke. Saya pikir karena batal main di Taman Kerang. Masih manyun, saya pun nunggu hatinya adem.

Setelah beberapa saat, akhirnya dia ngamuk gara-gara mau lihat kembang api. Alah Nduk! Wong dengar suaranya aja takut kok sok-sokan lihat kembang api. Saya lupa bahwa ketika perempuan mengatakan terserah, artinya adalah kebalikan. Hadeuh!

Ya begitulah akhir dan awal tahun baru kemarin. Semoga tahun ini lebih baik dari tahun kemarin ya! Bagaimana dengan tahun baru kalian? Share ya!

Sampai jumpa. Happy blogging!

15 comments

Marfa Umi said...

Waaah menyenangkan sekali doa bersama :3 kalo malemnya pasti banyak jajanan gitu ya Kak. Wahaha, padahal sesama perempuan, tapi lupa kalo terserah itu kebalikan XD ya ampun padahal masih kecil XD

Zefy Arlinda said...

itu masih kecil ngambeknya sudah pake cara dewasa hihi...si dedek pasti lucu deh mbak
terserah, salam dengan dedeknya mbak

Ririe Khayan said...

Iya ya, biasanya kalau saya bilang terserah, sebenarnya prefer mau pilih opsi yg sebaliknya tp pakeweuh mau bilang.

Selamat tahun baru hijriyah, semoga semuanya bisa lebih baik dan berkah. Aamiin.

Tira Soekardi said...

oh gitu ya. jd kalau terserah artinya mau ya

HM Zwan said...


Aamiin
Kalo di daerahku ada acara pawai obor keliling sambil sholawatan..

April Hamsa said...

Senangnya merayakan pergantian tahun sama2
Owalah kirain udah lelah dan ngantuk rewelnya, tennyata krn pengen liat kembang api hehe.

Nova Violita said...

Dulu waktu kecil ada perasaan takut tentang malam 1 suro..

Tapi sekarang nggak lagi..lebih kepada 1 Muharram..karena suro kan adat Jawa..., Ya cuma kebiasaan dan ada yg mitos..

unggulcenter said...

terserah!

hahaha.. kalau pria terserah ya emang terserah yak

Liza said...

wah di jepara ada pesta kembang api juga ya kalau tahun baru hijriah? keren

Dian farida ismyama said...

Wah pengalaman nih nanti kalau punya anak sudah jago, hehe.

vira elyansyah said...

Di tempatku juga ada doa bersama, kemudian dilanjut dengan pawai obor keliling kampung bersama anak-anak pengajian :)
Riweh sih cuma seneng aja ngeliat adek" pada antusias :)

Diah Kusumastuti said...

Hahaha.. Jiah... Kurang panjang ceritanya!
Btw aku kok fokusnya ke pipi bulat si Sinta, ya. Salam ya, jangan ngambekan :)))

Farhandika Mursyid said...

Enak juga ya bisa merayakan pergantian tahun baru bersama-sama. Jadi ingat, zaman dahulu juga hidupku selalu penuh dengan drama saat ada acara keluarga, ada yang ngambek lah, rewel lah. Macam-macam.

Widya Herma said...

Selalu ada cerita seru untuk diceritakan ya mbak hehehe apalagi kalo inget masa-masa menyebalkan, kalo dikenang lagi rasanya berubah jadi sesuatu yang bisa ditertawakan. Yg tentang pesta kembang api itu kok aku jadi ikutan ngakak ya mbak, yg tntg ngambek, padahal ngambeknya karena ga liat kembang api hehehe

unggulcenter said...

Belum pernah ke Jepara.. nanti kalau kesana mau cari Jiah ah, mau nanya2 drakor dan kawan2nya.. cyus!