Jiah My Id

The Power of Anak Kampung

Powered by Blogger.
Showing posts with label Menulis. Show all posts
Showing posts with label Menulis. Show all posts

Pengarang yang Menginspirasi Menulis

Bismillaahirrahmaanirrahiim.... 

Pernah tidak kamu bertemu seseorang orang yang akhirnya menginspirasimu untuk melakukan sesuatu? 

Halo! Apa kabar semua? Semoga tetap sehat dan juga bahagia ya! Kali ini saya sedang mengikuti One Week One Post part 1. OWOP ini dibuat di grup WA Warung Blogger dan dilakukan seminggu sekali dengan tujuan seru-seruan biar blog bisa terisi kembali. Untuk Tema pertama yaitu Pengarang yang menginspirasi kehidupan kita. Maka saya ambil Pengarang yang menginspirasi saya untuk menulis cerita karena menulis sudah menjadi bagian hidup saya.

Selamat Ulang Tahun AMJ yang Pertama

Bismillaahirrahmaanirrahiim....
Tanggal 09 Januari 2016, AMJ (Akademi Menulis Jepara) merayakan ulang tahun yang pertama. Sebenarnya ulang tahunnya itu tanggal 10, tapi atas kesepakatan bersama maka acara dilaksanakan hari Sabtu sesuai jadwal pertemuan AMJ. Jauh hari saya sudah diwarning untuk datang. Bagaimanapun saya pernah jadi bagian komunitas menulis ini. Saya rindu berbagi ilmu menulis dengan anak-anak AMJ. Sayang karena harus bekerja, saya melewatkan pertemuan AMJ setiap Sabtu.

Berbekal ijin bolos kerja setengah hari, akhirnya saya datang juga untuk mengobati rindu. Jam satu saya pulang ke rumah, bersiap-siap lalu berangkat naik motor ke Perpustakaan Daerah Jepara. Di jalan motor sempat mati. Wuih deg-degan aja wong saya nggak tahu dunia permotoran. Tiap naik motor itu modal helm SNI, jas hujan, kadang lupa STNK, dan SIM belum punya, hihihi. Setelah ngotak-atik dikit, alhamdulillah motor hidup dan bisa selamat sampai tujuan.

Kampus Fiksi Semarang 2015

Bismillaahirrahmaanirrahiim....
Menyambung cerita saya di KetikaAnak Kampung pergi ke Kota, tujuan saya ke Semarang waktu itu adalah untuk menghadiri Kampus Fiksi yang diadakan oleh Diva Press @KampusFiksi. Pada pertemuan kemarin, 29 November 2015 kita membahas tulisan non fiksi.
Bagian pertama adalah kuis. Karena saya telat, jadi saya hanya ikut beberapa soal. Setelah itu, dari Mbak Qurotul A’yun @ayunqee memberikan pelajaran tentang self editing. Apa itu?
Self editing adalah membaca ulang keutuhan tulisan dan kelayakan naskah. Alasan kenapa harus mengedit agar memperbesar peluang naskah diterima, memperkecil kesalahan. Saat naskah kita bagus, maka mengeditnya akan semakin teliti.
Landasan mengedit ada 3, yaitu: KBBI, EYD, Selingkung atau aturan lokal yang dibuat penerbit, dan setiap penerbit tidak selalu sama.
Apa sih yang harus diedit?
  •   Isi dengan membaca ulang, validitas, sara, sarkas dan jangan lupa riset.
  • Fokus dengan tema/ judul tulisan, jangan melebar. Di sini lah kita butuh yang namanya kerangka tulisan atau outline.
  • Pola  kalimat (SPOK) dengan menghindari kalimat ambigu agar tidak multi tafsir.


Sistematika penulisan
  •  Naskah sistematis, disajikan runtut. Biasanya menggunakan piramida terbalik.
  •  Jangan mengulang materi.
  •  Pembahasan berbelit dan berulang membuat bosan.
  •  Jika tulisan cukup 200 halaman, jangan diperpanjang menjadi 300 halaman.

Dalam proses editing, kita tidak boleh lupa dengan yang namanya diksi/pilihan kata. Yang perlu kita perhatikan antara lain:
  • Diksi sesuai KBBI. Jangan membuat KBBI tandingan.
  •  Jangan menggunkan diksi yang maknanya bertentangan dengan KBBI. Contoh: Kau acuhkan aku. Padahal arti acuh = peduli.
  •   Jangan bakukan kata berdasarkan asumsi, istilah sendiri. Contoh: Mangkel jadi mangkal.
  •  Jika ada istilah asing, gunakan footnote. Jika ada padanan bahasanya, lebih baik gunakan itu.
  • Penggunaan tanda baca dan kapital berpengaruh pada kalimat. Contoh: “Ayo bikin sate Ana.” Yang betul, “Ayo bikin sate, Ana.”


Memasuksi sesi utama, kita diajari pengetahuan tentang Prinsip-prinsip Pokok Menulis Esai, Artikel, nonfiksi oleh Pak Edi Akhiles (Edi Mulyono), CEO Diva Press.
Pramenulis:
  • Menabung dan memilih ide (Kegelisahan intelektual). Bisa dari bacaan, perenungan, pengamatan, dan aktualitas.
  • Mastering (Penguasaan mainstream)makin detail makin kuat.
  • Panjakan landasan teori yang hendak digunakan untuk membedah ide.
  • Memahami common sense (titik temu) dan proposisi (benang merah dari berbagai teori).
  •  Outline/kerangka tulisan.
Saat menulis:
  •  Buat opening yang memikat.
  •  Runtut, sistematis antar kalimat.
  • Disiplin outline.Bisa juga memberi selipan dari tokoh terkait.
  • Teknik analisis serupa dengan orang yang hendak naik gunung. Menanjak, puncak, menurun.
  • Akhiri dengan kalimat impresif, menghentak, menggugah dan berkesan dalam hati.

Pasca menulis:
  • Endapkan tulisan.
  •  Self editing.
  • Pertajam hal-hal yang kurang.
  • Perkaya diksi
  • Kirim ke media yang diinginkan.
  • Good attitude.

Problem umum dalam menulis:
  • Menulis dari ruang kosong, miskin ide.
  • Metodologi (cara berpikir) mencakup urusan pendekatan/perspektif dan kerangka/landasan teori bedah ide tulisan.
  • Memahami karakter media/pembaca yang disasar.
  •  Terjebak gaya kliping.
  • Tidak buat outline
  • Tidak diendapkan
  • Tidak sabar menempuh proses kreatif
  • Sombong atas kemampuan sehingga abai untuk berdoa.

Materi di atas merupakan hal yang saya dapat ketika mengikuti Kampus Fiksi. Walaupun pembahasannya non fiksi, tapi bisa juga dijadikan pelajaran ketika menulis fiksi. Walaupun Cuma ngarang, logika dalam fiksi juga dibutuhkan.
Tiga jam ternyata singkat banget. Meski harus bersusah payah ngebis dari Jepara ke Semarang sendirian, rasanya tetap senang karena bisa mendapat pelajaran yang akan saya gunakan sampai mati. Oh iya, dari acara ini saya juga ketemu teman baru seperti Mbak Arina dan Mbak Ika yang sama-sama seorang blogger.
Terima kasih buat semua team Kampus Fiksi, Mbak Susi, Mas Catur, Mas Syaiful yang rela ikut telat karena nunggu saya. Pak sopir Trans, bis dan angkot yang saya tumpangi. Dan kedua orangtua saya yang pusing setengah mati karena anak gadisnya suka ngilang sendiri.

Doa saya, semoga tahun depan bisa ikut lagi. Rencananya nanti bukan hanya materi, tapi kita langsung praktek menulis fiksi. Peernya, saya harus punya laptop jika mau ikut Kampus Fiksi lagi. Nabung setahun euy!!! Kalau sampai tak ada Kampus Fiksi, salahkan saja Jokowi! #Eh. Saya yakin, Pak Jokowi mendukung kreatifitas anak negeri.

Sampai jumpa lagi!!!!

Cinta untuk AMJ

 

 

 

Bismillaahirrahmaanirrahiim....

Cinta itu universal. Banyak sekali cara mengungkapkan cinta salah satunya dengan menulis.

Tanggal 14 Februari 2015 lalu, anak-anak AMJ mengungkap rasa cinta ala mereka.

Rindu pada kalimat dalam pembicaraan penulis-penulis Jepara, itu akan terkenang dalam buaian hati. Ini bukan mimpi, tapi jalan menuju singgasana.
Salam rindu di hari valentine
ucapan dan setitik ucapan terucap hanya berkarya
Ahmad Miftahul Ulum

Aku menyukai AMJ walaupun baru pertama kali ikut dan ingin terus ikut. Ada di sini untuk hari sabtu esok dan sabtu-sabtu esok lainnya.
Shely

Awal dari ajakan menjadi menyenangkan
Alfina Nurma Nadya

Saya bingung mau nulis apa. Tapi semoga saja AMJ anggotanya bisa bertambah.
Sinta kumalasari

Ini pertama kali saya mengikuti Akademi Menulis Jepara. Tetapi saya sudah merasa sangat nyaman di sini. Mungkin karena bertambahnya teman.
Adel

Aku berkelana, mencoba mencari jalan yang penuh makna
Hingga kutemukan jalan itu...
Tidak tahu rasanya, entah apa menariknya
Hanya satu
Aku "nyaman" ...
#AMJ
Wahyu Krisnawati

Semoga dapat menjadi ispirasi serta wadah bagi penulis atau tulisan khususnya di Jepara, mengingat masih minimnya pengetahuan atau info tentang kumpulan seperti ini. Selalu semangat berekspresi lewat tulisan buat teman-teman AMJ.
Rita Setia

Berawal dari ketidak sengajaan
Menjadi rutinitas di hari sabtu bersama AMJ
Vena

Hanya beberapa kata yang bisa aku katakan
Mungkin hanya sebuah kata berarti sempit
Aku ingin AMJ selalu menjadi yang terbaik
dan beranggotakan orang yang solid
Nana Nadia Sofiarani

Apa yang saya pikirkan?
Apa yang saya pikirkan benar
Putri Pratiwi

Satu, dua, tiga
Selangkah dua langkah
Bersama asa yang terkembang
Senantiasa bersama kasih dan cinta
untuk AMJ Jepara...
Innocento Dyah Nurmala

Tulis saja! Apa yang ingin kamu tulis.
Rizqi Farid Maulana

Awal aku tersesat
Tapi bukan di jalan
Di sebuah organisasi
AMJ itu organisasinya
Satu, dua, hingga tiga hari
Aku mengikuti dan merasakan
Semakin lama kuberkelana
Semakin kucinta akan AMJ
Tersesat dan kucinta
Itulah ungkapanku
Khaiziz Sa'diyah

Menulislah jika kamu ingin abadi
Menulislah jika kamu ingin dikenal dunia
Menulislah jika kamu ingin mengenal dunia
Sinna Sa'idah Az-Zahra

Ada cinta yang terselip
Ada rindu yang membekas
Sinar harapan berkelip
AMJ kau tak ingin kulepas
Jiah

Selamat mengungkapkan cinta :luph

 
 
 
 
 
Foto by: Sinna

Akademi Menulis Jepara

Bismillaahirrahmaanirrahiim....

Akademi Menulis Jepara atau AMJ merupakan komunitas belajar, wadah bagi penulis, calon penulis di kota Jepara Jawa Tengah. AMJ terbentuk dari usul Mbak Rossa kemudian didiskusikan dengan Mbak Ella Sofa, Mas Kartika Catur dan Mas Adi Zam Zam.

Akhirnya pada 10 Januari 2015 bertempat di Perpustakaan Kabupaten Jepara AMJ diresmikan. Sayang, ketika itu saya masih belum tahu infonya :smile. Setelah itu barulah Mbak Rossa colek-colek saya karena dia pikir saya sudah tahu. Di minggu kedua, akhirnya saya ikut.

Kelas AMJ diadakan setiap sabtu pukul 14.00 hingga 16.00 di perpustakaan Kab. Jepara. Materi yang diajarkan seputar dunia menulis dan juga sharing-sharing santai. Pematerinya ada Mas Catur, Mbak Ella, Mas Adi, Mas Syaiful dan masih banyak lagi penulis, wartawan, sastrawan Jepara dan saya baru kenal mereka :jiah.

Bagi saya sendiri, dengan adanya AMJ membuat saya mengenal banyak penulis Jepara. Kita bisa saling berbagi banyak hal karena kelas AMJ terbuka untuk umum, mulai dari anak SD sampai mahasiswa pun ada.

Nah! Kalian mau bergabung dengan kami? Hayuk datang ke perpustakaan Jepara tiap hari sabtu. Jangan lupa ya :smile. Sampai jumpa :hai.

Nulis Cakap, Job Review Kudapat

Bismillaahirrahmaanirrahiim....

Tidak bisa dipungkiri menulis di blog membawa dampak positif bagi saya. Dengan menulis otak saya dipaksa untuk berfikir sehingga terasah. Walaupun begitu saya sangat menikmatinya. Dari menulis, saya juga mendapat pundi-pundi hadiah #Dulu. Dari sanalah akhirnya job review datang.

Pertama kali mendapat job review itu ditawarin teman. Ditanyain berapa page rank blog Sisi Lain. Setelah e-mailan dengan pihak yang memberi job tentang syarat dan ketentuan apa yang harus saya kerjakan, akhirnya saya menulis job review untuk yang pertama kali.

Post job review pun terbit. Setelah itu saya laporan via e-mail link postingan yang saya buat. Beberapa waktu setelah postingan saya diteliti, akhirnya fee pun datang.

Dari pihak pemberi job tadinya mau bayar via paypall. Berhubung saya belum punya, akhirnya fee ditransfer lewat rekening. Dasar sayanya ndeso karena baru punya rekening, dapat transferan itu We O We wow banget. Lumayanlah buat beli kebutuhan keluarga sama perlengkapan rumah tangga.

Saya sadar ternyata mendapat job review itu enak. Sama enaknya kalau dapat hadiah buku-buku de el el :uhuk. Mulailah saya meningkatkat tulisan dan tentunya tebar link supaya page rank saya naik. Iseng lagi saya sengaja cari job review. Dapat? Alhamdulillah hehe :smile.

Saya tahu, dibandingkan blog lain dari segi tulisan, page rank maupun alexa rank, Sisi Lain belum ada apa-apanya. Tapi ketika blog kita berhasil dapat job, saya rasa itu adalah sesuatu yang keren. Kenapa keren?

Yang namanya orang memberi pekerjaan, tentunya melihat siapa yang akan mengerjakan. Masa sih? Iya dong :uhuk. Hal yang perlu kita perhatikan supaya bisa dapat job review antara lain:

1. Blog yang punya ranking dan alexa rank mumpuni.

Tidak semua blog bisa mendapat job. Job diberikan kalau blog kita punya ranking atau paling tidak blog kita populer. Masa iya blog sepi komentar dan jarang blogwalking isi satu postingan di kasih job? Tidak mungkin kan? Ingat tujuan job review itu membuat web/apapun yang kita review terkenal. Cara meningkatkan rank antara lain: blogwalking, tebar link, sering posting dan share tulisan. Coba deh tanya Suhu Google!

2. Bisa mengolah kata dengan baik.

Untuk pengolahan kata, selain bakat dalam menulis kita juga harus sering menulis. Dengan banyak menulis, mau tidak mau kita juga belajar bagaimana merangkai kata yang baik dan bisa dipahami orang lain. Kalau kita sudah bisa seperti itu, orang tidak akan malas membaca karena tertarik dengan apa yang kita sampaikan. Coba bayangkan kalau kita menggunakan bahasa alay? Bahasa Vickynisasi yang entah artinya apa. Siapa coba yang akan tertarik?

3. Siapa cepat dia dapat.

Page rank oke, bahasa oke, apa lagi?

Setahu saya, untuk dapat job review kita juga butuh yang namanya kecepatan. Kita harus sadar diri bahwa blog keren itu banyak sekali. Kalau kita tidak cepat, bye bye job review.

4. Faktor keberuntungan.

Kamu sudah memenuhi 3 faktor di atas dan masih belum dapat job? Tenang, kamu mungkin masih punya keberuntungan. Tetap semangat menulis walaupun tidak mendapatkan uang. Siapa tahu tiba-tiba ada e-mail memberi tawaran job. Saya pernah? Iyes :smile.

Saya pernah mendapat job review dari e-mail pengelola salah satu toko online yang terkenal di Indonesia. Hadiahnya bukan uang, tapi voucher belanja. Rejeki, siapa sih yang mau nolak? Dari voucher tersebut saya belikan sepatu. Gaya sedikit lah soalnya biasa beli di pasar :uhuk.


Bagi saya, walaupun fee job review yang saya terima tidak banyak, saya tentu saja sangat bersyukur. Tandanya, apa yang saya tulis itu bermanfaat dan bisa menghasilkan sesuatu. Bangga tidak? Tentu saja.

Jadi, sudah pernahkah kamu mengerjakan job review? Mau job review? Tingkatkah tulisanmu! :smile :bye
"Tulisan ini diikutsertakan dalam lomba blog "Blogger dan Job Review" oleh Petrus Andre yang didukung oleh Ajeng Angelina dan Elisa Fariesta."