Aku sudah sering kali menuliskan sesosok Bu e disini. Bu e, wanita yang hebat, lebih hebat dari siapa pun. Kali ini, aku ingin menulis tentang Bapakku. Seorang lelaki yang hebat dan tangguh. Dulu, Bapak adalah orang yang cukup keras. Dengan kumisnya yang tebal, Bapak cukup terlihat garang. Sauranya keras dan juga lantang. Sering kali Bapak marah saat anak-anaknya bertengkar. Tapi aku selalu percaya, dibalik kegarangannya Bapak adalah sosok penyayang.
Ketika Aku Pergi dari Rumah, entah mengapa sosok Bapak ah yang paling ku rindukan. Bapak sedikit keras kepala, aku juga. Kami sering beradu argument dalam berbagai hal. Dulu jaman aku masih labil, sering kali ingin marah gara-gara kalah omong sama Bapak. Yah beginilah kalau dua orang keras kepala sedang beradu.
Bu e, Bapak adalah orang tua yang hebat. Bapak selalu bekerja keras untuk keluarga. Bapak selalu berperinsip bahwa anak-anaknya harus berpendidikan lebih baik darinya. Semua anak Bapak harus lulus pendidikan minimal. Pendidikan minimal disini bukan wajib belajar sembilan tahun, melainkan minimal untuk bisa masuk kuliah. Empat dari lima anak Bapak yang hidup semua telah lulus MAN. Kini tinggal adikku yang masih duduk dibangku MAN kelas X. Bagaimanapun caranya, tak peduli hutang atau telat membayar, yang penting anaknya bisa sekolah.
Sekarang, Bapak sudah tidak muda. Bapak tidak sekeras dulu lagi. Bapak jauh lebih friendly. Mungkin, semakin tua seseorang, maka sikap bijaksananya akan semakin kuat. Oh iya, yang lebih keren lagi adalah sudah tiga tahun ini Bapak berhenti merokok.
Kalau ditanya ungkapan cinta apa yang bisa ku berikan kepada Bapak jujur aku tidak tahu. Bapak bukan sosok pecinta puisi. Bapak bukan orang yang suka basa-basi. Kalau iya ya iya, kalau tidak maka tidak. Yah, ini memang bukan hari Bapak Tapi toh kapan pun kita bisa menyampaikan terimakasih untuk Bapak kita. Meskipun dia jarang di rumah, bukankah dia bekerja untuk kita? Untuk memberikan nafkah anak istrinya?
Bapak, aku tau kau tak sehebat Habibi
Yang bisa jadi presiden dan menciptakan pesawat terbang
Aku tahu, kau tak seganteng Jet Li
Yang jadi aktor musuh pun ditendang
Kau hanyalah Bapak
Bapakku yang ku banggakan
Bapak, terimakasih atas semua pengorbananmu
Terimakasih atas semua kasih sayangmu
Terimakasih atas cintamu
Maaf, sampai hari ini aku masih merepotkanmu
Dengan kekuatan doa darimu, aku percaya
Semua akan indah pada waktunya
Tulisan ini diikut sertakan dalam Lomba “Ungkapkanlah Cintamu”