Jiah My Id

The Power of Anak Kampung

Powered by Blogger.

Prompt #10: Shioban dan Kereta Kuda

Credit

"Kereta kuda hanya untuk para ratu dan penyihir." 

"Memangnya apa yang akan kamu lakukan jika aku menginginkannya?" kata Shioban sambil mendelik ke arah jin penjaga.

"Kamu bukan ratu, apalagi penyihir."

"Tapi, sekarang ini aku ratumu, jadi kamu harus menuruti semua perintahku."

"Aladin tidak pernah meminta kereta kuda. Dia senang sekali saat menggunakan karpet terbang.”

“Turuti perintahku atau,”

“Atau apa?”

“Aku akan memasukkanmu ke dalam kendi lagi, lalu menguburkannya di dalam lubang yang sangat dalam!”

“Hah! Jangan Ratu Shioban.”

Shioban tertawa. Akhirnya dia bisa menakhlukkan jin kendi yang baru ditemukan dekat sumur tua yang ada di belakang rumahnya.

***

“Ayo jalan!”

“Kemana Ratu?”

“Kepesta kerajaan dong Jin. Malam ini aku akan jadi Shioban si Ciderella dengan kereta kuda!”

“Ingat, jam dua belas malam Ratu harus pulang!”

“Hei, kenapa? Bukankah Ciderella bisa pulang pagi?”

“Ingat janjimu Ratu!”

***

Shioban duduk sendiri di kereta kudanya. Dia masih mengingat pesta dansa semalam bersama pangeran. Seperti cerita yang sudah-sudah, saat jam dua belas malam, Cinderella berlari dari pangeran. Sayang, sepatu kaca yang dia kenakan lupa untuk dilepaskan.

“Hai Shioban, melamun saja! Tumben benar hari minggu ini mau ikut, biasanya juga memilih tidur dan malas-malasan di rumah,” goda Shiomay kakaknya.

Ayah yang melihat kedua anak gadisnya hanya tersenyum penuh rahasia.

“Sudahlah, Ayah ayo let’s go!” seru Shioban sambil melirik kendi disampinya.

Pada hari minggu ku turut ayah ke kota
Naik delman istimewa ku duduk di muka
Ku duduk samping pak kusir yang sedang bekerja
Mengendarai kuda supaya baik jalannya
Tuk-tik-tak-tik-tuk tik-tak-tik-tuk tik-tak-tik-tuk
Tuk-tik-tak-tik-tuk tik-tak suara s’patu kuda

Monday Flashfiction

Happiness Theory

Novel By Arbie Sheena

Ngikik banget gara-gara notes FB yang saling ngetag Giveaway Happiness Theory milik si Mbak Arbie Sheena. Kalau kemarin yang sempat kena tag, pasti pada ngakak :uhuk . Gimana ya? Wong malem itu deadline :smile . Pokonya, kmarin itu heboh deh :hepi .


Nah, kali ini ceritanya aku mau maraton gara-gara postingan Teh Nchie yang berjudul Happiness Theory . 

Teori kebahagiaanku:

Kerjakan sesuatu dengan hati, niscaya kita akan menemukan kebahagiaan di dalamnya. Ketika kita bahagia, maka cinta dan kesuksesan akan datang dengan sendirinya. Kita tidak perlu merasakan sukses dahulu baru bahagia, tapi dengan bahagia maka kita akan sukses. Percaya atau tidak, rasa itu menular. Jika kita selalu bahagia, maka semua yang ada disekitar kita akan merasa bahagia. Apa sih yang terpenting dalam hidup kita? Uang? Harta? Tahta? Wanita, pria? Bukankah kebahagiaan itu jauh lebih penting? Karena dengan bahagia, kita akan mendapat segalanya  .
~Jiah Al Jafara


Eh tapi, setelah baca postingan Teh Nchie, aku jadi mikir. Kok bahagia itu pakai teori segala ya? Kenapa ngga langsung praktek aja? Tapi toh, yang namanya ilmu memang kudu ada teorinya. Walaupun saat praktek dilapangan hasilnya ngga sama dengan teori, bukanlah suatu masalah. Hidup ini kan berkembang. Semua bergerak maju bukan mundur. Emangnya situ undur-undur kok jalan mundur?


Bumi aja berputar ke depan ngga pernah berhenti sejenak untuk mundur. Dalam teori sekolah pun, dulu begini sekarang begitu. Semua berubah sesuai tuntutan jaman dan global warming #ApaanSihIni? :uhuk .


Karena bahagia itu sederhana, kita semua berhak bahagia. Menelisik lagi, bahwa hakikat kebahagiaan adalah bersyukur dengan segala yang Dia berikan kepada kita. Biarpun kita-kita yang ngetag sama sekali ngga ada yang menang versi dewan juri, paling ngga hari ini dan kemarin-kemarinnya lagi dan dimasa depan, kita memutuskan untuk bahagia [RZ Hakim]. Karena kita sadar, Bahagia itu kamu [Sari Widiarti]. Saat kamu, kita bisa berbagi dengan orang lain. Berbagi tertawa berbagi bahagia :smile .


Bagaimana dengan teori kebahagiaanmu?

Rumahku Surgaku

Source
Rumah, aku belum punya rumah sih, tapi aku ingin segera punya. Maksudnya? Aku ingin segera punya rumah dengan suamiku :smile . Bagiku, rumah adalah zona paling nyaman sedunia. Aku bisa ngumpet, bisa santai, bisa gila-gilaan, dan semuanya ada di rumah. Ibarat kata, Rumahku surgaku. Kenapa begitu? Alasannya simple aja sih. Rumah bukan hanya tempat istirahat, tetapi tempat kita mengukir sejarah.


Rumah impianku itu sebenarnya ngga perlu besar, sederhana saja sih. Mungkin hanya beberapa ruangan, tergantung nanti aku punya anak berapa. standarnya rumahlah. Yang jelas harus ada kamar, ruang tamu, dapur dan kamar mandi. Di depan rumah nanti aku akan buat taman bunga atau apotek hidup. Biar deh halaman ngga terlalu luas, yang penting nanti ada pohon di depannya. Oh iya, nanti aku akan reques suamiku supaya membuatkanku perpustakaan pribadi. Tentu saja ruangan itu tidak usah terlalu besar yang penting bukunya banyak, hehehe. Lalu posisi rumahku dimana dong? Entahlah, lagi-lagi tergantung suamiku nanti. Pokoknya terserah dia mau ngajak aku aku tinggal dimana. Aku mah oke-oke sajalah.



Hei, rumah itu istana kita. Kita membangunya dengan hati untuk kebahagiaan kita nanti. Sebenarnya sih lebih enak beli rumah dari pada membuatnya dari nol. Tapi itu semua tergantung situasi dan kondisi. Banyak rumah dijual dengan harga bervariasi. Mau murah, mahal ada kok. Mau posisi dimana saja tinggal search di google dan semua beres. Jangan lupa untuk jeli dalam memilih rumah. Mumpung masih hidup, bukankah lebih baik memilih rumah yang nyaman dan membangun kebahagiaan di dalamnya? Kenapa? Karena jika rumah masa depan kita sudah terbuka, kita tidak bisa memilih ukurannya. Paling hanya muat sebadan saja. Bukankah begitu?