Jiah My Id

The Power of Anak Kampung

Powered by Blogger.

Berani Cerita #25 Prompt #23 : Nay

Nay duduk membisu di dekat tangga menuju balkon. Sejak kemarin perempuan itu mendiamkanku. Sekarang Nay sensitif. Aku merindukan Nay yang ceplas-ceplos, selalu menentang perkataanku, selalu mengungkapkan apa yang dia mau. Tapi sekarang, no!

"Nek, sini!" kataku.

"Ogah!"

Aku tersenyum kecut. Kuturuni anak tangga untuk menemuinya.

"Ada apa sih? Kok diemin Kakek?" tanyaku sambil mengalungkan lenganku di pundaknya.

"Ada apa?" tanya Nay kemudian melemparkan kalender yang sejak tadi ada dalam pelukannya.

Source + ngedit love dikit
Kuamati kalender yang Nay lempar. Sejak kapan Nay punya kalender ini? Tunggu, ada tanda merah menyala di 18 september.

"Cuma gara-gara kalender ini? Ya ampun Nek!"

"Cuma? Hih! Hari ini Nay mau nginep di rumah Tya, titik!"

"Kalo Nenek ke rumah Tya, nanti malam kakek tidur sama siapa?"

"Tidur aja sama guling!"

Nay beranjak, kutarik pergelangan tangannya.

"Nay!" kataku lembut.

"Apa Vin?"

"Kita bukan ABG lagi. Tya saja usianya sudah 25 tahun. Dia sudah menikah."

"Trus?"

"Kamu ngga kangen pacaran sama aku? Kita sekarang bisa berdua lagi." godaku.

Nay melotot,

"Jangan bercanda!" katanya.

"Kok bercanda sih Nek?"

"Fine!"

Gerakan Nay memaksaku melepaskan tangannya. Kutarik tubuhnya hingga wajah kami benar-benar tak berjarak. Kukecup bibir Nay lembut.

"Kita bukan ABG lagi." kata Nay melepaskan bibirnya dari bibirku. Wajahnya merah bersemu. Aku tahu, dia malu.

"Makanya jangan ngambek. Masa udah punya cucu masih diem-dieman? Ntar keriputnya nambah lho!"

"Nyindir? Udah nenek-nenek juga."

"Ya meskipun kamu sudah nenek-nenek, keriput, beruban, kamu tetep Nay yang Vino cintai. Biarpun panggilanmu berubah dari Nay jadi Bunda terus Nenek. Kamu tetep Nay yang nyebelin, tapi Vino suka. Selamat ulang tahun pernikahan kita ya!"

"Telat tau! Kemarin ke mana?"

"Pikun ya? 18 september hari ini."

Kutunjukkan wallpaper HP milikku. Nay tersenyum memandangku.

Source + Editan pake kata-kata sendiri
"Makasih ya?"

"Iya. Tapi Nay, aku bohong soal tanggal itu."

"Nay tau."

"Terus?"

Kukedipkan mataku dengan genit.

"Jangan di sini, malu!"

Aku tahu, dia juga mau.

***
MFF - BC


Notes :
Ngga ngetwist, lalala :uhuk . Lagi pengen ngegombal gembel ala kakek - nenek yang masih falling in love :luph

Berani Cerita #24 : Andra

Vivienne menatapku dengan mata yang basah. Untuk waktu yang lama kami berpelukan tanpa kata-kata.

"Ada apa sih?"

Vivienne masih sesenggukan. Sambil menatapku dia membuka suara,

"Huaaaaaa!!! Andra mati!"

"Andra? Andra...,"

"Iya. Andra yang itu."

"Astaga! Beneran?"

"Iya. tadi aku baca, statusnya mati. Aku nangisin dia sampe tembem ini."

Sial. Si Andra pake mati ngga bilang-bilang lagi. Aku kan belum jawab tembakannya.

"Trus, dia matinya kenapa?" tanyaku.

"Dia kecelakaan mobil. Mobil yang dia kendarai ditabrak dari belakang trus guling-guling gitu, hiks,"

Sejak kapan Andra pakai mobil? Bagusan dia naik Vespa.

"Terus ya, aku kan baru aja jatuh cinta sama dia. Sakit aku, sakit." sambung Vivienne.

Hih! Katanya hanya aku cewek yang ada di hatinya. Kok bisa-bisanya buat Vivienne jatuh cinta? Dasar Andra PHP!!!

"Kamu sudah layat ke rumahnya?"

"Layat? Gimana layatnya?"

"Lho? Andra kakak kelas kita itu kan? Yang kamu kenalin ke aku itu?"

"Hih! Bukan Andra itu. Andra itu mah aku ngga doyan!"

"Trus, Andra yang mana?"

"Kamu lupa ya? Itu lho Andra suaminya Ariel cerbung X nya Mbak Annesya yang sering aku ceritain itu. Kamu katrok ih!"

Kulempar boneka Teddy Bear milikku. Bisa-bisanya aku pikir Andra serius mati. Ternyata cuma cerbung! Gila!!!



Notes :
Andra merupakan tokoh utama dalam cerbung X nya Mbak Annesya. Hasil reviewku X dan Say Goodbye to X. Ini FF curhatan hihih :uhuk

Prompt #22: Bloating of Boat

"Yudi! Kok masih di rumah?" tanya Rina tetanggaku.

"Emang kenapa Mbak?"

"Ngga ke Pantai Kartini? Ada kapal terbalik!"

Aku berlari menyambar helm dan kunci motorku. Aku menghubungi Dibah tapi nihil. Astaga Dibah! Apa kau baik-baik saja?

***

"Kita 20 kali lebih nonton Titanic. Masih mau nonton juga?"
"Gimana ya Beb, aku suka. Kapalnya itu, indah banget. Kok bisa ya besi segede itu ngapung-ngapung di laut? Menakjubkan!"

Credit
"Ada teori fisika yang digunakan"

"Ah kamu. Besok kita ke Karimunjawa ya? Kita naik kapal terus praktekin adegan Titanic itu ya?"

"Males!"

"Kenapa?"

"Males aja!"

"Jahat!"

"Emang!"

"Hih!!!"

***
Dibah, di mana?
Pantai 
Mau naik kapal?
Iya. Tapi ongkos ke Karimunjawa melonjak. Ramai Larung Kerbau, wisatawan membludak
Aku bilang apa 
Emang kamu bilang apa?
Males 
Tapi aku dah di pantai Kartini mau naik kapal penyeberangan ke Pulau Panjang. Bye!
Dibah, bawa pelampung bebek. Kamu ngga bisa renang :D
Dibah
Dibah
Tidak ada balasan.

***

Melewati ratusan orang di pintu masuk, akhirnya aku berhasil menerobosnya. Aku harus memastikan Dibah baik-baik saja. Aku terus menghubunginya. Kumaki diriku sendiri yang membiarkannya pergi.


Semua orang tumpah ruah di pinggir pantai. Aku melihat ke arah pantai yang lalu lalang kapal entah untuk mengevakuasi korban atau apa. Ya Tuhan, jaga Dibah. Jangan ambil dia dariku. Lebih dari satu jam aku mencarinya seperti orang gila.

Ini nama-nama korban meninggal perahu tenggelam di Jepara
Credit
Aku terduduk di pinggiran pantai. Kepalaku berdenyut, sakit tapi hatiku jauh lebih. Dibah!

"Beb!"

Aku berbalik, Dibah.

"Hai!" ucapnya lagi.

Aku memeluknya erat. Terimakasih Tuhan.

"Bodoh!"

Dia melepaskan pelukanku.

"Kau yang bodoh."

"Jelek! Ke mana saja?"

"Kau yang jelek. Aku nurutin apa katamu."

"Kataku?"

"Aku nyari pelampung bebek tau. Gila! Ngga ada yang mau nyewain!"

"Kenapa tidak balas SMSku?"

"Batreku habis." ucapnya memperlihatkan giginya yang rata.

Aku menariknya ke dalam pelukanku.

"Gadis bodoh! Pelampung itu untuk bayi. Tetaplah jadi Dibah bodoh yang selalu kucintai."

***

MFF

Notes:

Dibah merupakan salah satu korban meninggal dari tragedi terbaliknya kapal di Jepara pada tanggal 15 Agustus kemarin. Aku ngga kenal dia, tapi dia merupakan adik kelas tetanggaku dan tetangga teman kerjaku. Bukan aku ngga prihatin atas korban meninggal dengan menghadirkan ending bahagia. Aku menceritakannya di post kemarin. Hanya saja, yang namanya rasa itu menular. Semua orang merespon dengan kesedihan atas kejadian itu. Aku fikir, sebagian orang lain juga merasa lega karena mendapati keluarganya selamat termasuk aku. Kakakku juga ikut naik kapal ke Pulau Panjang. Ada was-was tapi ternyata dia baik-baik saja karena dia naik kapal yang berbeda. Mari kita berdoa untuk mereka para korban dan keluarganya, amin.


UPDATE :
FF ini terpilih di MFF bok :hepi . Bagusan yah judulnya diganti Mencari Dibah :smile