Jiah My Id

The Power of Anak Kampung

Powered by Blogger.

Prompt #24 : Bintang Top

Jantungku seolah berhenti berdetak. Sial! Lelaki itu, kenapa bisa sampai di sini? Kulepaskan sepatu hak tinggiku. Perlahan, aku berjinjit, mengendap-endap seperti maling masuk dari pintu belakang kontrakanku. Jangan sampai dia menemukan keberadaanku di sini. Bisa gawat!

"Hayo!"

"Astagfirullah! Kamu ngagetin aku aja Sin." ucapku mengelus dada.

"Lha kamu sendiri ngapain ngendap-endap dari pintu belakang?"

"Ada depkolektor di depan. Serem ih!"

"Ngawur kamu Ti. Ganteng gitu di bilang serem." jawab Sinta manyun.

"Serem ih! Liat ototnya segede itu, mules tau!"

"Lu yang gak gaul Ti. Ngga tau bintang top? Mas Agung tuh artis yang sedang naik daun! Dasar Uti katrok!"

"Dia artis? Naik daun? Ulet ijo dong?"

"Hih. Pokoknya Ayem folling in lope sama Mas Agung!"



"Terus gue harus bilang wow! Gitu?"

"Mbuh ah! Bilang aja kamu sirik ngga jadi pacarnya artis. Ngaku?"

"Hih! Ngga sama sekali ya."

"Lha terus?" tanya Sinta penasaran.

Ngga mungkin Sin aku bilang, Mas Agung yang berotot itu mantanku. Dia norak tau! Tiap hari namaku disebut dalam lagunya.


Tegangan cinta tak dapat dihindar lagi
Kala ku coba menyapamu....


"Astuti!" teriak Sinta.

Kubekap mulut Sinta. Mati aku kalau sampai Mas Agung mendengar nama itu.

***

MFF

Bukan Reuni Colongan

Sore kemarin 2 September aku pulang ke rumah. Niatnya mau kondangan ke rumah teman perempuan jaman MTsN dulu yang menikah dengan keponakan Kiyaiku. Sebenarnya ngga masalah kalau aku ngga datang. Cuma rada ngga enak sama Ibunya mempelai pria yang memang sudah kenal baik dengan mereka.


Jam empat OTW ke rumah. Di jalan berasa aneh, kok jalannya beda? Lebih jelek dari jalan biasanya? Jangan-jangan... :uhuk


Kuperhatikan nama-nama plang yang kulewati. Nah lho, salah jalur. Dasar akunya jaim, langsung deh aku puter balik ke asal mula jalan yang kulewati. Sebenarnya akan jauh lebih mudah kalau aku pulang lewat jalan raya. Mengingat sore hari itu ramai dan rawan, akhirnya aku pilih jalan pintas lewat jalan desa.


Alhamdulillah selamat akunya sampai rumah :smile . Sampai rumah, cek paket ini itu. Alhamdulillah paket hadiah kuis Cinta Bolang yang kemarin dikirim sudah sampai. Yang lebih keren, temannya mbakku yang juga kukenal nikah juga di hari itu. Wuih, riweh pisan :smile .

Hadiah Cinta Bolang
Ba'da magrib kondangan ke desa Swawal tempat temannya Mbakku itu sama Kakakku. Bused, lewat sungai gelap gulita di mana aku pernah fajar-fajar nyungsep di sana tanpa ada yang nolong. Bismillah, Kakaku yang kaya Valentino Rossi berhasil lewat pulang pergi dengan selamat.


Isyak tik tok, langsung cabut ke Desa Kecapi tempat mempelai perempuan. Namanya Nila, cantik dia :smile . Selain ketemu Nila, aku juga ketemu banyak teman jaman bahula. Mereka tambah cantik, yang cowok tambah tinggi-tinggi :uhuk . Wes ngobrol bentar sama mereka sambil say hallo. Wes koyo reuni :uhuk . Sempat jepret foto, cuma pake HP temen. Maklum, HPku masih opname di Semarang. Semoga dia cepat sembuh, amin :smile .


Habis dari Desa Kecapi, cabut ke Desa Bawu di mana aku mengahbiskan 6 tahun sekolah di sana. Di rumah mempelai pria itu ketemu teman-teman, adik kelas lama, tapi porsinya ngga terlalu banyak. Aku juga turut berbahagia atas pernikahan mereka. Doa kami, semoga mereka mejadi keluarga sakinah mawaddah wa rahmah, amin.


Pesan moral


Pesan moral apaan? Yang jelas aku senang karena ada beberapa teman dekat yang masih suka manggil aku dengan potongan namaku. Setelah sekian tahun, nama itu yang masih menancap di otak mereka. Hanya nama desa, bukan nama Jiah Al Jafara dan aku suka. Mereka juga menghawatirkanku. Katanya, kok aku berani pulang ke rumah sendirian pakai motor? Lha emang ada apa coba? Bukankah artinya mereka peduli?


Ini memang semacam Reuni Colongan tapi Bukan Reuni Colongan. Jelas aku ingin bertemu mereka semua, reuni secara resmi. Mereka yang saat ini masih sibuk kuliah. Mereka yang sibuk bekerja. Mereka yang mengurusi bisnis orang tuanya. Mereka yang sudah berkeluarga. 


Pertenyaannya, kapan? Masihkah aku-kita ada usia untuk bertemu, menjalin silaturakhim kembali? Semoga

Telat

Jam seolah berhenti bergerak. Antara rindu, cinta dan harapan kini merekah menjadi satu. 

Para undangan sudah memenuhi ruangan. Penghulu dan semua keluarga calon suamiku sudah datang. Mataku menjelajah ke segala arah. Sudah waktunya akad nikah, tapi kenapa Yusuf belum juga datang? Semoga tidak terjadi apa-apa dengannya.


Aku melihatnya sedikit tergesa saat mengetuk pintu. Matanya beredar ke segala arah hingga mata kami bertemu. Kutundukkan pandangan mataku.


Setelah beberapa menit, dengan mantap Yusuf menjabat tangan Ayah.


"Sah"


Doa menggema. Kelegaan memenuhi relung hatiku. Aku melihat gerak tubuhnya. Aku yakin Yusuf juga merasakan hal yang sama.


“Yusuf, mau kemana?” tanyaku sebelum dia beranjak pergi.
“Aku, aku mau keluar sebentar. Aku banyak berkeringat, lagi pula disini tidak ada AC.”
“Maaf sudah merepotkanmu, rumahku ini memang tidak ada AC. Terimakasih atas bantuannya ya. Aku tidak akan melupakan kebaikanmu ini.”
“Iya sama-sama, bolehkan aku keluar sebentar?”
“Iya silakan.”


Yusuf pergi bersama rasa cinta ini. Harapan kehidupan baru. Kelegaan karena dia yang mengqobulku meskipun itu hanya perwakilan qobul Fathi kakaknya yang sedang berjuang di Afganistan yang kini sah menjadi suamiku.


Notes :
Ini Telat versi ceweknya yaaa. Versi cowok ada dimari :smile
FF ini juga diikutkan Quiz GA berhadiah novel A Cup of Tarapuccino
Jawaban akad nikahnya di mari Qobul Yang Diwakilkan

Jodoh

Cinta Pandangan Pertama. Mempelai wanita itu… Nay. Tersenyum bahagia, malu-malu dengan wajah memerah. Dia cinta pertamaku, cinta pada pandangan pertama saat aku dan dia berlari mengejar layang-layang putus saat masih SD. Manis, sederhana, mata belo, celana butut dan aku suka.

Source + Editan
Aku memandangnya, masih tak percaya dia yang jadi mempelai wanitanya. Mata kami kini saling bertemu, aku menunduk malu. Dia menghampiriku.


"Vino!"

"Nay...."

"Aku hampir ngga percaya dengan semua ini!" katanya dengan riang.

"Aku juga Nay. Seperti mimpi saja."

"Setelah kamu menghilang sekian lama, akhirnya kita bertemu juga."

"Iya."

"Kamu percaya jodoh, kan, Vin?"

"Tentu saja Nay. Vino percaya, kita memang ditakdirkan berjodoh."

"Gue suka gaya lu Vin!" ucap Nay sambil memelukku.

"Ih bused. Malu Nay dilihat orang!"

"Ngga papa. Aku ngga peduli!"

"Kamu itu ngga sabaran banget!"

"Egp tau!"

Dengan PD Nay menggandeng tanganku, mengenalkan kesemua orang siapa diriku, Vino. Aku hanya tersenyum malu melihat antusiasme Nay.


Aku masih terngiang kata-kata Ibu. Cinta pandangan pertama memang benar adanya. Kata Ibu, itu artinya jodoh. Aku pergi berlayar jauh menyeberangi pulau. Ternyata, apa yang Ibu bilang itu benar adanya. Jodoh itu tidak akan lari ke mana. Dia akan bertemu, pasti. 


Aku melihat Nay lagi. Wajahnya memancarkan cahaya. Akhirnya aku dan dia bertemu juga di pelaminan. Nay mempelai wanitanya dan aku tamu undangannya. 

***

RT @nafriyrrah: CINTA PANDANGAN PERTAMA. Mempelai wanita itu…

NGASIH HADIAH: SEPTEMBER BAHAGIA by harryirfan

Notes :
Inspirasi dari Sini :uhuk

Perubahan

Ngikik Ingat FF Nay yang kutulis kemarin. Geje gila bayangin fase perubahan hidupku dari anak-anak ke remaja trus sekarang kayanya agak dewasa dan akhirnya nanti menikah. Kapan? Nanti :smile #DoaKenceng


Setelah menikah, jelas kita kudu berubah menjadi lebih baik. Perubahan dari gadis single, jadi istri, jadi ibu, jadi nenek :omg ngga bisa bayangin.


Apalagi saat mantengin foto keponakan yang memakai baju sama saat tahun 2011 dan sekarang tahun 2013 diusianya yang sudah lima tahun.





Bisa lihat perubahannya? Lala dengan rambut tipis berubah menjadi Lala dengan rambut agak kribonya hihihi :uhuk . Yang jelas, dia masih aku semprong buat Demam Korea chibi-chibi tapi tetap face pribumi Indonesia.

Kita sekarang adalah kita di lima tahun yang lalu

Perubahan ada fasenya begitu pula denganku. Awalnya ngga percaya, bahwa aku sekarang adalah aku lima tahun yang lalu. Tapi setelah beberapa hal yang kulalui seperti dejavu.


Lima tahun lalu, aku kelas XI MAN. Aku ingat betul, dalam periode ini aku menjadi pembangkang. Sering pergi malam karena ikut pementasan teater [Anak belakang panggung]. Aku sering dihukum di depan kelas karena belum hafal beberapa materi pelajaran. Aku yang mulai pacaran dan melakukan hal-hal bodoh. Aku yang sering telat masuk sekolah. Yah, nilai sekolah terjun payung.


Aku lima tahun yang lalu adalah seorang yang tidak ingin dikekang, bebas semauku sendiri. Aku yang egois, aku yang menggebu dengan apa yang kumau.


Kenyataannya sekarang tidak jauh beda. Ternyata apa yang kulakukan lima tahun lalu 11-12 dengan sekarang ini. Aku yang menggebu dengan keinginanku. Berusaha percaya diri untuk mendapatkan apa yang aku mau.


Bedanya, aku bukan pelajar lagi harus lebih dewasa menghadapi berbagai kendala hidup. Bedanya, aku tidak punya niat untuk pacaran lagi. Bedanya, usia sudah kepala dua. Bedanya.... 


Intinya sih, kita harus berubah menjadi lebih baik. Jaman aja berubah dari lampu teplok jadi philip. Perubahan tidak serta merta terlihat buruk. Tinggal kita, bagaimana memandang perubahan itu. Kamu masih ngotot ngga mau berubah?


Ingat lho! Apa yang kita lakukan hari ini membawa dampak besar pada kehidupan kita di masa yang akan datang :smile

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang mengubah apa apa yang pada diri mereka ” QS 13:11

Berani Cerita #25 Prompt #23 : Nay

Nay duduk membisu di dekat tangga menuju balkon. Sejak kemarin perempuan itu mendiamkanku. Sekarang Nay sensitif. Aku merindukan Nay yang ceplas-ceplos, selalu menentang perkataanku, selalu mengungkapkan apa yang dia mau. Tapi sekarang, no!

"Nek, sini!" kataku.

"Ogah!"

Aku tersenyum kecut. Kuturuni anak tangga untuk menemuinya.

"Ada apa sih? Kok diemin Kakek?" tanyaku sambil mengalungkan lenganku di pundaknya.

"Ada apa?" tanya Nay kemudian melemparkan kalender yang sejak tadi ada dalam pelukannya.

Source + ngedit love dikit
Kuamati kalender yang Nay lempar. Sejak kapan Nay punya kalender ini? Tunggu, ada tanda merah menyala di 18 september.

"Cuma gara-gara kalender ini? Ya ampun Nek!"

"Cuma? Hih! Hari ini Nay mau nginep di rumah Tya, titik!"

"Kalo Nenek ke rumah Tya, nanti malam kakek tidur sama siapa?"

"Tidur aja sama guling!"

Nay beranjak, kutarik pergelangan tangannya.

"Nay!" kataku lembut.

"Apa Vin?"

"Kita bukan ABG lagi. Tya saja usianya sudah 25 tahun. Dia sudah menikah."

"Trus?"

"Kamu ngga kangen pacaran sama aku? Kita sekarang bisa berdua lagi." godaku.

Nay melotot,

"Jangan bercanda!" katanya.

"Kok bercanda sih Nek?"

"Fine!"

Gerakan Nay memaksaku melepaskan tangannya. Kutarik tubuhnya hingga wajah kami benar-benar tak berjarak. Kukecup bibir Nay lembut.

"Kita bukan ABG lagi." kata Nay melepaskan bibirnya dari bibirku. Wajahnya merah bersemu. Aku tahu, dia malu.

"Makanya jangan ngambek. Masa udah punya cucu masih diem-dieman? Ntar keriputnya nambah lho!"

"Nyindir? Udah nenek-nenek juga."

"Ya meskipun kamu sudah nenek-nenek, keriput, beruban, kamu tetep Nay yang Vino cintai. Biarpun panggilanmu berubah dari Nay jadi Bunda terus Nenek. Kamu tetep Nay yang nyebelin, tapi Vino suka. Selamat ulang tahun pernikahan kita ya!"

"Telat tau! Kemarin ke mana?"

"Pikun ya? 18 september hari ini."

Kutunjukkan wallpaper HP milikku. Nay tersenyum memandangku.

Source + Editan pake kata-kata sendiri
"Makasih ya?"

"Iya. Tapi Nay, aku bohong soal tanggal itu."

"Nay tau."

"Terus?"

Kukedipkan mataku dengan genit.

"Jangan di sini, malu!"

Aku tahu, dia juga mau.

***
MFF - BC


Notes :
Ngga ngetwist, lalala :uhuk . Lagi pengen ngegombal gembel ala kakek - nenek yang masih falling in love :luph

Berani Cerita #24 : Andra

Vivienne menatapku dengan mata yang basah. Untuk waktu yang lama kami berpelukan tanpa kata-kata.

"Ada apa sih?"

Vivienne masih sesenggukan. Sambil menatapku dia membuka suara,

"Huaaaaaa!!! Andra mati!"

"Andra? Andra...,"

"Iya. Andra yang itu."

"Astaga! Beneran?"

"Iya. tadi aku baca, statusnya mati. Aku nangisin dia sampe tembem ini."

Sial. Si Andra pake mati ngga bilang-bilang lagi. Aku kan belum jawab tembakannya.

"Trus, dia matinya kenapa?" tanyaku.

"Dia kecelakaan mobil. Mobil yang dia kendarai ditabrak dari belakang trus guling-guling gitu, hiks,"

Sejak kapan Andra pakai mobil? Bagusan dia naik Vespa.

"Terus ya, aku kan baru aja jatuh cinta sama dia. Sakit aku, sakit." sambung Vivienne.

Hih! Katanya hanya aku cewek yang ada di hatinya. Kok bisa-bisanya buat Vivienne jatuh cinta? Dasar Andra PHP!!!

"Kamu sudah layat ke rumahnya?"

"Layat? Gimana layatnya?"

"Lho? Andra kakak kelas kita itu kan? Yang kamu kenalin ke aku itu?"

"Hih! Bukan Andra itu. Andra itu mah aku ngga doyan!"

"Trus, Andra yang mana?"

"Kamu lupa ya? Itu lho Andra suaminya Ariel cerbung X nya Mbak Annesya yang sering aku ceritain itu. Kamu katrok ih!"

Kulempar boneka Teddy Bear milikku. Bisa-bisanya aku pikir Andra serius mati. Ternyata cuma cerbung! Gila!!!



Notes :
Andra merupakan tokoh utama dalam cerbung X nya Mbak Annesya. Hasil reviewku X dan Say Goodbye to X. Ini FF curhatan hihih :uhuk