Jantungku seolah berhenti berdetak. Sial! Lelaki itu, kenapa bisa sampai di sini? Kulepaskan sepatu hak tinggiku. Perlahan, aku berjinjit, mengendap-endap seperti maling masuk dari pintu belakang kontrakanku. Jangan sampai dia menemukan keberadaanku di sini. Bisa gawat!
"Hayo!"
"Astagfirullah! Kamu ngagetin aku aja Sin." ucapku mengelus dada.
"Lha kamu sendiri ngapain ngendap-endap dari pintu belakang?"
"Ada depkolektor di depan. Serem ih!"
"Ngawur kamu Ti. Ganteng gitu di bilang serem." jawab Sinta manyun.
"Serem ih! Liat ototnya segede itu, mules tau!"
"Lu yang gak gaul Ti. Ngga tau bintang top? Mas Agung tuh artis yang sedang naik daun! Dasar Uti katrok!"
"Dia artis? Naik daun? Ulet ijo dong?"
"Hih. Pokoknya Ayem folling in lope sama Mas Agung!"
"Terus gue harus bilang wow! Gitu?"
"Mbuh ah! Bilang aja kamu sirik ngga jadi pacarnya artis. Ngaku?"
"Hih! Ngga sama sekali ya."
"Lha terus?" tanya Sinta penasaran.
Ngga mungkin Sin aku bilang, Mas Agung yang berotot itu mantanku. Dia norak tau! Tiap hari namaku disebut dalam lagunya.
Tegangan cinta tak dapat dihindar lagi
Kala ku coba menyapamu....
"Astuti!" teriak Sinta.
Kubekap mulut Sinta. Mati aku kalau sampai Mas Agung mendengar nama itu.
***
MFF