Jiah My Id

The Power of Anak Kampung

Powered by Blogger.

Liburan (Part 4)


Yang namanya tidur sambil duduk aku biasa. Tapi duduk di bus berjam-jam itu luar biasa, mana dinginnya tuh AC. Beberapa kali terbangun saat tidur, tapi berusaha tidur lagi. Sampai Banyuwangi 29 November 2013 berhenti untuk solat subuh. Karena aku nggak solat, aku bobok lagi. Gerimis mengundang, dingin banget.


Bangun tidur tahu-tahu sudah busnya sudah naik kapal feri :omg . Harusnya, saat bus naik kapal, semua penumpang turun dan naik kapal yang bagian atas. Berhubung gerimis mengundang, aku narik selimut nggak turun. Lihat dermaga dari kaca Bus. Ombak laut juga tidak terlalu besar. Ambil makanan, sarapan pagi sambil update status twitter.



Kurang lebih satu jam kapal menyebrangi laut menuju Bali. Akhirnya sekitar jam 7 sampai juga di pelabuhan Jembrana Bali :uhuk . Huaaa~ mimpi apa bisa menghirup udara Bali??? :omg . Bus mulai turun dari kapal feri. Bus berjalan ke luar. Sekeliling pelabuhan penuh patung. Beneran pulau Dewata :uhuk .


Bus berjalan dan harus melewati pemeriksaan penumpang. Pak supir dan kawanannya ngasih tahu bahwa kita -Semua penumpang- mempersiapkan TKP dan turun melewati pemeriksaan.

Injakkan pertama di Bali

Pelabuhan Gili Manuk Jembrana, Bali
Burem karena hujan atau kameranya ya? :uhuk


Sedikit becek karena masih gerimis. Kemarin-kemarin Mas Ari Tunsa bilang Bali jarang hujan. Eh waktu aku datang disambut dengan hujan. Jadi terharu :hwa . Setelah mengambil KTP, turun mengikuti para lelaki. Melewati petugas, dilihat muka cantikku :shy . Jalan lagi ke bus. Ternyata aku yang paling akhir masuk :uhuk . Ish ada bapak-bapak geje bilang gini,


“Anak kecil ke Bali sendiri, emang sudah punya KTP?”


Hello! Aku sudah 21 tahun tahu :jiah :smile .

Liburan (Part 3)



Oke lanjut cerita tentang liburan kemarin ya :smile .


Ketika hampir semua blogger heboh dengan rencana ke BN - Blogger Nusantara, aku sendiri hebring ngurusin persiapan ke Bali . Semua persiapan tiket, voucer, makanan, minuman, obat, buku, baju untuk ke Bali sudah oke.  Ada satu hal penting lain yang harus kulakukan sebelum ke Bali. Apa itu? :smile . 


Aku menghubungi blogger Bali atau yang berdomisi di Bali. Mau kopdar? Ngarepnya gitu :uhuk . Ada Mas Ari Tunsa, Mas Gandi, sama Mbak Ayu Itik Bali. Aku minta nomor HP mereka semua :uhuk . Sebenernya alasan yang paling masuk akal adalah biar aku bisa minta bantuan mereka kalau-kalau aku hilang saat di Bali, huahahah :uhuk . Mengingat masa lalu *Halah :wek waktu main ke rumah Mbak Susi, ambil tiket di terminal yang Jepara sendiri aja kesasar :shy *Peluk Mbak Erry yang juga hobi kesasar *Tos :hai :uhuk .


Oke, mari kita let’s go!


Setelah makan de el el, jam satu siang 28 November 2013 aku diantar Bapak ke terminal. Sampai di sana, anak Bapak dan Bu e ini -aku- ngobrol geje sama Mbak yang jual tiket. Setelah bus datang, aku pamit sama Bapak. Pukul 14.15 WIB, bus berangkat. 





Aku mendapat tempat duduk no 24. Karena nomor 23-24 masih kosong, maka aku milih dulu yang di dekat jendela. Banyak hal yang bisa dilihat dari jendela :uhuk . Oh iya, kemarin aku belum ngasih alasan kenapa milih naik bus :smile . Selain karena lebih murah meskipun perjalanannya sangat lama, aku juga terobsesi untuk naik kapal :uhuk .


Meskipun Jepara itu daerah laut, aku sama sekali belum pernah naik kapal :smile . Dulu pas kecil pernah naik perahu, waktu ikut mancing Kakak juga naik perahu tapi perahunya diikat jadi gak sampai tengah laut :uhuk . Karena Kapooor *eh :uhuk begitu terobsesi dengan kapal sampai-sampai beberapa FF yang aku buat berbau laut dan kapal. Contohnya FF Bloating of Boat yang berubah jadi Mencari Dibah. FF terakhirku untuk MFF Idol Poem Stage juga sengaja milih puisi berjudul Air Laut yang Menerpa Wajah Kita karya Adimas Immanuel *jangan tanya siapa dia, aku juga nggak kenal :uhuk *ditimpukbuku . Kalau sudah bau laut gitu, aku kan jadi terinspirasi nan obsesi :uhuk .


Selama perjalanan aku sengaja jadi Sleeping Beauty. Tujuannya? Biar nggak mabok :mabok . Sampai Kudus, baru deh bangku sampingku terisi dengan sesosok laki-laki :hiks . Bodo amat, tarik selimut tidur lagi :smile .



Setelah sekian waktu, bus mulai penuh. Ternyata hanya aku yang jadi makhluk paling cantik di sana :omg . Jadi sepanjang perjalanan di bus aku cewek sendiri :hwa . Waktu agak sorean, tiba-tiba terbangun dan lihat patung kelinci. Oh my God! Itu si kelinci yang sudah sekian lama pengen aku lihat. Patung kelinci di kota dua kelinci, Pati . Sayang aku telat motret soalnya busnya jalan cepet banget. Kembali tidur deh :smile .


Bangun tidur lagi sekitar jam delapan malam. Waktu itu berhenti di daerah Tuban untuk makan malam dan solat. Dasarnya malas de el el, aku tidak turun untuk makan. Ngecek HP, SMS orang rumah dah sampai di Tuban. Tak lupa internetan juga, cek e-mail. Gila! Ada e-mail dari Host MFF Idol, Mas Harry Irfan. Katanya sih lebih baik di cek ulang FF yang aku kirim mumpung belum DL pengiriman. Tengok kanan kiri, nggak ada warnet. Aku pusing deh ya gara-gara nggak bisa ngedit FFku itu.



Sebelumnya, aku dorong-dorong kopernya bos, eh jadi ghost writers . Beberapa waktu juga aku menghindari yang namanya gendong-gendong tas. Percaya aja aku sama sugesti wekeke :uhuk . Aku sempat buat Prediksi Jitu Top tentang nasibku di MFF Idol.  Sebelum perjalanan ke Bali, mau tidak mau aku gendong tas ke sana, ke mari . Kembali tidur dengan perasaan gundah. Untuk FF yang kukirim itu, lagi-lagi kupanjatkan doa. Tapi tetap saja feelingku kurang bagus :hiks .

Prompt #32: Sinar Matanya

Kian mengaduk-ngaduk makanannya. Sejak tadi, belum satu sendok pun masuk ke dalam mulutnya.

“Riana hamil, aku harus menikahinya.” Kian membuka suara seolah mengerti keadaan sekitarnya.

“Kamu tidak akan pernah menikah dengan Riana.”

Dia menatapku tak mengerti. Mata kami saling memandang. Semenit kemudian Kian tahu apa yang tersirat di mataku. Mata biru lautnya mengiba, aku tak memperdulikannya. 

***

Bayi lelaki itu merangkak mendekatiku. Dia berhenti di beberapa langkah dari tempatku berdiri. Pandangan kami beradu. Kurasakan kedua matanya seperti sebilah pedang yang mengoyak-ngoyak pikiranku dan meminta pertanggungjawaban atas apa yang telah kulakukan.



“Sayang, lihat! Sepertinya bayi ini menyukaimu.” Riana bersorak menggamit lenganku.

“Benarkah?”

“Sungguh. Dari tadi aku memperhatikannya. Sejak pertama kali kita masuk, dia selalu menatapmu. Kita ambil dia saja ya!?”

“Kita lihat dulu bayi yang lain. Panti asuhan ini punya banyak bayi manis.”

Kutarik tangan Riana menjauhi bayi lelaki itu. Mata bayi itu masih mengawasiku. Aku menarik napas sejenak atas pertemuan tak terduga ini. Aku sudah mati-matian menjauhkannya dari Riana saat dia baru lahir. Tapi kini, bayi itu seolah tahu bahwa Riana adalah ibunya. Sinar mata itu menunjukkan segalanya. Sinar mata biru laut milik Kian, ayahnya yang juga kekasihku yang kubunuh sebelum menikahi Riana, yang kini menjadi istriku.


“Tulisan ini diikutsertakan dalam “Birthday Giveaway “When I See You Again” di blog: http://itshoesand.wordpress.com “

MFF